spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

ARTIKEL TERKAIT

Dianggap Monopoli, Pendiri Facebook Kritik Mark Zuckerberg

Telko.id, Jakarta – Banyak pihak yang mulai khawatir dengan monopoli Facebook, termasuk salah satu pendiri Facebook Chris Hughers yang menuntut agar pemerintah Amerika Serikat bisa membubarkan ekosistem raksasa jejaring sosial itu, yang dianggap terlalu dominan.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Jumat (10/05/2019), Chris Hughes telah menjadi bagian dari perjalanan Facebook sejak jejaring sosial dimulai oleh Mark Zuckerberg di asrama Harvard-nya sekitar 15 tahun yang lalu.

Namun Hughes sempat menulis di The New York Times bahwa Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat harus membalikkan akuisisi Facebook atas WhatsApp dan Instagram untuk meningkatkan persaingan di pasar layanan pesan dan media sosial.

{Baca juga: Aplikasi Kencan Facebook Berubah Nama Jadi Secret Crush}

Hughes berpendapat bahwa Facebook telah menjadi monopoli yang mengakibatkan persaingan terbatas dengan minim inovasi. Dia juga menunjukkan bahwa tidak ada jejaring sosial baru yang diluncurkan sejak 2011, dan 84 persen pengeluaran untuk iklan media sosial masuk ke kantong Facebook.

Dia mengomentari kekuatan Mark Zuckerberg di dalam perusahaan. Hughes menyoroti bahwa kepemilikannya atas mayoritas saham Facebook berarti bahwa tidak ada pemeriksaan internal pada kekuatannya.

“Mark adalah orang yang baik, tetapi saya marah karena fokusnya pada pertumbuhan membuatnya mengorbankan keamanan dan kesopanan untuk klik,” tutup Hughes.

Sebelumnya, Facebook juga dikecam oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Lewat akun Twitter-nya, Trump berkicau soal teori konspirasi dan tokoh sayap kanan. Ia melakukannya setelah Facebook melarang beberapa tokoh sayap kanan mempromosikan kekerasan dan kebencian.

{Baca juga: Kecam Facebook, Trump “Berkicau” Soal Teori Konspirasi di Twitter}

Trump tak hanya mengecam Facebook, tetapi juga beberapa media seperti The New York Times, Washington Post, CNN, dan MSNBC. Ia menyebut bahwa media-media itu diizinkan nongol di Facebook maupun Twitter padahal kerap menyebar berita bohong alias hoaks di linimasa. [NM/HBS]

Sumber: Ubergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU