spot_img
Latest Phone

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...
Beranda blog Halaman 24

Acer Predator Helios 18P AI, Laptop Hybrid Buat Kerja dan Gaming

0

Telko.id – Acer resmi memperkenalkan jajaran perangkat gaming terbaru, termasuk laptop Predator Helios 18P AI yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan hybrid bekerja dan bermain.

Produk ini diumumkan dalam ajang IFA 2025 di Berlin, Jerman, bersama desktop Predator Orion 7000 dan 5000, monitor Predator X27U F8, serta keyboard gaming Predator Aethon 550 TKL.

Predator Helios 18P AI

Predator Helios 18P AI menjadi sorotan utama dengan dukungan komputasi AI setingkat desktop, menjadikannya ideal bagi pengembang AI, kreator konten, dan gamer.

Laptop ini didukung prosesor Intel® Core™ Ultra 9 285HX dengan platform Intel® vPro® untuk keamanan tinggi, serta memori EEC hingga 192 GB yang mengurangi risiko kerusakan data.

Acer Predator Helios 18P AI laptop hybrid dengan layar 18 inci dan desain premium untuk kerja dan gaming
Acer Predator Helios 18P AI

Untuk performa grafis, Helios 18P AI mengandalkan GPU NVIDIA® GeForce RTX™ 5090 dengan fitur DLSS 4, penyimpanan hingga 6 TB PCIe Gen 5 SSD, dan konektivitas Thunderbolt 5 Type-C, Killer™ Ethernet E5000B, serta Wi-Fi 7.

Layar 18 inci dengan panel Mini LED 4K WQUXGA dan HDR 1000 nits memastikan akurasi warna yang luar biasa bagi alur kerja kreatif.

Sistem pendingin eksklusif dengan dua kipas AeroBlade generasi ke-6, thermal grease, dan vector heat pipes menjaga suhu tetap stabil meski digunakan dalam jangka panjang.

Desain ringkasnya cocok untuk profesional yang menginginkan performa tinggi dalam satu perangkat.

Predator Orion 7000 (PO7-667)

Selain laptop, Acer juga meluncurkan desktop Predator Orion 7000 (PO7-667) yang ditujukan untuk gamer hardcore dan konten kreator.

Desktop ini menggunakan prosesor Intel® Core™ Ultra 9 285K dengan NPU terintegrasi untuk beban kerja AI, GPU NVIDIA® GeForce RTX™ 5090 dengan DLSS 4, serta dukungan NVIDIA NIM Microservices untuk pengembangan agen dan workload AI.

Sistem pendingin CycloneX 360 pada Orion 7000 meningkatkan efisiensi suhu hingga 15% dan menurunkan suhu motherboard hingga 9°C.

Desktop ini mendukung RAM hingga 128 GB DDR5 7200 MT/s, penyimpanan SSD hingga 6 TB, dan slot HDD tambahan hingga 4 TB. Konektivitas meliputi Killer Ethernet E3100G, Wi-Fi 7, dan Thunderbolt 4.

Predator Orion 5000 (PO5-667)

Predator Orion 5000 (PO5-667) hadir sebagai alternatif dengan prosesor Intel® Core™ Ultra 7 265F, GPU NVIDIA® GeForce RTX™ 5080, RAM hingga 128 GB DDR5, serta penyimpanan SSD hingga 2 TB dan HDD tambahan hingga 4 TB.

Content image for article: Acer Luncurkan Predator Helios 18P AI, Laptop Hybrid untuk Kerja dan Gaming
Acer Predator Orion 5000 (PO5-667)

Kedua desktop menggunakan casing tempered glass dengan pencahayaan ARGB yang dapat disesuaikan dan chassis 45L dari 65% plastik daur ulang PCR.

Monitor Predator X27U F8 menawarkan pengalaman gaming kompetitif dengan refresh rate hingga 720 Hz dan panel OLED IPS WQHD.

Content image for article: Acer Luncurkan Predator Helios 18P AI, Laptop Hybrid untuk Kerja dan Gaming
Monitor Acer Predator X27U F8

Fitur Dynamic Frequency Resolution (DFR) memungkinkan pilihan resolusi WQHD pada 540 Hz atau 1280×720 pada 720 Hz.

Monitor ini juga memiliki cakupan warna 99% DCI-P3, sertifikasi VESA DisplayHDR 500 True Black, dan kontras 1.500.000:1.

Content image for article: Acer Luncurkan Predator Helios 18P AI, Laptop Hybrid untuk Kerja dan Gaming
Keyboard gaming Acer Predator Aethon 550 TKL

Predator Aethon 550 TKL

Keyboard gaming Predator Aethon 550 TKL menghadirkan akurasi dan fleksibilitas dengan dukungan tiga konektivitas: kabel, Bluetooth, dan 2.4 GHz.

