spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1296

Paten Apple Ungkap Solusi Hindari Kerusakan Layar Lipat

0

Telko.id, Jakarta – Apple sudah menyatakan ketertarikan menggarap ponsel layar lipat. Menurut laporan Indian Express, Apple bahkan sudah mendaftarkan paten berisi solusi untuk menghindari kerusakan di layar di ponsel model tersebut.

Di dokumen paten itu Apple menunjukan keyakinan bahwa faktor utama untuk menghindari kerusakan layar adalah suhu panas. Menggunakan sejumlah sensor, perangkat di dokumen paten Apple mampu melacak suhu panel layar.

Dikutip Telko.id, Minggu (3/3/3019), jika panel terlalu dingin, komponen terpisah akan meningkatkan suhu di layar bagian tertentu. Metode tersebut memungkinkan panel beradaptasi sehingga mengurangi penurunan performa layar.

Namun demikian, menambahkan komponen pemanas khusus ke perangkat bisa membuat bodi menjadi tebal. Apple pun bakal implementasi solusi alternatif. Perangkat Apple akan otomatis meningkatkan kecerahan untuk menghangatkan panel.

{Baca juga: Tak Mau Ketinggalan, Apple Ikutan Garap Ponsel Lipat?}

Setelah panel di bagian tertentu cukup hangat, kecerahan akan secara otomatis diturunkan. Sayang, Apple masih enggan mengaku sedang mengembangkan ponsel lipat. Artinya, perangkat di dokumen paten itu bisa jadi tidak akan diterapkan.

Akan tetapi, sejumlah pihak mengutarakan optimisme terkait kehadiran iPhone berdesain layar lipat ke pasar. Rumor yang beredar menyatakan bahwa ponsel layar lipat Apple akan hadir paling cepat pada pertengahan 2020 mendatang.

Sebelumnya, seorang pendiri Apple, Steve Wozniak, ikut bersuara tentang fenomena ponsel layar lipat. Secara khusus, ia menyoroti langkah Apple yang kabarnya juga akan meluncurkan iPhone berteknologi serupa ke pasaran.

{Baca juga: Apple Segera Rilis iPhone 5G di Tahun 2020}

Menurut Wozniak, dalam wawancara terbaru bersama Bloomberg, Apple kemungkinan akan tertinggal dalam hal produksi ponsel berteknologi canggih tersebut. Padahal, ia sudah tak sabar melihat Apple memproduksi iPhone lipat. [SN/HBS]

Sumber: Indian Express

Samsung Galaxy A90 Punya Kamera Pop-up dan Berputar?

0

Telko.id, Jakarta – Samsung mengubah strategi pemasaran baru-baru ini dengan berfokus pada smartphone Seri S seperti mengeluarkan seri Samsung Galaxy M20. Bahkan ada rumor jika mereka sedang merancang Samsung Galaxy A90 dengan fitur kamera pop-up dan berputar, Benarkah?

Dilansir Telko.id dari Gizmochina pada Minggu (03/03/2019) awalnya Samsung dikabarkan akan memberi sentuhan kamera pop-up di bagian depan.

Tetapi rumor baru muncul jika Samsung juga akan memberikan fitur kamera berputar sehingga kamera bisa bertukar posisi ke bagian depan atau belakang smartphone tergantung dari keinginan pengguna.

Rumor tersebut muncul dari akun Twitter milik Steve H.Mcfly yang bernama @OnLeaks. Steve dua buka smartphone dimana salah satu darinya merupakan bocoran informasi terkait Samsung Galaxy A90. Dalam cuitannya, Steve menilai jika konsep kamera berputar dari Samsung Galaxy A90  mirip dengan Oppo Find X dam Oppo N1.

{Baca juga: Gaya “Berponi”, Samsung Galaxy A70 & Galaxy A90 Siap Rilis?}

Menurut @OnLeaks yang berbag info tersebut gambar ini masih belum dikonfirmasi tetapi sumbernya cukup dapat diandalkan.

