spot_img
Latest Phone

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

PC Global Melonjak 4,9% di Q1 2025, Tapi Tarif China Ancam Pasokan

Telko.id - Angka-angka terbaru dari IDC mengungkap fakta mengejutkan:...

Lenovo Yoga Slim 9i: Laptop Premium Pertama dengan Kamera di Bawah Layar

Telko.id - Bayangkan sebuah laptop yang tidak hanya memukau...
Beranda blog Halaman 1246

DAM Corp Hadirkan Solusi Blockchain Untuk Perbankan di Indonesia

0

Telko.id – Sebagai perusahaan fintech-enabler dengan dukungan sumber daya teknologi dan jangkauan global perusahaan, Digital Artha Media Corporation (DAM Corp.) yang juga merupakan fintech-enabler anak perusahaan dari Bank Mandiri meluncurkan solusi white label blockchain bagi korporasi di berbagai sektor keuangan.

Kemampuan dalam menghadirkan solusi blockchain ini diklaim oleh DAM Corp. sebagai startup fintech pertama di Indonesia yang memiliki kemampuan terdepan dalam menyediakan teknologi fintech modern secara end-to-end.

Teknologi blockchain adalah teknologi yang mendasari berjalannya data tanpa bergantung kepada server terpusat sehingga terhindar dari risiko downtime. Sistem blockchain hadir dengan mengubah pendekatan yang sentralistik menjadi terdesentralisasi.

Pada prinsipnya, teknologi blockchain mengkondi sikan setiap server yang menjalankan software ini untuk membentuk konsensus jaringan secara otomatis untuk saling mereplikasi data transaksi dan saling memverifikasi data yang ada. Oleh karena itu, ketika salah satu server mengalami hack, server tersebut dapat diabaikan karena dianggap memiliki data yang berbeda dengan mayoritas jaringan server lainnya. Teknologi blockchain lebih mampu menghadapi serangan dibandingkan teknologi yang tersentralisasi karena selalu ada minimal satu server yang berjalan untuk menangani transaksi.

“Di era digital ini, kami melihat adanya kebutuhan yang besar akan pengolahan data yang terdesentralisasi guna meningkatkan efisiensi dan transparansi data. Untuk merespon kebutuhan tersebut, kami telah mengadopsi solusi blockchain untuk membantu perusahaan di sektor perbankan dengan membangun infrastruktur blockchain dalam sistem white label uang elektronik kami.” ujar Fanny Verona, Managing Director DAM Corp.

“Saat ini terdapat potensi yang sangat besar untuk bank dan bisnis lainnya dalam mengembangkan teknologi yang mampu digunakan untuk memproses kegiatan pembayaran agar lebih cepat, efisien dan aman. Kami menyadari hal tersebut dan membangun infrastruktur teknologi yang mampu mengadopsi layanan pembayaran baru untuk beragam kebutuhan uang elektronik partner kami.”  Fanny menambahkan.

Kemampuan ini menunjukkan kemampuan DAM Corp. sebagai startup fintech terdepan yang siap membantu implementasi teknologi blockchain pertama kali untuk uang elektronik perbankan di Indonesia.

Teknologi blockchain diyakini tepat bagi industri fintech yang melibatkan banyak pihak dan masih menggunakan sistem manual dan rigid. Terobosan teknologi ini juga dipercaya efektif untuk mendorong terwujudnya keamanan, keakuratan data transaksi, sehingga pihak bank dapat duduk tenang dan tidak perlu khawatir mengenai sistem keamanan mereka.

DAM Corp. sebagai perusahaan startup fintech-enabler memiliki visi untuk mendorong penyerapan dan implementasi transformasi non-tunai di masyarakat melalui berbagai sektor untuk menghadirkan sistem pembayaran yang lebih efisien, aman dan nyaman bagi semua. Saat ini, DAM Corp. telah memiliki berbagai solusi keuangan, seperti mandiri e-cash, LINE Pay e-cash, Wagon dan IndiePay. (Icha)

 

 

 

Qualcomm Perkenalkan Tiga Teknologi IoT dan 5G Yang Terbaru

0

Telko.id – Sebagai perushaan teknologi berskala internasional, Qualcomm  cukup agresif menelurkan karya-karya terbaru nya. Kali ini ada tiga teknologi baru hasil besutan paling anyar nya yang bakal dipamerkan pada ajang Mobile World Congress (MWC) di Barcelona akhir bulan ini.

Yang pertama adalah Qualcomm Wireless Edge Service sebagai rangkaian layanan perangkat lunak (software) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen baru dari perusahaan besar dan Industri IoT, untuk dapat melakukan provisioning, menghubungkan dan mengatur siklus hidup (life cycle) dari miliaran perangkat nirkabel cerdas melalui platform komputasi awan secara aman.

Perangkat lunak Qualcomm Wireless Edge Services direncanakan hadir melalui application programming interface (API) baru yang akan tersedia pada chipset Qualcomm tertentu, diawali dengan seri MDM9206, MDM9628 dan QCA4020 dan dalam waktu dekat akan terintegrasi di beberapa platform Qualcomm Snapdragon™.

Seiring dengan meningkatnya relevansi, kemampuan, dan kecerdasan dari Wireless Edge, Qualcomm Technologies terus mengembangkan portfolio Snapdragon agar mampu melayani dan mempercepat realisasi transformasi yang didorong oleh data yang penting bagi visi 5G kami secara lebih baik. Layanan Wireless Edge dari Qualcomm telah ditunggu-tunggu untuk dapat memfasilitasi integrasi, pemrosesan, analisis, pembelajaran dan pertukaran informasi yang terpercaya dengan menggunakan perangkat Wireless Edge sehingga dapat membuka skenario, layanan, ekosistem, dan model bisnis baru yang memberikan nilai tambah di banyak industri.

