spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...
Beranda blog Halaman 1269

Review Nokia 5.1 Plus: Murah, Tapi Gak

Telko.id, Jakarta – Nokia tampaknya memang akan fokus untuk terus meluncurkan smartphone menengah di Indonesia. Setelah Nokia 6.1 Plus yang dirilis September tahun lalu, brand yang kini berada di bawah naungan HMD Global itu mengawali tahun 2019 dengan meluncurkan Nokia 5.1 Plus.

Smartphone ini dibanderol dengan harga yang terjangkau untuk sekelas smartphone menengah. Sebab, HMD melepasnya dengan harga “cuma” Rp 2,5 jutaan saja, lebih murah daripada Nokia 6.1 Plus.

Tapi, apakah dengan harganya yang terbilang murah, Nokia 5.1 Plus perlu dipandang sebelah mata? Belum tentu, karena smartphone ini sebenarnya menawarkan sejumlah keunggulan yang jadi daya tarik utamanya.

{Baca juga: Review Nokia 6.1 Plus: Tangguh dengan Kualitas Khas Finlandia}

Nah karena itu, kali ini tim Telko.id akan melakukan review Nokia 5.1 Plus dengan mengulasnya secara mendalam dari mulai desain, spesifikasi, fitur dan sistem operasi, sampai ke kamera. Gak usah berlama-lama, yuk simak!

Desain

Sekarang Nokia mungkin “belum berani” bereksperimen soal desain ponsel buatannya, seperti saat brand asal Finlandia ini menjadi “raja ponsel” kala itu. Nokia seakan “main aman” dengan mengikuti tren desain smartphone masa kini.

Sebagai bukti, Nokia 5.1 Plus yang masih mengusung desain layar memanjang dan memiliki notch atau poni di bagian atasnya, mirip seperti Nokia 6.1 Plus. Akan tetapi, Nokia tetap setia mengerahkan kemampuannya untuk membuat seluruh smartphone-nya termasuk 5.1 Plus untuk memiliki build quality terbaik.

http://telset.id/

Nokia 5.1 Plus dibangun menggunakan frame berbahan dasar logam padat dan body berbahan polycarbonate yang dilapisi oleh kaca 2,5D yang melengkung di depan dan belakangnya. Dengan desain itu, 5.1 Plus otomatis nyaman digenggam dan digunakan.

Ketika kami menggunakannya sebagai daily driver selama beberapa minggu. Nokia 5.1 Plus memberikan kesan nyaman. Sebab, smartphone ini enak untuk digenggam menggunakan satu tangan. Ukurannya tidak terlalu besar, dengan layar berukuran 5,8 inci. Malah, smartphone ini punya feel seperti iPhone XS dengan ukuran layar yang sama.

http://telset.id/

Membahas soal desainnya, smartphone ini punya desain sederhana, tapi cukup membawa sedikit perbedaan yang menarik perhatian. Seperti bagian depan misalnya, terdapat logo “Nokia” di bawah layarnya yang seolah menegaskan bahwa “Hey ini lho smartphone Nokia dengan build quality terjamin”.

{Baca juga: Review Asus ROG Phone: Smartphone Gahar Khusus “Gamers Hardcore”}

Sama halnya dengan bagian belakang, Nokia 5.1 Plus tidak dikemas dengan desain yang mencolok, banyak gimmick hingga warna gradasi. Cukup tiga warna standar, yakni Gloss Black, Gloss White, dan Gloss Midnight Blue.

http://telset.id/

Di bagian ini, terdapat frame kamera dengan posisi vertikal di bagian tengah atas smartphone, yang digabungkan dengan LED Flash. Tepat di bawahnya, ada sensor sidik jari yang mudah dijangkau jari dan didesain seakan menyatu dengan warna body smartphone. Tak lupa, logo khas Nokia dan Android One juga terdapat di body belakang smartphone sebagai pelengkap.

Meski tampak sederhana, tapi entah kenapa, kami tetap menyukai desain sederhana dari smartphone ini. Bukan karena Nokia Fans nih, tapi karena brand ini sukses menjaga kualitas khas Finlandia untuk tetap hadir di seluruh produknya, termasuk Nokia 5.1 Plus.

Sehingga, dalam hal desain, Nokia 5.1 Plus boleh kami sebut sebagai smartphone yang khusus orang simple yang memperhatikan kualitas dari setiap produk yang dibeli dan digunakannya.

