spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...
Beranda blog Halaman 1333

Dua Operator Ini Dilaporkan Ke KPPU, Mengapa?

0

Telko.id – Indosat Ooredoo dan XL Axiata dilaporkan ke Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) karena membentuk perusahaan patungan yang bergerak di bidang telekomunikasi, yaitu One Indonesia Synergy.

“Pembentukan perusahaan tersebut berpotensi kartel,” kata Ketua Forum Masyarakat Peduli Telekomunikasi Indonesia Rofiq Setyadi usai melapor ke kantor KPPU di Jakarta, Jumat (7/10).

Menurut Rofiq, pihaknya telah tiga kali melaporkan kasus dugaan kartel ini ke KPPU mulai dari Agustus, September, hingga Oktober. “Kami hari ini datang untuk melengkapi berkas dan sudah diterima dengan baik oleh KPPU,” katanya.

img-20161008-wa0002

Dalam laporannya, Rofiq Setyadi mengatakan bahwa pembentukan perusahaan patungan XL dan Indosat tersebut menyalahi UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

“Apalagi keduanya bermain di bisnis yang sama. Kita khawatir ini akan menimbulkan kartel. Indikasi ini juga dirasakan oleh KPPU saat kami melapor, dan mereka berjanji untuk memproses laporan ini,” ujarnya lebih lanjut.

Dia menilai, pembentukan perusahaan patungan antara XL dan Indosat ini untuk persiapan jika PP No 52/2000 tentang Penyelenggaran Telekomunikasi dan PP 53/2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi kelar direvisi.

Dalam revisi PP 52 dan 53 memungkinkan operator untuk melakukan sharing aktif yaitu, satu perangkat digunakan bersama dan frekuensi digabungkan.

“Namun, sampai saat ini PP-nya belum ditandatangani. Tapi perusahaan patungannya sudah dibentuk,” katanya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi secara terpisah, Ketua KPPU Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan, akan mengecek terlebih dulu laporan dugaan kartel ini sebelum memprosesnya lebih lanjut. “Saya cek dulu isinya,” ujar Syarkawi.

Seperti diketahui, Indosat dan XL membuat perusahaaan patungan bernama PT One Indonesia Synergy. Pembentukan perusahaan baru ini bertujuan untuk meningkatkan jaringan. Kedua perusahaan tersebut yang memang sudah cukup lama bekerja sama menyelenggarakan layanan 4G LTE.

“Joint venture ini akan fokus pada perencanaan bersama dengan tujuan untuk mengeksplorasi setiap inisiatif kerja sama jaringan yang layak di masa mendatang,” terang President Director & CEO XL Dian Siswarini saat membentuk perusahaan patungan tersebut.

Sementara itu, President Director & CEO  Indosat, Alexander Rusli mengatakan, pembentukan usaha patungan tersebut akan membantu memperkecil biaya
modal dan operasional masing-masing operator.

“Contohnya dalam hal penyediaan menara, base transceiver station (BTS), radio access network (RAN), dan sebagainya,” jelasnya kala itu.

Terkait network sharing, Sekretaris Jenderal Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Muhammad Danny Buldansyah menilai, aturan network sharing sebagai langkah baik.

Menurutnya, revisi kedua peraturan itu akan membuat harga kompertibel bagi industri dan dalam jangka pendek akan diterima oleh pasar.

Network sharing sendiri dianggap bukanlah hal yang tabu karena hanya membutuhkan kemauan dan kesiapan dari operator untuk berbagi jaringan.

“Dari sisi industri bagus dan power sharing itu sebenarnya sudah terjadi kok tapi belum maksimal jadi ini bukan hal aneh,” tukasnya.

Sementara itu, Anggota Ombudsman Alamsyah Saragih mengatakan, aturan berbagi jaringan (network sharing) mesti dibarengi dengan pembatasan.

“Hampir semua negara membutuhkan network sharing, namun dengan pembatasan seperti di daerah pinggir bukan padat. Jika tidak begitu, hanya meneruskan kebijakan yang lama saja,” ungkapnya.

Huawei Ganteng ISS Untuk Tingkatakan Kemampuan Pengawasan Kota

0

Telko.id – Huawei, global penyedia solusi ICT terkemuka, mengatakan akan bekerja dengan Intelligent Systems Security (ISS), perusahaan yang ahli dalam video management dan intelligence solutions untuk pengawasan kota agar aman dan membantu lembaga penegakan hukum di seluruh wilayah Timur Tengah.

Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan publik suatu wilayah melalui sistem intelligence surveilans yang proaktif. Harapannya juga mampu mengidentifikasi potensi ancaman sebelum kejadian, seperti dilansir dari Trade Arabia.

Dengan adanya kerjasama ini, ISS akan berbagi keahliannya dengan Huawei dalam mengintegrasi smart video surveillance camera solutions dengan infrastruktur intelligence surveillance berbasis cloud yang inovatif dari Huawei. Sistem pengawasan tersebut akan ditingkatkan dan dikembangkan bersama-sama, kemudian pengujian akan dilakukan di Huawei Open-Lab Pusat, Dubai, United Arab Emirates.

“Kemitraan Perusahaan kami dengan ISS menegaskan kembali komitmen kami untuk mengembangkan industri-spesifik, solusi yang fokus pada kebutuhan pelanggan melalui ekosistem yang berkolaboratif dengan mitra, ” ujar Richard Cai, Director of Open-Lab Middle East, Huawei Enterprise Middle East menjelaskan.