Layanan Qualcomm Wireless Edge diharapkan dapat memberikan layanan perangkat yang terpercaya sekaligus memberikan proteksi yang kuat atas serangan-serangan yang ditujukan baik pada perangkat maupun pada jaringan melalui kombinasi proteksi berbasis perangkat keras (hardware).

“Kami sangat senang atas respon awal dari pelaku bisnis, khususnya penyedia layanan komputasi awan, dan sangat tidak sabar untuk bekerja sama dengan mereka dan juga konsumen tradisional kami untuk mempercepat transformasi peluang yang dimungkinkan oleh kemampuan konektivitas nirkabel yang pintar dan aman,” ujar Serge Willenegger, Senior Vice President dan General Manager untuk 4G/5G dan Industri IOT di Qualcomm Wireless GmbH.

Dukungan layanan Qualcomm Wireless Edge di chipset yang telah disebutkan di atas diharapkan akan tersedia di paruh kedua tahun 2018. Adapun pihak-pihak yang telah menyambut layanan ini secara positif adalah Alibaba Cloud Link dan Baidu Cloud.

Kedua, pada Kamis (15/02), Qualcomm Technologies mendemonstrasikan teknologi 5G tercanggih untuk fase berikutnya dari standar 5G New Radio (NR) global yang tengah dikembangkan oleh 3GPP. Setelah menyelesaikan standar 5G NR pertama untuk mempercepat dan meningkatkan penerapan mobile broadband mulai tahun 2019, 3GPP telah menyetujui berbagai penelitian teknologi yang diharapkan dapat menentukan fase lanjutan dari 5G NR di Release 16 dan seterusnya.

Demonstrasi ini dilakukan secara live dan terjadi di sebuah acara di San Diego pada tanggal 7 Februari, menunjukkan kepemimpinan Qualcomm dalam mengembangkan fondasi dasar dari teknologi 5G NR yang membantu mendorong pergerakan evolusi dan perluasan ekosistem. Demonstrasi tersebut diharapkan dapat dipamerkan pada ajang Mobile World Congress (MWC) di Barcelona akhir bulan ini.

“Seperti hasil kerja awal dari R&D kami dalam [mendefinisikan] 5G yang menghasilkan percepatan penyelesaian standar 5G NR pertama untuk meningkatkan mobile broadband, demonstrasi ini memperteguh komitmen berkelanjutan kami untuk menemukan teknologi yang membantu mendorong ekosistem mobile bergerak maju,” kata Durga Malladi, Senior Vice President Engineering di Qualcomm Technologies, Inc.

“Kami sangat antusias untuk menunjukkan kemajuan ini di Mobile World Congress dan menunjukkan bagaimana teknologi kami dirancang untuk memperluas jangkauan 5G NR ke industri , penerapan, model bisnis, dan para peserta ekosistem yang baru,” ujar Durga menambahkan.

Ketiga, Qualcomm Incorporated mengumumkan bahwa anak perusahaannya, Qualcomm Technologies, Inc., telah memulai pengiriman contoh (sampling) modem LTE Qualcomm Snapdragon X24, modem dengan LTE Category 20 pertama di dunia yang mendukung kecepatan unduh hingga 2 gigabit per second (Gbps) dan merupakan chip pertama yang dibuat dengan proses 7 nanometer FinFET.

Produk ini diklaim oleh Qualcomm sebagai modem LTE multimode generasi ke delapan milik Qualcomm dan solusi Gigabit LTE generasi ketiga, yang menampilkan fitur seluler paling canggih dari modem 4G LTE yang tersedia secara komersial sampai saat ini, dan memperkuat pondasi LTE untuk perangkat dan jaringan multimode 5G NR berikutnya. Modem LTE Snapdragon X24 akan ditampilkan dalam demonstrasi langsung di Mobile World Congress Barcelona bersamaan dengan Ericsson, Telstra dan NETGEAR.

“Sebagai modem LTE Gigabit yang pertama kali diumumkan di dunia yang dapat mencapai kecepatan hingga 2 Gbps, modem LTE Snapdragon X24 telah menorehkan tonggak sejarah penting di industri mobile dan dirancang untuk menyediakan mobile broadband yang disempurnakan dan menghadirkan lapisan coverage gigabit yang penting untuk jaringan 5G secara komersial dan perangkat mobile lainnya yang diharapkan untuk diluncurkan pada 2019,” kata Serge Willenegger, Senior Vice President dan General Manager untuk 4G/5G dan Industrial IoT di Qualcomm Wireless 3 GmbH.

Serge menambahkan bahwa untuk memperluas kemampuan penggunaan 4×4 dan LAA3, Snapdragon X24 mengemas beragam teknologi 4G LTE yang paling canggih yang tersedia secara komersial, membantu operator seluler untuk sepenuhnya memobilisasi aset spektrum dan memaksimalkan kapasitas jaringan Gigabit LTE, dan membantu para pembuat perangkat mobile untuk menciptakan perangkat yang memberikan gambaran sekilas mengenai masa depan 5G bagi para pengguna.

Modem multimode ini memiliki kemampuan untuk mendukung berbagai teknologi generasi selular (mulai dari generasi pertama hingga generasi terkini), termasuk beragam sistem selular utama (GSM, TD-SCDMA, LTE-FDD, dll) yang diimplementasikan di seluruh dunia.