Layar

http://telset.id/

Sayang banget sih kalau bicara soal layar. Kenapa? Karena smartphone ini cuma punya layar berjenis IPS berukuran 5,8 inci dengan resolusi HD+ (720 x 1520 piksel) dan aspek rasionya mencapai 19 : 9.

Memang secara kasat mata layar dengan resolusi HD+ dengan FHD+ cukup sulit untuk dibedakan. Tapi apabila digunakan untuk memutar video berkualitas Full HD (1080p) atau video YouTube, barulah terasa kekurangan dari layar HD+.

Tampilan video menjadi kurang maksimal, karena video atau film yang diputar terasa menurun kualitas gambarnya. Akan tetapi, untuk sebuah smartphone menengah dengan harga terjangkau, resolusi HD+ rasanya pas-pas saja. Apalagi sebenarnya kualitas layar smartphone ini sebenarnya cukup bagus.

Layar mampu mereproduksi warna dengan pas dan baik. Layar juga memiliki sudut pandang yang bagus, sehingga pengguna dapat dengan jelas melihat berbagai konten dari angle manapun.

{Baca juga: Review Oppo R17 Pro: Comeback yang Cantik dan Canggih}

Hanya saja, ada satu hal lainnya yang membuat kami kurang menyukai layar smartphone ini, yakni Adaptive Brightness yang gak terlalu pintar.

Memang, fitur ini bisa menyesuaikan intensitas cahaya layar sesuai kondisi lingkungan ketika pengguna menggunakannya, tapi kadang intensitas cahaya bakal redup atau terang sekali yang membuat mata kami kurang nyaman melihatnya. Semoga saja Nokia dengan cepat memberikan pembaruan software untuk memperbaiki kekurangan ini.

Spesifikasi

http://telset.id/

Nokia 5.1 Plus ditopang oleh spesifikasi yang bisa dibilang mumpuni untuk sebuah smartphone menengah. Smartphone ini dipersenjatai oleh prosesor octa-core 1,8 GHz MediaTek Helio P60, RAM 3 GB, ROM 32 GB, dan baterai berkapasitas 3,060 mAh.

Tunggu, pakai MediaTek? Nanti dulu jangan memandang sebelah mata kepada smartphone yang pakai SoC MediaTek. Sebab, banyak smartphone dengan prosesor buatan perusahaan asal Taiwan ini yang berkualitas dan bertenaga, salah satunya Nokia 5.1 Plus.

Nah, membahas soal MediaTek Helio P60, sebenarnya SoC ini punya performa yang 11 12 dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 636. Kalau Anda belum mengetahui Snapdragon 636 digunakan pada smartphone apa saja, biar kami yang menyebutkannya.

Smartphone dengan Snapdragon 636 yang ada saat ini di Indonesia seperti Asus ZenFone Max Pro M1, Asus ZenFone 5, Xiaomi Mi 6X, hingga “sang kakak”, Nokia 6.1 Plus.

Lantas bagaimana dengan kemampuan sebenarnya? Well, kami menggunakan aplikasi AnTuTu Benchmark versi 7 untuk mengetahui performanya secara angka. Berdasarkan aplikasi benchmark itu, Nokia 5.1 Plus memperoleh skor 119.633 poin.

http://telset.id/

Apabila dibandingkan dengan smartphone lain yang punya spesifikasi hampir setara seperti, Asus ZenFone Max Pro M1, Asus ZenFone 5, Xiaomi Mi 6X, hingga Nokia 6.1 Plus, smartphone ini bisa unggul dari beberapa kompetitornya. Berikut perbandingannya:

http://telset.id/

Selain melakukan benchmark, kami juga “menyiksa” smartphone ini dengan menjalankan lebih dari satu aplikasi secara bergantian, sekaligus bermain game dengan grafis berat seperti PUBG. Yap, tipikal smartphone menengah dengan body polycarbonate yang glossy langsung terasa.

Sebab, rasa hangat langsung terasa oleh tangan kami ketika bermain game dalam waktu yang lama. Cukup mengganggu, tapi secara overall smartphone ini terasa tetap bertenaga.

{Baca juga: Review Realme 3: Desain Menarik, Performa Apik}

Sisi baterai menjadi salah satu hal yang kami suka dari smartphone ini. Meski baterainya berkapasitas cukup kecil, yakni 3,060 mAh, tapi smartphone ini punya ketahanan baterai yang patut untuk diacungi jempol.

Berdasarkan pengujian kami, smartphone mampu bertahan hingga 23 jam dan screen on-time 3 jam 58 menit, dengan sisa baterai sekitar 14%.

