Telko.id, Jakarta – Sejak Senin (25/3/2019), ada prank di Twitter yang isinya menjanjikan pengguna Twitter mempunyai feed lebih berwarna, punya hak admin, juga akun terverifikasi. Syaratnya, pengguna mengubah tahun lahir di profil menjadi 2007.
Namun Anda jangan tergoda, karena aksi mengerjai tersebut bisa membuat akun Twitter pengguna terkunci.
Cuitan pertama yang menyebarkan prank itu mengiming-imingi skema warna tambahan di Twitter dan telah dicuit ulang lebih dari 16.000 kali.
Akan tetapi, seperti dikutip Telko.id, dari Cnet, Rabu (27/3/2019), pengguna yang melakukannya bakal menjadi korban penipuan. Pengguna dikerjai. Mengubah tahun kelahiran di profil Twitter menjadi 2007 justru membuat akun Twitter terkunci.
{Baca juga: Twitter Perbarui Fitur Pelaporan untuk Lindungi Pengguna}
Gara-gara masalah tersebut, Twitter sampai turun tangan, memperingatkan pengguna untuk tidak lagi melakukannya. Sebab, syarat dan ketentuan Twitter secara tegas melarang pengguna berusia di bawah usia 13 tahun untuk mendaftar di platform.
Jika tahun lahir diganti menjadi 2007, maka usia maksimal pengguna akan menjadi 12 tahun pada 2019. Dan, hal tersebut akan membuat akun pengguna langsung terkunci. Namun, mayoritas pengguna tak menyadari dan jadi korban prank.
“Kami melihat ada prank yang mencoba membuat orang mengubah tahun kelahiran di profil menjadi 2007. Tolong, jangan pernah melakukannya. Kalau nekat, akun kalian akan terkunci karena masuk kategori usia di bawah 13 tahun,” jelas Twitter.
{Baca juga:Twitter Bakal Punya Fitur untuk Sembunyikan Cuitan}
Ketentuan Twitter yang menyebut bahwa akun pengguna di bawah usia 13 tahun langsung terkunci secara otomatis telah diterapkan sejak tahun lalu. Aturan itu mengacu kepada General Data Protection Regulation yang diterapkan oleh Uni Eropa. [SN/HBS]
Telko.id, Jakarta – Oppo baru saja memperkenalkan smartphone teranyarnya, Oppo F11 Pro, dengan sejumlah fitur canggih yang bahkan belum kita temui di seri-seri sebelumnya. Jika Anda sudah menjadi pemilik Oppo F7 atau Oppo F9, sekarang mungkin saatnya untuk duduk dan mulai berpikir – apakah sudah waktunya ganti smartphone baru?
Tentu saja, banyak hal yang harus dipertimbangkan saat seseorang ingin berganti ponsel. Apakah itu terkait desain, hasil foto yang lebih baik, ataupun performa yang lebih unggul.
Sebagai penerus, adalah ideal bagi Oppo F11 Pro maupun F11 saja untuk menjadi lebih baik dibanding para pendahulunya. Paling tidak dari segi spesifikasi. Bukan harga mati memang, apalagi jika kita belum benar-benar mengujinya secara langsung. Namun, ini bisa menjadi bantuan – setidaknya sedikit, bagi Anda untuk memutuskan apakah ini saat yang tepat untuk berganti ke seri yang lebih baru atau tidak. Atau, merasa puas dengan apa yang sudah Anda miliki.
{Baca juga: Berkenalan Lebih Jauh dengan ‘Rising Camera’ Oppo F11 Pro}
Mau desain lebih baik?
Pabrikan smartphone semakin peduli dengan penampilan. Oppo tak terkecuali. Lewat Oppo F11 dan F11 Pro, pabrikan asal Tiongkok ini telah menghasilkan sebuah perangkat yang tak hanya terlihat bagus, tetapi juga unik.
Oppo F11 Pro memilih dua pilihan warna gradasi untuk membalut badannya, Thunder Black dan Aurora Green. Thunder Black menghadirkan pertama kalinya gradasi tiga warna pada F series, dimana warna merah dan biru berpadu pada bagian tepi yang dapat terlihat sebagai warna hitam klasik. Sementara Aurora Green dibuat dengan mengadopsi desain gradien dua warna berbentuk S.
Bagian atas dan bawah frame dari perangkat juga dibuat membulat untuk mendapatkan kenyamanan pengguna dalam mengenggam. Sementara untuk menghindari tertutupnya posisi speaker saat bermain game ataupun menelepon, Oppo memutuskan untuk memindah posisi speaker dan mikrofon. Kemana? Ada di bagian atas.
