spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1419

BI Kaji Penerbitan Mata Uang Digital Demi Melindungi Nasabah dan Investor

Telko.id – Bank Indonesia mengaku sedang mengkaji penggunaan teknologi pencatatan transaksi terintegrasi modern (blockchain), termasuk mengkaji untuk menerbitkan mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC) untuk sistem pembayaran domestik.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Onny Widjanarko seperti dikutip dari Antara, Senin (29/1), mengatakan kajian itu masih dalam tahap awal.

Sejauh ini, kata Onny, bank sentral masih mengkalkulasi dampak dan upaya mitigasi risikonya jika kebijakan tersebut diterapkan. BI belum memiliki peta waktu untuk menguji coba penerapan mata uang digital bank sentral.

“Belum ada rencana mau uji coba atau menerapkan. Kajian harus matang dahulu tentunya,” kata Onny.

Bank Sentral negara-negara lain pun saat ini sedang mengkaji penggunaan blockchain dan mata uang digital bank sentral.

Onny mengatakan kajian yang dilakukan BI juga akan melingkupi sektor-sektor tertentu yang akan difasilitasi penggunaan blockchain dan mata uang digital tersebut.

“Kita masih mendalami kelebihan dan kekurangannya, dan bila diterapkan yang paling aman dan efisien ditransaksi di sektor apa? Ini sedang didalami,” ujar dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menegaskan untuk melarang pemrosesan transaksi menggunakan salah satu uang virtual bitcoin.

Sesuai Undang-undang mata uang, alat pembayaran yang sah adalah rupiah. BI selaku otoritas sistem pembayaran mengaku, tidak bertanggung jawab dengan fluktuasi harga yang terjadi jika Bitcoin masih digunakan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyarankan masyarakat Indonesia untuk tidak berinvestasi bitcoin. Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sujanto mengatakan peredaran uang digital ini tidak diatur di Indonesia.

Namun, teknologi blockchain yang merupakan teknologi dasar untuk beroperasinya mata uang digital seperti tidak dapat dibendung lagi. Saat ini, mata uang virtual yang diterbitkan swasta seperti Bitcoin, Etherum dan Ripple, juga menggunakan blockchain.

Mulai mencuatnya penggunaan teknologi blockchain, termasuk produknya seperti mata uang digital karena alasan efisiensi dan efektivitas di sistem pembayaran.

Gubernur Bank Sentral Afrika Selatan Lesetja Kganyago yang juga Ketua Komite Moneter dan Keuangan Internasional Dana Moneter Internasional (IMFC) termasuk pimpinan bank sentral yang berpandangan untuk membuka peluang diterbitkannya mata uang digital bank sentral.

Kganyago mengatakan ketika dulu orang percaya pada catatan fisik perbankan, maka saat ini tidak ada alasan bagi bank sentral untuk tidak dapat berpikir terkait menerbitkan mata uang digital.

“Tidak ada alasan kenala bank sentral tidak mulai memikirkan tentang mata uang digital. Sama ketika dulu mereka percaya saat bank sentral membuat catatan fisik keuangan,” kata Kganyago seperti dilansir di laman resmi Dana Moneter Internasional (IMF).

Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Filipina pun kini tengah menggodok kebijakan yang akan mengatur transaksi cryptocurrency seperti Bitcoin, untuk melindungi investor dan mengurangi risiko penipuan.

Dikutip dari New York Times, Selasa (30/1/2018), regulasi yang akan mencakup penerbitan dan pendaftaran mata uang virtual ini diharapkan rampung tahun ini.

“Kami perlu bertindak, karena initial coin offering (ICO) terus tumbuh terutama pada 2017. Ini harus ditangani dengan sederet regulasi kami,” kata anggota Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Filipina Emilio Aquino yang menangani perlindungan nasabah dan investor.

“Telah terjadi banyak kasus di mana para promotor ICO menghilang entah ke mana. Kami tidak ingin hal itu terjadi di sini,” sebutnya lagi.