Perlu dicatat bahwa teknologi selular yang diaplikasikan oleh satu negara dapat berbeda antara satu dan yang lain. (Icha)

 

 

Pelajar SMK pun Harus Siap Hadapi Dunia Kerja di Era Digital 

0

Telko.id – Bukan hanya mahasiswa, pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pun harus siap terjun di dunia kerja di era digital. Itu sebabnya, Telkomsel Area Jabotabek Jabar menggelar kegiatan Telkomsel Mengajar dengan melakukan aktivitas berbagi ilmu secara langsung ke sejumlah SMK di wilayah Jabotabek dan Jawa Barat. Program ini juga melibatkan unsur karyawan Telkomsel sebagai tenaga pengajar dan dimulai sejak bulan Desember 2017.

Salah satu SMK yang mendapatkan kesempatan untuk merasakan keseruan program Telkomsel Mengajar belum lama ini adalah para pelajar SMK Purnama 1 Kebayoran, Jakarta Selatan (20/2). Dalam kesempatan ini, Telkomsel menghadirkan para pembicara dari karyawan Telkomsel Area Jabotabek Jabar yang memberikan pengetahuan serta berbagi pengalaman tentang teknik wawancara kerja, pembuatan Curriculum Vitae (CV) dan resume lamaran pekerjaan secara digital, serta pemanfataan akses internet secara positif dan kreatif agar dapat menunjang keilmuan para pelajar SMK nantinya saat bersiap memasuki dunia kerja.

“Telkomsel Mengajar merupakan suatu program kepedulian Telkomsel terhadap dunia pendidikan yang bertujuan mendorong para pelajar agar mampu memanfaatkan potensi dan kompetensi yang mereka miliki dibangku sekolah dan disesuaikan dengan perkembangan gaya hidup digital digital. Dengan menggandeng para karyawan Telkomsel yang sudah berpengalaman di dunia kerja, Telkomsel ingin lebih membekali para pelajar dengan pengetahuan teknis, terutama memanfaatkan akses layanan berbasis broadband dan digital,” kata Ricky E Panggabean General Manager Youth & Community Area Jabotabek Jabar Telkomsel.

Materi yang dihadirkan dalam kegiatan sengaja diarahkan untuk berbagi sejumlah pengetahuan yang mungkin belum didapatkan para pelajar selama di sekolah. Dalam kesgiatan ini, para karyawan Telkomsel yang tergabung dalam program Employee Volunteer Program (EVP) mengajak para pelajar untuk mengenal lebih dalam tentang teknis keilmuan yang dapat diimplementasikan secara langsung, seperti Communication Skill, Information Technology Skill, Digital Photography dan Videography, E-CV & Job Interview, hingga sosialisasi penerapan konsep #internetBAIK.

Ricky lebih lanjut menjelaskan, melalui kegiatan ini Telkomsel juga berharap para pelajar dapat memaksimalkan manfaat dari perkembangan teknologi telekomunikasi dan layanan berbasis broadband secara positif dan memiliki dampak yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Salah satunya dengan berbagi tentang konsep #internetBAIK agar pemanfaatan akses internet dapat bertanggung jawab, aman, inspiratif dan kreatif, serta menghindari penggunaan negatif internet seperti pornografi, HOAX, dan cyber bullying.

Pada kesempatan tersebut, para siswa juga diajak untuk mengembangkan jiwa entrepreneur terutama di sektor industri telekomunikasi, dengan mengajak para pelajar bergabung dalam program Telkomsel Ambassador. Keuntungan yang diharapkan melalui aktivitas entrepreneur ini diharapkan pelajar SMK dapat praktek langsung ke lapangan dan mengetahui tantangan kompetisi pasar yang berkembang saat ini. Program kewirausahaan yang diusung brand produk andalan Telkomsel untuk anak muda ini, yaitu LOOP, telah berjalan sejak tahun lalu dan untuk di wilayah operasional Jabotabek Jabar telah menggandeng lebih dari 1000 pelajar dan mahasiswa.

“Telkomsel berharap secara konsisten dapat menghadirkan beragam program dan layanan terdepan yang sesuai dengan perkembangan aktivitas anak muda masa kini. Program Telkomsel Mengajar kedepannya akan secara rutin hadir di sejumlah SMK, dengan materi yang akan disesuaikan dengan kebutuhan tiap sekolah” tutup Ricky. (Icha)

 

 

Ini Dia Tiga Industri Yang Kekurangan Tenaga Professional

0

Telko.id – Meskipun memiliki populasi dengan usia pekerja yang sangat besar, banyak perusahaan di Asia Pasifik yang akan kesulita menemukan tenaga kerja dengan kemampuan yang sesuai untuk tempat kerja di masa depan.

Diperkirakan, sebanyak 88% perekrut dari wilayah ini mengatakan bahwa kurangnya kemampuan menjadi tantangan utama, sementara 86% responen melaporkan kurangnya kandidat yang berkualitas di industri teknologi. Memang banyak perusahaan di wilayah Asia Pasifik yang mengaku bahwa mereka kesulitan mencari tenaga kerja dengan kemampuan di industri digital, fintech dan cybersecurity. Lebih tepatnya, kemampuan yang cocok untuk bisnis masa kini dan masa depan.

“Menjembatani kurangnya kemampuan di Asia Pasifik menjadi sangat penting untuk masa depan perekonomian Asia Pasifik. Dari ritel hingga manufaktur, dari keuangan hingga sektor lainnya, semua bisnis dibangun di atas fondasi teknologi yang berevolusi dengan sangat cepat,” kata Francois Lancon, Senior Vice President of Oracle APAC.

“Bisnis tidak bisa selamat dan maju tanpa pekerja yang tepat, termasuk juga desainer dan insinyur yang bisa menerjemahkan pengalaman digital ke perangkat lunak yang fleksibel dan responsif; atau tim developeryang bisa menciptakan dan menguji ide-ide baru; atau ahli machine learning yang tahu cara menstruktur data dan menggunakannya untuk mengatur solusi yang disruptif,” ujar Francois menambahkan.

Bisnis memiliki peran penting untuk mengisi celah kemampuan di Asia Pasifik. Selain melatih pekerjanya, sektor swasta juga harus fokus pada interaksi lainnya dengan pemerintah dan universitas, agar dapat menyelaraskan kebutuhan bisnis di masa depan dengan apa yang diajarkan kepada para pelajar masa kini. Ini skenario yang tepat. Pelajar akan mendapatkan kemampuan yang dibutuhkan, sementara bisnis akan menemukan pekerja dengan kemampuan yang sesuai.

Contohnya, bisnis teknologi mungkin mendukung para pelajar untuk menggapai karir di sektor TI masa depan dengan menciptakan program yang mempromosikan dan memperkuat pendidikan ilmu komputer. Perusahaan swasta ada di posisi yang unik untuk mendorong pelajar mengeksplor kekuatan programming  komputer, dan memberitahu mereka tentang peluang karir di masa depan yang terkait dengan ilmu komputer. Pelajar akan lebih tertarik untuk mempelajari programming dan desain database jika mereka tahu ilmu-ilmu tersebut akan meningkatkan daya saingnya di bursa kerja nantinya.

Oracle mewujudkan prinsip ini melalui Oracle Academy, yang memanfaatkan keahlian perusahaan untuk mendidik pelajar. Oracle Academy dan Kementerian Pendidikan Sri Lanka bahkan sudah menandatangani perjanjian untuk mengintegrasikan program Oracle Academy ke dalam 200 institusi, mendukung lebih dari 10,000 pelajar untuk berkarir di bidang TI. Di Indonesia, Oracle Academy bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Teknis dan Kejuruan untuk melatih 3,000 pelajar dengan kemampuan dan pengetahuan komputasi tingkat tinggi, yang nantinya bisa mereka bagi ke lebih dari 900 sekolah kejuruan. Oracle Academy juga terus menciptakan program, kurikulum, lokakarya baru seputar teknologi terbaru, seperti AI.

Inisiatif seperti Oracle Academy merupakan kunci untuk membantu Asia mencapai pertumbuhan tinggi. Kandidat teknologi yang berkemampuan banyak dicari di seluruh dunia, termasuk di Asia Pasifik, di mana negara seperti Singapura dan Hong Kong telah dianggap sebagai hub inovasi dan startup, dengan pesaing baru seperti Vietnam dan Indonesia yang berada tidak jauh di belakangnya. Survey Harvey Nash/KPMG CIO Tahun 2016 mencatat bahwa kurangnya kemampuan TI sangat terlihat di Asia Pasik, dengan 7 dari 10 pemimpin Ti mengatakan bahwa pekerja yang tidak sesuai telah menghalangi tujuan bisnis.

Survei yang sama mengidentifikasi bahwa analitik data menjadi kemampuan yang paling dicari di Asia Paisfik, seperti yang diungkapkan oleh 44% responden, 5% lebih tinggi dari rata-rata di tingkat global.

Selain kemampuan teknologi, ada juga kebutuhan untuk membantu pelajar mempelajari kemampuan yang akan mendukung mereka untuk menjadi pemimpin di masa depan yang didorong oleh teknologi. Bagaimana pun juga, bisnis digital tidak bisa sesederhana itu dalam mencapai kesuksesan. Bisnis itu haruslah lincah dan responsif, sangat fokus pada pengalaman pelanggan, dan terobsesi dengan masukan berdasarkan data untuk menghasilkan keputusan.

Bisnis bisa mendukung generasi pekerja dengan mengadakan program mentoring yang akan mengajarkan pelajar tentang perencanaan bisnis dan desain pengalaman pengguna; kemudian menginspirasi mereka untuk selalu bertanya, “Apa yang teknologi bisa lakukan untuk menjadikan hidup pelanggan lebih mudah?”

Teknologi yang tumbuh dengan cepat menjadikannya lebih mudah untuk membangun ketertarikan pelajar dalam meningkatkan kemampuan digital mereka sedini mungkin. AI dan teknologi lain di sekitar machine learning, buku besar yang didistribusikan, virtual reality dan teknologi lainnya, sudah siap memainkan peranan kunci di cara manusia hidup dan bekerja.

Sektor swasta harus terus menciptakan program, kurikulum, dan lokakarya baru yang menarik beragam pelajar di seluruh dunia dan mempersenjatai mereka dengan pengetahuan mendalam serta kemampuan langsung.

Saat perusahaan, pemerintah, dan akademisi bekerja sama, mereka dapat menginspirasi pelajar untuk mengejar karir yang berbasis teknologi, dan melengkapi mereka dengan kemampuan yang tepat. Dengan mengeksplor cara yang kreatif dan kolaboratif untuk memenuhi kebutuhan machine learning, AI, dan lainnya, kita bisa mempersenjatai pekerja masa depan dengan kemampuan yang mereka butuhkan untuk mendorong perekonomian masa depan. (Icha)

 

 

 

Mantap, Produksi Ponsel Nasional Tembus 60 Juta Unit

0

Telko.id – Industri telepon seluler (ponsel) di dalam negeri mengalami pertumbuhan jumlah produksi yang cukup pesat selama lima tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah memacu pengembangan di sektor telekomunikasi dan informatika (telematika) tersebut.

“Meningkatnya produksi ponsel di Indonesia, antara lain karena penciptaan iklim usaha yang kondusif serta kebijakan hilirisasi dan pengoptimalan komponen lokal sehingga lebih banyak memberi nilai tambah,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, seperti dilansir dari berita Kementerian Perindustrian.