Namun, ada satu kekurangan yang kami dapatkan dari sektor baterai 5.1 Plus, yakni baterainya yang belum didukung oleh teknologi fast charging. Sehingga untuk mengisi baterai berkapasitas kecil ini dari 10% hingga penuh, dibutuhkan waktu sampai 1 jam 47 menit.

http://telset.id/

Fitur dan Sistem Operasi

http://telset.id/

Nokia 5.1 Plus berjalan di atas sistem operasi berbasis Android One (Android 9 Pie). Karena berjalan di Android One, otomatis smartphone pun memiliki tampilan standar Android yang mirip dengan user interface (UI) smartphone Google, seperti Google Pixel 3.

Android One juga didesain Google untuk memiliki sistem navigasi yang lebih naturan dan nyaman untuk digunakan. Sistem operasi ini pun dapat menunjang performa smartphone, karena Google telah memaksimalkan sistem operasi tersebut untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Ada beberapa fitur bawaan yang ada di dalamnya, salah satunya adalah Adaptive Battery. Fitur ini, membuat sistem mampu mempelajari kebiasaan pengguna ketika menggunakan smartphone-nya, untuk menyesuaikan pengaturan smartphone yang pas demi menghemat daya baterai. Fitur inilah yang membuat baterai smartphone bisa lebih tahan lama.

Selain itu, sistem operasi ini pun dijanjikan mendapatkan pembaruan sampai 2 tahun ke depan, dan pembaruan security patch  selama 3 tahun setiap bulannya. Dengan kepastian tersebut, maka besar kemungkinan smartphone akan mendapatkan sistem operasi Android Q.

Kamera

http://telset.id/

Nokia 5.1 Plus punya kamera ganda di bagian belakangnya dengan resolusi masing-masing 13MP aperture f/2.0 dan 5MP lensa depth yang dapat membantu pengguna mengambil foto bokeh. Untuk smartphone kelas menengah, kamera Nokia 5.1 Plus punya hasil bidikan yang cukup berkualitas, apalagi ketika pengaturan HDR diaktifkan.

Foto yang dihasilkan punya komposisi warna yang akurat, dengan ketajaman detail yang cukup baik. Tapi dengan syarat penting, yakni pencahayaan ketika memotret mendukung.

Sebab, ketika digunakan untuk memotret di kondisi pencahayaan yang kurang atau low-light, hasil foto terbilang punya kualitas yang cukup buruk karena terganggu oleh banyaknya noise pada foto. Kamera juga seakan kesulitan mencari titik fokus yang baik ketika memotret di kondisi low-light. Berikut beberapa hasil fotonya:

Sedangkan kamera depannya, 5.1 Plus mempunyai kamera dengan resolusi 8MP aperture f/2.2. Ada beberapa fitur yang dibawa Nokia ke dalamnya, seperti Bothie yang bisa mengaktifkan kamera depan dan belakang secara bersamaan, sampai Portrait Lighting yang memberikan efek studio pada foto pengguna.

{Baca juga: Review Xiaomi Mi 8 Lite : Tangguh untuk Kelas Menengah}

Sekadar informasi, Bothie atau DualSight memungkinkan pengguna untuk mengambil foto atau video menggunakan kamera depan dan belakang secara bersamaan. Fitur ini berguna sekali bagi pengguna yang senang menangkap momen ala vlog.

Sebab, mereka bisa melakukan selfie, sambil memperlihatkan suasana yang ditangkap oleh kamera belakang dalam satu foto atau video. Selain itu, pengguna juga bisa melakukan live streaming di YouTube dan Facebook dengan fitur Bothie. Cukup standar lah bagi pengguna yang suka mengambil foto selfie.

Kesimpulan

http://telset.id/

Nokia 5.1 Plus adalah opsi super terjangkau bagi pengguna yang ingin memiliki smartphone menengah dengan kemampuan mumpuni. Di rentang harga Rp 2,5 jutaan, smartphone ini menawarkan banyak hal kepada pengguna yang meminangnya.

Build quality terbaik ala brand asal Finlandia, lalu spesifikasi dan kameranya yang juga terbilang lumayan mumpuni untuk menunjang berbagai aktivitas digital para penggunanya. So, smartphone ini lebih worth to buy daripada “sang kakak”, Nokia 6.1 Plus yang dihargai Rp 3 jutaan. (FHP)

Akui Ada Upaya Peratasan, Bukalapak: Data Pengguna Aman

Telko.id, Jakarta – Bukalapak mengakui bahwa memang ada upaya untuk peratasan pada beberapa waktu lalu. Akan tetapi, tidak ada data penting seperti password, data finansial atau informasi pribadi pengguna yang berhasil didapatkan.

