spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...
Beranda blog Halaman 1476

Indonesia Jadi Korban Kejahatan Kelompok Hacker Lazarus?

0

Telko.id – Berkolaborasi dengan Novetta dan mitra lainnya, Kaspersky Lab baru-baru ini mengumumkan kontribusinya terhadap Operasi Blockbuster. Tujuan dari operasi ini adalah untuk menghentikan aktivitas kelompok Lazarus – sebuah entitas yang sangat berbahaya dan bertanggung jawab atas kerusakan data serta aksi spionase siber konvensional terhadap beberapa perusahaan di seluruh dunia.

Para penjahat siber ini diyakini menjadi dalang di balik serangan terhadap Sony Pictures Entertainment pada tahun 2014, serta operasi DarkSeoul yang menargetkan media dan lembaga keuangan di tahun 2013.

Setelah serangan yang sangat merusak terhadap perusahaan produksi film terkenal, Sony Pictures Entertainment (SPE) pada tahun 2014, Global Research and Analysis Team (GReAT) dari Kaspersky Lab mulai melakukan penyelidikan atas sampel malware Destover yang digunakan dalam serangan itu. Hal ini mengarah ke penelitian yang lebih luas lagi yaitu ke kelompok yang terkait aksi spionase siber dan sabotase siber yang menargetkan diantaranya lembaga keuangan, media, dan perusahaan manufaktur.

Berdasarkan karakteristik umum dari kelompok malware yang berbeda-beda, para ahli perusahaan berhasil mengelompokkan puluhan serangan terisolasi dan menentukan bahwa mereka semua berasal dari satu pelaku ancaman, para anggota lainnya dalam Operasi Blockbuster ini juga mengkonfirmasikan hal serupa menurut analisia mereka masing-masing.

Kelompok hacker Lazarus sampai saat ini masih aktif dan diyakini memulai aksinya bahkan beberapa tahun sebelum terjadinya insiden SPE. Kaspersky Lab dan peneliti lainnya di Operasi Blockbuster mengkonfirmasi adanya hubungan antara malware yang digunakan dalam berbagai serangan, seperti di Operasi DarkSeoul, dimana tergetnya adalah perbankan dan media penyiaran yang berbasis di Seoul; Operasi Troy, dimana yang menjadi targetnya adalah pasukan militer di Korea Selatan; dan tidak ketinggalan insiden Sony Pictures.

Selama penyelidikan, peneliti Kaspersky Lab saling bertukar temuan awal dengan AlienVault Labs. Pada akhirnya peneliti dari kedua perusahaan memutuskan untuk menyatukan upaya dan melakukan investigasi secara bersama-sama. Pada saat yang bersamaan, aktivitas kelompok Lazarus juga sedang diselidiki oleh banyak perusahaan dan spesialis keamanan lainnya. Salah satu dari perusahaan ini, Novetta memulai sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mempublikasikan kemampuan yang paling sering digunakan dan berdampak luas dari aktivitas kelompok Lazarus. Sebagai bagian dari Operasi Blockbuster, bersama-sama dengan Novetta, AlienVault Labs, dan mitra lainnya, Kaspersky Lab menerbitkan temuannya untuk kepentingan masyarakat luas.

Dengan menganalisis beberapa sampel malware yang terdeteksi di berbagai insiden keamanan siber serta menciptakan aturan-aturan pendeteksian yang khusus, Kaspersky Lab, AlienVault dan spesialis lain di Operasi Blockbuster mampu mengidentifikasi sejumlah serangan yang memang dilakukan oleh kelompok Lazarus.

Link dari beberapa sampel hingga merujuk ke satu kelompok ditemukan pada saat analisis metode yang digunakan oleh penjahat siber ini. Secara khusus, ditemukan bahwa para penjahat siber secara aktif mendaur ulang kode – maksudnya adalah menggunakan kembali fragmen kode dari satu program berbahaya untuk digunakan di program berbahaya lainnya.

Selain itu, para peneliti juga melihat adanya kesamaan dalam modus operandi penyerang. Ketika menganalisis artefak dari serangan yang berbeda-beda, mereka menemukan bahwa droppers – file khusus yang digunakan untuk menginstal berbagai variasi dari payload jahat – kebanyakan menyimpan payload jahat mereka dalam arsip ZIP yang dilindungi kata sandi. Sementara kata sandi untuk arsip yang digunakan dalam serangan yang berbeda-beda juga sama di hard coding dalam droppers.

Proteksi terhadap kata sandi dilakukan dalam upaya mencegah sistem secara otomatis mengambil dan menganalisis payload, tetapi dalam kenyataannya hal itu malah membantu para peneliti untuk mengidentifikasi kelompok.