Juga pernyataan Samsung terkait seri Galaxy A dalam beberapa waktu terakhir membuat rumor ini masuk akal sehingga kita patut menunggu kejutan apa yang diberikan Samsung untuk seri Samsung Galaxy A90 buatannya.

Sebelumnya, Samsung dikabarkan sedang menyiapkan berbagai model poni untuk smartphone keluaran terbarunya yaitu Samsung Galaxy A90, Galaxy A70 dan Galaxy A50 pada kuartal kedua tahun ini.

{Baca juga: Bukan Satu, Banyak Smartphone Berponi Samsung Dirilis Tahun Ini}

Ketiganya akan menerapkan desain layar Infinity V, yang mirip seperti notch berbentuk waterdrop kepunyaan Oppo F9, R17 Pro, dan lainnya. Bedanya, hanya terletak di sudut lekukan poni yang lebih tajam.

Samsung Galaxy A50 akan mempunyai teknologi pemindai sidik jari di dalam layar. Meski demikian, Samsung sepertinya akan menanamkan sensor biometrik yang berbeda dibandingkan Samsung Galaxy S10.

Smartphone ini juga akan mengusung teknologi tiga kamera belakang, dengan sensor kamera utama beresolusi 24MP. Konfigurasi kameranya mungkin akan sama dengan Samsung Galaxy A7 (2018), dengan adanya lensa wide-angle dan depth. (NM/HBS)

Oppo Mulai Rambah Pasar Eropa

0

Telko.id, Jakarta – Oppo mulai melirik pasar Eropa. Produsen smartphone asal China itu mengatakan akan mempercepat pemasaran produknya ke beberapa negara Eropa. Beberapa negara di antaranya yang sudah masuk dalam daftar adalah Jerman, Rumania, Bulgaria, dan Ukraina.

Menurut analisis Gartner, Oppo saat ini berada di peringkat keempat dalam daftar penjual ponsel pintar secara global pada kuartal terakhir 2018, setelah berhasil menjual sebanyak 31,6 juta unit, dengan pangsa pasar 7,7 persen.

Wakil Presiden Global dan Presiden Bisnis Luar Negeri Oppo, Alen Wu mengatakan, Oppo telah memasuki 10 pasar baru sejak awal 2018, termasuk Spanyol dan Inggris.

“Kami sekarang sedang melakukan penelitian, mengerjakan pekerjaan rumah kami dalam hal memasuki pasar Eropa lainnya, seperti Jerman, Rumania, Bulgaria dan Ukraina,” katanya dalam sebuah wawancara di Mobile World Congress di Barcelona.

{Baca juga: 5 Alasan Oppo R17 Pro Tetap Menonjol di Tengah Keramaian}

Oppo yang menjadi satu di antara produsen smartphone yang memamerkan perangkat 5G pertama mereka di acara MWC 2019, kini menempati urutan kedua setelah Huawei di pasar China, menurut IDC.

“Di Eropa, tujuan kami adalah untuk menancapkan merek kami sebagai merek yang mewakili produk kelas menengah ke atas,” kata Alen Wu, seraya menambahkan bahwa sebagian besar produknya akan berada di kisaran harga € 250 hingga hingga € 600 di pasar Eropa. [BA/HBS]

Sumber: The Star

Trio Samsung Galaxy S10 Dapat Dukungan HDR10 untuk Netflix

0

Telko.id, Jakarta – Ada kabar menggembirakan bagi penggemar konten Netflix yang membeli ketiga seri Samsung Galaxy S10. Kabarnya mereka akan mendapat dukungan High Dynamic Range atau HDR10, untuk yang ingin menonton film di smartphone tersebut.

Dilansir Telko.id dari PhoneArena pada Sabtu (02/03/2019), fitur yang diberikan Samsung bisa dibilang sebagai inovasi terbaru. Pasalnya sebagian besar ponsel yang diluncurkan tidak memiliki dukungan HDR untuk Netflix sejak awal, tetapi mereka mendapatkannya setelah menambah perangkat lunak lagi.

HDR10 adalah sebuah format yang mendukung kecerahan hingga 4.000 nit, dengan kedalaman warna 10 bit sehingga video yang ditayangkan lebih maksimal.