Mau layar lebih besar?
Ketika Oppo F7 dan Oppo F9 diperkenalkan, Oppo memilih untuk tetap konsisten dengan keberadaan notch atau poni di layar. Kala itu, baik F7 maupun F9 masing-masing menampilkan aspek rasio19:9 dan 19.5:9 pada 6,2 inci dan 6.3 inci. Layarnya membentuk kurva membuat ponsel tak hanya tampak luwes di pandangan tetapi juga nyaman di genggaman.
Oppo F11 – dalam hal ini F11 Pro tak jauh berbeda. Hanya saja, tidak ada notch kali ini, membuat tampilan muka benar-benar terlihat lapang. Ukuran layarnya 6.53 inci, lebih dari cukup untuk para penikmat layar besar. Sementara rasio screen-to-body 90.9% – yang adalah rasio terbesar untuk perangkat lini seri F, membuat F11 Pro tetap pas di genggaman. Terdengar besar, tapi tidak tampak sebesar itu.
Siasat lainnya yang digunakan Oppo untuk membuat F11 Pro tampak lebih lapang adalah dengan membenamkan kamera depan jauh ke dalam bodi. Bukan didalam notch atau di bagian depan lainnya pada smartphone. Kamera ini akan keluar secara otomatis saat dibutuhkan.
Mau kamera lebih baik?
Kamera yang lebih baik kerap menjadi alasan orang saat ingin berganti smartphone. Ini manusiawi. Salah satu keunggulan yang ditawarkan Oppo F11 Pro adalah kamera 48MP sebagai lensa utama dengan aperture f/1.79. Oppo mengklaim, kamera utama pada smartphone anyarnya ini mampu menangkap foto secara detail, apalagi dalam keadaan pencahayaan yang kurang atau low-light.
Kami mengujinya dengan menangkap sejumlah objek foto di luar uangan – saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 17.00 WIB. Hasilnya, bukan saja foto dengan komposisi warna yang bagus yang kami dapat, ini juga tampak detil. Bahkan saat foto diperbesar beberapa kali.
{Baca juga: Hasil Bidikan Kamera 48MP Oppo F11 Pro}
Di bagian depan, hasil yang tak jauh berbeda kami dapatkan dari kamera 16 MP yang dibawanya – kebetulan besaran yang sama juga diadopsi dua penerusnya. Satu hal yang membuatnya menarik, khususnya jika dibandingkan dengan Oppo F7 dan F9, seri Oppo F11 – dalam hal ini versi Pro, punya modul kamera depan yang tak biasa.
Ya, seperti telah kami ungkap sebelumnya, ini dipanggil rising front camera. Teknologi ini akan memunculkan kamera depan dari bingkai bagian atas saat ia dibutuhkan untuk swafoto, melalui sebuah mekanisme motoris. Keren.
Mau performa lebih baik?
Performa adalah hal lainnya yang diharapkan orang dari sebuah pergantian. Oppo F11 series ditenagai oleh prosesor mediatek P70 yang memiliki frekuensi maksimum sebesar 2,1 Ghz. Jika dibandingkan dengan perangkat generasi sebelumnya, performa CPU dan GPU meningkat 5% dan 13%.
Oppo F11 Pro dilengkapi dengan RAM 6GB LPDDR 4X yang akan memenuhi kebutuhan Anda atas video berkualitas tinggi ataupun game berat.
Untuk pengisian daya cepat, di F11 Pro kita akan dibawa mengenal teknologi VOOC 3.0. Bukan sekedar Flash Charge seperti di seri F sebelumnya. Teknologi ini disebut-sebut telah mengalami peningkatan, dimana dengan algoritma baru, VOOC 3.0 dapat mengatur tegangan tinggi sewaktu melakukan tickle charging, sehingga mempersingkat waktu pengisian secara keseluruhan hingga 20 menit. Itu artinya, F11 series dapat diisi penuh dalam waktu 80 menit. Masih meningkat dari seri sebelumnya, yang masing-masing membawa baterai berkapasitas 3400 mAh dan 3500 mAh, di Oppo F11 Pro ada baterai sebesar 4000 mAh.
Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan mengawasi dan melarang iklan kampanye yang tampil pada media sosial dan platform digital, selama masa tenang Pemilu 2019.
Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, pihaknya melarang peredaran iklan kampanye oleh pihak manapun selama masa tenang.
“Jadi konten iklan disebarkannya targeted itu yang dilarang. Jadi iklannya pun kita batasi, jadi tidak boleh ada iklan kampanye selama masa tenang dilakukan oleh siapapun. Kalau beriklan itu pasti akan terdaftar dan dia akan disebar oleh platform dan itu yang dilarang,” ujar Semuel.