Seperti diketahui, para pembuat kebijakan di seluruh dunia berupaya mengendalikan ledakan global perdagangan Bitcoin dan mata uang virtual lainnya.

China misalnya, melarang ICO dan menutup platform perdagangan mata uang virtual setempat. Sementara Korea Selatan, berencana menutup operator pertukaran cryptocurrency.

Jepang baru-baru ini memberikan sanksi kepada Coincheck, bursa mata uang virtual ala Bitcoin Jepang, setelah kebobolan yang menimpanya. Coincheck kehilangan 523 juta koin NEM (mata uang virtual Jepang) senilai 58 miliar yen atau sekitar Rp 7,1 triliun. Pembobolan ini mengungkap adanya kerentanan dalam perdagangan aset. (Icha)

 

 

 

 

Chronicle, Perusahaan Keamanan Siber Baru Milik Google

0

Telko.id – Alfabet, perusahaan induk Google, meluncurkan perusahaan keamanan siber yang menggunakan teknologi yang dibuat oleh penelitian dan pengembangannya yang disebut X. Yang dilakukan adalah menggabungkan kekuatan Google dalam pembelajaran mesin dengan sejumlah besar daya komputasi dan penyimpanan.

Perusahaan baru yang bernama Chronicle ini akan menjadi salah satu anak perusahaan yang disebut “Other Bets” di samping bisnis termasuk unit mobil penggerak sendiri Waymo dan divisi ilmu hayat Verily.

Alfabet sedang memasuki industri keamanan siber. Berhadapan dengan perusahaan keamanan mandiri terbesar seperti Symantec dan McAfee. Industri keamanan siber ini memang telah ditantang oleh generasi baru start-up yang menjanjikan teknologi yang lebih canggih daripada perangkat lunak anti-virus. Termasuk juga Cisco yang sudah berinvestasi besar untuk keamanan siber ini.

Namun, sudah segudang solusi baru dikeluarkan, tetap saja serangan siber ini terus meningkat. Perusahaan pun terus menerus berjuang untuk melindungi diri dari serangan para hacker ini.

“Hacker itu tidak terlihat. Tapi mereka selalu meninggalkan petunjuk kecil seperti virus atau bakteri di aliran darah sementara mereka diam-diam membahayakan tuan rumah,” kata Astro Teller, ‘kapten moonshots’ Alphabet’s.

Menurut Teller, orang harus melihat tantangan keamanan cyber dari sudut pandang baru. Dalam postingannya di blog, Teller yang dikenal dengan Kapten Moonshots itu juga menuliskan bahwa dunia digital membutuhkan “sistem kekebalan tubuh”.

“Sebagian besar organisasi saat ini harus bekerja seperti dokter yang merawat penyakit setelah gejala muncul dan kerusakan telah terjadi,” tulisnya.

“Chronicle bertujuan untuk membantu perusahaan beradaptasi dengan para hacker saat mereka masih aktif, sama seperti mayat membangun antibodi untuk mengidentifikasi dan menolak hal-hal yang berbahaya,” kata Teller menambahkan.

Perusahaan ini akan dipimpin oleh Stephen Gillett, yang bergabung dengan X dari Google Ventures, perusahaan modal ventura, dan sebelumnya adalah chief operating officer Symantec, salah satu perusahaan keamanan cyber terbesar di dunia.

X difokuskan pada proyek eksplorasi dan terobosan yang disamakan dengan bulan moonshots. Targetnya, teknologi yang dihasilkan ini bisa menciptakan bisnis atau menjadi unit dalam Alfabet, atau kadang-kadang mendirikan di luar perusahaan.

Laboratorium tersebut mulai mengerjakan proyek keamanan maya pada tahun 2016, yang dipimpin oleh Mr Gillett dan dua insinyur lama di tim keamanan Google Mike Wiacek dan Shapor Naghibzadeh. Mereka juga bekerja dengan Bernardo Quintero dari VirusTotal, sebuah dinas intelijen malware yang dibeli oleh Google pada tahun 2012.