“Perusahaan security dalam bidang solusi video sangat sesuai dengan solusi pengawasan kami berbasis cloud yang mampu melakukan pengawasan selama 24/7. Tentu hal tersebut membutuhkan pengawasan dengan kemampuan high-definition tetapi menggunakan bandwidth rendah dan mendukung perekaman video terus menerus,” katanya Richard menambahkan.

“Solusi bersama tersebut akan memberikan kemampuan intelligence surveillance yang akan memungkinkan lembaga penegakan hukum di wilayah tersebut untuk menerima secara otomatis, peringatan berbasis video dari potensi ancaman, mengurangi biaya operasional dan lebih cepat sehingga waktu respon terhadap suatu kejadian menjadi lebih efisien. Terutama dalam kondisi darurat,” tambahnya.

Perangkat lunak manajemen konten video yang dimiliki oleh Huawei juga mampu menyediakan ringkasan video, intelligent searching, seperti pengenalan wajah yang akan mampu pihak penegak hukum untuk memperoleh informasi lebih cepat. Dengan demikian akan lebih cepat dan mudah dalam mengidentifikasi pelaku. Artinya, lebih efisien dalam mencegah kejahatan lebih lanjut, kata sebuah pernyataan.

Mohammed Zaheer, direktur regional – Timur Tengah dan India, ISS, mengatakan: “Kami senang bisa bermitra dengan Huawei untuk memberikan teknologi video cerdas dan solusi otomatis untuk klien keamanan.”

“Kami akan menerapkan hasil kolaborasi ini ke lebih dari 53 negara di seluruh dunia. Perusahaan kami nilai kepemimpinan Huawei dalam domain ICT dan kami merasa terhormat untuk menjadi bagian dari ekosistem mitra mereka, “katanya.

Solusi ini dibagi enam central yakni Convergent Command Centre, Cloud-Based Intelligent Video Surveillance, Smart Road Safety, 4G Mission-Critical Broadband Trunking, Agile Communication Network dan Secured Cloud Data Centre Solution.

Huawei safe city solution sudah digunakan pada lebih dari 400 juta orang di lebih dari 100 kota di 30 negara. Huawei pun berkomitmen untuk mendukung pemerintah di seluruh kawasan Timur Tengah dalam visi mereka untuk menciptakan kota yang lebih cerdas dan lebih aman untuk kesejahteraan dan kebahagiaan warganya. (Icha)

Operator Besar Perang Tarif, Siapa yang Dirugikan?

0

Telko.id – Setelah Indosat Ooredoo menurunkan tarif panggilan ke semua operator sejak pertengahan tahun lalu, kini XL Axiata juga mengikuti jejak rivalnya itu.

Sekadar informasi, beberapa waktu lalu Indosat Oredoo mulai mengobral tarif pembicaraan antar operator dengan program Rp 1 perdetik. Tak ingin kalah bersaing dengan Indosat, kini XL mengeluarkan program Rp 59 permenit untuk telpon semua operator.

Meski perang tarif ini hanya berlaku di wilayah luar Jawa, namun Leonardo Henry Gavaza CFA, analis saham PT Bahana Securities menilai jor-joran tarif antar operator ini dipastikan akan membuat margin operator yang sudah cekak akan semakin menipis.

Program perang tarif yang dilakukan oleh Indosat dan XL tersebut dinilai Leonardo juga memiliki kemiripan dengan banting harga jasa telpon yang pernah dilakukan operator telekomunikasi di tahun 2007 dan 2008 yang lalu. Dahulu adu murah hanya di level onnet (dalam satu operator) namun kini sudah menjalar ke offnet (beda operator).

“Perang tarif ini cepat atau lambat akan dilakukan oleh Indosat dan XL. Memang tujuan Menkominfo melakukan revisi PP 52/53 tahun 2000 ini adalah untuk menciptakan kompetisi dan persaingan harga. Kejadiannya ya seperti perang harga offnet yang saat ini terjadi. Jadi revisi 52/53 tahun 2000 dan penurunan biaya interkoneksi memang ditujukan untuk mensupport kebijakkan perang tarif Indosat dan XL,”terang Leonardo pada keterangan pers yang diterima tim Telko.id

Sementara itu, Chief Economist Danareksa Research Institute, Kahlil Rowter menilai, adu murah tarif telekomunikasi yang dilakukan Indosat dan XL merupakan strategi untuk mendapatkan pelanggan baru di suatu wilayah. Meski tarif murah ini sekilas akan menguntungkan konsumen, namun jika perang tarif terus dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan masiv, Kahlil memastikan akan ada operator yang mengalami kerugian.

Bahkan tidak menutup kemungkinan akan ada operator telekomunikasi yang ‘gulung tikar’ akibat tak mampu bertahan di perang tarif ini.

Jika dikalkulasikan, sekilas perang harga yang dilakukan Indosat dan XL akan membawa keuntungan bagi konsumen. Dengan adanya perang harga, konsumen akan mendapatkan harga yang lebih murah dari penyelenggara jasa telekomunikasi.

Namun untuk jangka panjang, Kahlil pesimis jika konsumen akan diuntungkan dengan adanya perang tarif ini. Operator yang melakukan perang harga akan kembali menaikkan harga untuk menutup kerugian mereka selama ini ketika menjalankan perang harga tersebut.

Sebagai entitas bisnis yang mencari keuntungan, operator telekomunikasi harus menggembalikan dana yang dipergunakan untuk melakukan perang harga tersebut.

Dengan kondisi seperti ini, nantinya harga layanan telekomunikasi dari operator yang melakukan perang harga tersebut bisa menggalami kenaikan.

Operator yang menjalankan perang harga dinilai Kahlil kerap mengabaikan kualitas layanan telekomunikasinya. Seperti sering terjadinya drop call atau terbatasnya coverage di satu wilayah.