Kementerian Perindustrian mencatat, pada tahun 2013, impor ponsel mencapai 62 juta unit dengan nilai sebesar USD3 miliar. Sedangkan, produksi dalam negeri sekitar 105 ribu untuk dua merek lokal. Akhirnya, pemerintah mengeluarkan regulasi yang bertujuan mengurangi produk impor dan mendorong produtivitas di dalam negeri.

Hasilnya, pada 2014, impor ponsel mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, menjadi 60 juta unit. Sementara itu, produksi ponsel dalam negeri tumbuh signifikan menjadi 5,7 juta unit. Kemudian, tahun 2015, produk impor merosot hingga 40 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 37 juta unit dengan nilai USD2,3 miliar. Sedangkan, produksi ponsel di dalam negeri semakin meningkat sebesar 700 persen dari tahun 2014, menjadi 50 juta unit untuk 23 merek lokal dan internasional.

Tahun 2016, produk impor ponsel menurun kembali sekitar 36 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 18,5 juta unit dengan nilai USD775 juta. Untuk ponsel produksi dalam negeri meningkat sebesar 36 persen dari tahun 2015, menjadi 68 juta unit. “Dan, tahun 2017, impor ponsel turun menjadi 11,4 juta unit, sedangkan produksi ponsel di dalam negeri 60,5 juta unit untuk 34 merek, sebelas di antaranya adalah merek lokal,” ungkap Menperin.

Kesebelas merek lokal tersebut, yaitu SPC, Evercoss, Elevate, Advan, Luna, Andromax, Polytron, Mito, Aldo, Axioo, dan Zyrex. Produk nasional ini telah memiliki branding kuat untuk pangsa pasar menengah ke bawah maupun kelas menengah ke atas

“Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita patut bangga terhadap produk ponsel yang dihasilkan industri dalam negeri,” tegas Airlangga. Bahkan, semakin meningkatnya kemampuan daya saing ponsel nasional, akan menguatkan citra positif dan popularitas produk tersebut di mata konsumen domestik dan internasional.

Basis produksi

Menperin meyakini, Indonesia mampu menjadi basis produksi bagi pengembangan industri perangkat telekomunikasi kelas dunia. Terlebih lagi dengan didukung potensi pasar dalam negeri yang sangat besar serta sejumlah produsen komponen lokal yang cukup kompetitif.

Data yang diperoleh Kemenperin, saat ini terdapat 24 perusahaan manufaktur komponen produk ponsel dan tablet di dalam negeri. Sementara itu, berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia akan tumbuh dari 55 juta orang pada tahun 2015 menjadi 100 juta orang tahun 2018. Dengan jumlah tersebut, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika.

Pemerintah pun bertekad untuk menggenjot keberlanjutan industri telematika di dalam negeri, salah satunya melalui penerbitan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet.

“Dengan bertumbuhnya industri-industri perakit dan pembuat komponen, sekitar 30 perusahaan ponsel dan tablet telah memenuhi TKDN 30 persen,” tuturya. Untuk itu, Kemenperin terus meningkatkan daya saing produk lokal agar mampu berkompetisi dengan barang-barang impor.

Menperin juga menyampaikan, pihaknya tengah berupaya mencegah dan mengurangi peredaran ponsel yang masuk ke Indonesia secara ilegal sehingga melindungi industri dan konsumen dalam negeri. Kemenperin sedang mengembangkan Device Identification, Registration, and Blocking System (DIRBS) untuk mendeteksi produk ponsel melalui verifikasi International Mobile Equipment Identity (IMEI).

“Pada bulan April nanti, data IMEI ini sudah terkonsolidasi. Kami telah bekerja sama dengan Qualcomm dan Global System for Mobile Communications Association (GSMA),” ujarnya. Setelah DIRBS terpasang, Kemenperin akan bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Perdagangan untuk menyiapkan peraturan-peraturan yang dibutuhkan dalam rangka mengontrol peredaran ponsel ilegal tersebut.

Selanjutnya, guna lebih mendongkrak kinerja sektor ini, faktor terpenting lainnya adalah pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM). “Kami berharap kepada para pelaku industri ponsel di dalam negeri berpartisipasi dalam program pendidikan vokasi melalui kemitraan dengan Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di sekitar lokasi industri untuk memudahkan penyerapan dan peningkatan kapasistas SDM yang dibutuhkan perusahaan,” papar Airlangga. (Icha)

 

 

Luna Investasi Rp.1 Triliun Guna Capai Market Share 10%

0

Telko.id – Berdasarkan pada statistik APJII (Asosiasi Penyelenggera Jasa internet Indonesia) pertumbuhan industry internet kian meningkat, hal ini pun menjadi dampak positif bagi beberapa industri, khususnya Smartphone. Semakin tinggi kebutuhan masyarakat terhadap berbagai konten, entertain, games hingga edukasi  membuat spesifikasi hardware yang dibutuhkan pun makin meningkat. Sayangnya spesifikasi yang makin meningkat juga membuat harga smartphone pun melambung tinggi dan kian tak terjangkau.

Permasalahan inilah yang ingin dijawab Luna Smartphone, produsen asal Korea ini dengan menghadirkan smartphone terbarunya yaitu Luna V Lite. Produk ini hadir dengan spesifikasi dan teknologi yang sedang tren seperti layar Fullscreen IPS HD+. Seperti yang kita ketahui teknologi Fullscreen kini sangat digemari tetapi smartphone Fullscreen rata-rata dipatok dengan harga yang tinggi, katakan paling murah saja di Indonesia sekitar 3,5 jutaan. Namun, Luna V Lite dengan layar Fullscreen rasio 18:9 mampu menghadirkan kualitas yang sama dengan harga yang cukup fantastis yaitu 1,7 jutaan.

