spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Tecno Spark Go 2024

Oppo Reno11 Pro (China)

ARTIKEL TERKAIT

Ya Ampun, Pegawai Komdigi Ini Malah ‘Bina’ 1000 Situs Judol!

Telko.id – Geger, tetiba Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa sudah menangkap 11 orang ASN Komdigi (dulu Kominfo) yang terlibat dalam kasus judi online (judol). Dan perkembangan terakhir sudah ada 16 orang yang ditangkap termasuk salah satunya da WNA asal Cina.

Bagaimana tidak, seharusnya Komdigi memberantas Judi Online yang memang sudah dicanangkan oleh pemerintah beberapa waktu. Lah kok malah ‘tertangkap’ menjadi pelindung Judi Online.

Menurut salah satu tersangka saat melakukan penggeledahan kantor satelit Judol di Bekasi menyebutkan bahwa seharusnya ada 5.000 situs judi online yang diblokir.

Namun, 1.000 dari 5.000 situs tersebut justru “dibina” agar tidak diblokir. “5.000 web? Tapi yang diblokir berapa?” tanya Kombes Pol Wira Satya Triputra dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya kepada tersangka saat penggeledahan, Jumat.

Baca juga : 5 eWalet Ini Dapat Teguran Keras, Fasilitasi Judi Online

“Biasanya 4.000 Pak, 1.000 sisanya dibina, dijagain supaya enggak keblokir,” jawab tersangka. 

Pihak kantor satelit itu mematok harga Rp 8,5 juta untuk setiap situs yang terhindar dari pemblokiran. Artinya, untuk melakukan pembinaan 1000 situs judi online itu, para tersangka meraup Rp 8,5 Miliar

Para tersangka rupanya juga mempekerjakan delapan operator untuk mengurus 1.000 situs judol yang mereka “bina” agar tidak diblokir. “Operatornya delapan yang urus link judi online,” kata salah satu tersangka.

Tersangka itu mengatakan, kedelapan operator bekerja dari pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB.

Dari pekerjaan mengurus 1.000 situs judi online yang dibina, kedelapan operator mendapatkan gaji bulanan sebesar Rp 5.000.000.

Salah satu akun di sosmed yakni @PartaiSocmed menyebutkan bahwa kedua pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) itu atas nama DIS atau Denden Imadudin Soleh, Ketua Tim Keamanan Informasi Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika dan FD yakni Fakhri Dzulfiqar.  sebagai pegawai PSE Kominfo (sekarang Komdigi).

Menurut Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, peristiwa dugaan keterlibatan pegawainya dalam praktik judi online (judol) berlangsung di tengah capaian tren positif lembaga yang ia pimpin dalam memerangi kejahatan judol.

“Kami, trennya sebetulnya positif dalam 20 hari sejak Presiden Prabowo Subianto dilantik,” kata Meutya usai menghadap Presiden Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 1 November 2024.

Dalam laporannya kepada Presiden, Komdigi telah menutup total 187 ribu situs judol dalam 10 hari terakhir.

“Angka ini bukan berarti ini prestasi, tidak, tapi ada kenaikan tajam dalam 10 hari terakhir yang akan kita tambah terus. Mudah-mudahan bisa menangani lebih dari 1,8 juta sampai dua juta situs. Karena kami akan naikkan terus,” katanya.

Meutya mengungkapkan adanya tawaran menggiurkan kepada pegawai kementeriannya yang kini terlibat dalam kasus dugaan penyalahgunaan wewenang penanganan judol.

“Seminimalnya ini bisa terus mengingatkan kepada mereka yang bertugas karena memang tawarannya mungkin sangat besar ya,” katanya.

Pecat yang terlibat judol

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid pun ambil tindakan tegas bahwa pegawai Komdigi yang terlibat praktik judol akan dipecat usai ada putusan pengadilan.

“Ini kalau tersangka, tentu akan sementara dinonaktifkan, tapi kalau memang sudah inkrah dia akan diberhentikan dengan tidak hormat,” ujarnya.

Tambah tenaga pengawas

Meutya mengatakan, peristiwa penangkapan terhadap pegawainya tersebut sebagai kabar yang mengejutkan pada awal masa jabatannya sebagai menteri.

Menyikapi kondisi itu, Meutya berupaya menutup celah praktik serupa di kemudian hari dengan cara menambah tenaga pengawas operator di ruang digital, sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat di kalangan pegawai.

Persilakan kepolisian bantu bersih-bersih

Selain itu, Meutya juga membuka ruang bagi kepolisian untuk menindaklanjuti proses penyelidikan kasus di setiap divisi kerja Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

“Termasuk kalau memang harus masuk ke kantor kami di Kemenkodigi. Bagi kami ini baik, sekali lagi, sebagai upaya bersih-bersih, agar kantor kami juga bisa menjalankan tugas dan fungsi yang diamanahkan Presiden dengan baik,” katanya. “Tadi saya sudah berkoordinasi dengan Kapolri, dengan Kapolda. Intinya, mempersilakan untuk kepolisian membantu untuk bersih-bersih.”

Tanamkan jiwa patriotik

Selain itu, Meutya juga berupaya menangkal tawaran menggiurkan dari para pelaku judol dengan menanamkan jiwa nasionalisme melalui praktik kerja sehari-hari.

“Termasuk tadi saya sampaikan bahwa kita apel sekarang sehari tiga kali. Jadi, dari pagi kita apel, menyanyikan Indonesia Raya, mengucapkan pakta, ketika itu nanti ganti shift, kita apel lagi. Jadi, kita bangkitkan semangat nasionalisme mereka, setiap ganti shift kita akan lakukan apel bersama,” katanya, dikutip dari Antara. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU