Telko.id – Salah satu yang diangkat dalam Huawei Analist Summit 2017 (11/4) adalah digital transformation yang dianggap sudah sangat perlu dilakukan oleh perusahan menuju digital.
“Digital transformation ini akan mengakselerasi dan mendorong modernisasi industri. Seperti industri finansial, transportasi, manufaktur dan pemerintahan. Semua itu tentu akan mengubah cara kita hidup dan bekerja,” kata Willian Xu, Executive Director of the Board, Chief Strategy Marketing Officer, Huawei.
William juga menambahkan bahwa “Estimasi kami, trafik data yang akan terbentuk secara global setiap tahun akan meningkat dan akan mencapai 180 ZB (Zetabytes) pada tahun 2025 atau sekitar 150 kali dibandingkan dengan tahun 2010”.
Pasalnya, digitalisasi industry akan memberikan benefit yang sangat besar. Termasuk peluang bisnis baru dan efisiensi yang akan dihasilkan oleh jutaan perusahaan. Proses ini juga tentu akan mempengaruhi dari bisnis Huawei dengan banyaknya permintaan pada digital infrastrukturnya. Mulai dari device, pipe atau jaringan dan cloud. Hal ini menunjukan betapa besarnya peluang di ICT industri ini.
Berdasarkan proyeksi dari Global Connectivity Index, pada tahun 2017 ini ICT akan menjadi ‘bahan bakar’ bagi pertumbuhan ekonomi dan cloud menjadi pendorong utamanya. Setidaknya setiap US$1 investasi di ICT infrastruktur akan menghasilkan pertumbuhan GDP baru sebesar US$3.
Itu sebabnya, perusahaan yang menggunakan ICT, tidak saja untuk mendukung system bisnisnya tetapi juga system produksi utama dan setiap system pembuat keputusan akan secara signifikan meningkatkan efisiensi dan inovasinya.
Namun, peningkatannya pada tahun 2025 akan jauh lebih besar lagi. “setidaknya pada 2025, setiap US$1 investasi di ICT infrastruktur akan menghasilkan US$5 ekstra GDP.
Dalam analisisnya GCI menunjukan ketika penetrasi fixed broadband mampu memperoleh value 10% dan 35% maka adopsi cloud juga akan melonjak secara signifikan. Lalu, ketika sebuah negara, level cloudification meningkat 3%, maka investasi di biga data analytic dan Internet of thing akan take off.
“Berdasarkan data tersebut maka kami merekomendasikan untuk perusahaan yang secepatnya melakukan investasi di cloud sebaik di broadband maka perusahaan tersebut juga akan memiliki pondasi yang kuat untuk pengembangan digitalnya,” kata William.
Untuk membantu industri menuju digital, Huawei pun harus mendigitalisasi juga proses penjualan dibisnis utamanya. Terlebih, layanan cloud akan menjadi pondasi untuk transformasi digital bagi operator telekomunikasi dan semua industri lainnya.
“Jadi, untuk merespon trend yang ada, Huawei sudah membentu Cloud Business Unit. Bahkan, kami akan melakukan investasi yang cukup besar untuk membangun ekosistem cloud,” kata William Xu.
Untuk menghadapinya, secara internal Huawei juga akan meningkatkan efisiensi dan kapasitas untuk inovasi dengan menjadi perusaaan digital. Setidaknya, perlu waktu 3 – 5 tahun untuk mengeksplorasi lebih jauh dari transformasi digital dan mengetahui aplikatif dari semua itu yang terbaik.
Secara eksternal, Huawei juga akan mendigitalisasi hubungan dengan partner dan mensosialisasikan Real-time, On-demand, All-Online, DIY dan pengalaman Sosial pada setiap proses penjualan pada lima group kunci yakni klien, konsumen, partner, supplier dan karyawan. (Icha – Shenzhen)