Baterainya tahan hingga 150 jam, dengan fitur hot-swappable switch keycaps dan keycaps WASD yang dapat diganti. Format TKL 80% menghemat ruang kerja, sementara RGB lighting per tombol menawarkan pencahayaan imersif yang dapat disesuaikan.

Spesifikasi, harga, dan ketersediaan produk bervariasi di setiap kawasan.

Produk-produk ini dirancang untuk menjawab tantangan hybrid lifestyle, di mana satu perangkat dapat digunakan untuk kerja dan gaming.

Seperti ASUS Gaming V16 yang menawarkan harga terjangkau, Acer fokus pada performa tinggi dengan fitur mutakhir. Predator Helios Neo 16s AI sebelumnya juga telah disebut sebagai laptop gaming worth it, dan Helios 18P AI melanjutkan tradisi tersebut dengan inovasi terbaru. (Icha)

Dibalik Tren Penggunaan AI Generatif, Gen Z Hadapi Risiko Baru

Telko.id – Generasi Z atau Gen Z yang merupakan anak kelahiran 1997 hingga 2012 (kini berusia 12 – 27 tahun) dikenal sebagai kelompok yang paling cepat mengadopsi teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan (AI).

Mengutip dari Kompas Tekno, berbagai survey terbaru menegaskan tren ini, tetapi sekaligus memunculkan pertanyaan besar, “apakah generasi muda ini telalu percaya pada AI?”

Mengutip dari data riset Salesforce menunjukkan 70 persen dari Gen Z sudah menggunakan AI generatif dalam aktivitas sehari-hari. Lebih dari itu, 52 persen percaya bahwa AI dapat membantu mereka mengambil keputusan.

Penggunaan ini juga semakin intens. Sebanyak 52 persen pengguna AI generatif mengaku lebih sering memakai teknologi ini sekarang dibanding saat pertama kali mencobanya.

Temuan tersebut menegaskan posisi Gen Z bukan hanya sebagai pengguna awal (early adopters), melainkan juga sebagai “super-users” dimana penggunaan teknologi ini sudah secara rutin dan merasa semakin mahir, menurut Salesforce.

Ini sangat terlihat dari cara mereka menjadikan AI bagian penting dari cara berpikir dan bekerja.

Baca juga:

Namun, tetap saja tidak sesederhana itu hubungan antara anak muda sekarang ini dengan AI.

Penelitian Gallup terhadap 3.465 pekerja Gen Z menunjukkan hampir setengan (47 persen) menggunakan AI generatif setiap minggu.

Namun, 41 persen merasa cemas dengan teknologi ini. Artinya, kedekatan dengan AI tidak selalu diikuti dengan pemahaman kritis dalam menggunakannya.

Hal serupa terungkap dalam survey portal karier EY. Banyak Gen Z yang mengaku “sangat paham” dengan penggunaan AI, padahal saat diuji menulis prompt atau menilai kelemahan AI, performa mereka masih rendah.

Kondisi ini menimbulkan risiko lahirnya pekerja yang percaya diri menguasai teknologi, tetapi minim keterampilan evaluasi.

Hampir 80 persen professional Gen Z menggunakan AI untuk lebih dari separuh tugas mereka dan 38 persen mengaku bergantung setiap hari. Namun, tidak semua mampu menilai kapan AI salah atau memberikan jawaban yang menyesatkan.

Survei lain dari Udemy mencatat, 30 persen Gen Z ingin mengembangkan keterampilan AI, tetapi pada saat yang sama mereka juga menekankan pentingnya komunikasi (30 persen) dan berpikir kritis (26 persen). Lebih jauh, 84 persen responden Gen Z menganggap soft skills adalah kunci keberhasilan professional. Artinya, mereka menyadari AI memang bisa menjadi alat bantu penting, namun tidak bisa menggantikan keterampilan manusia yang mendasar.

10 Deretan Pekerjaan yang Mungkin Hilang Diambil Alih AI

Telko.id – Kecerdasan Buatan (AI) sudah sangat mengubah cara orang mencari informasi, berkomunikasi, hingga berkerja dimasa teknologi yang serba cepat ini. Sayangnya AI juga terbukti menjadi penyebab banyaknya PHK disejumlah industri.

Raksasa teknologi seperti Microsoft sendiri belum lama ini meneliti hubungan antara berapa besar pekerja yang mengandalkan AI dan potensi dampaknya terhadap profesi mereka dalam sebuah laporan baru berjudul “Bekerja dengan AI: Mengukur Implikasi Pekerjaan dari AI Generatif”.

Menurut Microsoft, banyak pekerjaan di sektor perkantorn berisiko terganggu karena kemampuan kecerdasan buatan dalam menyelesaikan sebagian besar tugas yang biasanya dilakukan dalam posisi tersebut.

Mengutip dari CNBC, para peneliti Microsoft menganalisis data dari 200.000 percakapan yang dianonimkan dan dijaga privasinya di Amerika Serikat(AS) antara pengguna dan asisten chatbot milik mereka, Microsoft Bing Copilot.