Sebuah metode khusus digunakan oleh penjahat siber untuk mencoba menghapus jejak keberadaan mereka dari sistem yang terinfeksi, bersama dengan beberapa teknik yang mereka gunakan untuk menghindari deteksi oleh produk anti-virus juga memberi peneliti sarana tambahan serangan mengelompokan serangan-srangan yang terkait. Pada akhirnya puluhan serangan ditargetkan yang berbeda-beda, dimana para pelakunya tidak diketahui, merujuk ke satu pelaku ancaman.

Lazarus

Lokasi Target Serangan

Analisis tanggal kompilasi dari sampel menunjukkan bahwa sampel paling awal kemungkinan ditemukan sejak tahun 2009, atau lima tahun sebelum serangan terhadap Sony Pictures. Jumlah sampel baru bahkan tumbuh secara signifikan sejak 2010. Ini mencirikan kelompok Lazarus sebagai kelompok hacker yang stabil dan telah lama beraksi.

Berdasarkan ekstraksi metadata dari sampelyang diselidiki, sebagian besar program berbahaya yang digunakan oleh kelompok Lazarus tampaknya telah dikumpulkan selama jam kerja zona waktu GMT+ 8 – GMT+ 9.

“Seperti yang sudah kami prediksikan bahwa jumlah serangan malware wiper akan terus bertambah. Malware semacam ini terbukti menjadi jenis senjata siber paling efektif. Kemampuan untuk merusak ribuan komputer hanya dengan menekan sebuah tombol menjadi imbalan yang setimpal bagi tim Computer Network Exploitation yang memang bertugas untuk memberikan informasi  menyesatkan (disinformasi) dan melakukan perusakan terhadap perusahaan yang menjadi sasaran. Namun,  dengan adanya kerjasama dengan mitra lain di industri ini, kami merasa bangga dapat mengungkapkan aksi tidak bermoral dari para penjahat siber yang  memanfaatkan teknik-teknik yang menghancurkan,” kata Juan Guerrero, senior security researcher di Kaspersky Lab melalui keterangan resminya, Jumat (26/2).

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan Jaime Blasco, chief scientist, AlienVault. Menurutnya, para pelaku kejahatan ini memiliki keterampilan dan tekad yang diperlukan untuk melakukan aksi spionase siber dengan tujuan mencuri data atau menyebabkan kerusakan. “Ketika hal tersebut digabungkan dengan penggunaan teknik disinformasi dan penipuan, mereka berhasil melakukanbeberapa aksi kejahatan siber dalam beberapa tahun terakhir,” katanya.

Ia menambahkan, operasi Blockbuster adalah contoh nyata bahwa dengan berbagi informasi dan kolaborasi antar perusahaan dapat menaikkan standar kesulitan menjadi lebih tinggi sehingga mencegah para penjahat siber ini terus melanjutkan aksinya.

Misi Berlanjut, Shopee Kembali Gratiskan Ongkos Kirim

0

Telko.id – Setelah beberapa waktu lalu sempat menggratiskan ongkos kirim ke seluruh Indonesia, sebagai apresiasi bagi penjual dan pembelinya, Shopee baru-baru ini kembali menggelar promo serupa. Keputusan ini diambil sebagai kelanjutan misi perusahaan untuk menjadi marketplace terbaik bagi para Usaha Kecil & Menengah (UKM) di Indonesia, terutama yang berada di pelosok.

Melalui keterangan resminya, Jumat (26/2), Rainal Lu, Regional Managing Director Shopee mengurai rasa senangnya karena telah menjadi bagian penting dalam pengembangan dan kemajuan Usaha Kecil & Menengah (UKM) di tanah air. Dalam hal ini melalui program Gratis Ongkos Kirim selama bulan Februari, dimana para UKM dari berbagai daerah Indonesia yang berjualan di Shopee merasakan dampak positif yang signifikan dalam bisnis mereka.

“Ada lebih dari 57.9 juta UKM di Indonesia dan tentu saja, kami ingin dan akan terus mendukung dan menjadi bagian dari milestone para UKM ini,” katanya.

Rainal juga menjelaskan bahwa sejak peluncuran program ini, Shopee mengalami pertumbuhan yang semakin kuat, Di bulan Februari saja, pertumbuhan jumlah pengguna Shopee sangat pesat, baik penjual maupun pembeli. Di banyak daerah di Indonesia, Shopee mencatat pertumbuhan jumlah pengguna sebesar dua kali lipat. Yogyakarta misalnya, mengalami kenaikan jumlah pengguna sebanyak 308%, sementara berbagai daerah di luar Pulau Jawa, rata-rata pertumbuhannya lebih dari dua kali lipat.

Pertumbuhan tidak hanya dialami oleh Shopee, namun juga dirasakan oleh penjual. Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, penjual-penjual di Shopee yang ikut serta dalam program ini rata-rata mendapatkan pelanggan baru yang berasal lebih dari 170 Kabupaten di seluruh Indonesia dan juga peningkatan transaksi penjualan sebanyak 60%. Jumlah ini ditargetkan akan terus bertambah dengan diperpanjangnya program Gratis Ongkos Kirim hingga batas waktu yang belum ditentukan, sehingga lebih banyak lagi pengguna Shopee, baik penjual maupun pembeli, yang bisa terus merasakan manfaat ini.