Untuk memasang perangkat HDR10 biasanya smartphone Anda harus memiliki  spesifikasi canggih dan saat ini tercatat bahwa ada beberapa  perangkat Android yang mendukung mode HDR10 termasuk Galaxy S10 yang sudah memasukan mode tersebut di dalam perangkat.

{Baca juga: Samsung Galaxy S10 Punya Fitur Dompet Cryptocurrency}

Selain menambahkan dukungan HDR10 ke Galaxy S10, Galaxy S10e, dan Galaxy S10+, Samsung juga menggulirkan pembaruan untuk tiga seri smartphone terjangkaunya, yakni seri Galaxy M10, Galaxy M20 dan Galaxy M30, yang akan memiliki dukungan HD untuk Netflix.

Sebelumya ada bonus menarik bagi pembeli Galaxy S10 dan S10+, yakni pelindung layar atau screen protector, sehingga perangkat mereka bisa lebih terlindungi.

Samsung mengakui jika pelindung yang mereka pasang tidak sekuat pelindung berbahan kaca, tetapi menurut Samsung beberapa pelindung pihak ketiga yang berbahan kaca bisa menghalangi pemindai sidik jari dalam layar.

{Baca juga: Pembeli Samsung Galaxy S10 Dapat Bonus Pelindung Layar}

Dengan cara ini, setidaknya Anda dapat membuka kunci ponsel dengan sidik jari Anda dengan baik mungkin sampai Anda memasang jenis kaca tempered pihak ketiga yang layak atau pelindung poliuretan yang tidak menghalangi kerja pemindai sidik jari. [NM/HBS]

Sumber: PhoneArena

Samsung Tawarkan Konsep Layar Lipat ke Apple dan Google

0

Telko.id, Jakarta – Setelah meluncurkan smartphone layar lipat, Samsung membuktikan diri berada selangkah di depan dari para pesaingnya. Namun bisnis tetaplah bisnis. Samsung kabarnya malah menawarkan konsep teknologi layar lipat kepada para rivalnya, termasuk kepada Apple dan Google.

Dilansir Telko.id dari PhoneArena pada Sabtu (02/03/2019), menurut sumber internal perusahaan, Samsung telah menyediakan panel layar 7,2 inci ketika dibentangkan. Ini lebih kecil dari Samsung Galaxy Fold yang memiliki ukuran 7,3 inci.

Informasi ini menguatkan dugaan bahwa Samsung bersedia mengorbankan eksklusivitas inovasi mereka demi menumbuhkan konsep ponsel lipat secepat mungkin.

Pada tahun lalu, Samsung kabarnya juga memberikan sampel smartphone layar lipat kepada Xiaomi, Oppo dan Huawei, dimana saat ini ponsel layar lipat dari Huawei pun hadir dengan nama Huawei Mate X.

{Baca: Bos Huawei Sindir Samsung Galaxy Fold, Apa Katanya?}

Lantas, kenapa harus ditawarkan kepada Apple dan Google yang sejatinya adalah musuh bebuyutan Samsung? Yup, kembali lagi ini hanyalah soal bisnis. Karena jika kedua perusahaan itu tertarik menggunakan teknologi layar lipat yang ditawarkan, maka Samsung akan “panen besar”.

Sebagai produsen utama layar OLED saat ini, Samsung akan mendapat banyak menerima orderan atau permintaan panel OLED yang dapat dilipat, jika Apple dan Google ikut membuat ponsel layar lipat.

Dan akhirnya, pundi-pundi Samsung akan semakin penuh jika ponsel layar lipat akan menjadi tren baru, jika Apple dan vendor ponsel Android lainnya ramai-ramai membuat ponsel layar lipat yang menggunakan panel OLED buatan Samsung.

Meski bangga menjadi yang pertama meluncurkan smartphone layar lipat, namun raksasa elektronik asal Korea Selatan ini sejatinya masih ketar-ketir, karena ekosistem perangkat layar lipat masih belum terbentuk, yang membuat harganya masih sangat mahal.