Harga tersebut bisa dicapai Luna dengan memotong margin dan mengefisienkan operasional pemasarannya, sehingga banyak dana yang bisa dihemat dan difokuskan ke produk.

“kita tidak menjual brand ambassador kepada konsumen, tetapi kita betul-betul menawarkan smartphone dengan spesifikasi unggul yang lebih bermanfaat untuk konsumen” ujar Suryadi Willim, Manager Marcomm Luna Indonesia.

Kualitas Luna V Lite ini juga tak tanggung-tanggung, jika dilihat dari camera Luna V Lite dibekali kamera belakang 13 MP dan kamera depan 8 MP. Untuk system keamanan terdapat teknologi finger print yang dapat memudahkan pengguna. Dari segi dapur pacu, Luna V Lite dibekali  RAM 2 GB, ROM 16 GB.

Selain itu, Luna juga mengklaim akan melakukan investasi dana sebesar Rp.1 Triliun di Indonesia yang akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur, pelatihan SDM, dan pengembangan produk. Harapannya, pada tiga tahun ke depan, Luna mampu menguasai pasar Indonesia sebesar 10%. (Icha)

 

 

 

Polytron Siap Merebut Pasar Milenial Lewat Prime 7 Pro

0

Telko.id –Ini dia satu lagi smartphone merek nasional, Polytron. Lewat generasi penerus dari Prime 7, yang diberi nama Prime 7 PRO, Polytron siap merebut hati kaum millennial dan pekerja muda. Dengan bertajuk “BEYOND IMAGINATION”, produk ini di klaim sangat sesuai untuk kalangan mobilitas tinggi dan  eksekutif muda.

Prime 7 PRO bertenaga, mantap dengan baterai yang besar yaitu 5000mAh mampu bertahan sepuluh hari standby. Layar kaca kurva 2.5D Gorrila Glass  dan ketebalan 0.07mm yang sudah terkenal kekuatannya. Layarnya berukuran 5,5 inci, dengan resolusi FullHD.

Usun Pringgodigdo perwakilan dari Polytron menyampaikan bahwa smartphone ini cocok banget bagi yang suka berfoto karena kamera selfie-nya 13MP dan kamera utama 13MP. Semua kamera ini dilengkapi lensa lima lapis sehingga mampu menghasilkan foto yang detil dan jernih. Semua keunggulan ini dibungkus dengan body metal dengan ketebalan hanya 8.9mm.

Dengan prosesor octacore lengkap dengan memori RAM 3GB dan ROM 32GB, dipastikan Prime 7 PRO mampu menjalankan berbagai aplikasi secara bersamaan bahkan hingga lebih dari 20 aplikasi. Dan dapat menyimpan lebih dari 10,000 foto; 5,000 lagu ataupun 20 film kualitas High-Definition.

Usun juga menjabarkan bahwa fitur Turbo Charging yang ada di dalamnya sangat bermanfaat untuk aktivitas keseharian yang sering berada diluar ruangan. Dengan pengisian daya sepuluh menit menggunakan charger bawaan dapat memberikan output 80 menit waktu bicara, dapat juga difungsikan sebagai power bank dan mendukung fitur USB OTG (USB On-The-Go) untuk mempermudah pemindahan data, mantap kan?

Untuk urusan pengaman, Prime 7 PRO memiliki kelebihan pada sensor finger-print yang terletak pada tombol “Home Key” dan berkerja hanya dalam waktu sekitar 0.6 detik saja. Finger print sensor ini dapat di setting untuk mengunci  lima macam aplikasi berbeda.

Polytron Prime 7 PRO, juga dilengkapi dengan teknologi DTS Sound (Digital Theatre Sound) dengan suara bass yang mantap, suara vokal yang jernih dan jelas. Efek surround-nya dapat memberikan pengalaman suara home theatre. Fitur ini  dapat dinikmati lebih optimal dengan menggunakan earphone Muze.

Fitur unggulan lainnya adalah IR blaster dapat berfungsi sebagai remote control untuk berbagai perlengkapan elektronik. Dengan 3-in-1 slot pengguna dapat bersamaan meng-input dua SIM card dan satu Micro SD card yang dapat menampung kapasitas hingga 128GB. Kedua SIM card tersebut dapat berfungsi di waktu yang sama (dual standby). Serta mendukung panggilan suara berbasis data 4G atau dikenal dengan VoLte (Voice Over Lte). Begitu juga dengan kecepatan berbagai download seperti musik dan film menjadi lebih cepat dan mudah dengan Jaringan 4G.

Prime 7 PRO dilengkapi layanan baru sehingga pengguna dapat #Siapbegadang selama setahun penuh dengan mengakses iflix tanpa batas senilai Rp 468.000/tahun. Iflix adalah layanan Video On Demand yang menyediakan streaming film dan acara televisi melalui internet. Iflix merupakan layanan internet TV terbesar di Asia yang diberikan eklsusif hanya untuk pelanggan setia Polytron dengan one stop entertainment. Komplit kan? Selain privilege pada Fira UI, kini  juga ada iflix yang dapat mengisi dan menambahkan wawasan keseharian.

Prime 7 PRO memiliki tiga varian warna dengan finishing metal yang berkilau, yaitu Mocha, Blue, dan Gold, dijual dipasaran seharga Rp.2,5jutaan. Smartphone ini sudah bisa di dapatkan di gerai – gerai Erafone, Carrefour, Giant dan toko handphone terdekat lainnya.