Baca juga:

“Kami menemukan bahwa aktivitas kerja paling umum yang membutuhkan bantuan AI adalah pengumpulan informasi berupa tulisan, sementara aktivitas paling umum yang dilakukan kecerdasan buatan itu sendiri adalah penyediaan informasi dan bantuan, penulisan, pengajaran, dan pemberian saran,” tulis para peneliti dalam laporan tersebut.

Berdasarkan temuan tersebut, berikut adalah 10 pekerjaan yang paling tidak aman bagi AI dengan paparan teknologi tertinggi:

  1. Penerjemah dan Juru Bahasa
  2. Sejarawan
  3. Passanger Attendants
  4. Sales
  5. Penulis
  6. Layanan Pelanggan
  7. Computer Numerical Controlelr (CNC) Tool Programmers
  8. Operator Telepon
  9. Agen Tiket dan Petugas Travel
  10. Penyiar Berita dan Penyiar Radio

“Penerjemah dan Juru Bahasa berada di urutan teratas dengan 98% aktivitas kerja mereka tumpeng tindih dengan tugas-tugas copilot,” kata laporan tersebut.

Seperti yang disoroti oleh para peneliti, memiliki gelar yang dulu dianggap sebagai jalan menuju sebuah karier, kini tidak lagi menjamin aman dari perubahan.

Pekerjaan lain dengan skor penerapan yang tinggi termasuk yang berkaitan dengan penulisan/penyuntingan, penjualan, layanan pelanggan, pemrograman, dan administrasi.

Laporan tersebut juga menyebutkan pekerjaan yang paling aman dari pengaruh teknologi kecerdasan buatan ini, sebagian besar terdiri dari pekerjaan medis dan kerah biru, yang biasanya membutuhkan lebih banyak pekerjaan fisik atau langsung.

Pekerjaan tersebut mencakup peran seperti ahli fiebotomi, dan asisten perawat hingga teknisi kapal dan tukan reparasi ban. (AGI)

XLSMART Perkenalkan ESTA di BATIC 2025, Dukung Transformasi Digital

0

Telko.id – PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) melalui lini bisnis XLSMART for Business berpartisipasi dalam Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2025 edisi ke-10 yang digelar di Bali International Convention Center, The Westin Resort, Bali, pada 26–29 Agustus 2025.

Dalam forum strategis regional tersebut, XLSMART memperkenalkan solusi digital terpadu Enterprise Smart Technology & Automation (ESTA) untuk mendukung transformasi digital di berbagai sektor industri.

Direktur & Chief Enterprise Strategic Relation Officer XLSMART, Andrijanto Muljono, dalam key notes-nya menegaskan komitmen perusahaan dalam memperluas kolaborasi lintas sektor dan mendorong adopsi teknologi seperti AI, IoT, cloud, serta cybersecurity.

“Keikutsertaan kami pada BATIC 2025 menegaskan komitmen XLSMART untuk memperluas kolaborasi lintas sektor, bertukar insight strategis, dan mendorong adopsi teknologi,” ujarnya.

Andrijanto menambahkan bahwa kunci transformasi digital terletak pada ekosistem yang melibatkan pemerintah, industri, akademia, dan komunitas.

BATIC 2025, sebagai acara telekomunikasi dan ekosistem digital terbesar di Asia-Pasifik, menjadi ruang bersama yang mempertemukan para pemimpin industri, perusahaan teknologi, startup, dan pelaku bisnis global.

Selain berpartisipasi sebagai mitra penyelenggara, XLSMART juga hadir dalam sesi key notes presentasi. Andrijanto Muljono menyampaikan paparan diskusi mengenai “Harnessing AI to Drive Innovation and Value in Indonesia’s Digital”.

Forum ini sejalan dengan konsep “partnership beyond seller and buyer” yang diusung XLSMART for Business.

Content image for article: XLSMART Perkenalkan ESTA di BATIC 2025, Dukung Transformasi Digital

Dalam acara ini, XLSMART melakukan penandatanganan kesepakatan bisnis dengan beberapa perusahaan, antara lain PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PT. Telekomunikasi Indonesia International, Indosat Ooredoo Hutchison, iBasis S.A.S, MILK Technology Limited, China Mobile International (CMI), PT Multitech Infomedia, dan PT. Digital Teknologi Terbaik.

BATIC 2025 mengusung tema “Igniting Tomorrow’s Digital Evolution” dan menghadirkan lebih dari 1.500 peserta dari 500 perusahaan dan 40 negara.

Konferensi ini menjadi salah satu yang paling berpengaruh di Asia Pasifik, dengan jangkauan partisipasi yang meluas hingga Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.

ESTA: Platform Digital Terpadu untuk Efisiensi Operasional

XLSMART for Business memperkenalkan Enterprise Smart Technology & Automation (ESTA) sebagai platform digital terpadu yang memungkinkan berbagai sektor industri menjalankan operasional mereka secara efisien, aman, dan terukur. ESTA hadir sebagai bentuk komitmen XLSMART dalam menyediakan solusi digital yang adaptif dan modular.