Jika itu (layar lipat) adalah masa depan smartphone, Samsung ingin menjadi yang terdepan. Tetapi mereka juga untuk meningkatkan daya tarik massa dan menurunkan harga sesegera mungkin. Dengan begitu, Samsung bisa menggenjot penjualan handset-nya, di tengah stagnasi industri smartphone saat ini.

Sebelumnya, di acara “Galaxy Unpacked 2019” pada Februari lalu, Samsung Galaxy Fold resmi diluncurkan. Smartphone ini memiliki layar utamanya berukuran 7,3 inci, dengan layar sekunder berukuran 4,6 inci yang akan aktif ketika dilipat.

{Baca: Resmi! Samsung Galaxy Fold Diluncurkan dengan Dua Layar}

Galaxy Fold ditenagai oleh prosesor Snapdragon 855, RAM 12 GB, ROM 512 GB, dan ditopang oleh dua baterai berkapasitas masing-masing 2,190 mAh atau menjadi 4,380 mAh.

Sedangkan di acara Mobile World Congress (MWC) 2019, Huawei juga memperkenalkan ponsel layar lipat terbarunya bernama Huawei Mate X, dengan tampilan yang lebih tipis, memiliki layar lebih besar, dan lipatan lebih rata.

Mate X hadir dengan layar berukuran 8 inci dan didesain agar layarnya dapat dilipat ke luar. Ketika dilipat, layar bagian depan berukuran 6,6 inci dan aspek rasio 19,5 : 9 akan aktif, sementara layar yang berada di bagian belakang dengan ukuran 6,38 inci dan aspek rasio 25 : 9 akan mati.

{Baca juga: Samsung Galaxy Fold vs Huawei Mate X: “El Clásico” Smartphone Lipat}

Selain area layar lebih lebar, keuntungan desain yang diusung Mate X yaitu memungkinkan ketebalan perangkat hanya setebal 11mm. Ketebalan tersebut lebih tipis jika dibandingkan dengan dimensi Galaxy Fold. [NM/HBS]

Sumber: PhoneArena

Diskon Harga, Apple Pencil Kini LebihTerjangkau

0

Telko.id, Jakarta – Berita bagus bagi para Apple fanboy. Apple Pencil yang digunakan iPad generasi keenam, serta model iPad Pro yang dirilis sebelum 2018 mendapat diskon harga, yakni turun sekitar $ 20 dari harga biasanya $ 99 di Amazon,

Menurut MacRumors, dengan diskon harga yang diberikan ini menjakan Apple Pencil kini dibanderol seharga $ 79,88. Dengan begitu, menjadikan perangkat ini menjadi lebih terjangkau.

Dibandingkan dengan stylus yang lebih terjangkau untuk iPad, seperti Logitech Crayon, Apple Pencil menawarkan tekanan dan sensitivitas miring, yang menjadikannya pilihan yang lebih baik bagi mereka yang ingin berkreasi dengannya.

Sementara itu, Apple Pencil 2 telah dirilis bersamaan dengan iPad Pro pada 2018. Apple Pencil generasi kedua ini memiliki kemampuan pengisian daya dengan cara yang lebih elegan, secara nirkabel.

{Baca juga: Apple akan “Sulap” iPhone jadi Paspor}

Caranya cukup dengan menempelkan magnetik ke sisi iPad Pro. Namun, aksesori seharga $ 129 ini hanya dapat beroperasi pada model iPad yang lebih baru. Sementara, yang didiskon saat ini ditujukan bagi perangkat yang lebih tua.

Apple sendiri kabarnya sedang “bermain-main” dengan gagasan untuk mengembangkan teknologi perangkat stylus-nya itu. Berdasarkan gambar konsep yang tersebar, nantinya pensil pintar buatan Apple ini bisa bekerja tanpa bantuan iPad Pro.

Seperti dikutip dari Slashgear, konsep kerja Apple Pencil masa depan ini sedang digodog oleh tim pengembangan Apple. Seperti yang Anda lihat pada gambar di bawah, perangkat pensil digital ini nantinya bisa bekerja tanpa perlu menggunakan iPad Pro.