“Menyediakan kemampuan yang lebih baik untuk menemukan pola pada data tersebut mungkin tidak terdengar seperti banyak, namun mengecilkan waktu antara saat sebuah serangan dimulai dan ketika ditemukan dari beberapa bulan sampai beberapa jam atau beberapa hari) bisa mengurangi banyak kerusakan, “tulis Teller. (Icha)

Telkomsel Bersama Telkom University Dorong Para Milenial Jadi Digipreneur

0

Telko.id – Para milenial memiliki daya kreatifitas yang sangat tinggi. Perlu diarahkan agar yang memiliki minat besar dalam wirausaha di bidang industri digital kreatif dapat tumbuh. Itu sebabnya, Telkomsel mendukung Telkom University menggelar acara Digipreneur In The Making 2018.

Kegiatan ini menghadirkan inspirator muda seperti Keanan Pearce dan Chandra Liow pada tanggal 30 Januari 2018 ini dihadirkan untuk memberikan wadah bagi generasi milenial berbagi ilmu dan  pengalamanan dalam menghasilkan karya di industri digital kreatif.

“Telkomsel bersama Telkom University memiliki kesamaan visi dalam melihat semangat generasi muda sebagai bagian potensi terpenting dalam membangun ekosistem digital secara menyeluruh. Sejalan dengan pengembangan ekosistem Device-Network-Application (DNA) yang telah dijalankan Telkomsel,  kegiatan Digiprenuer In The Making 2018 ini akan membantu generasi anak muda milenial untuk melihat prospek yang lebih besar dalam menghasilkan karya industri digital kreatif yang memiliki potensi bisnis besar dikemudian hari,” kata  Agustiyono, General Manager Sales Regional Jabar Telkomsel.

Agus Lebih lanjut menambahkan, acara yang dikemas dengan seru ini menghadirkan para inspirator muda yang telah menghasilkan berbagai ragam karya yang dikembangkan melalui platform digital. Telkomsel berharap generasi muda milenial yang sudah sangat terbuka akan kemajuan teknologi terkini dapat meningkatkan adopsi gaya hidup digital serta menyikapi perkembangan industri digital kreatif secara lebih positif sehingga dapat membuka peluang baru bagi para wirausaha muda, conten creator hingga digital influncer.

Pemateri yang mengisi kegiatan ini di antaranya adalah Keanan Pearce, CO Founder Makna Kreatif, konsultan yang fokus pada karya kreatif terkini. Keanan akan berbagi bagaimana mengelola dan menjaga brand identity sebuah produk memiliki nilai jual. Selain itu Chandra Liow yang lebih senang di sebut sebagai conten creator juga akan berbagi kisah suksesnya mengelola channel Youtube hingga mampu menghasilkan pendapatan tetap.

Dalam kesempatan itu, Telkomsel juga menghadirkan show case sejumlah produk dan layanan digital terdepan seperti layanan mobile financial service TCASH dengan beragam promo dan keunggulan terbaru, serta layanan paket MusicMAX dan GamesMAX yang akan memanjakan para pengunjung untuk menikmati secara langsung fasilitas hiburan dengan format layanan berbasis digital.

“Acara ini juga menjadi momen bagi Telkomsel untuk terus mendekatkan potensi pelanggan dari segmen anak muda, terutama para mahasiswa Telkom University yang saat ini sebagian besar sudah menjadi pelanggan setia Telkomsel dan aktif dalam memanfaatkan beragam layanan berbasis gaya hidup digital. Penetrasi ini juga merupakan komitmen kuat Telkomsel untuk memperkuat ekosistem digital secara lebih merata dengan mengintegrasikan seluruh unsur seperti hiburan, edukasi, karya kreatif serta keunggulan teknologi seluler terdepan” tutup Agustiyono. (Icha)

 

 

 

Karyawan Indosat Ooredoo ‘Gesit’ Siapkan Generasi Digital Anti-Hoax

0

Telko.id – Datangnya era digital selain memberikan dampak positif, adanya juga dampak negative yang berkembang. Termasuk salah satunya adalah marak nya hoax. Itu sebabnya, Indonesia memerlukan dukungan literasi digital bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memberikan edukasi bagaimana memanfaatkan perkembangan digital secara positif dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Agar mempercepat terwujudnya masyarakat digital.