Kahlil berpendapat, saat ini yang dibutuhkan konsumen adalah harga telekomunikasi yang terjangkau dan stabil. Bukan harga yang murah-murahan yang nantinya justru akan mengorbankan kepentingan konsumen.

“Jadi perang harga tidak otomatis menguntungkan konsumen. Perang tarif justru berpotensi memperdaya konsumen,”ujar Kahlil.

Dengan dua operator ini sudah mulai menurunkan tarif mereka, bukan tidak mungkin akan ada operator selanjutnya yang ikut melakukan hal yang sama. Jika hal ini berlanjut, siapa yang akan dirugikan. Apakah operator atau konsumen? Kita tunggu saja.

Pasar Mobile Payment Asia Pasifik Akan Capai US$271.47 Miliar di 2021

Telko.id – Trend Mobile Payment kini sedang merangkak naik. Terlebih beberapa vendor smartphone juga turun ke industri ini dan akan memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk bertransaksi. Namun, hingga 2021 mendatang, trend dari pembayaran secara cashless dan mobile ini akan bergerak secara eksponensial.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Frost & Sullivan, pasar mobile payment akan pertumbuhan sangat agresif di wilayah Asia Pasifik di luar Cina dan India. Setidaknya, lembaga riset ini menyatakan bahwa pasar akan meningkat dari US$71.92 miliar menjadi US$271.47 miliar pada tahun 2021. Jumlah nasabah aktif yang akan melakukan transaksi keuangan tersebut pun akan berlipat ganda mencapai 130.800.000 pengguna.

Menurut Frost & Sullivan, potensi yang luar biasa ini perlu dicermati dengan baik. Terutama melihat dari sisi standarisasi, persaingan yang akan semakin intensif dan ekosistem yang ada. Dengan demikian, solusi pembayaran melalui mobile ini juga akan mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan.

Riset Asia-Pacific Mobile Payment yang dilakukan oleh Frost & Sullivan tersebut merupakan bagian dari Mobile & Wireless Communications Growth Partnership Service program. Termasuk juga eCommerce dan mobile point-of-sale (mPOS). Targetnya adalah menganalisa trend dan peluang di Wilayah Cina, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Malaysia, Indonesia, Thailand, Philippines dan Vietnam.

“Riset pasar Mobile Payment di Asia-Pasifik tersebut juga berdasarkan preferensi lokal dan berbagai pertimbangan,” ujar Quah Mei Lee, Digital Transformation Industry Principal Analyst Frost & Sullivan menjelaskan.

“Misalnya, di Indonesia dan Filipina, perusahaan telekomunikasi memimpin dengan produk e-money mereka. Sedangkan di Jepang, Korea Selatan dan Australia, kartu kredit adalah metode pembayaran utama. Memahami dinamika ini sangat penting untuk menjadi dasar bagi penyedia solusi mobile payment agar dapat berhasil,” ujar Quah menambahkan.

Mobile payment di Asia-Pasifik sendiri, saat ini dipimpin oleh beberapa negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Australia dan Singapura. Di Jepang dan Korea Selatan telah mendominasi sejak awal Near-Field Communication atau NFC mulai diperkenalkan pada tahun 2011. Tak heran, di kedua negara tersebut, pangsa pasarnya menguasai hingga 89.2% dibandingkan dengan pendapatan mobile payment di seluruh kawasan Asia Pasifik.

Di antara segmen pasar mobile payment, m-commerce menjadi transaksi yang cukup mendominasi. Meskipun, jika dibandingkan dengan pertumbuhannya, masih lebih tinggi point-of-sale (POS). Terutama dalam hal volume transaksi pembayaran.

Faktor penyebaran NFC yang cukup cepat di beberapa negara pun sangat membantu memperluas jangkauan pembayaran POS ini. Dengan kondisi tersebut, negara yang memiliki pasar mobile payment paling menjadikan adalah negara yang memiliki komitmen kuat untuk merealisasikan cashless.

Seperti Korea Selatan, Australia, Singapura dan Malaysia. Lalu diikuti oleh negara-negara seperti Thailand dan Vietnam yang perlahan-lahan mulai melakukan transisi ke cashless.

“Kesempatan tidak terbatas dan integrasi mainstream mobile payment pun sudah mulai masuk dalam kehidupan sehari-hari,” kata Quah. “Bahkan di luar ini, ada potensi luar biasa ketika era internet of things sudah dimulai,” sahut Quah optimis. (Icha)

Trafik Data 4G Telkomsel di PON XIX 2016 Naik 49%

0

Telko.id – Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat telah berakhir. Berbagai dinamika mewarnai proses pelaksanaannya, termasuk dukungan Telkomsel yang menjadi bagian Telkom Group sebagai Official ICT Partner PON XIX. Berbagai dukungan Telkomsel untuk kelancaran PON XIX telah sukses dihadirkan secara menyeluruh mulai dari optimalisasi jaringan broadband berteknologi terdepan yang prima, hingga produk dengan value layanan gaya hidup digital yang khusus dipersembahkan untuk menjamin kenyamanan semua pihak yang terlibat dalam event olahraga terbesar empat tahunan di Indonesia tersebut.

“Sejak awal persiapan hingga proses pelaksanaan PON XIX di Jawa Barat, Telkomsel sudah memastikan semua infrastruktur serta layanan terdepan Telkomsel dapat dinikmati dengan baik dan lancar oleh pelanggan. Kami mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan Pemerintah Daerah Jawa Barat dan PB PON XIX untuk Telkomsel sebagai bagian Telkom Group dalam menjamin kenyamanan dan kelancaran komunikasi semua pihak, mulai dari penonton, kontingen atlet, hingga panitia pelaksana PON XIX,” ujar Mas’ud Khamid, Direktur Sales Telkomsel menjelaskan.