Semuel menambahkan jika larangan ingin tak hanya berlaku untuk pihak Partai Politik (Parpol), namun juga masyarakat yang berniat untuk berkampanye di masa tenang.
{Baca juga: Kominfo: Konten Hoaks Semakin Banyak Jelang Pemilu}
“Bukan hanya peserta parpol tetapi semua masyarakat karena mungkin juga kalau kita tidak batasi nanti malah menggunakan tangan masyarakat untuk pasang iklan,” tambahnya.
Dilansir Telko.id dari laman resmi Kominfo pada Rabu (27/03/2019), masa tenang Pemilu Serentak Tahun 2019 berlangsung dari tanggal 14 April 2019 sampai dengan 16 April 2019.
Selama masa tenang, kampanye atau kegiatan yang mengajak untuk memilih dan menawarkan visi, misi dan program kerja dilarang. Kesepakatan pelarangan dan pembatasan itu dicapai dalam pertemuan Kominfo bersama penyelenggara Pemilu.
Hasil dari pertemuan itu memutuskan untuk melarang platform digital menampilkan konten kampanye atau iklan kampanye selama masa minggu tenang.
“Kita pengendaliannya langsung ke platform, jadi iklan pasti dia melibatkan platform digital. Jadi sekali lagi semua bentuk iklan tentang kampanye dilarang selama masa tenang,” terang Semuel.
“Kalau tim kampanye yang terdaftar pastinya itu dilarang. Karena itu kan ada yang terdaftar berarti itu resmi tapi kalau masyarakat kita tidak bisa membatasi,” tambahnya.
{Baca juga: Kominfo Pertimbangkan untuk Blokir Game PUBG}
Menurut Semuel, pelarangan itu dilakukan agar dapat menjaga ruang siber selama masa tenang. Keputusan ini diambil oleh semua pesarta yang hadir, mulai dari semua platform dan perwakilan dari pasangan calon dan Bawaslu.
“Tadi sudah kita dengarkan semua bagaimana sih tujuannya supaya menjaga ruang cyber di masa tenang ini,” ungkap Semuel.
Pertemuan untuk pelarangan iklan kampanye di platform digtal sebelumnya dipimpin langsung oleh Semuel Abrijani Pangerapan juga dihadiri perwakilan Bawaslu, Facebook, Twitter, Google, LINE, Bigo Live dan beberapa platform lainnya. [NM/HBS]
Telko.id, Jakarta – Hingga tanggal 3 Maret 2019, Sony mengklaim telah telah menjual 4,2 juta PlayStation VR di seluruh dunia. Itu artinya kurang dari tiga tahun sejak headset VR itu diluncurkan secara global.
Angka ini bukan jumlah unit yang dikirimkan ke penjual, tapi jumlah unit yang terjual di lapak-lapak penjualan. Dengan kata lain, saat ini ada 4,2 juta orang yang memiliki PlayStation VR.
Sony mulai menjual PlayStation VR pada 2016 sebagai platform virtual reality yang bisa terhubung ke PlayStation 4. Kemungkinan, inilah salah satu alasan mengapa headset VR Sony ini begitu populer.
{Baca juga: Headset Nirkabel Sony PlayStation Minim Inovasi}
Pada Januari, Sony mengumumkan bahwa penjualan PS4 mereka mendekati 100 juta unit. Karena itu, tidak heran jika PS VR bisa terjual hingga 4,2 juta unit.
Beberapa produk pesaing PS VR yang ada saat ini, seperti misalnya HTC Vive dan Oculus Rift, perlu terhubung ke komputer premium untuk bisa bekerja.
Seperti yang disebutkan oleh VentureBeat, perusahaan analisa pasar global, IDC memperkirakan bahwa pengiriman Rift dan Vive pada Q4 2018 hanya mencapai sekitar 300 ribu unit dan 230 ribu unit. Sementara pada kuartal yang sama, Sony mengirimkan 463 ribu unit PS VR.
{Baca juga:Ini Dia Game Terlaris PlayStation 4 di 2018}
Selain mengumumkan angka penjualan PS VR, Sony juga mengumumkan sejumlah game yang akan tersedia di platform VR mereka. Ada 25 judul game baru yang akan tersedia, termasuk Blood & Truth, penerus dari game London Heist yang juga tersedia untuk PS VR.