Platform ini dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi di berbagai sektor strategis, termasuk keuangan dan ritel, sumber daya alam, manufaktur, transportasi dan logistik, serta layanan publik dan kesehatan. ESTA menawarkan solusi unggulan yang tidak dimiliki oleh kompetitor lain, memperkuat posisi XLSMART dalam ekosistem digital Indonesia.

Kehadiran ESTA di BATIC 2025 sejalan dengan agenda keberlanjutan yang diusung XLSMART, yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini mempercepat transformasi digital Indonesia menuju pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Selama empat hari penyelenggaraan, peserta BATIC 2025 mengeksplorasi perubahan digital dan perkembangan industri telekomunikasi melalui diskusi tentang tren, dinamika pasar, dan inovasi. Forum ini menekankan pentingnya menyelaraskan kemajuan teknologi dengan pembangunan yang berkelanjutan.

XLSMART for Business melihat BATIC 2025 sebagai kesempatan emas untuk menjalin hubungan, membangun kemitraan strategis, dan berkolaborasi dengan pemain kunci lainnya di industri.

Konsep “partnership beyond seller and buyer” dijalankan untuk memberikan dampak yang lebih besar terhadap pelanggan, sebagai wujud nyata “Solusi untuk Korporasi, Solusi untuk Negeri”.

Sebagai informasi, BATIC 2025 menandai satu dekade kontribusinya dalam mendorong transformasi digital di Asia Tenggara. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan para pelaku industri, tetapi juga katalisator inovasi dan kolaborasi lintas batas.

Selain ESTA, perkembangan solusi digital lainnya juga menjadi perhatian dalam forum ini. NeutraDC Summit 2025 meluncurkan Neutra Compute dan Neutra Connect untuk AI.

Dengan partisipasi aktif dalam BATIC 2025 dan pengenalan ESTA, XLSMART for Business memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam mendukung transformasi digital Indonesia.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi percepatan adopsi teknologi digital di berbagai sektor strategis nasional. (Icha)

Microsoft-Phison Bantah Isu Update Windows 11 Rusak SSD

Telko.id – Beberapa pekan lalu muncul sebuah laporan bahwa melakukan update Windows 11 terbaru dapat membuat sebagian SSD bermasalah saat melakukan transfer data besar.

Kasus ini sempat membuat panik untuk sebagian pengguna, terutama karena drive menjadi tidak bisa diakses.

Pembaruan untuk Windows 11 yang dimaksud adalah KB5063878 dan KB5062660, dan SSD yang dikabarkan rusak itu hanyalah SSD yang menggunakan kontroler Phison.

Dalam sejarahnya, Microsoft memang beberapa kali merilis pembaruan OS yang menyimpan sejumlah masalah. Namun, kali ini baik Microsoft dan Phison mengaku belum menemukan kasus ini dalam percobaan internalnya.

Mengutip dari DetikINET, Phison, produsen pengendali SSD, akhirnya buka suara soal masalah ini. Mereka mengaku sudah melakukan pengujian selama total 4.500 jam dengan 2.200 siklus uji pada berbagai jenis SSD, namun hasilnya nihil.

“(Kami) tidak berhasil menemukan masalah yang dilaporkan, dan tidak ada mitra atau konsumen yang melaporkan masalah tersebut terjadi di perangkat mereka saat ini,” kata Phison dalam pernyataannya.

Microsoft pun mengeluarkan pernyataan serupa. Menurut mereka, “tidak ada kaitan antara update keamanan Windows 11 pada bulan Agustus 2025 dan kegagalan SSD yang dilaporkan oleh beberapa pengguna.” mengutip dari The Verge, Rabu (3/9/2025).

Baca juga:

Pernyataan dari kedua perusahaan ini sebenarnya sudah bisa ditebak, karena laporan kerusakan SSD tersebut cukup terbatas.

Menariknya, laporan awal banyak datang dari pengguna di Jepang. Lalu postingan itu dikomentari sejumlah netizen lain yang mengaku mengalami masalah serupa.

Bahkan versi bahasa Jepang Windows 11 dikabarkan sudah mendapatkan pembaruan pasca-isu mencuat, meski ada juga laporan serupa dari pengguna internasional dari negara lain.

Namun tidak ada bukti kalau masalah ini terjadi secara luas, jadi bisa saja masalah ini terjadi karena ada kesalahan dalam salah satu batch produksi SSD yang cacat / defect yang dipasarkan di regional tersebut.

Phison tidak serta-merta menutup kemungkinan adanya masalah. Mereka akan tetap memantau situasi dan memberikan saran untuk memasang heatsink atau thermalpad pada SSD, terutama saat digunakan untuk beban kerja berat dan lama.