Selama PON XIX berlangsung, kunjungan pelanggan Telkomsel dari luar wilayah Jawa Barat bertambah sebanyak 230 ribu pelanggan. Telkomsel telah mengantisipasi hal tersebut dengan mendorong optimalisasi sekitar 804 BTS serta tambahan 13 Compat Mobile BTS (COMBAT) yang menjangkau sejumlah titik utama yang menjadi pusat konsentrasi berkumpulnya orang, seperti di venue pertandingan, Media Center, Hotel dan penginapan atlet, serta Bandar Udara dan Stasiun Kereta Api. Dukungan ini merupakan wujud nyata Telkomsel dalam menghadirkan True Broadband Experience bagi pelanggan guna menikmati dan mengabadikan keseruan momen PON XIX 2016.

Telkomsel mencatat, selama momen PON XIX ini terjadi peningkatan trafik layanan data hingga 21% dibandingkan hari biasa dengan periode yang sama, dan untuk trafik layanan data 4G LTE Telkomsel meningkat sekitar 49% . Hal tersebut juga didorong oleh penambahan sekitar 25% jumlah pengguna 4G LTE Telkomsel di Jawa Barat. Sedangkan untuk trafik layanan voice, peningkatan tertinggi terjadi pada saat acara penutupan PON XIX di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang mencapai 274%.

Di sejumlah venue pertandingan dan fasilitas pendukung PON XIX, Telkomsel telah menyediakan titik layanan dan penjualan yang menawarkan sejumlah produk unggulan seperti kartu prabayar simPATI edisi khusus PON XIX dengan Paket Kuota Data 6 GB, layanan aktivasi dan cash in digital money TCASH serta layanan upgrade/migrasi uSIM 4G LTE Telkomsel. Dimana salah satunya dengan mendukung event Jabar Etalage dengan menghadirkan pilihan transaksi digital money menggunakan TCASH Tap dengan promo cashback hingga 20% di beberapa merchant kuliner pilihan.

Mas’ud lebih lanjut menambahkan, di seluruh titik penjualan Telkomsel tercatat penjualan kartu prabayar sebanyak 109 ribu unit termasuk produk simPATI edisi khusus PON XIX Paket Kuota Data 6 GB. Sedangkan untuk layanan digital money TCASH, Telkomsel membukukan sekitar 2.900 transaksi cash in dan jumlah transaksi pembayaran menggunakan layanan TCASH Tap mencapai 5.488 transaksi di seluruh merchant yang bekerja sama dengan Telkomsel di event PON XIX 2016.

Sebelumnya, Telkomsel juga menghadirkan layanan Nada Sambung Pribadi (NSP) lagu resmi kontingen Jawa Barat “Jabar Kahiji” dan menyerahkan sekitar 2000 kartu perdana simPATI edisi khusus dengan layanan Close User Group (CUG) untuk kontingen atlet Jawa Barat serta kartu simPATI edisi khusus PON XIX 2016 kuota data 6 GB untuk 6000 relawan guna membantu kelancaran komunikasi dan koordinasi selama PON XIX 2016 berlangsung.

“Telkomsel berharap dukungan bersama Telkom Group dalam perhelatan PON XIX 2016 di Jawa Barat ini dapat memberikan pengalaman yang berbeda bagi seluruh pelanggan Telkomsel, terutama dengan pemanfaatan kualitas jaringan broadband terdepan yang prima serta ragam pilihan layanan yang mendukung gaya hidup digital. Telkomsel selalu siap mendukung kelancaran komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan besar berskala nasional maupun internasional, seperti telah kami tunjukkan pada PON XIX 2016 di Jawa Barat ini dan Konferensi Asia Afrika di kota Bandung pada tahun 2015 lalu” tutup Mas’ud. (Icha)

Indosat Ooredoo Gandeng Samsung Untuk Bangun Experience Center

0

Telko.id – Teknologi memang tidak pernah berhenti. Bagi operator dan vendor IT tentu menjadi tidak mudah untuk memberikan edukasi pada masyarakat agar diakhirnya nanti dapat memanfaatkan layanan dan produk yang ditawarkan. Untuk itu, Indosat Ooredo menghadirkan Samsung Galaxy Studio Experience Center Terlengkap dan Pertama di Operator Channel di Indonesia, pada Gerai Indosat Ooredoo Sarinah, Jakarta

Di tempat inilah, Indosat bersama dengan Samsung akan memberikan pengalaman baru bagi masyarakat dengan berbagai produk Samsung terlengkap, dan layanan telekomunikasi secara menyeluruh melalui konsep One stop experience

Pembukaan ini merupakan salah satu kerjasama strategis yang dibangun antara kedua belah pihak untuk mendukung penjualan di retail channel. Indosat Ooredoo dan Samsung berkomitment untuk membangun experience center yang memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk mendapatkan informasi, dan mencoba secara langsung produk-produk unggulan serta teknologi terbaru dari Samsung di Gerai Indosat Ooredoo.