Sedangkan untuk layanan online juga dapat dijumpai di polytronstore.com, blibli, dan Lazada. Di masa promo ini Polytron juga menggelar event offline berupa roadshow Prime 7 PRO di berbagai mall di Jakarta. Dan tidak lupa ada penawaran menarik juga selama periode roadshow berlangsung. (Icha)

 

 

APJII : Penetrasi Internet 2017 Naik Menjadi 54,68%

0

Telko.id – Pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia di sepanjang 2017 naik menjadi 54,68 persen. Data tersebut terungkap dalam rilis hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia yang dilakukan pada tahun 2017 itu melibatkan sebanyak 2.500 responden.

Sejumlah fakta menarik mengenai serba-serbi internet di Indonesia pun terungkap. Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono memaparkan, dari total 262 juta jiwa, sebanyak 143,26 juta jiwa diperkirakan telah menggunakan internet. Angka penetrasi ini terbilang naik dibanding tahun sebelumnya, 132,7 juta jiwa.

“Pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia menurut APJII tak lagi besar karena sudah banyak pengadopsi internet terutama di wilayah urban. Dalam survei tahun lalu, APJII memang mengkategorikan enam pulau yang disurveinya menjadi tiga karakter wilayah yakni rural (daerah terpencil), urban rural (kota dan kabupaten) dan urban (ibu kota provinsi),” kata Henri pada presentasi hasil survei APJII 2017 di Hardrock Cafe, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2018).

APJII mengkategorikan karakter area berdasarkan besaran GDP di suatu daerah. Wilayah Urban merupakan daerah administratif yang sebagian besar GDP berasal dari sektor non-pertanian. Sementara rural-urban merupakan wilayah administratif yang besar GDP seimbang bersal dari sektor pertanian dan non pertanian. Sedangkan wilayah rural adalah wilayah administratif yang sebagian besar GDP berasal dari sektor pertanian.

Penetrasi internet di wilayah urban sudah mencapai 72,41 persen sementara di wilayah urban-rural (wilayah tier kedua) hampir mencapai setengah populasi yakni 49,49 persen. Namun di wilayah rural masih lebih kecil yakni 48,25 persen. “Sementara penetrasi di urban sudah cukup tinggi tetapi bagi teman-teman yang berada di rural area dan rural urban tentu untuk menggelar fiber optik di 60 juta rumah di Indonesia itu hampir tidak mungkin. Ke depan kita akan melengkapi kabel dengan satelit untuk menjangkau wilayah pedalaman. Yang melayani adalah seluruh anggota APJII untuk menyeimbangkan penetrasi 70 persen itu ke daerah rural dan rural urban,” papar Henri.

Pengguna internet terbesar masih didominasi penduduk di Pulau Jawa sekitar 57,70 persen. Diikuti oleh Sumatera yang mengalami adopsi internet sebesar 47,29 persen. Wilayah yang paling sedikit mengalami penetrasi internet berada di Maluku-Papua dengan presentase 41,98 persen.

“Jika dilihat, Jawa menyumbang 58,08 persen dan masih mendominasi. Sumatera hanya menyumbang 19,09 persen saja dari komposisi enetrasi internet. Daerah yang paling rendah menyumbang adopsi internet adalah Maluku-Papua yaitu 2,49 persen. Hal ini bisa jadi meningkat di masa depan dengan selesainya Palapa Ring,” kata Henri.

Ketua Umum APJII, Jamallul Izza menambahkan bahwa Palapa Ring akan meningkatkan penetrasi internet 65-70 persen di Indonesia per 2019. Satelit internet itu sendiri baru akan direalisasikan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2020.

“Kalau ada Palapa Ring bisa jadi peningkatan internet lebih besar. Peningkatan bisa sampai 65 sampai 70 persen. Paling tidak 2020 kita coba satelit untuk menyediakan internet untuk daerah terpencil,” kata Jamal (Icha)

 

 

Ini Strategi Smartfren Hadapi Pelanggan Sekali Pakai – Buang

0

Telko.id – Staterpack sekali pakai lalu dibuang memang sudah menjadi kebiasaan dari konsumen Indonesia. Namun, dengan adanya kewajiban untuk registrasi nomor prabayar maka hal ini sudah dapat dipastikan akan menurun drastis.

Mengapa fenomena ini muncul? Ya, konsumen mencari koneksi internet yang murah. Maklum saja, biasanya pada staterpack banyak bonusnya. Berbagai strategi dilakukan oleh operator untuk menghilangkan kebiasaan ini belum banyak yang ‘mempan’. Tetap saja, masih banyak masyarakat Indonesia mencari staterpack baru untuk mendapatkan kuota.

Nah, dengan adanya program registrasi dari pemerintah, tentu hal ini menjadi tidak mudah karena setiap pemilik nomor prabayar harus mendaftarkan nomornya sesuai dengan no data NIK dan Nomor KK yang sesuai.

Proyek yang dimulai pada awal Oktober 2017 dan akan berakhir pada 28 Februari ini ternyata diikuti oleh lebih dari separuh pemilik nomor ponsel, yang menurut catatan, ada 415 juta lebih. Ada 190 juta pelanggan Telkomsel, 97 juta Indosaat Ooredoo, 53,5 juta XL Axiata, 18 juta Smartfren dan 58 juta Tri.

Kondisi ini yang lalu membuat Smartfren mengeluarkan rangkaian produk barunya. Pertama adalah mengeluarkan staterpack nomor baru yang diberi tajuk Smartfren Kartu Perdana Now dan Now Plus.

Kartu perdana Now dapat diperoleh hanya dengan Rp.5 ribu yang dapat aktif selama 30 hari. Selain itu, jika mengisi ulang Rp.10 ribu akan mendapatkan 100MB kuota 24 jam, Gratis chatting sepuasnya, Gratis telepon sepuasnya ke sesame Smartfren dan mendaptkan tambahan bonus kuota 300MB melalui aplikasi MySmartfren.

