Telko.id – Amerika Serikat bersiap memberlakukan tarif impor khusus untuk smartphone, komputer, semikonduktor, dan komponen terkait—kebijakan yang bisa mengguncang pasar elektronik global.
Berdasarkan laporan eksklusif ABC News (13 April 2025), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengonfirmasi rencana tarif impor khusus smartphone ini akan diimplementasikan dalam 1-2 bulan ke depan.
Pemberlakuan tarif impor khusus smartphone AS tersebut merupakan bagian dari strategi besar-besaran untuk memulihkan industri manufaktur domestik.
“Kita harus memproduksi semikonduktor, chip, dan panel datar di Amerika. Ketergantungan pada Asia Tenggara tidak bisa terus dibiarkan,” tegas Lutnick.
Baca juga : Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Transformasi Digital Indonesia
Kebijakan tarif impor khusus smartphone AS ini muncul hanya dua hari setelah Presiden Donald Trump membebaskan smartphone dan laptop dari tarif balasan 2 April yang dijuluki “Hari Pembebasan”.
Namun menurut Lutnick, produk-produk tersebut justru akan dikenakan “tarif khusus berfokus” terpisah. Perubahan cepat ini memicu kekhawatiran akan gejolak rantai pasok global.
Dampak Langsung pada Produsen & Konsumen
Apple telah bergerak cepat dengan memindahkan stok dari India dan China ke AS pada akhir Maret untuk menghindari deadline tarif Trump.
Namun langkah ini mungkin hanya solusi sementara. Para ahli memprediksi harga iPhone “Made in America” bisa melambung hingga $3.500—naik signifikan dari harga saat ini.
Beberapa poin krusial yang perlu dicermati:
- Pemberlakuan tarif akan mencakup hard drive, memory chip, dan komponen elektronik vital lainnya
- Importir besar seperti Apple dan Samsung akan terkena dampak langsung
- Pemerintah AS mengklaim kebijakan ini terkait keamanan nasional
Pertaruhan Besar Trump di Industri Chip
Lutnick dengan tegas menyatakan tidak akan ada negosiasi dengan negara lain mengenai kebijakan ini. “Ini adalah masalah keamanan nasional yang harus diproduksi di Amerika,” tegasnya.
Pernyataan ini sejalan dengan tekanan Trump terhadap TSMC untuk membangun pabrik di AS atau menghadapi tarif hingga 100%.
Analis melihat ini sebagai upaya AS untuk:
- Mengurangi ketergantungan pada Taiwan dan Korea Selatan di industri semikonduktor
- Menarik kembali investasi manufaktur teknologi tinggi
- Menciptakan lapangan kerja di sektor elektronik domestik
Namun kebijakan tarif impor khusus Smartphone AS ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi bisa memacu inovasi lokal, di sisi lain berpotensi memicu perang dagang baru dan kelangkaan produk elektronik di pasar AS.
Bagi konsumen, bersiaplah untuk merasakan efek domino dari tari impor yang berubah ini berupa kenaikan harga dan kemungkinan keterlambatan produk.
Sementara bagi pelaku industri, ini saatnya mengevaluasi ulang strategi rantai pasok global mereka. Satu hal yang pasti: peta persaingan teknologi dunia sedang diacak-acak ulang. (Icha)