Desain dan tata ruang Samsung Galaxy Studio Experience Center ini hadir dengan konsep baru yang belum pernah ada pada Operator Channel dengan memanfaatkan ruang yang lebih luas, serta memberikan interaksi pelanggan secara menyeluruh dan lebih dalam, bukan hanya rangkaian Galaxy smartphone dan tablet dari Samsung, namun juga Galaxy Ecosystem seperti Gear VR, Gear S2, dan produk samsung lainnnya. Selain itu, layanan petugas yang senantiasa aktif membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Beragam fasilitas bernuansa digital lifestyle experience dapat dinikmati pelanggan, seperti layar besar dengan tampilan hiburan video streaming dari iflix. Selain itu, pelanggan dapat merasakan kebebasan video streaming melalui iflix, dan music streaming melalui Spotify pada smartphone Samsung dengan ‘Stream On’, sebuah manfaat tambahan bagi pelanggan IM3 Ooredoo dengan paket Freedom Combo, Freedom Postpaid, dan Super Plan, untuk streaming puluhan ribu jam acara TV dan film di iflix tanpa menggunakan kuota data utama.

Lebih dari itu, ada juga akses tanpa batas ke layanan iflix tanpa tambahan biaya, sebagai bentuk persembahan dari IM3 Ooredoo, di jaringan tercepat di Indonesia, yang telah diuji oleh jutaan pelanggan dan disertifikasi oleh Ookla™. Ada juga fasilitas Kids Zone, untuk memudahkan pelanggan yang membawa anak-anak selama melakukan kunjungan di Gerai Indosat Ooredoo Sarinah, Jakarta.

“Peresmian ini sejalan dengan misi kami untuk menghadirkan layanan telekomunikasi terbaik bagi masyarakat Indonesia dengan konsep one stop services yang memberikan berbagai kemudahan dalam menyediakan layanan telekomunikasi dan handset terbaru dari Samsung yang di-bundling dengan paket data yang transparan di jaringan tercepat di Indonesia, serta berbagai aplikasi konten digital yang semakin memudahkan pelanggan mengakses dunia digital. Kami menargetkan akan lebih banyak lagi studio experience di gerai-gerai Indosat Ooredo lainnya diberbagai kota,” ujar Joy Wahjudi, Director and Chief Sales & Distribution Officer Indosat Ooredoo menjelaskan.

Bingar Egidius Situmorang, Direktur Retail Channel Samsung, menambahkan, “Dengan ini gadget Samsung yang terlengkap dari mulai smartphone hingga wearables, kami ingin memberikan konsumen pengalaman teknologi yang inovatif dan menyenangkan. Dan kerja sama strategis kami bersama Indosat Ooredo memiliki visi yang sama yaitu untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan serta memberikan kepuasan kepada para konsumen melaui sebuah experience center. Dengan datang ke Samsung Galaxy Studio Experience Center, konsumen akan terus terupdate dengan inovasi teknologi serta mengakses konten tanpa hambatan.”

Kombinasi keunggulan Indosat Ooredoo dalam menyediakan inovasi produk dan layanan di jaringannya di Indonesia*, serta kelebihan teknologi Samsung melalui produk yang inovatif akan memberikan pengalaman bagi pelanggan menuju level selanjutnya yang lebih imajinatif dan membebaskan.

Optus Sepakat Dengan Nokia Untuk Realisasikan 5G

0

Telko.id – Optus dan Nokia akan berkolaborasi meluncurkan jaringan 5G untuk telekomunikasi pada 2017. Kesepakatan tersebut dengan tujuan untuk membangun dan membentuk internet of things atau IoT, seperti dilansir dari Business Insider Australia.

Memorandum kesepakatan Optus Singapura dan perusahaan multinasional asal Finlandia ini ditandatangani untuk melakukan kolaborasi pada evolusi jaringan untuk 5G. Yang menjanjikan broadband yang ekestrim dan aplikasi ultra-low latency.

Optus mengatakan proyek utama yang akan menjadi uji coba 5G tersebut adalah menggunakan spektrum 3500MHz nya. Sebuah spektrum yang dianggap sesuai untuk mobile broadband.

Tay Soo Meng, Group Chief Technology Officer dari perusahaan induk telekomunikasi Singtel menyebutkan bahwa Optus telah melakukan tes awal secara tertutup dengan Nokia di Sydney untuk test radio 5G beberapa waktu lalu.

Tay menyebukan bahwa hasil dari demontrasi tersebut menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Terutama ketika melakukan demo konten reality virtual video, serta jaringan-latency rendah yang bisa memberikan kegunaan industri seperti real-time robot responsif.

“Potensi penggunaan untuk 5G tumbuh. Melalui kemitraan ini, dimulainya studi bersama, dan di-lab dan di-uji lapangan, kita yakin dapat melakukan eksplorasi teknologi ini dengan baik, “kata Tay.
“Kami juga mempersiapkan jaringan di seluruh jalur transportasi dan inti jaringan, melalui fungsi jaringan tervirtualisasi dan infrastruktur awan”, ungkap Tay menambahkan.

Optus dan Nokia pun telah melakukan uji coba pada kemampuan Narrow Band-Internet of Things (IOT) untuk mendukung konektivitas untuk aplikasi IOT.

Ray Owen, Head of Oceania Nokia, menyebutkan bahwa perusahaan nya sudah berada di jalan yang tepat untuk membawa teknologi 5G terealisasi. Terlebih, Ray juga menyebutkan bahwa Nokia memiliki beberapa projek yang berkenaan dengan 5G ini.

“Kami memiliki beberapa projek berkenaan dengan inovasi 5G ini dengan operator di seluruh dunia dan kami berharap memperoleh komitmen seperti yang terhadi dengan Optus dan Singtel,” ujar Ray berharap.