Dalam rangka mendukung program literasi digital bagi masyarakat, Indosat Ooredoo menyelenggarakan Employee Volunteer Program for Digital Literacy dengan melibatkan karyawan bagi komunitas di sekitar lingkungan bisnis perusahaan.  Para karyawan memberikan pelatihan literasi digital kepada 50 komunitas sekolah di 50 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Program yang bertemakan #BijakBersosmed tersebut berlangsung sejak November 2017 sampai akhir Januari 2018 mendatang sebagai rangkaian ulang tahun Indosat Ooredoo ke-50.

“Maraknya hoax yang beredar dan banyaknya kasus terkait UU ITE harus diantisipasi dengan penggunaan media sosial yang lebih bijaksana. Oleh karena itu, Indosat Ooredoo melakukan employee volunteer program untuk mengingatkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya memanfaatkan teknologi digital secara lebih positif,” ujar Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo.

Dalam kegiatan ini, para karyawan Indosat Ooredoo memberikan materi terkait penggunaan media sosial yang bermanfaat, tidak cepat menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya, dan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh diunggah ke media sosial, termasuk mensosialisasikan kampanye #BijakBersosmed, sebuah kampanye untuk lebih bijak dalam menggunakan sosial media yang digagas sejumlah pegiat sosial media dan didukung penuh oleh Indosat Ooredoo.

Program literasi digital ini mengajak komunitas yang terdiri dari siswa-siswi SMP dan SMA, untuk bersama-sama menyebarkan pesan positif di media sosial serta memanfaatkannya untuk menumbuhkan inovasi dan meningkatkan kreatifitas.

Sampai dengan pertengahan Januari 2018, sebanyak lebih dari 7,355 siswa/siswi, 205 guru, dan 254 karyawan Indosat Ooredoo telah terlibat aktif dalam program ini. Lokasi pelaksanaannya tersebar di seluruh area bisnis Indosat Ooredoo seperti Sumatera (Siantar, Payakumbuh, Kisaran Tebing Tinggi, dll), Jawa (Garut, Pekalongan, Jombang, dll), Bali (Denpasar dan Singabara), Kalimantan (Sintang, Sampit, Palangkaraya, dll), serta Sulawesi (Makassar dan Manado). (Icha)

 

Amerika Berniat Buat Jaringan 5G Yang Nasionalis

0

Telko.id – Tidak dapat dipungkiri, bahwa kini perusahaan Cina yang menguasai bisnis infrastruktur di dunia. Termasuk juga Amerika. Itu sebabnya, Negara ini berniat untuk membuat jaringan 5G yang nasionalis, tanpa menggunakan vendor dari Cina. Seperti yang dilansir dari Kantor Berita Axios.

Dalam laporannya, saat ini pemerintah A.S. sedang mempertimbangkan opsi untuk membangun jaringan 5G sebagai salah cara untuk menahan Cina ‘merangsek’ lebih dalam lagi ke Negara ini. Terutama untuk menjadi keamanan data.

Axios, dengan mengutip dokumen sensitif yang diperolehnya, mengatakan bahwa ada dua pilihan untuk dipertimbangkan: Pertama, pemerintah A.S. dapat membayar dan membangun jaringan seluler tunggal yang super cepat dan kemudian dapat menyewa akses ke operator nasional. Langkah tersebut, menurut Axios, dapat membentuk nasionalisasi infrastruktur yang belum pernah terjadi sebelumnya yang secara historis dimiliki secara pribadi.

Namun, laporan berita tersebut melaporkan juga, seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa versi yang lebih baru dari dokumen tersebut netral mengenai apakah pemerintah harus membangun dan memiliki jaringan semacam itu.

