Telko.id, Jakarta – Meski diembargo Amerika Serikat (AS), tapi pendapatan Huawei tetap mengalami kenaikan. Dilaporkan, pendapatan brand asal China ini naik sekitar 30% pada kuartal pertama 2019 meski tersangkut aturan “embargo Huawei” oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Menurut laporan Bloomberg, seperti dilansir Telko.id dari Mobile World Live, Jumat (26/07/2019), kenaikan di kuartal pertama ini terjadi karena komponen dan perangkat Huawei masih tersedia di pasaran sebelum embargo diberlakukan.
Selain itu, Rotating Chairman Huawei, Ken Hu mengatakan jika percepatan peluncuran jaringan 5G diprediksi turut akan memicu pertumbuhan dua digit di perusahaan tersebut.
{Baca juga: Dihantam Embargo AS, Huawei Pangkas Target Pendapatan}
Sebenarnya angka 30% di periode kuartal pertama, masih kalah dengan peningkatan di tiga bulan pertama 2019. Pada awal tahun, pendapatan Huawei meningkat 39% yakni 180 miliar Yuan atau Rp 26,1 Miliar.
Embargo yang dilakukan (AS) terhadap Huawei memang membuat perusahaan ini dilanda rasa pesimis. Pendiri sekaligus CEO mereka, Rez Zhengfei bahkan sempat mengatakan bahwa berbagai larangan ini bisa membuat pendapatan perusahaan turun menjadi sekitar USD$ 100 miliar atau Rp 1.558 trilun di tahun ini.
{Baca juga: Imbas Embargo, Huawei Pecat 600 Karyawan di Amerika Serikat}
Prediksi itu baru sebatas “ramalan” Zhengfei saja. Tapi sepertinya imbas dari aturan (AS) ini mulai bisa dirasakan, pasalnya saat ini Huawei baru saja memecat 600 karyawanannya.
Huawei merumahkan 600 karyawan dari total 850 peneliti yang bekerja di divisi riset Futurewei di (AS). Pemecatan karyawan Huawei itu sebagai buntut aturan embargo Huawei yang dilakukan AS.
Sekadar informasi, divisi riset Huawei di AS ada di empat negara bagian, meliputi California, Illinois, Texas, dan Washington. Tahun lalu, total biaya operasi divisi tersebut mencapai USD 510 juta atau sekira Rp 7,1 triliun. (NM/FHP)
Sumber: Mobile World Live