Terlebih, Ray menambahkan bahwa pengalaman dan keahlian Nokia di area ini sudah lama dilakukan menjadi pondsi yang kuat bagi Optus di Australia. (Icha)

Pemerintah Uji Coba Penyaluran Non – Tunai Bantuan Sosial via Mobile Payment

0

Telko.id – Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) bersama dengan Telkomsel dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) melakukan uji coba penyaluran non-tunai bantuan sosial pemerintah melalui layanan TCASH Ekstra – BTPN Wow! Uji coba kali ini merupakan uji coba tahap kedua. Sebelumnya, pada Agustus 2016, TCASH Ekstra – BTPN Wow! telah melakukan uji coba serupa di Medan, Jakarta, Bogor, dan Solo.

Uji coba penyaluran non-tunai bantuan sosial pemerintah merupakan bentuk dukungan Telkomsel dan BTPN kepada pemerintah dalam percepatan keuangan inklusif (financial inclusion) dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) melalui teknologi informasi. Uji coba dilakukan di Kelurahan Karanggan dan Kelurahan Telanjung Udik, Bogor (Jawa Barat), Kelurahan Kp. Baru dan Kelurahan Gajahan, Surakarta (Jawa Tengah), Kelurahan Kp. Rambutan dan Kelurahan Kelapa Dua Wetan (Jakarta Timur), serta Kelurahan Matsum II dan Kelurahan Matsum IV, Medan (Sumatera Utara).

“Kami mendapat respon yang baik dalam pelaksanaan uji coba ini. Sebanyak 98% penerima manfaat berpartisipasi dalam pencairan bantuan sosial tahap pertama, dan sebagian besar penerima manfaat merasa mekanisme yang ditawarkan TCASH Ekstra – BTPN Wow! lebih mudah, cepat, dan bisa dicairkan kapan saja dibutuhkan di agen terdekat. Selain itu, jenis pangan dapat dipilih sehingga penerima manfaat bisa mendapatkan pangan dengan kualitas lebih baik,” kata Vice President MFS Operations Telkomsel Rudy Hamdani.

Rudi menjelaskan, sebanyak 34 agen BTPN Wow! yang juga merupakan merchant TCASH telah ditunjuk untuk dapat melayani pencairan dana ke lebih dari 1.500 penerima manfaat uji coba. Hal ini merupakan bagian dari persiapan implementasi penyaluran non-tunai bantuan sosial pemerintah tahun 2017 kepada 15 juta penerima manfaat. Sosialisasi layanan dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan pihak kelurahan dan agen agar masyarakat dapat betul-betul merasakan manfaat dari layanan yang ditawarkan.

Dalam uji coba yang dilakukan, Telkomsel dan BTPN bersama dengan TNP2K akan memanfaatkan rekening BTPN Wow! sebagai saluran bagi para penerima manfaat untuk mendapatkan bantuan sosial yang dikirimkan secara non-tunai. BTPN Wow! adalah sebuah layanan perbankan yang dapat diakses melalui berbagai tipe ponsel dan didukung jasa agen untuk meningkatkan jangkauan bank ke masyarakat di pelosok.

“Apa yang kami lakukan di sini sejalan dengan komitmen BTPN untuk mengambil peran penting dalam mewujudkan keuangan yang inklusif di Indonesia. Dengan BTPN Wow!, penerima manfaat sekaligus dapat terhubung dengan layanan perbankan formal,” kata Product and Customer Experience Head BTPN Wow! Achmad Nusjirwan Sugondo.

Sementara itu, TCASH merupakan saluran untuk dapat melakukan pencairan dana bantuan pangan. Layanan NFC (Near Field Communication) yang digunakan TCASH akan memberikan banyak kemudahan kepada penerima manfaat dalam bertransaksi. Cukup dengan menempelkan (tap) ponsel yang telah terhubung dengan TCASH ke ponsel NFC (pengganti EDC) milik agen, maka transaksi dapat dilakukan.

Transaksi TCASH juga aman, karena menggunakan PIN enam digit untuk memproteksi transaksi mereka. “Penerima manfaat juga dapat secara langsung mengetahui informasi terkait bantuan sosial dari ponselnya seperti notifikasi distribusi bantuan sosial, jumlah dana bantuan, dan histori transaksi,” ujar Rudy.

Rudy menambahkan, layanan penyaluran non-tunai bantuan sosial pemerintah melalui layanan TCASH Ekstra – BTPN Wow! meningkatkan efektifitas distribusi dana bantuan menjadi lebih tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat administrasi, mengurangi risiko kebocoran, dan dapat dilakukan kapan saja secara non-tunai. Proses pengambilan berupa uang atau barang dapat dilakukan dengan mudah di warung merchant TCASH maupun agen BTPN Wow! yang tersebar luas di lingkungan penerima dana bantuan.

“Melalui layanan mobile payment yang berbasis teknologi informasi, Telkomsel lebih jauh dapat membantu pemerintah mendapatkan profil penyaluran bantuan sosial sehingga pemerintah dapat memastikan keakuratan distribusi yang dilakukan,” tambah Rudy.

TCASH sebagai layanan mobile payment yang ditawarkan oleh Telkomsel dipercaya dapat menjadi solusi keuangan inklusif hingga perdesaan. Hal ini mengingat, di Indonesia, layanan telekomunikasi seluler telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun terakhir, dimana penetrasi seluler mencapai 130% dari total populasi, dan rata-rata keluarga telah memiliki satu buah ponsel di masing masing rumahnya.

Guna mendukung hadirnya layanan keuangan digital yang prima, Telkomsel terus meningkatkan kualitas dan sebaran jaringannya. Saat ini, pelanggan Telkomsel didukung oleh 120.000 BTS yang hadir di berbagai penjuru negeri, di mana sekitar 57% merupakan BTS broadband (3G dan 4G). Tidak lupa penggelaran jaringan Internet cepat 4G juga sudah dapat dirasakan di lebih dari 150 kota di seluruh Indonesia.