Alternatifnya, menurut Axios, adalah bahwa penyedia layanan nirkabel di A.S. membangun jaringan 5G mereka sendiri yang akan bersaing satu sama lain – sebuah opsi yang menurut dokumen bisa memakan biaya dan memakan banyak waktu, namun tidak akan mengganggu industri secara komersial.

Alasan untuk mempertimbangkan nasionalisasi sebagian sistem adalah China “telah mencapai posisi dominan dalam pembuatan dan pengoperasian infrastruktur jaringan” dan ini adalah “aktor berbahaya yang dominan di Domain Informasi,” kata dokumen tersebut, menurut Axios.

Reuters melaporkan bahwa seorang pejabat senior pemerintah pada hari Minggu mengatakan bahwa pemerintah ingin membangun jaringan 5G yang aman dan harus bekerja sama dengan industri tersebut untuk mengetahui cara terbaik untuk melakukannya.

“Kami ingin membangun jaringan sehingga orang China tidak dapat mendengarkan panggilan Anda,” kata pejabat tersebut kepada Reuters.

“Kita harus memiliki jaringan aman yang tidak memungkinkan pelaku buruk masuk. Kita juga harus memastikan orang-orang China tidak mengambil alih pasar dan membuat setiap jaringan non-5G gulung tikar.”

Masalah tersebut diperdebatkan di tingkat yang lebih rendah, kata pejabat tersebut kepada Reuters, menambahkan bahwa dibutuhkan waktu antara enam sampai delapan bulan sebelum Presiden Donald Trump mempertimbangkan.

Generasi kelima (karenanya nama 5G) dari jaringan bergerak bertujuan untuk memberikan kecepatan data lebih cepat dan bandwidth yang lebih banyak untuk membawa tingkat lalu lintas web yang terus berkembang. Akhir tahun lalu, spesifikasi pertama untuk 5G selesai, yang merupakan langkah besar untuk mengkomersilkan teknologi.

Pengamat pasar memperkirakan teknologi ini akan memiliki lebih dari satu miliar pengguna pada 2023, dengan lebih dari setengahnya berbasis di China. Operator A.S. sudah bekerja untuk menerapkan jaringan 5G. (Icha)

Kemenkumham Siapkan Aplikasi Khusus Untuk Tahanan Miskin

Telko.id – Tidak semua lapisan masyarakat Indonesia mampu mengakses ke pegacara. Bisa karena jarak atau karena tidak mampu. Untuk itu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melalui unit kerja Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) sedang memper-siapkan aplikasi Pos Bantuan Hukum Rutan Online, yang akan diterapkan di Indonesia pada 2018 ini.

“Tiap tahanan miskin di Rumah Tahanan akan dicarikan Organisasi Bantuan Hukum (OBH) terdekat melalui integrasi Aplikasi SID Bantuan Hukum (SID Bankum), yang berguna untuk membantu pelaksanaan proses pemberian bantuan hukum serta penyaluran dana bantuan hukum secara online. Supaya lebih transparan dan akuntabel diintergrasikan bersama  Sistem Database Pemasyarakatan,” tuturnya, Constantinus Kristomo, Kepala Bidang Bantuan Hukum BPHN, Senin (29/01/2018).

Kristomo menambahkan “Target dari aplikasi tersebut adalah untuk perluasan jangkauan bantuan hukum”.

Sedangkan untuk menjangkau “Sandwich People” atau masyarakat yang tidak masuk dalam kategori miskin. Namun juga tidak cukup kaya untuk membayar pengacara. BPHN bersama Organisasi Advokat mendorong para pengacara untuk menjalankan kewajiban Pro Bono atau pelayanan hukum yang dilakukan untuk kepentingan umum atau pihak yang tidak mampu tanpa dipungut biaya.

Hal ini juga diutarakan oleh Kristomo saat memaparkan kualitas bantuan hukum Indonesia, di salah satu forum Seminar Internasional mengenai Akses Keadilan dalam Sistem Peradilan Pidana: Jaminan Kualitas, Layanan Holistik dan persamaan dalam Akses, di Guangzhou, Provinsi Guangdong, Republik Rakyat Cina yang digelar pada 24-25 Januari 2018 lalu.