Seperti diketahui sebelumnya, 13 juta akun Bukalapak diretas oleh hacker asal Pakistan bernama Gnosticplayers. Hacker itu mengklaim telah meretas puluhan situs populer dan menjual hasil retasannya di dark web. Yang mengejutkan, nama Bukalapak masuk ke dalam daftar situs yang ia retas.

Dihubungi tim Telko.id via pesan singkat, CEO dan Founder Bukalapak, Acmad Zaky menyatakan bahwa pihaknya selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak.

Itu dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna e-commerce tersebut, sekaligus memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan.

{Baca juga: 13 Juta Akun Bukalapak Diretas dan Dijual di Dark Web}

“Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital,” katanya kepada tim Telko.id, Senin (18/03/2019).

Lantas ia menghimbau kepada para pengguna untuk lebih memperhatikan keamanan dalam bertransaksi. Caranya, dengan mengganti password secara berkala dan mengaktifkan fitur Two-Factor Authentication (TFA).

“Fitur yang diperuntukan mencegah jika ada penggunaan atau penyalahgunaan data penting dari device yang tidak dikenali,” jelasnya.

Zaky juga menambahkan bahwa para pengguna perlu menjaga kerahasiaan password dan menggunakan security guide yang sudah disediakan oleh Bukalapak. Untuk mengakses security guide Bukalapak, pengguna harus mengakses situs ini.

{Baca juga: Hacker Curi Data 127 Juta Orang dari Delapan Situs}

Sebelumnya, seperti dilansir dari The Hacker News, Gnosticplayers telah meretas 890 juta akun pengguna dari 32 situs populer beberapa waktu lalu. Kemudian, ia menjual ratusan juta akun pengguna tersebut pada 6 dark web dalam empat putaran.

Tiga putaran di antaranya telah dilakukan pada bulan lalu pada dark web bernama Dream Market. Pada putaran keempat, ada 27 juta akun pengguna yang siap dijual dari 6 situs lainnya. Berikut rincian dari keenam situs itu:

  • Youthmanual – platform perkuliahan dan karier Indonesia, 1,12 juta akun
  • GameSalad – platform belajar online, 1,5 juta akun
  • Bukalapak – situs jual-beli online, 13 juta akun
  • Lifebear – situs notebook dari Jepang, 3,86 juta akun
  • EstanteVirtual – toko buku online, 5,45 juta akun
  • Coubic – jadwal janjian, 1,5 juta akun

Hacker ini menjual masing-masing database curian secara terpisah di situs Dream Market. Bila ditotal, harganya mencapai 1,2431 bitcoin atau setara dengan USD 5000 (Rp 72 jutaan). (FHP)

13 Juta Akun Bukalapak Dicuri dan Dijual di Dark Web

Telko.id, Jakarta – 13 juta akun Bukalapak diretas oleh hacker asal Pakistan bernama Gnosticplayers. Hacker itu mengklaim telah meretas puluhan situs populer dan menjual hasil retasannya di dark web. Yang mengejutkan, nama Bukalapak masuk ke dalam daftar situs yang ia retas.

Menurut The Hacker News, seperti dilansir Telko.id pada Senin (18/03/2019), Gnosticplayers telah meretas 890 juta akun pengguna dari 32 situs populer beberapa waktu lalu.

Kemudian, ia menjual ratusan juta akun pengguna tersebut pada 6 dark web dalam empat putaran. Tiga putaran di antaranya telah dilakukan pada bulan lalu pada dark web bernama Dream Market.

Putaran pertama Gnosticplayers menjual 620 juta akun dari 16 situs. Lalu, dilanjutkan lagi dengan menjual 127 juta akun dari 8 situs, dan diakhiri dengan penjualan 92 juta akun dari 8 situs.

Hacker tersebut menyatakan, ia sedang bersiap untuk menjual 27 juta akun pengguna yang berasal dari 6 situs lainnya pada putaran terakhir. Berikut rincian dari keenam situs itu:

  • Youthmanualplatform perkuliahan dan karier Indonesia, 1,12 juta akun
  • GameSaladplatform belajar online, 1,5 juta akun
  • Bukalapak – situs jual-beli online, 13 juta akun
  • Lifebear – situs notebook dari Jepang, 3,86 juta akun
  • EstanteVirtual – toko buku online, 5,45 juta akun
  • Coubic – jadwal janjian, 1,5 juta akun

Hacker ini menjual masing-masing database curian secara terpisah di situs Dream Market. Bila ditotal, harganya mencapai 1,2431 bitcoin atau setara dengan USD 5000 (Rp 72 jutaan).