Langkah ini dinilai dapat menjaga performa tetap stabil sekaligus mengurangi risiko throttle dan kerusakan akibat panas berlebih. (AGI)

Samsung Exynos 2600 Siap Diproduksi Massal, Chipset 2nm Pertama di Dunia

0

Telko.id – Samsung mengonfirmasi bahwa chipset Exynos 2600 akan menjadi System on Chip (SoC) seluler pertama di dunia yang diproduksi menggunakan proses 2nm.

Chipset ini telah menunjukkan peningkatan skor dalam tes benchmark Geekbench beberapa hari lalu dan kini dilaporkan siap untuk diproduksi massal. Keputusan akhir mengenai penggunaan chipset ini pada keluarga Galaxy S26 akan ditetapkan pada kuartal keempat tahun ini, antara Oktober hingga Desember.

Laporan terbaru dari Korea Selatan, tempat Samsung bermarkas, menyatakan bahwa proses produksi massal chipset Exynos 2600 telah rampung.

Namun, perusahaan masih mempertimbangkan apakah akan menggunakan chipset ini pada sebagian atau seluruh anggota seri Galaxy S26 yang akan datang.

Keputusan ini sangat dinantikan, mengingat Exynos 2600 diharapkan menjadi tanda kembalinya lini chipset Exynos ke smartphone flagship Samsung.

Keberhasilan Exynos 2600 akan menjadi kemenangan besar bagi lini SoC internal Samsung, terutama setelah kinerja mengecewakan dari pendahulunya, Exynos 2500.

Sumber industri menyebutkan kemungkinan besar Exynos 2600 akan digunakan setidaknya pada beberapa perangkat Galaxy S26 di wilayah tertentu.

Salah satu alasan optimisme ini adalah penambahan “heat pass block” baru yang diharapkan dapat mengatasi masalah generasi panas pada chip, karena komponen ini berfungsi seperti heat sink.

Kembalinya Exynos ke jajaran flagship Samsung merupakan langkah strategis yang telah lama dinantikan. Sebelumnya, Samsung diketahui menggunakan chipset dari vendor lain untuk beberapa seri andalannya.

Dengan teknologi 2nm, Exynos 2600 tidak hanya unggul dalam efisiensi tetapi juga diharapkan memberikan performa yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.

Peningkatan performa dan efisiensi termal menjadi fokus utama dalam pengembangan Exynos 2600. Inovasi “heat pass block” menjadi salah satu solusi untuk mengatasi isu overheating yang sering dikeluhkan pada chipset generasi sebelumnya. Dengan demikian, Samsung berharap dapat memulihkan kepercayaan konsumen terhadap produk chipset buatannya.

Selain itu, Samsung juga terus berinovasi dengan menghadirkan perangkat yang didukung chipset unggulan, seperti Samsung Galaxy A51 5G yang menggunakan Exynos 980. Perangkat ini menjadi bukti bahwa Samsung serius dalam mengembangkan teknologi chipset untuk berbagai segmen pasar.

Tak hanya untuk smartphone, Samsung juga mengaplikasikan chipset andalannya pada perangkat tablet. Seperti Samsung Galaxy Tab S6 Lite yang tetap menghadirkan performa tangguh meski dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini menunjukkan komitmen Samsung dalam menyediakan teknologi terdepan bagi seluruh lini produknya.

Dengan persiapan produksi massal Exynos 2600, Samsung semakin memperkuat posisinya dalam persaingan industri chipset global. Langkah ini juga sejalan dengan strategi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada vendor eksternal dan mengoptimalkan sumber daya internal.

Keputusan akhir mengenai implementasi Exynos 2600 pada Galaxy S26 akan menjadi penentu arah kebijakan Samsung ke depannya. Jika diputuskan untuk mengadopsi chipset ini, Samsung tidak hanya akan menghemat biaya produksi tetapi juga memperkuat identitas brand melalui teknologi in-house.

Selain fokus pada chipset flagship, Samsung juga terus menghadirkan inovasi pada perangkat entry-level. Seperti Samsung Galaxy J2 Core (2020) yang mengusung Android Go, memberikan pengalaman smartphone yang lebih ringan dan efisien bagi pengguna pemula.

Dengan segala persiapan yang telah dilakukan, Samsung berharap Exynos 2600 dapat menjadi game changer dalam industri chipset seluler. Keberhasilan chipset ini tidak hanya penting bagi Samsung tetapi juga akan mempengaruhi tren teknologi secara global, terutama dalam hal efisiensi dan performa perangkat mobile. (Icha)

Infinix GT 30 Rilis Global 11 September dengan Warna Baru Shadow Ash

0

Telko.id – Infinix GT 30 akan segera meluncur secara global pada 11 September mendatang. Smartphone gaming ini sebelumnya telah tersedia di India dengan tiga pilihan warna, dan kini hadir dengan varian warna baru Shadow Ash untuk pasar global.