Sedangkan untuk Kartu perdana Now Plus dapat diperoleh hanya dengan Rp.20 ribu yang dapat aktif selama 60 hari. Bonus yang diperoleh adalah 1GB kuota 24 jam, 3GB Kuota Internet Malam, Gratis chatting sepuasnya, Gratis telepon sepuasnya ke sesame Smartfren dan mendaptkan tambahan bonus kuota 1GB melalui aplikasi MySmartfren.

Tentu harapannya, dapat menambah jumlah pelanggannya. Terlebih, dari 12 juta pelanggan yang saat ini dimiliki oleh Smartfren balum 100% melakukan registrasi.

“Pelanggan Smartfren yang sudah registrasi baru sekitar 80%,” kata Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren menjelaskan.

Djoko mengklaim bahwa yang belum registrasi itu adalah pelanggan yang memang kurang aktif. Artinya, dengan menggencarkan produk baru nya ini, harapannya mampu memperoleh banyak pelanggan baru.

Kemudian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kuota data yang besar dan terjangkau, Smartfren mengeluarkan voucher internet unlimited dengan tiga varian yakni 3 GB dengan harga Rp.10 ribu, 8 GB seharga Rp.30 ribu dan 16 GB dapat dibeli dengan harga Rp.60 ribu.

“Kami juga ingin mengedukasi masyarakat untuk tidak menggunakan nomor sekali pakai buang. Ini membuat industry tidak efisien. Akan banyak nomor yang terbuang dan menghabiskan tempat diserver. Kita mendidik konsumen nggak usah buang-buang uang. Nomor beli sekali registrasi yang benar, terus kalau voucher datanya habis tinggal isi lagi (tanpa registrasi ulang),” ujar Djoko.

Itu sebabnya, pada paket data yang dimiliki Smartfren ini tidak perlu registrasi. Karena voucher ini diisi banyak data. (Icha)

 

 

 

 

 

 

Jumlah Area Wi-Fi Bakal Melonjak Menjadi 113 Juta di 2018

0

Telko.id – Jumlah perangkat Wi-Fi yang terpasang tumbuh hampir 7 Miliar di tahun 2016. Hal ini sebagian besar didorong oleh peningkatan adopsi smartphone. Selain itu, throughput yang lebih tinggi, standar industri yang dapat dioperasikan dan kompatibel sesuai dengan standar dari IEEE dan didukung oleh Aliansi Wi-Fi, peningkatan kinerja lainnya serta kemampuan teknis untuk operator termasuk Passpoint dan VoWi-Fi pun disinyalir telah membantu kesuksesan besar ini, seperti yang dilaporkan oleh lembaga riset, Research and Markets yang bertajuk “Carrier Wi-Fi: Model Monetisasi dan Masa Depan Wi-Fi dalam Konteks 5G”.

Dalam laporan tersebut juga menyatakan bahwa Homespots dan penyebaran hotspot dengan biaya rendah telah meningkatkan jumlah area Wi-Fi (hotspot + homespot) dari kurang dari 30 juta di tahun 2013 menjadi 85 juta pada tahun 2016. Pada tahu 2018 pun diharapkan akan mencapai angka 113 juta.

Itu sebabnya, panggilan Wi-Fi voice over atau VoWi-Fi menjadi sebuah bisnis yang akan sangat menarik bagi operator seluler dan peluang bagi para vendor smartphone.

“VoWi-Fi ini akan memberikan banyak manfaat selain meningkatkan cakupan dalam ruangan, termasuk melawan penyedia OTT, memanfaatkan investasi IMS dan VoLTE dan mendukung pembebasan spektrum 2G dan 3G,” kata Amy Cole Senior Manager, Research and Markets, Guinness Centre, Taylors Lane, Dublin 8, Ireland.

Amy menambahkan bahwa VoWi-Fi juga menjadi fundamental Wi-Fi pertama bagi MVNOs dan merupakan pilihan menarik bagi operator fixed-mobile.

Monetisasi jaringan Wi-Fi terdapat dalam beberapa bentuk dan meskipun peluangnya tidak signifikan, namun mampu menyediakan pendapatan tambahan dari seluruh kelompok pelanggan perorangan maupun wholesale. Setidaknya ada lima model bisnis Wi-Fi yang tersedia bagi operator jaringan. Dapat digunakan secara kombinasi atau sendiri, meskipun tidak semua relevan untuk semua jenis operator. Operator terintegrasi (fixed-mobile) dan fixed-MVNO bisa mendapatkan keuntungan dari semua model bisnis yang ada saat operator seluler pertama lebih terbatas.

Tiga operator di Korea, saat ini menjadi yang progresif mengaplikasi Wi-Fi ini terutama tiga operator Korea Selatan, untuk memberikan kecepatan tercepat. Dengan menggabungkan Wi-Fi dengan kecepatan downlink LTE (dengan MCP TP) mampu memberikan kecepatan hingga 1Gbps.

Sementara AIS dari Thailand telah meluncurkan teknologi non-standar ini, termasuk operator seperti Chunghwa dari Taiwan dan M1 dari Singapura yang pertama berinvestasi ke LWA, teknologi standar untuk agregasi LTE-Wi-Fi.

Wi-Fi pun berdasarkan laporan ini akan membantu jaringan berkembang dengan mempercepat migrasi ke 4G, membebaskan spektrum untuk refarming dan dapat membentuk bagian dari jaringan heterogen masa depan dan 5G. Wi-Fi atau tidak, spektrum tanpa izin akan menjadi bagian dari jaringan LTE dan 5G masa depan. (Icha)