Pada tiga putaran awal, kebanyakan situs yang diretas mengakui bahwa terjadi pencurian data. Besar kemungkinan, data yang dijuak Gnosticplayers di putaran keempat pun benar-benar valid.

Sampai berita ini diturunkan, pihak Bukalapak masih belum memberikan pernyataan resminya soal kasus ini. Namun untuk berjaga-jaga, sebaiknya bagi Anda yang jadi pengguna dari situs yang masuk daftar peretasan untuk segera mengganti password. (FHP)

Valve Hapus 100 Akun Pendukung Pelaku Penembakan

Telko.id, Jakarta – Valve menghapus lebih dari 100 akun pendukung aksi penembakan Masjid Selandia Baru, di layanan penyedia game Steam. Hal ini dilakukan setelah adanya laporan bahwa banyak pengguna yang justru mendukung aksi brutal pelaku penembakan.

Dilansir Telko.id dari The Verge pada Minggu (17/03/2019), laporan soal dukungan pada aksi pelaku penembakan pertama kali muncul dari media teknologi Kotaku.

Setelah peristiwa penembakan, ditemukan bahwa banyak pengguna yang memperbarui profil mereka dengan memasukan nama, gambar penembak bahkan GIF aksi serangan.

Pada awalnya Kotaku melihat ada 66 akun pendukung, namun jumlah pendukung terus bertambah hingga lebih dari 100 akun. Pihak Kotaku pun menghubungi Valve, dan akhirnya ratusan akun tersebut telah dihapus.

{Baca juga: Facebook & YouTube Hapus Video Penembakan Masjid Selandia Baru}

Walaupun Valve telah bereaksi cepat dengan menghapus ratusan akun, namun sayangnya masih ada beberapa pengguna Steam yang memuji aksi penembakan tersebut.

“Ratusan akun terus mengangguk ke arah penembak massal masa lalu termasuk pelaku pembantaian di Charleston, Isla Vista dan Parkland dan tentang pembunuhan massal 2011 di Norwegia,” tulis Kotaku.

Hingga saat ini Valve juga belum memberikan komentar terkait kasus ini.

Langkah Valve ini menyusul langkah serupa yang diambil oleh banyak perusahaan digital yang menanggapi respon atas aksi penembakan keji di Selandia Baru. Facebook dan YouTube menjadi dua media sosial yang bergerak cepat menghapus video penembakan Masjid Selandia Baru,

Selain menghapus video yang tengah viral di media sosial, Facebook juga menghapus postingan terkait pujian dan dukungan yang dilakukan oleh pelaku.

{Baca juga: Viral! Ini Ucapan Terakhir Korban Penembakan Masjid Selandia Baru}

“Polisi Selandia Baru memberi tahu kami sebuah video di Facebook tidak lama setelah streaming berlangsung, kami langsung menghapus akun Facebook penembak dan videonya,” kata perwakilan Facebook di Selandia Baru, Mia Garlick, dikutip Telko.id dari CNET, Jumat (15/03/2019).

Seperti diketahui bahwa pada Jumat kemarin (15/03/2019) terjadi penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di Christchurch Selandia Baru yang menewaskan 50 orang yang dilakukan oleh Breton Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun. [NM/HBS]

Sumber: The Verge

Museum Istana Pakai Jaringan 5G, untuk Apa?

Telko.id, JakartaThe Palace Museum atau Museum Istana dan Huawei menandatangani kerja sama strategis pada 15 Maret 2019. Keduanya bahu-membahu membangun aplikasi uji coba jaringan 5G, membangun area cerdas Museum Istana, dan mengadakan kompetisi kecerdasan buatan.

Dilansir Xinhua, seperti dikutip Telko.id, Minggu (17/3/2019), Museum Istana menerima lebih dari 17 juta pengunjung sepanjang 2018, menjadikannya museum yang paling banyak dikunjungi di dunia. Pada awal 1998, Museum Istana meluncurkan konstruksi digital.

Setelah 20 tahun, secara bertahap terbentuk jaringan informasi kantor yang mencakup seluruh museum dan sistem pengumpulan, mengelola 1,86 juta informasi peninggalan budaya. Museum Istana mengembangkan aplikasi tentang informasi peninggalan budaya.