Telkomsel dan BTPN, pada April 2016 telah bekerjasama mengembangkan layanan keuangan terhubung antara TCASH dan BTPN Wow! yang dipasarkan secara bersama.

Layanan ini menghubungkan mobile money TCASH serta rekening tabungan BTPN Wow! yang merupakan layanan perbankan dengan memanfaatkan ponsel dan didukung jaringan agen untuk transaksi perbankan. (Icha)

Ericsson PHK 3900 Karyawan di Swedia

0

Telko.id – Kondisi persaingan di industri jaringan telekomunikasi memaksa Ericsson harus memutus karyawannya. Setidaknya, 20% dari karyawan dan ratusan konsultan dirumahkan. Total 3900 karyawan yang terkena dampak. Seperti yang dilansir dari Reuter.

Pasalnya, permintaan terhadap peralatan jaringan telekomunikasi menyusut karena harus bersaing dengan Huawei dari Cina dan Nokia dari Finlandia. Beberapa langkah strategis, sebelum PHK ini, sudah dilakukan. Namun, upaya tersebut belum mampu memperbaiki kondisi Ericsson. Hans Vestberg, CEO Ericsson pun tak mampu menyq hingga akhirnya harus keluar pada Juli lalu.

Kegagalan Ericsson untuk memenuhi permintaan peralatan telekomunikasi dunia telah menyebabkan perusahaan inipun kehilangan nilai saham hingga 25% pada tahun ini.

Walaupun, sebenarnya Ericsson masih memiliki dukungan investor Swedia yang kuat. Seperti Wallenberg Family (inveb.st) dan Industrivarden (indua.st). Namun tekanan industri secara global yang demikian kuat membuat pertumbuhan perusahaan terlalu lambat dalam mengambil keuntungan yang optimal dari ledakan di lalu lintas data, perusahaan jaringan dan komputasi awan.

Ericsson merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan telegraph sejak tahun 1876 dan merupakan salah satu perusahaan terbesar di Swedia dengan jumlah karyawan secara global lebih dari 116,500.

“Kondisi ini bak pisau di jantung,” ujar Menteri Mikael Damberg, Menteri Enterprise Swedia.

Bahkan Mikael memastikan bahkan langkah yang dilakukan Ericsson tersebut akan sangat mempengaruhi banyak keluarga dan tentu juga kondisi kota Swedia secara keseluruhan.

Tahun lalu, Ericsson bergabung dengan produsen internet router asal Amerika AS, Cisco (csco.o). Langkah ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam lini produk dan menjual dengan cara mengkombinasikan dengan solusi jaringan. Harapannya adalah dapat meningkatkan penjualan. Ternyata kemitraan tersebut belum menghasilkan penjualan yang signifikan. Tentu, hal ini membuat beberapa investor prihatin dan penasaran, apakah kolaborasi akan memberikan hasil yang baik.

Hal ini juga diakui oleh Mikael. Bahwa inovasi yang dilakukan oleh Ericsson (ericb.st) sedikit lebih lambat dan kurang diantisipasi. Walau demikian, tetap saja, kemitraan tersebut akan menciptakan sesuatu yang fantastis. Hanya saja membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan yang sudah direncanakan.

Langkah kemitraan antara Ericsson dan Cisco ini bertujuan untuk menghasilkan tambahan penjualan sebesar $ 1 miliar pada 2018. Caranya dengan mengintegrasikan IP dan solusi nirkabel. Selain itu juga, melakukan kolaborasi untuk membuat produk baru.

Sebenarnya, sudah ada arah yang positif dari kemitraan ini, di mana pada laporan kuartal di bulan Juli, Ericsson mengatakan bahwa melalui kemitraan dengan Cisco sudah ada lebih dari 30 penawaran yang dicapai. Hal ini tentu menjadi awal yang baik untuk mencapai target penjualan pada 2018 mendatang. Namun, beberapa pihak masih khawatir tentang kurangnya Real angka penjualan untuk membuktikan kemitraan bekerja.

Untuk mengantisipasi kebutuhan karyawan, Ericsson mengatakan karyawan yang di PHK sejumlah 3.000 di produksi, penelitian dan pengembangan serta penjualan, 900 konsultasi akan digantikan dengan mempekerjakan 1000 peneliti dan pengembang di Swedia lebih dari tiga tahun ke depan. (Icha)

Microsoft Bangun Pusat Cyber Security di Singapura

0

Telko.id – Dunia digital memang seperti membuka pintu pada banyak pihak untuk masuk. Itu sebabnya, masih banyak pihak yang kurang percaya pada dunia digital ini. Untuk menghadapi kondisi tersebut, Microsoft membangun Transparency and Cyber Security Center untuk Asia Pasifik di Singapura. Targetnya, untuk membangun kepercayaan dan keamanan di bidang teknologi sekaligus menyediakan solusi keamanan menyeluruh untuk sektor publik dan swasta.

Fasilitas gabungan ini untuk pertama kalinya akan menyatukan kemampuan Microsoft di satu lokasi di Asia Pasifik agar dapat menghasilkan pendekatan holistik yang mampu melayani kebutuhan keamanan dari sektor publik maupun swasta, serta membangun sebuah kondisi komputasi yang aman dan terpercaya – salah satu faktor penting dalam transformasi digital.

