Telko.id – Palestina melalui operator seluler Paltel dan Wataniya telah diberikan izin untuk membangun jaringan mobile generasi ketiga (3G) di Gaza dan Tepi Barat.
Sebagai operator seluler lokal, baik Paltel maupun Wataniya telah kehilangan banyak uang pada jaringan 2G. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka mendorong perizinan untuk mengimplementasikan teknologi 3G mengingat permintaan lokal untuk layanan data pada aplikasi media sosial dan video menjulang.
Namun, kedua operator ini memiliki keterbatasan untuk melakukan hal tersebut sebagai akibat dari perjanjian perdamaian regional antara Palestina dan Israel.
Dilansir dari Telecoms, Minggu (21/11), pembicaraan mengenai pengalokasian frekuensi radio di Tepi Barat itu sebelumnya telah disampaikan kepada Otoritas Palestina. Dalam pembicaraan tersebut diketahui bahwa tidak ada cukup frekuensi untuk 3G dan mengharuskan perusahaan telekomunikasi mobile menyewa akses dari penyedia telekomunikasi Israel.
Namun, kabar baik datang menghampiri setelah penelitian terbaru oleh Kementerian Komunikasi Israel membuat pemerintah negara tersebut membuat keputusan untuk mengalokasikan spektrum yang memungkinkan layanan 3G dijalankan oleh perusahaan telekomunikasi lokal.
Dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Palestina, WAFA, Menteri Otoritas Palestina Urusan Sipil, Hussein al-Sheikh mengatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan pemerintah Israel adalah langkah lebih dekat untuk menyelesaikan isu-isu yang beredar antara kedua belah pihak.
“Perjanjian ini akan memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan layanan dan segera memulai koordinasi dengan kementerian Telekomunikasi Palestina untuk memulai pelaksanaan perjanjian di lapangan,” kata Al-Sheikh.
Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi Israel telah mengalokasikan sejumlah frekuensi 4G berkecepatan tinggi untuk operator telepon selular Israel. [ak/if]