“Buat kami para penjual, program Gratis Ongkos Kirim dari Shopee memang membawa berkah banget. Di bulan Februari ini, saya dapat banyak sekali pembeli baru dari kira-kira 70 Kabupaten di Indonesia dan hasilnya penjualan saya naik sebanyak 10 kali lipat. Banyak calon pembeli dari tempat jauh seperti Kalimantan, Sulawesi dan Papua yang biasanya jarang dan ragu-ragu untuk membeli. Kini sebaliknya, justru saya memiliki banyak pelanggan di daerah-daerah tersebut. Ini juga pengalaman unik bagi saya, karena saya bisa berinteraksi dengan banyak pembeli baru dari berbagai daerah.” ungkap Jordan Atik Bawazier, pemilik toko @PakaianOnline di Shopee.

Hal senada diungkapkan JNE, sebagai mitra logistik Shopee dalam program Gratis Ongkos Kirim. Menurut JNE, program ini mendorong pertumbuhan jumlah transaksi antara penjual dan pembeli di Shopee dan hal tersebut sejalan dengan keinginan JNE untuk turut berperan aktif mendukung e-commerce di Indonesia.

“JNE sebagai pemegang peranan penting dalam proses e-commerce, berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya sehingga pelanggan dapat semakin nyaman dalam melakukan aktifitas jual-beli online di Shopee. Kami siap untuk terus mendukung Shopee dalam pengiriman-pengiriman berikutnya ke seluruh penjuru nusantara,” ungkap Mohamad Feriadi, Presiden Direktur JNE.

Dengan diperpanjangnya program Gratis Ongkir ini, Shopee berharap semakin banyak UKM yang memutuskan untuk mulai berjualan online terutama karena Shopee menawarkan platform untuk berjualan online yang begitu mudah, aman dan praktis, dan juga keuntungan tambahan dari program Gratis Ongkos Kirim ke seluruh Indonesia.

 

Smartfren Beberkan Proyeksi Network tahun 2016

0

Telko.id – Pada kegiatan Network Drive Test yang berlangsung di Garut dan Tasikmalaya, Smartfren membeberkan beberapa proyeksi network mereka di tahun ini.

Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh Munir SP selaku VP Special Project Network Smartfren pada sesi tanya jawab dengan wartawan. Munir menyebutkan mereka akan melakukan ekspansi Network sekitar 53% dari yang ada saat ini, baik itu coverage maupun BTS.

Hal ini tentunya akan menambah angka cakupan mereka di 85 kota yang sempat diberitakan sebelumnya. Apalagi mereka baru-baru ini meluncurkan sebuah teknologi Voice over LTE (VoLTE) yang sedang ramai dibicarakan.

Bukan hanya itu Munir juga mengungkapkan, “Sementara pada Q3 kami akan menggunakan Carier Aggregation di 2 spektrum yakni band 5 dan band 40,” ucapnya pada sesi tanya jawab dengan wartawan (25/2).

Berbicara mengenai Carier Aggregation (CA), Smartfren juga akan menghadirkan sebuah Mifi yang mendukung teknologi ini. Mereka akan menciptakan Mifi seri M2 dengan 4G Cat 6 untuk mendukung teknologi Carier Aggregation di tahun ini. Namun, mereka belum mau menyebutkan kapan tepatnya Mifi ini diluncurkan.

Untuk melengkapi ekspansi jaringan mereka di tahun 2016, Smartfren juga akan berfokus pada konten digital. Untuk itu mereka juga melakukan kerjasama dengan developer lokal serta akan mengembangkan sendiri konten mereka. Hadirnya konten digita tentu akan sangat mendukung kualitas jaringan 4G yang baik milik operator yang ‘enggan’ dipanggil CDMA lagi.

Sementara itu, berbicara mengenai target dari layanan VoLTE mereka di tahun ini, Derrick mengungkapkan bahwa pihaknya hanya mengharapkan masyarakat dapat mencoba dan menikmati terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan VoLTE merupakan layanan yang sangat baru di Indonesia.

“Maka dari itu, kami menghadirkan handset yang mendukung layanan VoLTE dengan harga terjangkau yakni Andromax E2 dan R2 agar masyarakat segera mencoba layanan ini,” tutur Derrick kepada tim Telko.id

Kedepannya, Smartfren juga akan menghadirkan layanan Rich Communication Suite (RCS) yang secara teknologi mereka sudah siap dan hanya tinggal meluncurkannya saja.

Mereka juga sedang mengembangkan sebuah aplikasi dan ditujukan bagi pelanggan mereka yang belum memiliki handset VoLTE untuk mendapatkan layanan panggilan dengan kualitas menyerupai VoLTE. Mengenai hal ini Derrick belum mau menjelaskan kapan akan resmi diluncurkan.

