spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...

ARTIKEL TERKAIT

Dianggap Monopoli, Pendiri Facebook Kritik Mark Zuckerberg

Telko.id, Jakarta – Banyak pihak yang mulai khawatir dengan monopoli Facebook, termasuk salah satu pendiri Facebook Chris Hughers yang menuntut agar pemerintah Amerika Serikat bisa membubarkan ekosistem raksasa jejaring sosial itu, yang dianggap terlalu dominan.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Jumat (10/05/2019), Chris Hughes telah menjadi bagian dari perjalanan Facebook sejak jejaring sosial dimulai oleh Mark Zuckerberg di asrama Harvard-nya sekitar 15 tahun yang lalu.

Namun Hughes sempat menulis di The New York Times bahwa Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat harus membalikkan akuisisi Facebook atas WhatsApp dan Instagram untuk meningkatkan persaingan di pasar layanan pesan dan media sosial.

{Baca juga: Aplikasi Kencan Facebook Berubah Nama Jadi Secret Crush}

Hughes berpendapat bahwa Facebook telah menjadi monopoli yang mengakibatkan persaingan terbatas dengan minim inovasi. Dia juga menunjukkan bahwa tidak ada jejaring sosial baru yang diluncurkan sejak 2011, dan 84 persen pengeluaran untuk iklan media sosial masuk ke kantong Facebook.

Dia mengomentari kekuatan Mark Zuckerberg di dalam perusahaan. Hughes menyoroti bahwa kepemilikannya atas mayoritas saham Facebook berarti bahwa tidak ada pemeriksaan internal pada kekuatannya.

“Mark adalah orang yang baik, tetapi saya marah karena fokusnya pada pertumbuhan membuatnya mengorbankan keamanan dan kesopanan untuk klik,” tutup Hughes.

Sebelumnya, Facebook juga dikecam oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Lewat akun Twitter-nya, Trump berkicau soal teori konspirasi dan tokoh sayap kanan. Ia melakukannya setelah Facebook melarang beberapa tokoh sayap kanan mempromosikan kekerasan dan kebencian.

{Baca juga: Kecam Facebook, Trump “Berkicau” Soal Teori Konspirasi di Twitter}

Trump tak hanya mengecam Facebook, tetapi juga beberapa media seperti The New York Times, Washington Post, CNN, dan MSNBC. Ia menyebut bahwa media-media itu diizinkan nongol di Facebook maupun Twitter padahal kerap menyebar berita bohong alias hoaks di linimasa. [NM/HBS]

Sumber: Ubergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU