Telko.id – PT Telemedia Komunikasi Pratama, entitas usaha dari emiten teknologi PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge/WIFI), resmi lolos Evaluasi Administrasi Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (BWA) Tahun 2025.
Keberhasilan ini menempatkan perusahaan di antara tiga peserta yang melaju ke tahap Lelang Harga melalui sistem e-Auction.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI mengumumkan hasil evaluasi ini pada 1 Oktober 2025 melalui pengumuman Nomor: 03/SP/TIMSEL1.4/KOMDIGI/09/2025.
Dari tujuh calon peserta yang mengambil dokumen seleksi dan lima yang menyerahkan dokumen permohonan, hanya tiga perusahaan yang dinyatakan lulus Evaluasi Administrasi dengan dokumen lengkap dan sesuai ketentuan.
Tiga perusahaan tersebut adalah PT Telemedia Komunikasi Pratama sebagai entitas usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), PT Eka Mas Republik, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Sementara dua perusahaan lain, PT Indosat Tbk dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk, dinyatakan tidak lengkap karena telah menyampaikan pengunduran diri secara resmi.
Direktur & Chief Regulatory Officer XLSMART, Merza Fachys, menjelaskan alasan perusahaan tidak melanjutkan proses lelang.
“Kami tidak lanjut ikut proses lelang karena tidak sesuai dengan rencana pembangunan jaringan perusahaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, adanya pembagian regional dalam lelang tersebut menyulitkan perusahaan dalam menyesuaikan pembangunan jaringannya.
XLSMART merupakan perusahaan hasil merger antara XL Axiata dan Smartfren yang saat ini sedang aktif melakukan integrasi jaringan. Keputusan untuk tidak melanjutkan lelang frekuensi 1,4 GHz ini merupakan bagian dari penyesuaian strategi perusahaan pascamerger.
Baca Juga:
Proses seleksi akan segera dilanjutkan ke tahapan Lelang Harga yang dijadwalkan dimulai pada Senin, 13 Oktober 2025 melalui sistem e-Auction.
Sementara itu, peserta seleksi yang ingin menyampaikan sanggahan atas Hasil Evaluasi Administrasi dapat melakukannya secara tertulis dengan bukti pendukung melalui surat resmi dan disampaikan secara daring via sistem e-Auction paling lambat Jumat, 3 Oktober 2025 Pukul 15.00 WIB.
Meski terdapat mekanisme sanggahan, pelaksanaan seleksi akan tetap berlangsung sesuai jadwal. Keputusan Tim Seleksi bersifat final, mengikat, dan tidak dapat diganggu gugat.
Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga transparansi dan kecepatan proses alokasi spektrum frekuensi radio.
Keberhasilan Telemedia Komunikasi Pratama sebagai perwakilan dari ekosistem digital Surge (WIFI) untuk melangkah ke tahapan lelang harga menggarisbawahi ambisi perusahaan dalam memperluas jangkauan layanan akses nirkabel pitalebar mereka di Indonesia.
Pita frekuensi 1,4 GHz dengan lebar pita 80 MHz ini menjadi rebutan para pemain infrastruktur digital dan telekomunikasi.
Shannedy Ong dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) alias Surge menyatakan kesiapan perusahaan jika memenangkan lelang ini.
“Jika perusahaan kami memenangkan lelang ini, perusahaan siap untuk langsung membangun jaringan BWA. Waktu pembangunannya juga tidak lama. Paling hanya membutuhkan waktu 1-2 bulan saja,” ujarnya.
Waktu singkat yang dibutuhkan itu karena Surge tidak akan membangun jaringan sendiri. Melainkan akan menunjuk mitra. Rencananya akan menunjuk Tower Bersama untuk pembangunan nya.
“Saat ini kalau membangun jaringan sendiri tidak efisien. Lebih make sense jika menggandeng mitra yang sudah lebih pengalaman,” ujar Shannedy menjelaskan.
Shannedy juga optimistis bahwa layanan BWA ini akan diminati masyarakat. “Masih banyak masyarakat yang membutuhkan. Jadi kami optimis,” sahutnya.
Pernyataan ini menunjukkan keyakinan perusahaan terhadap potensi pasar layanan broadband nirkabel di Indonesia.
Proses lelang frekuensi 1,4 GHz ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi radio untuk mendukung perkembangan layanan broadband di Indonesia.
Seleksi administrasi yang telah dilakukan Komdigi menjadi tahap krusial dalam memastikan hanya perusahaan dengan kapabilitas memadai yang dapat melanjutkan ke proses lelang.
Persaingan di segmen frekuensi BWA 1,4 GHz diprediksi akan semakin ketat dengan melibatkan pemain infrastruktur digital dan telekomunikasi besar.
Proses lelang yang akan segera dimulai ini menjadi momen penting dalam menentukan peta persaingan layanan broadband nirkabel di Tanah Air.
Dengan hanya tiga peserta yang tersisa dalam proses lelang, intensitas persaingan diprediksi akan semakin tinggi. Masing-masing perusahaan tentu telah menyiapkan strategi dan anggaran terbaik untuk dapat memperoleh alokasi spektrum frekuensi yang sangat berharga ini.
Keikutsertaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dalam proses lelang ini juga menjadi perhatian, mengingat posisinya sebagai BUMN telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Sementara PT Eka Mas Republik hadir sebagai peserta lain yang turut memperebutkan pita frekuensi 1,4 GHz.
Proses lelang melalui sistem e-Auction diharapkan dapat berjalan transparan dan efisien. Mekanisme ini memungkinkan proses penawaran harga berlangsung secara real-time dan dapat dipantau oleh semua pihak yang berkepentingan.
Alokasi frekuensi 1,4 GHz untuk layanan BWA diharapkan dapat mempercepat pemerataan akses internet broadband di berbagai daerah di Indonesia. Layanan ini memiliki potensi besar dalam mendukung berbagai aktivitas digital masyarakat, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan.
Dengan jadwal yang telah ditetapkan, proses lelang frekuensi 1,4 GHz dipastikan akan segera menentukan pemenang yang berhak mengoperasikan layanan broadband nirkabel menggunakan spektrum tersebut.
Hasil lelang ini akan berdampak signifikan terhadap landscape persaingan industri telekomunikasi dan digital Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. (Icha)