Menurut sumber terpercaya, model global produk ini akan memiliki spesifikasi yang sama dengan versi India. Perangkat ini telah mendapatkan sertifikasi “high-frame-rate” di sepuluh judul game populer, termasuk PUBG Mobile dan Mobile Legends: Bang Bang.

Perangkat ini hadir akan ditenagai oleh chipset Dimensity 7400 dan menjalankan sistem operasi Android 15 berbasis XOS 15. Perangkat ini dilengkapi dengan RAM 8GB dan penyimpanan hingga 256GB. Layar yang digunakan berukuran 6,78 inci dengan teknologi AMOLED, refresh rate 144Hz, dan resolusi 1.224p.

Untuk daya tahan baterai, Infinix GT 30 mengusung kapasitas 5.500 mAh dengan dukungan pengisian daya cepat 45W. Di sektor kamera, smartphone ini memiliki tiga lensa: 64MP utama, 8MP ultrawide, dan 13MP untuk selfie.

Fitur unggulan lainnya termasuk LED yang dapat disesuaikan di panel belakang, Shoulder Triggers yang dapat dikustomisasi, pemindai sidik jari in-display, dual speaker dengan Hi-Res Audio, serta sertifikasi tahan debu dan air IP64.

Peluncuran global perangkat ini memperkuat posisi Infinix di segmen smartphone gaming. Sebelumnya, Infinix telah meluncurkan GT 30 Pro pada Mei lalu, yang juga ditujukan untuk para gamer.

Kehadiran smartphone ini di pasar global diharapkan dapat bersaing dengan perangkat gaming lainnya, seperti nubia Neo 3 Series yang menjadi smartphone resmi Garena Free Fire.

Selain fokus pada seri gaming, Infinix juga terus mengembangkan lini produk entry-levelnya, seperti Infinix Hot 60i dan Infinix Smart 10 yang menawarkan fitur menarik dengan harga terjangkau.

Dengan jadwal peluncuran yang telah ditetapkan, perangkat ini siap menghadirkan pengalaman gaming yang mulus dan andal bagi pengguna global mulai pertengahan September.

Poco C85 Resmi Dirilis, Identik dengan Redmi 15C 4G

0

Telko.id – Xiaomi sub-brand Poco secara resmi mengumumkan kehadiran Poco C85 pada 1 September 2025. Smartphone entry-level ini hadir tanpa dukungan 5G, mengandalkan chipset MediaTek Helio G81-Ultra yang dipadukan dengan RAM 6GB atau 8GB serta penyimpanan 128GB atau 256GB.

Poco C85 menawarkan layar LCD 6,9 inci dengan resolusi 720×1600 piksel, refresh rate 120 Hz, dan kecerahan puncak 810 nit. Di sektor kamera, perangkat ini dibekali kamera utama 50 MP dan kamera depan 8 MP. Baterai berkapasitas 6.000 mAh dengan dukungan pengisian daya 33W menjadi salah satu andalannya.

Poco C85 gets official with very familiar specs

Fitur lain yang turut disematkan termasuk sensor sidik jari samping yang terintegrasi dengan tombol power, jack audio 3,5 mm, serta sertifikasi tahan debu dan cipratan air IP64. Poco C85 memiliki dimensi 171,56 x 79,47 x 7,99 mm dengan bobot 205 gram, dan tersedia dalam pilihan warna ungu, hitam, dan hijau.

Yang menarik, Poco C85 ternyata identik dengan Redmi 15C 4G yang diumumkan pada awal Agustus lalu. Perbedaan hanya terletak pada branding dan pilihan warna, sementara spesifikasi teknis dan desainnya sama persis.

Meski menggunakan chipset MediaTek Helio G81-Ultra yang tergolong entry-level, performanya masih mampu bersaing dengan perangkat sejenis. Sebagai perbandingan, toko teknologi lokal bahkan menawarkan harga sekitar 65 euro untuk model Poco C65 dengan chipset yang disebut-sebut lebih unggul.

Strategi rebranding seperti ini bukan kali pertama dilakukan Xiaomi. Beberapa model sebelumnya, seperti Redmi 14C, juga menunjukkan pola serupa. Meski demikian, keputusan meluncurkan varian dengan nama berbeda namun spesifikasi mirip masih kerap memicu kebingungan di kalangan pengamat.

Dari segi desain, perangkat ini mengadopsi layout kamera belakang yang mirip dengan smartphone mid-range Xiaomi, memberikan kesan lebih premium dibandingkan kelas entry-level pada umumnya. Desain ini sebelumnya juga telah digunakan pada seri seperti Xiaomi 14T Series.

Poco C85 gets official with very familiar specs

Harga resmi Poco C85 belum diumumkan. Spekulasi beredar apakah harga akan dipatok sama atau bahkan lebih rendah dibandingkan Redmi 15C 4G. Jika mengikuti pola sebelumnya, kemungkinan besar harga akan bersaing ketat dengan varian Redmi.