Transparency and Cyber Security Center Microsoft ini merupakan fondasi awal dari Government Security Program (GSP) Microsoft yang sudah lama berjalan. Program ini menawarkan peserta pemerintah suatu kesempatan untuk meninjau sumber kode produk Microsoft, mengakses informasi mengenai ancaman dan kerentanan keamanan siber, serta mempelajari pandangan dari para profesional Microsoft yang memiliki keahilan di bidang keamanan. Hampir 40 negara dan organisasi internasional dari seluruh dunia berpartisipasi dalam program GSP Microsoft ini, dengan sepuluh di antaranya berasal dari Asia.

Transparency and Cyber Security Center di Singapura merupakan lokasi yang nyaman bagi pemerintah-pemerintah di Asia Pasifik dan akan menjadi bagian dari jaringan global yang mencakup empat wilayah. Fasilitas ini akan bergabung dengan fasilitas lain yang telah ada di Redmond, Washington untuk Amerika Utara, serta Brussels, Belgia untuk Eropa. Informasi mengenai Pusat Transparansi Microsoft lainnya akan diungkapkan pada akhir 2016, termasuk Pusat Transparansi di Beijing, China yang telah diumumkan belum lama ini.

“Kerjasama antara sektor publik dan swasta merupakan kunci utama untuk memperkuat tingkat keamanan siber nasional. Pembukaan Transparency and Cyber Security Center regional Microsoft di Singapura bertujuan untuk melayani wilayah Asia Pasifik yang lebih luas, serta meningkatkan komitmen global Microsoft guna mendorong transparansi, keamanan, dan kepercayaan di dunia teknologi digital berbasis mobile-first, cloud-first,” ujar Toni Townes-Whitley, Corporate Vice President, Worldwide Public Sector, Microsoft Corporation menjelaskan.

Lebih lanjut Toni mengungkapkan, “Government Security Program Microsoft memungkinkan pemerintah untuk melindungi warga, layanan publik, dan infrastruktur nasional dari ancaman kejahatan siber. Program ini juga membantu pemerintah untuk memenuhi persyaratan keamanan siber yang ketat dengan membangun fasilitas tangguh yang dapat melindungi, mendeteksi, dan merespon serangan siber.”

Transparency and Cyber Security Center Microsoft di Singapura yang terletak di kawasan Pusat transparansi yang memungkinkan perusahaan dan organisasi untuk memperoleh berbagai sumber daya, seperti spesialis keamanan dan teknologi di Microsoft. Dengan meningkatnya aktivitas kejahatan siber dan cepatnya perubahan pola keamanan siber, Cybersecurity Center akan membawa inovasi dan keuntungan dalam bentuk platform keamanan, analitik ancaman intelejen, perlindungan tingkat tinggi, kapabilitas pembelajaran mesin, pelayanan keamanan, serta keamanan cloud yang lebih baik.

“Dalam menghadapi serangan siber yang semakin canggih, keamanan siber menjadi misi penting para petinggi perusahaan. Ketika pemerintah dan perusahaan semakin terdorong untuk melakukan transformasi digital dan membangun sistem ketahanan, platform keamanan yang canggih dan menyeluruh memainkan peranan yang semakin kritikal,” ujar Keshav Dhakad, Regional Director and Assistant General Counsel, Digital Crimes Unit (DCU), Microsoft Asia. “Di sinilah inovasi intelejen yang unik dan ekosistem cloud terpercaya dari Microsoft menawarkan perlindungan yang kokoh dalam menghadapi ancaman keamanan. Melalui kerjasama publik dan swasta yang kuat, kami juga memberdayakan mereka untuk menginvestigasi, mendisrupsi, dan memutuskan jaringan kejahatan siber global.”

Transparency and Cybersecurity Center ini akan memperluas kerjasama publik-swasta Microsoft di kawasan Asia Pasifik. Kerjasama tersebut juga dapat memungkinkan dan memberdayakan perusahaan untuk menanggulangi ancaman-ancaman keamanan modern secara efektif. Hal ini sekaligus akan membangun momentum untuk Microsoft Digital Crimes Unit (DCU) yang dalam beberapa tahun terakhir telah bekerjasama dengan berbagai sektor publik dan lembaga penegak di Asia Pasifik. Sejumlah kerjasama yang telah dilakukan di antaranya adalah kolaborasi strategis dengan Interpol dalam operasi gangguan botnet malware global, kolaborasi lisensi PhotoDNA guna mendukung upaya Interpol dalam mencegah eksploitasi anak secara online, serta kerjasama dengan sejumlah Internet Service Provider di Asia Pasifik dan Computer Emergency Response Team (CERTs) di lingkungan pemerintahan untuk mengatasi ancaman siber intelijen.

Untuk mendukung pendekatan lintas perusahaan dan lintas industri yang komprehensif terhadap keamanan siber, Microsoft berinvestasi lebih dari satu miliar dolar setahun dalam bidang penelitian keamanan, inovasi, dan pengembangan. Investasi ini meliputi Cyber Defense Operations Center (C-DOC) yang baru-baru ini diumumkan, sebuah fasilitas yang menyatukan para ahli keamanan dari perusahaan dan bertugas untuk melindungi, medeteksi, dan merespon ancaman secara real-time dalam 24 waktu jam, mengamankan sumber daya Microsoft internal, infrastruktur komputasi awan, layanan online untuk pelanggan, perangkat, dan produk-produk lainnya.

Microsoft juga baru saja mendirikan Enterprise Cybersecurity Group (ECG) – sebuah tim yang berdedikasi dan terdiri dari ahli keamanan di seluruh dunia untuk memberikan solusi keamanan, keahlian, dan layanan yang dapat memberdayakan organisasi untuk memodernisasi platform TI mereka, untuk menggunakan komputasi awan dan menyimpan data mereka secara aman. (Icha)