Lantas bagaimana dengan Investasi mereka?

Untuk optimalisasi jaringan dan coverage, Derrick Surya, Head of Brand Marketing Communication PT Smartfren menyebutkan, “Smartfren sudah mengalokasikan dana sebesar USD 500 juta untuk menciptakan infrastruktur 4G LTE di Indonesia dan saat ini kami masih melakukan investasi-investasi untuk peningkatan coverage, optimalisasi jaringan dan sebagainya,” ucapnya.

Sekedar informasi, investasi sebesar USD 500 juta tersebut merupakan total investasi sejak mereka launching dan berlaku hingga dua tahun kedepan.

Anggaran yang sangat besar ini tentunya akan sangat menunjang produktifitas Smartfren dalam pengoptimalisasian jaringan hingga memperbanyak daerah cakupan dari jaringan 4G LTE mereka.

Namun, mengenai konsumsi hingga saat ini, Derrick mengaku masih harus melakukan cek untuk data valid nya. Ia juga mengungkapkan tidak menutup kemungkinan adanya pertambahan nilai investasi tersebut.

“Apabila kedepannya masih diperlukan mungkin akan ada penambahan, namun nilai investasi yang saat ini saja belum habis kok untuk diserap seluruhnya,” tambah Derrick (25/2).

Dengan angka sebesar ini, sejatinya Smartfren menunjukan keseriusan mereka untuk menjadi operator 4G LTE terkemuka di Indonesia.

Inilah Hasil Uji Jaringan 4G Smartfren dan VoLTE di Garut – Tasikmalaya

0
Telko.id – Tim telko.id mendapatkan kesempatan untuk kembali melakukan pengujian jaringan 4G milik Smartfren. Kali ini Tim Telko.id melakukan pengujian di kawasan Garut dan Tasikmalaya. Untuk pengujian, kami menggunakan benchmark Nperf dan melakukan pengujian di tiga titik yakni pada Sumber Alam, perjalanan dari Garut menuju Tasikmalaya dan ketika sampai di Hotel Santika yang berada di kawasan Tasikmalaya.
Sementara untuk pengujian jaringan VoLTE, kami menggunakan perangkat Andromax R2 yang telah mendukung layanan VoLTE.
Ketika pengujian awal yang bertempat di Sumber Alam, Garut. Kecepatan jaringan 4G Smartfren mencapai 11,36 Mbps untuk kecepatan maksimal download.
nperf1
Sementara untuk kecepatan upload, jaringan 4G LTE milik Smartfren mampu menghasilkan kecepatan maksimal sebesar 8,47 Mbps, dengan latency mencapai 48 ms. Hasil ini dirasa cukup baik, mengingat kawasan ini bukanlah sebagai kota besar di Indonesia.
Kemudian, pengujian dianjutkan pada perjalanan dari kota Garut menuju Tasikmalaya, tepatnya di Jalan Garut-Tasikmalaya no. 184. Dilokasi ini kecepatan internet Smartfren melorot pada angka 3,39 Mbps untuk kecepatan maksimal download.
nperf2
Sementara untuk kecepatan maksimal upload, jaringan 4G LTE milik Smartfren hanya mampu memberika kecepatan maksimum di angka 0,13 Mbps, dengan latency mencapai 100 ms.
Pengujian terakhir teerletak pada kota Tasikmalaya, atau tepatnya pada Hotel Santika. Di lokasi ini, Internet 4G dari smartfren juga tidak menunjukan peningkatan yang signifikan. Bahkan, untuk kecepatan download maksimal mereka kembali melemah menjadi 3, 32 Mbps.
nperf3
Namun, terjadi peningkatan pada sisi upload data. Untuk kecepatan maksimal upload, Internet 4G dari Smartfren melonjak pada angka 5,97 Mbps. Hasil ini tentu jauh lebih baik ketimbang pengujian kedua tadi. Sementara untuk latency, di lokasi ini internet 4G mereka berada pada angka 19 ms.
Bagaimana dengan VoLTE?
Di tengah perjalanan Tim Telko.id juga menjajal fitur terbaru dari 4G Smartfren yaitu layanan VoLTE atau Voice over LTE. Tidak seperti percobaan VoLTE Smartfren sebelumnya, kali ini untuk setup call, kami memerlukan waktu lebih dari 5 detik dan sempat beberapa kali mengalami kegagalan.
Setelah beberapa kali dilakukan ujicoba, akhirnya kami berhasil melakukan layanan VoLTE tersebut, tentunya dengan setup call yang lebih lama dari percobaan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Untuk panggilan suara, kami merasakan kualitas suara HD seperti yang digadang-gadang sebelumnya. Suara Noise juga tidak terdengar, kualitas suara yang dihasilkan jauh lebih jernih ketimbang layanan voice konvensional.
volte renni
Kami juga menjajal fitur lain dari VoLTE yakni Video Call. fitur ini sejatinya berjalan dengan baik dan sangat mudah dalam melakukan switch dari telepon suara. Namun, kualitas video yang dihasilkan tidak sejernih yang kami harapkan. Walaupun tidak menemukan delay antara audio dan visualnya, namun kualitas video yang dihasilkan sedikit pecah. Kemungkinan hal ini dikarenakan oleh kualitas 4G Smartfren di lokasi tersebut sedang kurang baik, sehingga berpengaruh pada layanan Video Call dan setup call yang lebih lama dari biasanya. Pasalnya, ketika kami menjajal layanan VoLTE Smartfren di Jakarta, Setup call yang diperlukan kurang dari 3 detik serta kualitas video call yang cukup mumpuni.