{Baca juga: Apple Pencil akan Bisa Bekerja Tanpa iPad Pro}

Sebagai ganti iPad Pro, pensil pintar ini akan bekerja dengan dukungan iMac dan MacBook yang dilengkapi sensor di bagian atas layar. Sensor itu berfungsi melacak posisi, gerakan, bahkan orientasi Apple Pencil.

Meski memakai bantuan iMac dan MacBook, perangkat pensil ini tetap beroperasi tanpa menyentuh layar. Apple Pencil ditempelkan ke permukaan benda apapun, kemudian ditangkap oleh sensor dan disalin secara digital dalam bentuk 3D di MacBook.

Sumber : The Verge

 

Cerita Dibalik Unicorn, Decacorn dan Hectocorn di Indonesia

0

Telko.id – Ekonomi digital saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah. Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo) Rudiantara memasang target ada 20 Unicorn hingga tahun 2025 mendatang.

“Startup dan Unicorn tumbuh begitu cepat, kita bisa melihat bahwa mereka bisa membantu menyelesaikan banyak permasalahan yang ada di masyarakat Indonesia. Contohnya Go-Jek dan Traveloka. Apakah kita mau mereka ditutup? Jawabannya tidak. Karena justru mereka hadir untuk masyarakat,” kata Rudiantara pada diskusi media, di Jakarta, Selasa (26/02/2019).

“Jadi aplikasi yang dikembangkan itu bukan teknologinya, tapi pola pikirnya. Kalau ditanyakan unicorn untuk siapa? Ya, kita harus mendorong startup di Indonesia menjadi Unicorn karena dari sini tumbuh pemikiran baru. Kalau startup divaluasi secara bisnis, barulah kita bicara Unicorn,” ungkap Rudiantara.

Bahkan, Chief RA, begitu pria ini sering disebut, selain Unicorn, juga ada Decacorn dan Hectocorn. Beberapa Startup, menurutnya sudah masuk dalam kategori Decacorn dan Hectocorn, hanya saja beberapa startup tersebut belum terdaftar.

Sebelum itu mari mengenal apa itu istilah Unicorn, Decacorn dan Hectocorn dalam dunia startup.

Pertama adalah Unicorn, istilah ini mengacu kepada startup yang memiliki valuasi senilai USD 1 miliar (sekitar Rp 13,1 triliun) atau lebih. Berikutnya ada Decacorn, yaitu startup yang telah memiki valuasi sebesar USD 10 miliar. Lalu terakhir ada Hectocorn yang biasa disebut juga dengan Super Unicorn adalah startup yang telah memiliki valuasi sebesar USD 100 miliar.

Untuk Asia Tenggara saat ini ada tujuh startup Unicorn. Empat diantarannya merupakan startup Indonesia yakni Go-jek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia. Dan, ada satu perusahaan yang baru saja menyandang status Decacorn beberapa hari lalu yakni Grab.

Salah satu startup Indonesia, yang ‘digadang-gadang’ siap menjadi startup Decacorn yaitu Go-jek. Dengan pendanaan terbarunya dari Google, Tencent dan JD.Com, valuasi Go-jek saat ini mencapai USD 9,5 miliar, siap menyusul Grab.

Untuk mencapai gelar Unicorn bukan lah hal yang mudah, dengan kerja keras menghasilkan sebuah hasil yang memuaskan dan menarik bagi investor untuk mendanai para startup ini. Berikut daftar startup Unicorn yang mendapatkan suntikan dana :

  • Bukalapak. Sejauh ini situs marketplace ini mendapatkan investasi sebesar USD 50 Juta dari Mirae Asset-Naver
  • Tokopedia. Mendapatkan investasi sebesar USD 1 miliar dari Alibaba dan Softbank.
  • Traveloka. Mendapatkan investasi sebesar USD 500 Juta dari Expedia Group
  • Go-jek. Perusahaan ini yang paling banyak mendapatkan suntikan dana hingga sekarang total nilai investasinya sebesar USD 9,5 miliar, perusahaan yang investasi ke go-jek diantarannya. Tencent Holdings, Google, JD.Com, Astra Internasional, Grup Djarum,KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Markets.