“Kualitas bantuan hukum menjadi perhatian dari berbagai forum internasional yang membahas implementasi dari The UN Principles and Guidelines on Access to Legal Aid in Criminal Justice Systems  yang telah diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada Desember 2012,” tuturnya menjelaskan.

Kristomo menambahkan, bahwa dalam seminar yang bertujuan untuk berbagi in-formasi mengenai implementasi bantuan hukum dari berbagai negara dan diskusi mengenai fitur dan struktur, yang diperlukan untuk menjamin kualitas bantuan hukum itu di tiap negara.

Selain itu, Kemenkumham juga menjamin kualitas Bantuan Hukum di Indonesia. Untuk itu, BPHN menggunakan Indeks Kinerja OBH. Yakni instrumen monitoring online yang menggunakan persepsi kepuasan klien.

“Caranya dengan metode survey ke penerima bantuan hukum tersebut,” ujarnya. (Icha)

 

Awas, Serangan Siber Berbasis AI Akan Semakin Menggila Di 2018

Telko.id – Peneliti keamanan di Avast, perusahaan pemimpin global dalam produk keamanan digital, memperkirakan akan ada kejahatan siber baru selain kejahatan siber yang sudah ada sebelumnya pada 2018, seperti serangan siber dengan program artificial intelligence (AI). Dalam laporannya yang bertajuk Threat Prediction Report for 2018, Avast juga memperkirakan peningkatan serangan massal, serangan ransomeware, serangan terhadap perangkat Internet of Things (IoT), malware cryptomining dan serangan terhadap layanan yang dibangun dengan Blockchain.

Dalam laporan tersebut juga mengindikasikan  potensi serangan rantai pasokan tingkat tinggi akan muncul, dan peningkatan serangan dari fileless malware, pelanggaran data dan serangan pada perangkat mobile,  misalnya trojan perbankan.

“Semakin bertambahnya kerangka pembelajaran mesin yang open source, ditambah dengan penurunan harga perangkat keras yang signifikan, penjahat siber kian memiliki peluang untuk menggunakan kerangka pembelajaran mesin untuk menyusup melewati algoritme pembelajaran mesin yang dikembangkan perusahaan keamanan.,” kata Ondrej Vlcek, CTO & EVP, Avast.

Vlcek menambahkan “Kami memperkirakan penjahat siber akan memanfaatkan teknologi AI untuk meluncurkan serangan phising yang canggih, di samping serangan malware.”

Pada 2018 ini, Avast melaporakan juga bahwa cybercriminals memanfaatkan teknologi AI untuk tidak hanya meluncurkan serangan malware, tapi juga melakukan serangan tombak yang canggih, mirip dengan yang ditemukan oleh SecureWorks. AI dapat digunakan untuk mengekstrak informasi di seluruh platform untuk menargetkan serangan phishing dengan lebih baik secara umum, namun juga dapat digunakan untuk melakukan serangan tombak yang sangat canggih.

Apa saja yang diindikasikan oleh Avast tentang serangan siber tahun 2018 ini?

Peralihan pada vektor serangan

Ancaman yang diamati pada 2017 akan masih menjadi ancaman bagi bisnis, data pribadi dan privasi tahun ini. Mereka akan menyerang ponsel pintar dan perangkat IoT. Sementara itu, akan terjadi peralihan pada vektor serangan, dengan rantai pasokan menjadi target utama, dan kerentanan kunci RSA berpotensi disalahgunakan untuk mencuri data dan menyuntikkan muatan berbahaya ke dalam data yang ditandatangani.

Modus kian beragam

Penjahat siber akan melancarkan lebih banyak serangan dengan ransomware,  malware cryptomining dan fileless malware. Mereka juga akan menyerang layanan berbasiskan Blockchain. Serangan malware cryptomining, pencurian uang digital dan penipuan seputar uang digital akan meningkat seiring dengan kian populernya mata uang tersebut.