Alasan Smartfren Percayakan ZTE – Nokia Untuk Urusi 4G

0

Telko.id – Sebagai operator 4G dengan cakupan terluas, Smartfren pasti memperoleh hal tersebut dengn bantuan dari vendor telekomunikasi dan jaringan. Dari banyaknya vendor raksasa yang akrab dengan para operator Indonesia, Akhirnya Smartfren menjatuhkan pilihan mereka pada ZTE dan juga Nokia.

Namun, Smartfren mengungkapkan alasan mengapa mereka memilih ZTE dan Nokia sebagai penyedia solusi jaringan  dan infrastruktur mereka? Mereka mengungkapkan, karena yang cocok dengan mereka adalah kedua vendor tersebut. Mereka sebelumnya juga telah mengadakan tender terkait hal ini dan pilihan jatuh ke tangan dua vendor ini.

Munir SP, VP Special Project Network Smartfren mengungkapkan, “Kita melakukan tender ke semua vendor dan terdapat banyak pilihan, setelah memilih-milih akhirnya pilihan yang cocok dengan kita adalah ZTE dan Nokia,” ucap Munir pada saat jumpa wartawan dan komunitas di Kawasan Tasikmalaya(25/2).

Munir juga menjelaskan alasan-alasan lain di balik pemilihan kedua vendor tersebut. Setidaknya terdapat tiga alasan yang menjadikan ZTE dan Nokia terpilih sebagai vendor mereka. seperti,

Teknologi, Munir mengakui bahwa teknologi ZTE ternyata tidak kalah dibandingkan dengan vendor dari Eropa dan Amerika Serikat. Sementara untuk Nokia sudah berpengalaman dalam menciptakan jaringan wireless diseluruh dunia. “Syarat pemilihan kita yang pertama adalah dari segi teknologi dan cocok dengan apa yang kita inginkan” tandas Munir.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan alasan berikutnya, Secara Komersial dan Bisnis Sejatinya kedua vendor ini menawarkan harga yang sesuai dengan budget dari Smartfren, meski tidak menyebutkan angka pasti, Namun Munir menjelaskan bahwa kedua vedor ini cocok untuk komersial budgeting mereka.

Kemudian alasan lainnya adalah karena  mereka pernah bekerjasama dengan ZTE dan mengaku puas dengan hasil dari vendor asal China tersebut.

Sekedar informasi, Smartfren membagi wilayah netwrking mereka menjadi dua bagian, yakni bagian barat dan bagian timur. Untuk bagian barat, Smartfren lebih mempercayakan kepada Nokia utuk menghadirkan infrastruktur 4G di wilayah ini, wilayah barat meliputi daerah Jakarta, Jawa Barat sampai dengan Aceh

Sementara untuk wilayah timur, Smartfren memberikan kepercayaan kepada rekan lama mereka yakni ZTE. Untuk wilyah timur sendiri meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan wilayah lainnya.

Sekedar informasi, Smartfren sudah mengalokasikan dana sebesar USD 500 juta untuk menciptakan infrastruktur 4G LTE di Indonesia dan saat ini mereka masih melakukan investasi-investasi untuk peningkatan coverage, optimalisasi jaringan dan sebagainya. Investasi sebesar USD 500 juta tersebut merupakan total investasi sejak mereka launching 4G dan berlaku hingga dua tahun kedepan.

China Mobile Targetkan Setengah Juta Pengguna LTE Tahun Ini

0

Telko.id – China Mobile telah mengumumkan rencana bisnisnya tahun ini. Salah satu operator terbesar di Tiongkok itu memasang target untuk mencapai 1,40 juta BTS TD-LTE, menjual 330 juta perangkat 4G dan memperluas basis pelanggan 4G menjadi lebih dari 500 juta pada akhir 2016.

Dilaporkan Telecompaper, Kamis (25/2), Bos China Mobile, Shang Bing, mengatakan bahwa perusahaan telah mengerahkan 1,10 juta BTS TD-LTE pada akhir 2015, mengcover lebih dari 1,2 miliar penduduk dan menawarkan roaming 4G di 114 negara dan wilayah. China Mobile menjual 300 juta perangkat TD-LTE pada tahun 2015, menyusul penambahan lebih dari 400 pengguna TD-LTE per menit.