{Baca juga: Tak Cuma 5G, China Juga akan Menangkan Persaingan AI}

Total, aplikasi itu mempunyai lebih dari enam juta unduhan. Juga, museum memiliki penelitian tentang penerapan VR, AR, AI dan teknologi lainnya di museum. Ini mengumpulkan sumber daya digital yang kaya dari bangunan kuno dan peninggalan budaya.

Penandatanganan perjanjian otomatis menandai babak baru dalam kerja sama strategis antara The Palace Museum dan Huawei Technologies. Selanjutnya, kedua belah pihak akan memberikan contoh untuk aplikasi 5G, menciptakan warisan budaya yang cerdas.

Selain itu, Huawei akan mempercepat pembangunan area cerdas Museum Istana dengan teknologi dan solusi inovatif menggunakan 5G, AI, dan bidang teknis lain. “Museum Istana belum pernah sedekat ini dengan sains dan teknologi,” kata Shan Jixiang, sang direktur.

{Baca juga: China akan Cabut Sebagian Sensor Internet di Hainan?}

Shan berbagi banyak ide tentang 5G di The Palace Museum. Dengan bantuan teknologi canggih, diharapkan khalayak di seluruh dunia akan mengunjungi Museum Istana. Penggunaan teknologi AI juga menyediakan platform dan dukungan pengetahuan lebih kuat. [SN/HBS]

Sumber: Xinhuanet

Belasungkawa Tim Cook untuk Tragedi di Chrischurch

Telko.id, Jakarta –  Insiden penembakan brutal yang terjadi di dua masjid di kota Chrischurch, Selandia Baru, pada Jumat 15 Maret 2019 lalu membuat dunia berduka. Puluhan orang tewas dalam kejadian itu.

Pemerintah negara-negara dunia mengutuk keras aksi teror yang menewaskan puluhan jemaah di masjid tersebut. Aksi teror juga menjadi keprihatinan dari petinggi teknologi dunia, salah satunya CEO Apple, Tim Cook.

Sang bos Apple menyampaikan perasaannya atas tragedi itu melalui akun Twitter miliknya. Ia mengaku sedih mendengar peristiwa mengerikan tersebut. Ia mengutarakan belasungkawa yang terdalam.

“Sedih luar biasa atas kabar dari Selandia baru. Masyarakat di Chrischurch yang terdampak oleh serangan mengerikan itu ada di hati kami,” tulis Cook, seperti dilansir DailyMail.

{Baca juga: Bicara Teror Masjid Selandia Baru, Senator Australia Dilempari Telur}

Selain menuliskan simpatinya kepada para korban terdampak serangan teror itu, Cook menyertakan kutipan kata bijak dari tokoh kemanusiaan dan pemimpin pergerakan HAM di Amerika, Martin Luther King.

“Aku sudah memutuskan untuk tetap dalam cinta. Kebencian adalah sebuah beban yang teramat berat untuk ditanggung – MLK,” tulis Cook.

Teror penembakan brutal di Selandia Baru pada Jumat 15 Maret 2019 sungguh mengerikan. Aksi tersebut menewaskan puluhan korban.

{Baca juga: Viral! Ini Ucapan Terakhir Korban Penembakan Masjid Selandia Baru}

Sang teroris nekat menyiarkan aksi biadabnya melalui live streaming di media sosial. Selain di Facebook, pelaku memamerkan aksi keji di Instagram, Twitter dan YouTube. Facebook dan YouTube mengungkapkan keduanya sudah menghapus video aksi teroris tersebut dari platform mereka.

Sumber: Dailymail

Universitas di China Pakai AI untuk Cek Absen Kuliah

Telko.id, Jakarta – Perkembangan kecederasan buatan atau artificial intelligence (AI) tidak hanya dimanfaatkan untuk meningkatan kualitas gawai. Di China, sejumlah perguruan tinggi menggunakan AI untuk mengecek absen kuliah mahasiswa di kelas.

Di Universitas Hangzhou Dianzi, China misalnya, para dosen di universitas tersebit menggunakan aplikasi pintar AI saat baru memasuki kelas.

Cara kerjanya, dosen mengumumkan kode verifikasi secara acak. Lalu, semua mahasiswa wajib memasukkannya ke ponsel dalam waktu tertentu.

“Waktu respons hanya 36 detik. Dosen bisa mengurangi waktu input secara manual. Meski tidak mungkin menghilangkan kecurangan, tapi kami telah mengurangi kemungkinan melalui intervensi manual,” ujar Wakil Direktur Universitas Hangzhou, Hu Haibun.