Perangkat bergerak masih menarik bagi penjahat siber

Bagi perangkat mobile dan pengguna yang sering mengunduh, rooter dan aplikasi palsu menjadi ancaman terbesar pada 2017. Jumlah aplikasi palsu,  trojan perbankan dan ransomeware diperkirakan akan meningkat. (Icha)

 

 

 

 

Qualcomm Menandatangani MOU Penjualan Senilai $ 2 miliar Dengan 4 Vendor China Papan Atas

0

Telko.id – Qualcomm Technologies Inc baru saja menandatangani nota kesepahaman untuk penjualan dengan beberapa vendor smartphone China papan atas yakni Lenovo Group, Guangdong OPPO Mobile Telecommunications Corp, Vivo Communication Technology dan Xiaomi Communications seperti dilansir dari Reuters.

Keempat vendor smartphone tersebut sudah menyatakan minatnya untuk membeli komponen Qualcomm dengan nilai total tidak kurang dari $ 2 miliar selama tiga tahun, kata pembuat chip A.S.

Perjanjian yang tidak mengikat akan tunduk pada kesepakatan lebih lanjut dan mencakup teknologi yang berkaitan dengan komponen RF Front-End, Qualcomm mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan juga sepakat untuk bekerja sama dalam mengembangkan perangkat komersial yang sesuai dengan 5G pada tahun 2019.

Perusahaan mengumumkan perjanjian multi-tahun pada acara yang diselenggarakan oleh Qualcomm di Beijing yang dihadiri oleh ketua dan CEO perusahaan A.S.

Pada acara tersebut perwakilan dari perusahaan China menyatakan kekhawatiran bahwa kemungkinan akuisisi Qualcomm oleh Broadcom dapat merugikan investasi teknologi chip.

Sebagai informasi, Broadcom pada bulan November membuat tawaran $ 103 miliar yang tidak diminta untuk Qualcomm, yang menurut Qualcomm undervalues.

Penggabungan potensial kemungkinan akan menghadapi pengawasan ketat di China, di mana Qualcomm telah didenda sebelumnya mengenai masalah anti-trust dan di mana pemerintah mempromosikan produksi chip lokal.

China bertujuan untuk menjadi pembuat chip global yang dominan pada tahun 2030 dan telah mengalokasikan dana publik yang luas untuk mendukung perusahaan lokal.

“Saya terkejut dengan reaksi beberapa pelanggan tersebut, tapi mungkin ini yang Anda harapkan,” kata Presiden Qualcomm Cristiano Amon kepada media.

China saat ini merupakan pasar kedua terbesar Qualcomm namun akan segera menjadi pasar utamanya, kata Amon. (Icha)

Qualcomm Sarankan Pemerintah Indonesia Untuk Susun Jaringan 5G

0

Telko.id – Qualcomm sebagai perusahaan teknologi global memiliki banyak rencana untuk bisnisnya di Indonesia. Setidaknya ada tiga point yang menjadi fokus perusahaan ini di Indonesia pada tahun 2018.

“Indonesia merupakan salah satu pasar yang penting bagi Qualcomm. Itu sebabnya, ada beberapa fokus perusahaan untuk Indonesia pada tahun 2018 ini,” kata Mantosh Malhotra, VP & President untuk Asia Tenggara, Qualcomm Technologies, Inc pada saat New Year Gathering di Jakarta (24/1).

Point pertama yang akan menjadi fokus Qualcomm adalah mendorong perkembangan dan penyebaran teknologi global terbaru sehingga nantinya dapat memperluas ketersediaan dan konektivitas perangkat-perangkat baru yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di Indonesia dengan harga terjangkau.

Point ke dua adalah Qualcomm akan membantu para perusahan lokal untuk dapat berkembang dan mampu bersaing secara global dengan memiliki lisensi paten, sekaligus mengambil andil dalam menciptakan mobile ekosistem di Indonesia.

Selanjutnya, pada point ketiga adalah Qualcomm berencana untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia untuk mampu mengembangkan teknologi IoT.