Pemerintah sendiri cukup agresif mendorong para stratup untuk tumbuh dan berkembang menjadi unicorn baru. Salah satu upayanya adalah memberikan dukungan roadshow ke luar negeri, seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Amerika Serikat untuk mempertemukan bisnis dengan modal ventura.

Di dalam negeri sendiri, pemerintah membantu dari sisi regulator untuk mempermudah Startup di Indonesia. Misalnya, untuk membuat stratup tidak perlu minta izin, cukup registrasi saja, itupun dapat dilakukan secara online.

Selain sebagai regulator, pemerintah juga mempunyai peran sebagai fasilitator dan akselerator. Setelah memberikan kemudahan proses perijinan Startup, Kementerian Kominfo juga berupaya mendorong Startup yang memiliki kualitas namun minim pendanaan dengan menginisiasi program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Termasuk juga membentuk komunitas dengan founder dari semua startup agar bisa mengakselesari pertumbuhannya supaya menjadi Unicorn. (RIZ/Icha)

 

Grab ‘Memproklamasikan’ Diri Jadi Decacorn Pertama di Asia Tenggara.

0

Telko.id– Tetiba, pada 27 Februari lalu, Grab ‘Memproklamasikan’ diri menjadi Decacorn pertama di Asia Tenggara. Itu terlihat ketika masuk ke website nya, yang pertama kali adalah tulisan “Terima Kasih Telah Jadikan Grab Decacorn Pertama”.

Selanjutnya, tertulis juga tentang latarbelakang tentang apa itu Unicorn dan ungkapan terimakasih Grab pada para pelanggannya dengan memberikan diskon#LEVELDECACORN hingga 70% untuk semua layanan Grab, berlaku di seluruh Indonesia dari 28 Februari – 14 Maret 2019 selama promo tersedia setiap harinya.

Memang belakangan ini, banyak startup yang mengejar ‘label’ decacorn ini. Setelah melewati level Unicorn terlebih dahulu. Dimana untuk dapat disebu unicorn, sebuah perusahaan dengan penilaian lebih dari US $ 1 miliar, atau bahkan decacorn, yang memerintahkan penilaian setidaknya $ 10 miliar.

Jadi wajar, jika Grab begitu  ‘senang’ sampai-sampai mengumumkan pencapaiannya dan memberikan promo bagi para penggunannya.

Grab merupakan aplikasi yang menawarkan berbagai layanan, mulai dari transportasi, pengiriman makanan, pengiriman paket, pembayaran dan layanan keuangan hingga streaming video, melalui penawarannya seperti GrabBike, GrabCar, GrabFood, GrabPay, GrabTaxi, GrabRewards, GrabExpress, GrabFresh, GrabShuttle , GrabWheels, dan GrabDaily. Ke depan, ia juga bertujuan untuk menciptakan 100 juta pengusaha mikro melalui ekosistemnya.

Sekarang, Grab telah menjadi pemimpin pasar di Asia Tenggara dan telah melampaui decacorn, melayani jutaan orang di seluruh Asia Tenggara. Ini membanggakan strategi platform terbuka yang membantu berbagi manfaat dan penghargaan dengan semua pihak.

Misalnya, dengan bermitar dengan OVO untuk pembayaran digital, membuatnya lebih mudah untuk membayar wahana Grab, serta dengan HOOQ, menawarkan hiburan berkualitas untuk pengguna platinum tepat di aplikasi.

Keberhasilan Grab naik level ini tidak lepas dari banyak nya investor yang bergabung. Seperti Temasek, Qunar, Tiger Global, Softbank, China Investment Corporation dan Toyota Motor Corp.

Grab melihat Asia sebagai peluang pasar besar dengan potensi pasar $ 25 miliar untuk transportasi dan pasar $ 500 miliar untuk pembayaran.

Asia Tenggara juga memiliki potensi luar biasa untuk bisnis ridesharing. Dengan populasi gabungan 640 juta, kepemilikan mobil di wilayah ini termasuk yang terendah di dunia yaitu 70 mobil per 1.000 orang, dibandingkan dengan 103 mobil per 1.000 orang di Cina dan 574 di AS.