Saat ini, basis pelanggan 4G China Mobile berjumlah 340 juta, atau sekitar 30 persen dari basis global. Operator ini juga telah menyelesaikan penyebaran carrier agregasi di lebih dari 300 kota dan telah mengkomersialkan layanan VoLTE di 100 kota.

Bing mengatakan bahwa China Mobile akan mempercepat penyebaran 4G dengan meningkatkan jumlah BTS TD-LTE menjadi 1,40 juta dan menggunakan teknologi CA di area pusat dan hot-spot di seluruh kota pada akhir 2016. Selain itu, perusahaan juga akan mengkomersialkan layanan VoLTE di lebih dari 260 kota pada semester pertama tahun ini, dan berencana untuk mulai menjual Rich Communication Service (RCS) pada semester kedua tahun ini.

China Mobile juga ingin mempercepat penyerapan VoLTE/perangkat yang memungkinkan CA, menjual 330 juta perangkat 4G dan memperluas basis pengguna 4G menjadi lebih dari 500 juta pada tahun 2016.

Selain itu, operator mengatakan ingin mengembangkan jaringan khusus untuk IoT dan bertujuan untuk mewujudkan 100 juta koneksi IoT di 2016. Menurut Bing, China Mobile berharap untuk mematangkan narrow-band IoT (NB-IOT) dan mengkomersialkan itu pada tahun 2017.

Telefonica Transformasi Jaringan Agar Siap Hadapi Video Ultra HD, 5G dan IoT

0

Telko.id – Masih ada waktu 4 tahun lagi untuk mempersiapkan jaringan agar siap menghadapi 5G, IoT dan berbagai layanan lainnya. Tak pelak, operator pun sudah mulai bersiap melakukan transfromasi jaringan agar pada saat nya nanti semuanya sudah siap dan lebih cepat mendapat pemasukan. Seperti yang dilakukan oleh operator di Spanyol, Telefonica dengan Nokia.

Telefonica menunjuk Nokia untuk melakukan transformasi jaringannya agar siap menghadapi maraknya video ultra HD, era 5G dan IoT. Yang ditransformasi adalah jaringan IP core dari operator ini.

Langkah ini harus dilakukan dengan cepat karena saat ini Telefonica sedang menghadapi pesat nya kenaikan data traffic melalui layanan-layanan video inovatif dan konten popular barunya yaitu layanan Movistar+. Pelanggan nya aktif mengakses konten ini sudah lebih dari empat juta pelanggan. Dengan fenomena ini maka Telefonica harus siap dengan tuntutan dari para pelanggannya untuk dapat mengalirkan banyak video dan data.

Untuk itu akan dilakukan kombinasi teknologi fisik dan virtual routing milik Nokia agar dapat meningkatkan kinerja jaringan selular dan tetap Telefonica secara signifikan. Harapannya, tentu layanan ke konsumen pun meningkat.

“Ketika kami mengeluarkan penawaran layanan data bandwidth tinggi dan video, kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman berkualitas sebaik mungkin untuk konsumen kami,” ujar Joaquín Mata, Direktur Network Technology and Operations, Telefonica Spanyol, menjelaskan.

Itu sebabnya, Telefonica menunjuk Nokia untuk mengubah jaringan IP Core dengan teknologi core router dan virtualisasi-nya. Selain itu, operator ini pun menyerahkan kebutuhan untuk layanan masa depannya pada perusahaan jaringan asal Finlandia ini.

“Kami akan melakukan transformasi jaringan IP core Telefonica dengan memanfaatkan kemampuan SDN, NFV dan core routing,” ujar Basil Alwan, Pimpinan IP/Optical Networks, Nokia menjelaskan.

Yang dilakukan oleh Nokia adalah menggelar portfolio IP nya – termasuk router-router inti dan virtual – di lapisan-lapisan inti dan peering pada jaringan Telefonia. Semua itu dilakukan untuk lebih mendorong kapasitas dengan sebuah rancangan yang sangat handal. Penggelaran akan dikelola oleh Service Aware Manager (SAM) 5620 Nokia dan Control Place Assurance Manager (CAPM) 5650 Nokia, yang akan meminimalisir miskonfigurasi dan malfungsi control plane serta update-update routing yang tidak terdeteksi. Nokia juga akan melakukan instalasi dan pengawasan, integrasi sistem dan migrasi layanan-layanan terkini – ke arsitektur jaringan baru. (Icha)

Kecepatan Bukan Jadi Tolak Ukur 4G Smartfren

0

Telko.id – Pada ajang Network Drive Test (NDT), yang mengambil rute Garut-Tasikmalaya, Smartfren mengungkapkan bahwa kecepatan bukanlah satu-satu nya cara untuk mengukur kualitas internet 4G mereka.