{Baca juga: Cegah Siswa Bolos, Sekolah di China Pasangkan “Seragam Pintar”}

Dilansir Xinhua, seperti dikutip Telko.id, Minggu (17/3/2019), Hu kemudian menambahkan bahwa jika seorang mahasiswa benar-benar hadir di dalam kelas setelah memasukkan kode verifikasi, maka dosen akan secepatnya mengubah informasi kehadiran.

Berbeda halnya bagi mahasiswa yang tidak hadir di dalam kelas, maka informasi ketidakhadiran akan masuk ke dalam data konselor sekolah. Selanjutnya, yang bersangkutan akan menerima panggilan otomatis dari aplikasi untuk menghadap ke konselor.

“Sebelumnya, dosen butuh tujuh menit sampai delapan menit untuk mengabsen. Ssekarang, berkat keberadaan aplikasi berteknologi AI, presensi mahasiswa bisa diselesaikan dalam 15 detik. Setelah dua minggu diuji coba, kehadiran meningkat tujuh persen,” jelas Hu.

{Baca juga: Pertama di Dunia, “Robot AI” Jadi Pembaca Berita TV di China}

Hu memastikan bahwa para mahasiswa tidak bisa menghindari panggilan Little AI dengan mengubah nomor ponsel. Konselor akan menghubungi mahasiswa secara langsung dan menanyakan alasan tidak masuk ke kelas. Nantinya ada bimbingan akademik. [SN/HBS]

Sumber: Xinhuanet

Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid Selandia Baru

Telko.id, Jakarta – Facebook mengaku telah menghapus 1,5 juta video penembakan jemaah di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru. Sebelum dihapus, video sebanyak itu tersebar di dunia maya di seluruh dunia.

Facebook menghapus jutaan video tersebut dalam waktu lebih kurang 24 jam usai serangan brutal yang menewaskan lebih dari 49 orang itu.

“Kami menghapus 1,5 juta video serangan. Lebih dari 1,3 juta di antaranya kami blokir saat diunggah,” kata Facebook via Twitter.

Dilansir Reuters, Facebook juga menyatakan komitmen menghapus semua versi video meski telah diedit tidak menunjukkan kekerasan. Facebook ingin menghormati orang-orang yang terdampak serangan teroris itu.

{Baca juga: Viral! Ini Ucapan Terakhir Korban Penembakan Masjid Selandia Baru}

Dikutip Telko.id, Minggu (17/3/2019), jumlah korban meninggal dunia dalam kasus penembakan tersebut naik menjadi 50 orang. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, segera berdiskusi dengan Facebook.

Beberapa saat setelah penembakan, Facebook dan YouTube bergerak cepat dengan menghapus video siaran langsung pelaku. Facebook juga menghapus unggahan berisi pujian dan dukungan terhadap tindakan pelaku.

“Polisi Selandia Baru memberi tahu kami sebuah video di Facebook tidak lama setelah siaran langsung. Kami pun langsung menghapus akun Facebook pelaku,” kata perwakilan Facebook di Selandia Baru, Mia Garlick.

“Kami juga menghapus segala pujian atau dukungan untuk kejahatan penembakan tersebut. Kami akan terus bekerja secara langsung dengan polisi Selandia Baru ketika tanggapan dan penyelidikan terus berlanjut,” tambahnya.

{Baca juga: Facebook & YouTube Hapus Video Penembakan Masjid Selandia Baru}

Sementara itu, lewat akun resmi Twitter, YouTube mengucapkan bela sungkawa atas kasus itu dan berjanji untuk menghapus konten penembakan di platform. YouTube tidak mendukung segala bentuk aksi kekerasan.

Sumber: Reuters

Universitas Ini Buka Beasiswa eSports Kelas Apex Legends

Telko.id, Jakarta – Jurusan Massachusetts Digital Games Institute (The MassDiGI) di Becker College, Amerika Serikat menawarkan beasiswa untuk jurusan eSports khusus game Apex Legends. Beasiswa ini bertujuan mendidik para gamers menjadi pemain profesional.

Dilansir Telko.id dari Game Rant pada Minggu (17/03/2019), beasiswa tersebut diadakan berkat kerjasama Becker College dengan dua brand esport ternama yakni Team Genji dan Helix Esports.

Ada tawaran yang menarik bagi kalian yang ingin bergabung. Bagi penerima beasiswa Apex Legends langsung mendapatkan uang sebesar USD $5000 atau sekitar Rp 71 juta saat resmi menjadi mahasiswa di Becker College.