Data Grab menunjukkan bahwa penetrasi smartphone dapat berlipat dua dalam lima tahun ke depan di Indonesia, Myanmar dan Filipina, sementara itu telah melampaui 100 persen di Malaysia, Thailand dan Singapura. Antara 2014 dan 2015, transaksi non tunai di Asia melonjak 43,4 persen. Untuk mendukung operasi bisnisnya, Grab memiliki pusat penelitian dan pengembangan di Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, Beijing, Kota Ho Chi Minh, Seattle dan Bangalore. (Icha)

Vivo Bagi-bagi Hadiah Jelang Peluncuran Vivo V15

0

Telko.id, Jakarta – Vivo menggelar beberapa aktivitas digital seru dan bagi-bagi hadiah untuk menyambut peluncuran Vivo V15 pada 5 Maret 2019 nanti. Aktivitas digital tersebut masing-masing adalah Go Follow, Go Up! dan Go Talk, Go Up! serta Go Guess, Go Up!

Vivo rencananya akan menggelar acara peluncuran Vivo V15 dalam acara khusus di Taman Wisata Air Mancur Sri Baduga, Situ Buleud, Purwakarta, Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tim Telko.id pada Jumat (01/03/2019), aktivitas digital ini menggunaka kanal e-commerce JD.ID, Akulaku, Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Blibli.

General Manager for Brand and Activation PT Vivo Mobile Indonesia, Edy Kusuma menjelaskan bahwa beberapa aktivitas digital yang digelar Vivo bersama 6 situs e-commerce sebagai sarana bagi masyarakat umum untuk bisa menjadi bagian dari peluncuran resmi Vivo V15 di Indonesia.

“Kami ingin masyarakat juga bisa memperoleh kesempatan mendapatkan hadiah-hadiah menarik melalui aktivitas digital yang seru di online platform dan media sosial dengan cara yang menantang, bahkan peserta bisa mendapatkan unit Vivo V15 secara gratis,” ungkap Edy.

{Baca juga: Peluncuran Vivo V15 Digelar di Taman Air Mancur Sri Baduga}

Pada aktivitas Go Follow, Go Up!, peserta kompetisi hanya perlu mem-follow Official Store Vivo yang ada di Shopee, Lazada, dan Tokopedia. Setelah itu mereka bisa membuka kunci gembok dari hadiah-hadiah menarik yang disediakan oleh Vivo dan ketiga platform e-commerce tersebut.

Hadiah pertama berupa 5 unit headphone, 10 unit mystery box untuk hadiah kedua, dan 5 unit backpack eksklusif vivo sebagai hadiah ketiga bagi masing-masing pemenang yang beruntung. Peserta juga berkesempatan untuk bersaing mendapatkan 1 unit hadiah Grand Prize berupa Vivo V15.

Sementara itu, aktivitas digital Go Talk, Go Up! digelar di e-commerce JD.ID dan Blibli.com. Pada aktivitas digital ini, peserta wajib memberikan pendapat yang kreatif mengenai alasan memilih untuk melakukan upgrade smartphone ke Vivo V15.

Pada kompetisi ini tersedia hadiah utama berupa 1 unit Vivo V15, hadiah kedua 7 unit Headphone, dan hadiah ketiga berupa 7 unit Backpack eksklusif Vivo.

Aktivitas digital selanjutnya adalah Go Guess, Go Up! yang telah berjalan di akun media sosial dari JD.ID, Akulaku, Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Blibli.com.

Pada aktivitas digital ini yang telah diikuti ratusan ribu peserta ini cukup mudah, hanya dengan menebak hal-hal yang berkaitan dengan Vivo V15 di setiap social media, seperti menebak nama inovasi terbaru, nama dari kamera depan, jumlah kamera belakang, dan masa garansi Vivo V15.

Peserta yang menjawab benar dan menuliskan harapan terhadap produk tersebut di kolom yang telah disediakan akan berkesempatan memperoleh hadiah 1 unit Vivo V15.

