Telko.id, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menggosip dan membahas tentang Huawei serta teknologi 5G pada pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan puncak G7 Summit di Prancis pada Minggu (25/8/2019) waktu setempat.
“Mereka membahas masalah keamanan global yang menjadi perhatian bersama, terutama ancaman Iran terhadap kebebasan navigasi di Teluk, ketegangan di Hong Kong, teknologi 5G, dan Huawei,” kata Gedung Putih, dikutip Telko.id dari Reuters, Senin (26/8/2019).
Sayang, Gedung Putih tak membeberkan lebih lanjut mengenai hasil pertemuan antara Trump dan Johnson. Namun, Inggris sempat menyatakan ikut kebijakan AS dalam menentukan sikap terhadap Huawei. Inggris tak bekerja sama dengan perusahaan China tersebut.
{Baca juga: Bos Huawei Minta Karyawan Siap Tempur, Kalau Tidak…}
Meski diboikot AS dan sekutu, Huawei mengaku sepenuhnya siap untuk terus hidup dan bekerja. Huawei cuek meski ada embargo perdagangan dari AS. Huawei yakin perpanjangan penangguhan embargo oleh AS tak akan berdampak terhadap bisnis perusahaan.
Sekadar informasi, pemerintah AS memperpanjang masa penangguhan hukuman selama 90 hari ke depan untuk Huawei. Dengan keputusan tersebut, Huawei memungkinkan untuk tetap membeli persediaan komponen dari perusahaan-perusahan asal Negeri Paman Sam.
{Baca juga: Huawei “Bodo Amat” dengan Embargo dari Amerika Serikat}
“Kami siap untuk membawa bisnis Huawei dengan atau tanpa ada larangan dari AS,” tegas Eric Xu, wakil ketua Huawei, saat perkenalan chip kecerdasan buatan baru di kantor Shenzhen, China, Jumat (23/8/2019). Petinggi Huawei juga melontarkan pernyataan lain.
Meski memuji kekuatan sistem operasi HarmonyOS, alternatif potensial untuk Android, Huawei tetap bersikeras untuk mempertahankan ekosistem tunggal. Huawei memilih pakai Android, yang notabene merupakan bikinan Google, perusahaan teknologi asal AS.
Huawei menyatakan tidak memiliki rencana untuk meluncurkan smartphone berbasis HarmonyOS. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Senior Huawei, Vincent Yang. Ia menegaskan, HarmonyOS akan dipakai jika AS memilih untuk memberlakukan penuh embargo. (SN/FHP)
Sumber: Reuters