Kehadiran Poco C85 kembali mengingatkan pada era Mi Max dengan layar besar, meski dengan segmentasi yang berbeda. Meski tidak sebesar Mi Max, layar 6,9 inci pada Poco C85 termasuk cukup luas di kelas entry-level.

Dengan spesifikasi dan fitur yang ditawarkan, Poco C85 ditujukan untuk pengguna yang mengutamakan baterai tahan lama dan layar besar dengan harga terjangkau. Keberadaan jack audio 3,5 mm dan sertifikasi IP64 menjadi nilai tambah yang jarang ditemui di segmen harga serupa. (Icha)

HMD Pulse 2 Pro Bocor, Bawa Kamera 50MP dan Android 15

0

Telko.id – HMD Global kembali menjadi sorotan setelah salah satu ritel di Swiss secara tidak sengaja mempublikasikan detail lengkap mengenai smartphone terbarunya, HMD Pulse 2 Pro.

Bocoran ini muncul tepat sebelum ajang IFA 2025 yang akan digelar pekan ini. Perangkat dengan kode model TA-1687 ini hadir dalam dua pilihan warna, yaitu Hitam dan Hijau, serta membawa sejumlah peningkatan dibanding pendahulunya.

Perubahan paling mencolok terletak pada desain kamera belakang. HMD Pulse 2 Pro menggunakan camera island dengan dual-tone finish dan tata letak vertikal untuk dua sensor kamera serta LED flash.

Berdasarkan spesifikasi yang terungkap, perangkat ini mengusung kamera utama 50MP dengan fitur Optical Image Stabilization (OIS). Sementara itu, kamera selfie juga memiliki resolusi 50MP yang ditempatkan dalam punch hole pada layar IPS LCD berukuran 6,72 inci dengan resolusi FHD+.

Layar tersebut masih memiliki bezel bawah yang cukup terlihat. Dari sisi performa, HMD Pulse 2 Pro ditenagai oleh chipset Unisoc T615 yang dipadukan dengan RAM 6GB dan memori internal 128GB yang dapat diperluas via microSD.

Perangkat ini menjalankan sistem operasi Android 15 dan didukung baterai berkapasitas 5.000 mAh dengan dukungan pengisian cepat, meskipun kecepatannya belum diungkap secara detail.

Dimensi fisik HMD Pulse 2 Pro adalah 166,14 x 76,58 x 8,3 mm dengan bobot 198 gram. Harga yang tercantum dalam listing ritel Swiss adalah CHF 169, atau setara dengan sekitar €180 atau $211. Meski demikian, harga ini kemungkinan akan berbeda ketika dijual di pasar global, termasuk Indonesia.

HMD Global dikenal dengan portofolio smartphone yang beragam, mulai dari perangkat entry-level hingga mid-range. Beberapa produk sebelumnya, seperti seri Crest, menawarkan spesifikasi yang lebih baik dengan harga yang bersaing.

Sebagai perbandingan, Oppo Reno 14 Series juga hadir dengan penawaran menarik di segmen serupa.

Meski HMD Pulse 2 Pro masih dikategorikan sebagai perangkat budget, kehadiran fitur seperti kamera 50MP dengan OIS dan Android 15 menjadi nilai tambah.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan di segmen entry-level semakin ketat dengan kehadiran merek seperti vivo dan merek global lainnya.

Pengumuman resmi perangkat ini diprediksi akan dilakukan pada IFA Berlin dalam waktu dekat. Acara tahunan tersebut sering menjadi ajang peluncuran produk teknologi terbaru, termasuk smartphone dan perangkat IoT.

Selain HMD, sejumlah merek lain juga diperkirakan akan memperkenalkan inovasi terbaru mereka.

Dukungan sistem operasi Android 15 pada perangkat ini juga patut diperhitungkan, mengingat tidak semua perangkat entry-level mendapatkan pembaruan sistem operasi terbaru.

Hal ini sejalan dengan komitmen HMD dalam memberikan pengalaman software yang lebih baik kepada penggunanya.

Dari segi harga, HMD Pulse 2 Pro berada di kisaran yang bersaing dengan beberapa smartphone lain di pasaran. Sebagai contoh, Honor Magic7 Pro, yang juga baru-baru ini diluncurkan, menawarkan spesifikasi unggulan dengan harga sedikit lebih tinggi. Namun, pilihan konsumen akan sangat bergantung pada preferensi fitur dan kebutuhan harian.

Kehadiran HMD Pulse 2 Pro diharapkan dapat memperkaya pilihan smartphone budget dengan fitur terkini. Dengan dukungan kamera yang mumpuni dan sistem operasi terbaru, perangkat ini berpotensi menarik minat konsumen yang mengutamakan nilai tambah dalam pembelian smartphone. (Icha)

Tecno Spark Slim dan Pova Slim, Berdesain Tipis dengan Baterai Besar

0

Telko.id – Tecno secara resmi meluncurkan dua smartphone terbaru mereka, yaitu Tecno Spark Slim dan Tecno Pova Slim. Kedua perangkat ini hadir dengan desain yang sangat tipis, hampir menyamai versi konsep yang sebelumnya diperkenalkan.