Pengumuman pemenang dari kedua aktivitas digital Vivo tersebut akan diumumkan bertepatan dengan acara “Vivo V15 Go Up Grand Launch” pada 5 Maret 2019, melalui media sosial e-commerce dan landing page Vivo V15.

Hadirnya kompetisi digital di e-commerce dan media sosial untuk mendukung acara “Vivo V15 Go Up Grand Launch” ini melengkapi kampanye digital #VivoV15GoUp yang mengajak masyarakat untuk meng-upload foto bertema “UP” ke website Vivo Indonesia.

{Baca juga: Hands-on Vivo V15: Smartphone “Anti Poni” Bergaya Luxury}

Dua pemenang terpilih akan memperoleh kesempatan hadir di acara peluncuran resmi “Vivo V15 Go Up Grand Launch” di Purwakarta dengan menggunakan helikopter dari Jakarta.

“Kompetisi digital ini kami harap dapat meningkatkan antusiasme konsumen untuk menyambut Vivo V15 Go Up Grand Launch pada 5 Maret mendatang. Kami ingin peluncuran Vivo V15 ini dapat dinikmati dan dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Edy.

Sesuai dengan konfirmasi sebelumnya, Vivo V15 Go Up Grand Launch akan disiarkan secara langsung di 5 stasiun televisi swasta dan 9 platform digital. Selain itu Vivo juga akan menyiarkan melalui platform digital Vivo Indonesia yaitu Facebook Vivo Indonesia, YouTube Channel Vivo Indonesia dan website www.vivosmartphone.id. [NM/HBS]

Waduh! Alat Pembobol iPhone Dijual Murah di eBay

0

Telko.id, Jakarta – Cellebrite, sebuah perusahaan keamanan digital, beberapa tahun lalu bekerja sama dengan FBI dalam kasus penembakan di San Bernardino. Cellebrite membantu FBI menjebol Passcode Lock di perangkat iPhone 5c milik pelaku penembakan. Kini alat pembobol iPhone itu diobral di eBay.

Hal tersebut dilakukan karena Apple enggan menuruti permintaan FBI. Apple tak mau mengorbankan privasi dan kode etik perusahaan. Karenanya, FBI meminta perusahaan lain untuk menjebol iPhone 5C pelaku menggunakan alat bernama Cellebrite UFED.

Dilaporkan Forbes, perangkat Cellebrite UFED hanya dijual oleh perusahaan kepada kepolisian dan bagian riset keamanan digital. Namun, seperti dikutip Telko.id, Jumat (1/3/2019), ternyata alat tersebut “berkeliaran” di pasar loak. Kondisinya bekas pakai.

{Baca juga: iPhone Prototype Dilelang di eBay, Harganya Bikin Melongo}

Seorang pengguna layanan eBay menemukan beberapa Cellebrite UFED dengan banderol murah, mulai USD 100. Yang cukup mengagetkan, di beberapa Cellebrite UFED yang dibeli oleh narasumber ternyata masih tersimpan sejumlah data yang cukup penting.

Narasumber pun lantas mencoba fungsi alat itu. Hasilnya, Cellebrite UFED yang dibeli murah di eBay masih bisa digunakan untuk membobol perangkat iPhone dan iPad lawas. Matthew Hickey, peneliti keamanan, ikut-ikutan membeli Cellebrite UFED bekas di eBay.

“Perangkat digital forensik seperti Cellebrite UFED seharusnya dikembalikan kepada produsen setelah selesai digunakan. Faktanya, saya menemukan alat tersebut dijual bebas dengan harga sangat terjangkau,” papar pendiri pelatihan peretas itu.

{Baca juga: Apple Tolak Permintaan FBI untuk Akses ‘Backdoor’}

Dikonfirmasi terpisah mengenai hal tersebut, Cellebrite mengaku telah melayangkan email kepada para pelanggan mengenai prosedur kepemilikan Cellebrite UFED. “Ada larangan untuk menjual Cellebrite UFED dalam kondisi bekas kepada pihak manapun,” ujarnya.

Sumber: Forbes