Telko.id – Dell Technologies Inc tidak kuat juga, setelah penjualan computer pribadi atau PC terus terjun bebas, perusahaan teknologi ini akan memutus hubungan kerja atau PHK kepada sekitar 6.650 karyawan, atau sekitar 5% dari tenaga kerja globalnya.
Sebelumnya, Dell melakukan PHK, beberapa langkah strategis seperti pemotongan biaya, termasuk menunda perekrutan dan pembatasan perjalanan sudah dilakukan. Sayang uapaya tersebut tidak cukup bagi perusahaan.
“Reorganisasi departemen dan PHK adalah peluang untuk mendorong efisiensi,” kata juru bicara Dell kepada Bloomberg.
Dell juga menyebutkan bahwa perusahaannya sedang mengalami kondisi pasar yang terus terkikis dengan masa depan yang tidak pasti, tulis co-Chief Operating Officer Jeff Clarke dalam sebuah memo kepada karyawan, dikutip dari Reuters, Senin (6/2/2023).
Dell bukan perusahaan teknologi pertama yang mengambil jalan tidak popular ini, sebelumnya, Microsoft Corp hingga Amazon.com Inc dan Goldman Sachs Group Inc juga sudah melakukan PHK.
Yakni memangkas ribuan pekerjaan untuk membantu mengatasi penurunan permintaan dan penyusutan karena inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.
Menurut catatan Bloomber, PHK di Amerika Serikat mencapai level tertinggi, lebih dari dua tahun pada bulan Januari. Ini terjadi karena banyak perusahaan teknologi memangkas pekerja dengan jumlah tertinggi dalam rekor untuk bersiap menghadapi kemungkinan resesi.
Berdasarkan analis industri IDC mengatakan data awal menunjukkan pengiriman komputer pribadi turun tajam pada kuartal keempat tahun 2022. Di antara perusahaan besar, Dell mengalami penurunan terbesar — 37% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021, menurut IDC. Dell menghasilkan sekitar 55% pendapatannya dari PC.
Setelah pengurangan, jumlah karyawan untuk Round Rock, Dell yang berbasis di Texas akan menjadi yang terendah setidaknya dalam enam tahun — sekitar 39.000 karyawan lebih sedikit dibandingkan pada Januari 2020. Dan, hanya sekitar sepertiga dari karyawan perusahaan tersebut berbasis di AS.
Dell melaporkan penurunan penjualan sebesar 6% pada periode yang berakhir 28 Oktober dan memberikan perkiraan pendapatan untuk kuartal saat ini yang jauh dari perkiraan analis, mengatakan pelanggan mengurangi pembelian teknologi informasi mereka.
Perusahaan diharapkan untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang dampak keuangan dari pemutusan hubungan kerja ketika melaporkan hasil kuartal keempat fiskal pada 2 Maret.
“Kami telah melewati kemerosotan ekonomi sebelumnya dan kami menjadi lebih kuat,” tulis Clarke dalam catatannya kepada karyawan. “Kami akan siap ketika pasar rebound.” (Icha)