Hal itu diutarakan oleh Munir SP, selaku VP Special Project Network mereka yang menyebutkan, Tak semua pelanggan butuh hasil uji kecepatan internet.

Seperti diketahui, biasanya saat melakukan uji jaringan internet semua provider telekomunikasi selalu menonjolkan kecepatan download dan upload yang bisa dicapai. Namun, sebetulnya tak terlalu dibutuhkan oleh semua para pelanggan. ” Yang dibutuhkan mayoritas dari pelanggannya adalah kenyamanan saat menggunakan layanan internet” tegas Munir di sela-sela obrolan santai dengan Tim Telko.id di Garut, Jawa Barat (24/2).

Munir juga menambahkan, “Yang dilihat pelanggan itu, lebih ke penggunaan video, lagu, chatting, atau apapun itu yang bersifat sosial, bagaimana hasilnya? Lancar atau tidak, iya kan,”

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa hasil uji kecepatan lebih diperuntukan bagi pelanggan yang suka lakukan download. Sementara pengguna yang suka melakukan download hanyalah sepersekian dari total pelanggan Smartfren yang memerlukan layanan seperti itu.

Oleh sebab itu, Ia mengajak beberapa media termasuk Telko.id untuk menjajal kenyamanan layanan yang ditawarkan oleh pihaknya dengan melakukan drive test dari Garut sampai Tasikmalaya.

Dalam drive test ini juga Smartfren telah menjadwalkan akan menjajal kehebatan jaringannya untuk melakukan layanan Voice Over LTE (VoLTE) atau panggilan suara berbasis 4G yang baru saja dirilisnya pada pertengahan bulan ini.

Sekedar informasi, VoLTE merupakan layanan suara yang menawarkan kualitas lebih jernih tanpa gangguan dibandingkan dengan layanan panggilan suara konvensional lantaran menggunakan jaringan LTE melalui IP Multimedia System (IMS) yang memiliki jalur khusus.

“Kita ingin mengajak dan memperlihatkan betapa layanan internet itu seperti apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan, kalau hanya speed test saja, itu menurut saya memberikan gambaran yang keliru bagi pelanggan. Karena tidak semua speed itu menyebabkan di layanan memiliki korelasi dengan speed. Speed bener, tapi itu lebih kepada ke teman-teman yang suka download. Nah, saat ini kita akan menunjukan cara baru layanan berkomunikasi melalui VoLTE,” tutup Munir.

IMG_20160225_47113

Pada saat obrolan santai tersebut, Munir juga sempat menunjukan kecanggihan layanan VoLTE mereka dengan berkomunikasi secara realtime melalui fitur video call di VoLTE dengan Merza Fachyz selaku Presiden Direktur PT. Smartfren Tbk.

MediaTek dan Orange Kerjasama Untuk Optimalisasi Pasar IoT

0

Telko.id – Era Internet of Things memang ditunggu banyak pihak. Maklum saja, potensi pasar di era itu begitu besar. Itu sebabnya, banyak pihak saat ini melakukan kerjasama untuk memastikan bahwa peluang besar itu dapat dicapai tanpa kendala yang berarti. Seperti yang dilakukan MediaTek dan Orange.

Kerjasama ini ditujukan juga untuk mengatasi permintaan industri yang tumbuh untuk device yang akan saling terhubung nantinya. Perjanjian ini juga akan membahas pengembang profesional dan produsen perangkat IOT termasuk produk elektronik.

‘IOT Booster Program’ ini bertujuan juga untuk memasarkan chipset keluaran dari MediaTek dengan Kartu SIM Oranye atau terintegrasi dengan Kartu SIM Oranye pada modul di device. Penawaran tersebut akan mencakup harga konektivitas untuk kebutuhan IOT. Chipset dari MediaTek ini nantinya sudah langsung dapat digunakan oleh developer professional untuk mempercepat pembuatan produknya dan dapat langsung terhubung dengan jaringan selular tanpa perlu melakukan pengaturan lagi.

Program ini juga dapat digunakan untuk setiap skala industri. Baik besar mapun kecil. Hal ini juga akan mendukung para star-up untuk mencari ide ‘out of the box’ yang dapat terkoneksi langsung dengan IoT dalam lini produknya. Konektivitas dari chipset ini juga dirancang untuk umur panjang. Setidaknya sampai 5 tahun ke depan akan diberikan harga yang tetap.

“Kerjasama ini juga bertujuan untuk mempercepat terwujudnya ekosistem dan menggali berbagai potensi IoT untuk menghubungkan dengan berbagai perangkat,” ujar Yves Maitre, VP Eksekutif untuk Objects Connected dan Kemitraan, Orange.

Yves juga menambahkan bahwa kerjasama dengan MediaTek ini akan menggabungkan jaringan Orange dengan konektifitas dengan MediaTek yang ahli dalam memproduksi chipset. Tentu hal ini akan memudahkan pelanggan Orange dalam menginstal konektivitas seluler ke dalam lini produk yang mereka gunakan, tetapi dengan harga tetap.