Spark Slim memiliki ketebalan 5,93 mm dengan bobot 156 gram, sementara Pova Slim sedikit lebih tebal di 5,95 mm dengan berat yang sama. Keduanya menawarkan kapasitas baterai besar 5.160 mAh, yang menjadi sorotan utama dalam lini produk mid-range.

Untuk mencapai ketipisan ini, Tecno melakukan berbagai inovasi pada komponen internal. Mereka merancang ulang baterai, speaker, slot SIM, dan konektor USB Type-C yang hanya setebal 0,45 mm.

Ruang uap (vapor chamber) di dalam kedua ponsel ini memiliki ketebalan 0,3 mm, sedangkan baterai 5.160 mAh mereka setebal 4,04 mm. Teknologi proprietary Honeycomb space stacking juga digunakan untuk memaksimalkan efisiensi ruang internal.

Tecno Spark Slim and Pova Slim introduced with slim and light designs

Kedua smartphone ini dilengkapi dengan penutup belakang berbahan fiberglass berkualitas aerospace dengan ketebalan hanya 0,36 mm. Dari segi kamera, keduanya memiliki kamera utama 50 MP.

Namun, Spark Slim memiliki keunggulan tambahan berupa LED bar Mood Light dengan efek pencahayaan multi-scene dan animasi khusus untuk notifikasi.

Spesifikasi lainnya termasuk chipset Helio G200 untuk Spark Slim, sementara Pova Slim yang mendukung 5G dibekali MediaTek Dimensity 6400.

Kedua perangkat menampilkan layar AMOLED melengkung dengan refresh rate 144Hz dan kecerahan puncak 4.500 nits. Baterai 5.160 mAh mendukung pengisian daya kabel 45W dan pengisian daya terbalik kabel 10W.

Kedua ponsel juga dilengkapi dengan ketahanan air dan debu IP64, sistem operasi HiOS berbasis Android 15, serta suite AI dari Tecno. Rincian harga dan ketersediaan untuk kedua perangkat ini diharapkan diumumkan oleh Tecno dalam waktu dekat, kemungkinan akhir pekan ini.

Inovasi ketipisan dan kapasitas baterai besar pada Spark Slim dan Pova Slim menunjukkan bagaimana Tecno terus berkompetisi di segmen mid-range dengan fitur yang biasanya ditemukan pada perangkat flagship.

Seperti yang terlihat pada Honor Magic V5 Resmi: Smartphone Lipat Tertipis dengan Baterai Besar, tren desain tipis dengan daya tahan baterai yang lama semakin populer di kalangan produsen.

Tecno Spark Slim and Pova Slim introduced with slim and light designs

Perkembangan teknologi smartphone tipis dengan baterai besar tidak hanya terjadi pada perangkat lipat, tetapi juga pada model biasa, seperti yang juga terlihat pada OPPO Find N5: Smartphone Lipat Super Tipis yang Bikin Kerja Pebisnis Makin Efisien. Inovasi semacam ini semakin memenuhi kebutuhan pengguna akan perangkat yang nyaman dibawa namun tetap tahan lama.

Peluncuran Tecno Spark Slim dan Pova Slim ini juga mengukuhkan posisi Tecno sebagai salah satu pemain penting dalam industri smartphone global, khususnya di segmen mid-range yang sangat kompetitif.

Dengan fitur unggulan seperti layar AMOLED 144Hz dan kapasitas baterai besar, kedua model ini diharapkan dapat menarik perhatian konsumen yang mengutamakan desain dan performa.

Acara penghargaan teknologi seperti Indonesia Gadget Award 2024: Perayaan Kolaborasi dan Inovasi Teknologi Terbaik sering kali menampilkan inovasi serupa, di mana desain tipis dan baterai besar menjadi salah satu kriteria penilaian utama.

Kehadiran Spark Slim dan Pova Slim mungkin akan menjadi bahan pertimbangan dalam ajang serupa di masa depan.

Tecno Spark Slim and Pova Slim introduced with slim and light designs

Dengan semakin banyaknya pilihan smartphone tipis dan ringan di pasaran, konsumen kini memiliki alternatif yang lebih beragam. Tecno Spark Slim dan Pova Slim tidak hanya menawarkan desain yang menarik, tetapi juga performa yang mumpuni untuk penggunaan sehari-hari, mulai dari multimedia hingga gaming.

Keberhasilan Tecno dalam menghadirkan smartphone dengan desain ultra-tipis dan baterai besar dapat menjadi inspirasi bagi merek lain untuk terus berinovasi.

Dengan demikian, persaingan di industri smartphone akan semakin ketat, yang pada akhirnya menguntungkan konsumen dengan pilihan yang lebih baik dan harga yang lebih kompetitif. (Icha)