Nantinya selain mengasah kemampuan bermain Apex Legends dalam situasi layaknya perkuliahan, mahasiswa nantinya juga berkesempatan untuk ikut kejuaraan kompetitif Apex Legends yang direncanakan akan hadir pada akhir tahun ini.

Reputasi Becker Collage sebagai universitas menyediakan jurusan game tidak bisa dipandang sebelah mata. Becker College telah diakui oleh Princeton Review sebagai universitas yang memiliki jurusan game design terbaik ketiga di dunia.

{Baca juga: Edan! EA Bayar Ninja Rp 14 Miliar untuk Apex Legends}

Manajer umum eSports Becker College Timothy Loew  mengatakan bahwa, di samping beasiswa dan tim kompetitif ini, Becker College adalah rumah bagi program eSports universitas pertama di Massachusetts dan pertama yang memberikan gelar sarjana manajemen esports pertama di Amerika Serikat.

Bagi mereka yang tertarik dengan beasiswa ini, peserta harus mendaftar di website resmi universitas. Para pemain dan pelamar Apex Legends akan dievaluasi oleh platform analitik Team Genji dan staf Becker College.

CEO Team Genji William Collis berharap bahwa beasiswa ini bisa menghasilkan atlet esports profesional

“Membangun jalur perekrutan dari sekolah menengah ke perguruan tinggi, dan kemudian mudah-mudahan ke tim pro seperti Genji, adalah tujuan kita semua,” ucap Collins.

{Baca juga: Gokil! 3 Hari Rilis, Apex Legends Tembus 10 Juta Pemain}

Sebelumnya sejak resmi diluncurkan pada 4 Februari 2019, game Apex Legends langsung berhasil menarik hati para gamers. Terbukti, game ini sudah memiliki 10 juta pemain tidak lama setelah diluncurkan.

Apex Legends adalah game bergenre Battle Royale gratis dan dapat dimainkan untuk platform PlayStation 4, Xbox One, dan PC. Mode battle royale dalam game Apex Legends disebut-sebut akan mempertemukan 60 orang dalam ruangan yang sama, namun diberikan misi-misi tertentu. [NM/HBS]

Game Rant

Gandeng Ubisoft, Google Siapkan Cloud Gaming

Telko.id, Jakarta –  Google sedang menyiapkan platform game berbasis komputasi awan, atau dikenal sebagai cloud gaming. Game ini akan mengandalkan kemampuan Google sebagai penyedia layanan cloud, dan hasil kerjasama Ubisoft, sebagai pengembang game.

Google, seperti diberitakan The Verge, memutarkan video dari acara tahunan Game Developers Conference di San Francisco, Amerika Serikat.

Dalam event tersebut, raksasa internet itu memamerkan platform cloud gaming hasil kerja sama mereka dengan pembuat video game asal Prancis, Ubisoft.

Video tersebut berisi kolase tentang apa saja yang akan ditemukan dalam video game, tapi, Google tidak menginformasikan apa pun tentang acara peluncuran yang akan disiarkan secara langsung pada Selasa mendatang.

{Baca juga: Paten Konsol Game Bikinan Google Terkuak}

Google dan Ubisoft memakai video game “Assassin’s Creed” untuk menguji coba teknologi “Project Stream“, sejumlah orang di AS terpilih untuk memainkan “Assassin’s Creed Odyssey” lewat browser Chrome, di desktop atau laptop.

Baru-baru ini terungkap paten dari Google tentang stick game (kontroller), yang memunculkan  dugaan raksasa teknologi dari Silicon Valley ini akan mengembangkan konsol dan kontroler game buatan sendiri untuk layanan cloud gaming mereka.

Video game, sama seperti film dan musik, saat ini juga bisa dinikmati melalui layanan berbasis streaming video, sehingga dapat diakses di mana saja, seperti Netflix dan Spotify.

Sebelumnya, beredar sebuah bocoran desain controller konsol, yang diyakini berkaitan dengan Project Yeti. Desain ini pertama kali dikabarkan oleh situs Thurrot yang dikenal rajin merilis bocoran proyek gaming Google.

{Baca juga: Main Game Langsung di Chrome dengan Project Stream}

Meskipun belum ada tanggapan dari Google, desain ini ditemukan dalam daftar hak paten di Amerika Serikat. Dokumen yang ditemukan menyebutkan desain stik gaming ini didaftarkan oleh Google. [BA/HBS]

Sumber: The Verge