“Kami melihat bahwa IoT ini tidak hanya untuk pasar di Negara maju saja. Tetapi juga dibutuhkan oleh pasar di Negara tengah berkembang yang memiliki kesempatan dalam mengembangkan industri IoT ini,” tambah Mantosh.

Bagaimana Dengan 5G di Indonesia?

Qualcomm mengaku bahwa akan selalu dukung pertumbuhan telekomunikasi di Indonesia. Termasuk juga 5G. Hanya saja, saat ini masih banyak pekerjaan rumah bagi Indonesia dalam mempersiapkannya.

“Indonesia masih belum pasti kapan akan memulai layanan 5G nya,” ujar Shannedy Ong, Country Manager Qualcomm Indonesia menjelaskan.

Shannedy menambahkan bahwa “Kalau diminta pendapat dari Qualcomm, sepertinya belum ada rencana solid (kapan) 5G bisa digunakan di sini. Yang kita dengar 5G itu sudah hampir difinalisasi di sini, mungkin trial-nya tahun ini”.

Qualcomm juga menilai bahwa pemerintah harus menyusun jarigan 5G yang akan digunakan. “Indonesia masih kekurangan spektrum. Nah, yang digunakan ada spektrum di High Band, Mid Band, Low Band. Kami rasa pemerintah harus sudah planning untuk menyusun jaringan 5G, setelah planning baru ada penetapan,” ujar Nies Purwati, Director Government Affairs untuk Asia Tenggara, Qualcomm. (Icha)

 

Pemerintah Akan Buka Tender Pembangunan 5.000 BTS USO Di Daerah Terpencil

0

Telko.id – Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih belum merata. Maklum saja, karena tidak semua operator mau membangun diwilayah terpencil yang secara bisnis tidak menguntungkan. Itu sebabnya, pemerintah menggalakkan program USO atau Universal Service Obligation untuk membangun jaringan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar yang dikenal dengan daerah 3T.

Pada tahun 2017 lalu saja, pemerintah sudah membangun 663 unit dari program USO ini. Tahun 2018 ini akan dipercepat dan dalam waktu dekat mampu mencapai angka 5000 BTS yang berada di 132 Kabupaten.

“Minimal, BTS yang dibangun sudah memiliki kapasitas 3G,” ungkap Ismail, Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo saat ditemui di Purui, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (23/1/2018), seperti yang dikutip dari Detik.com.

Untuk mencapai target yang dicanangkan tersebut, pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Komunikasi dan informatika akan mengubah cara pendekatannya.

“Karena itu, rencananya agar mengubah model pendekatannya juga. Jadi, akan tender secara serentak, dibagi per area nanti rencananya,” sebutnya.

Sayangnya, untuk detail model yang akan digunakan masih belum ditentukan. Hanya saja, berdasarkan pengamatan di lapangan, animo masyarakat akan kebutuhan infrastruktur jaringan telekomunikasi ini sudah sangat tinggi. “Jadi, pendekatan yang dilakukan juga tidak akan linier, tetapi akan eksponensial,” kata Ismail menambahkan.

Sekedar diketahui, USO, yang juga dikenal sebagai dana Kewajiban Pelayanan Umum (KPU), dikontribusi oleh pelaku bisnis telekomunikasi yang menyumbang sebesar 1,25 persen dari pendapatan usaha. Dana ini disetor kepada pemerintah di setiap kuartal.

Pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini merupakan implementasi dari program BTS USO oleh Kementerian Kominfo yang dikerjakan melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan informatika (BAKTI).

Sebelum menyandang nama BAKTI, divisi Kominfo yang mengurusi penyediaan internet di daerah terpencil ini bernama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).

Program BTS USO adalah bantuan pembangunan BTS di wilayah blankspot atau tidak terpancar sinyal telekomunikasi dari BTS komersial untuk melayani akses telekomunikasi.

Melalui skema bottom up, titik lokasi pembangunan merupakan usulan dari pemerintah daerah (pemda) dengan menyediakan lahan hibah yang akan menjadi lokasi pembangunan BTS. Lalu BAKTI menyediakan infrastrukturnya. (Icha)