Kolaborasi ini dengan MediaTek dan Orange ini akan membantu juga para perusahaan elektronik untuk masuk pasar. Diharapkan juga, program ini akan memberikan nilai tambah, seperti geo-location, device management, data management dan inovatif features IoT lainnya. Dengan demikian, para pengembang professional maupun produsen device, mulai sekarang dapat merancang dan memproduksi dalam skala besar, daya rendah, miniatur dan cost effective device untuk melakukan koneksi indoor atau outdoor. Semuanya dilakukan tanpa perlu khawatir lagi dengan masalah purna jual. Apalagi, setiap device yang terhubung menggunakan chipset dan simcard dari program ini akan lebih berjalan mulus dan dapat menggunakan fasilitas internasional roaming dalam jaringan Orange di 200 negara.

“Tentu dengan adanya kerjasama ini akan menghilangkan rintangan utama untuk adopsi yang lebih luas dari objek yang terhubung di mana-mana. Sekarang perangkat yang terhubung selular dapat langsung diaktifkan seperti teknologi konektivitas lainnya, dan digunakan secara praktis pada skala global, “kata JC Hsu, Corporate Vice President MediaTek dan General Manager dari unit bisnis IOT menjelaskan.

Lebih lanjut, JC Hsu juga mengatakan bahwa kemitraan ini memberikan akses pelanggan Orange pada kualitas layanan yang tinggi, jaringan yang luas dan kesepakatan roaming. Termasuk juga menjadi jalan masuk ke pasar siap pakai untuk perangkat yang terhubung selular. (Icha)

Smartfren Kembali Tegaskan Bukan Operator 4G CDMA

0

Telko.id – Sepuluh tahun sudah Smartfren menggelar layanan CDMA di Tanah Air. Hal inilah yang menyebabkan nama CDMA begitu melekat pada diri mereka. Tak terkecuali pada layanan 4G mereka yang juga sering disebut oleh banyak orang dengan sebutan ‘4G CDMA’.

Mereka juga mengungkapkan, meskipun mayoritas pelanggan mereka masih menggunakan layanan CDMA, Namun mereka sudah enggan disebut sebagai operator CDMA tatkala mereka telah memiliki layanan 4G yang bahkan saat ini memiliki coverage terluas ila dibandingkan dengan operator lainnya.

Hal ini sejatinya diutarakan oleh Munir SP, VP Special Project Network mereka yang menyebutkan bahwa tidak ada istilahnya 4G CDMA. Ia juga mengungkapkan, “Smartfren juga tidak memerulukan handset khusus untuk mengakses 4G, asal handset tersebut mendukung 4G pada band 5 dan 40 atau salah satunya, maka bisa menggunakan 4G milik Smartfren,” ucapnya pada sesi ngobrol santai di sela-sela kegiatan Network Drive Test di kawasan Garut (24/2).

Hal senada juga diutarakan oleh Derrick Surya, Head of Brand Marketing Communication PT Smartfren yang menyebut, “lebih tepat Operator 4G LTE, kalau bisa ditambahkan yang terluas karena itu juga sudah terbukti. Hal itu ada dalam pernyataan rilis dari perusahaan riset jaringan Opensignal yang dikeluarkan pada September 2015 lalu,”tuturnya.

Derrick juga menjelaskan bahwa mayoritas penggunaan data pelanggan kini datang dari jaringan 4G, bukan 3G. Hal tersebut dikarenakan para pengguna 4G mereka menggunakan layanan streaming video seperti youtube dan sebagainya, sehinggga jumlah pemakaian data mereka melonjak tajam.

Hadirnya layanan VoLTE sebagai inovasi baru dari Smartfren juga diharapkan dapat menjaring lebih banyak pelanggan mereka untuk bermigrasi ke jaringan 4G LTE. Apalagi dengan harga handset yang cukup terjangkau yakni dari kisaran 800 ribuan hingga 1.7 juta rupiah.

Belum lagi dengan hadirnya berbagai promo diskon yang ditujukan kepada pelanggan lama mereka dengan menunjukan SMS resmi dari pihak Smartfren dan pelanggan tersebut pun berhak mendapatkan potongan harga untuk produk Andromax 4G.

Selain itu, Derrick juga menjelaskan bahwa Smartfren ingin menghilangkan persepsi publik terhadap penggunaan data 4G yang boros. Sejatinya hal tersebut merupakan perubahan dari kecenderungan pengguna yang lebih sering menyaksikan tayangan streaming karena internet 4G lebih cepat dan stabil.

Dengan menghilangkan persepsi ini, diharapkan semakin banyak pengguna mereka yang ‘hijrah’ ke 4G. “Kenapa harus pindah ke 4G? Karena di masa depan layanan 4G akan terus berkembang,” tutup Derrick.