Selain itu, menurut Engadget, Anda juga akan bisa memainkan Everybody’s Golf VR dan sejumlah game klasik dan mini-game yang bisa Anda temukan di Five Nights At Freddy’s. [BA/HBS]
Telko.id, Jakarta – Polusi yang bersumber dari sampah plastik merupakan masalah yang harus dihadapi seluruh manusia di Bumi. Sebuah supermarket di Thailand punya cara unik untuk mengatasinya dengan menggunakan daun pisang. Bahkan solusi ini sempat viral di Facebook.
Saat ini, pemerintah di semua negara dan masyarakat dunia berupaya mengurangi penggunaan plastik untuk mengurangi polusi.
Sebuah supermarket di Thailand menemukan cara sederhana dan efektif untuk secara signifikan mengurangi penggunaan plastik untuk kemasan, dan menggantinya dengan daun pisang.
Terobosan yang dilakukan Rimping Supermarket, yang berlokasi di Chiangmai, Thailand, ini mendapatkan banyak pujian dari ribuan netizen dan menjadi viral setelah diposting di halaman Facebook Perfect Homes Chiangmai.
{Baca juga: Keren! Tempat Sampah Pintar Ini Bisa Kurangi Limbah Makanan}
Foto-foto itu, yang memperlihatkan produk segar yang dibungkus dengan daun pisang, menerima banyak pujian dari netizen. Bahkan telah dibagikan lebih dari 15.600 kali di Facebook sejak Senin (25/3/2019) lalu.
Para netizen memuji lantaran penggunan daun sebagai kemasan sangat ramah lingkungan. Beberapa juga berkomentar bahwa kemasan dari daun ini juga dapat berfungsi ganda sebagai kompos.
Namun, beberapa pengguna menunjukkan bahwa plastik masih digunakan pada beberapa sayuran. Misalnya, seperti yang terlihat dalam satu foto yang menampilkan mentimun. Meski demikian, banyak yang setuju bahwa ini merupakan sebuah kemajuan.
{Baca juga:Indonesia Masuk 10 Negara Penyumbang Sampah Elektronik
Seperti diketahui, di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di sejumlah pasar tradisional Indonesia, masih banyak penggunaan daun pisang untuk kemasan makanan. Namun, jarang ada supermarket besar yang menggunakan daun pisang sebagai kemasan.
Semoga, langkah supermarket di Thailand untuk mengurangi penggunaan plastik ini bisa ditiru oleh supermarket besar di Indonesia. [BA/HBS]
Telko.id, Jakarta – Kaspersky Lab mengungkapkan ada yang tidak beres dengan perangkat Asus. Berdasarkan penelitian mereka, ada upaya peretasan atau Operation ShadowHammer yang menargetkan pengguna Asus Live Update Utility.
Menurut Kaspersky, peretas menyuntikan backdoor kedalam Asus Live Update Utility antara bulan Juni dan November tahun 2018. Kaspersky Lab memprediksi jika serangan tersebut mempengaruhi lebih dari jutaan pengguna di seluruh dunia.
“Serangan rantai pasokan adalah salah satu vektor infeksi yang paling berbahaya dan efektif bahkan eksploitasi semakin meningkat dengan operasi canggih yang berlanjut selama beberapa tahun terakhir,” tulis pihak Kaspersky.
Aktor di balik ShadowHammer menargetkan Asus Live Update Utility sebagai sumber infeksi awal. Asus Live sendiri dimiliki sebagian besar komputer Asus baru, untuk pembaruan BIOS, UEFI, driver dan aplikasi otomatis.
{Baca juga: Asus Kuasai 60% Pasar Laptop Gaming Indonesia}
Peretas menggunakan sertifikat digital curian dari Asus untuk menandatangani binari yang sah. Lalu peretas melakukan perusakan pada versi lama dari perangkat lunak Asus dan menyuntikkan kode berbahaya mereka sendiri.
“Utilitas yang sudah terinfeksi Trojan ditandatangani dengan sertifikat sah, kemudian dimasukan dan didistribusikan dari server pembaruan resmi Asus yang membuatnya sebagian besar tidak terlihat oleh beberapa perangkat solusi perlindungan,” tambahnya.
Berdasarkan keterangan resmi yang didapat Tim Telko.id pada Rabu (27/03/2019) Setiap pengguna perangkat lunak yang terpengaruh berpotensi menjadi korban yang jumlahnya jutaan walaupun pelaku operasi ShadowHammer sebenarnya fokus pada mendapatkan akses ke beberapa ratus pengguna saja.
{Baca juga: Asus Prediksi Tren Smartphone di Tahun Ini, Apa Katanya?}
Kaspersky juga mengungkapkan bahwa malware serupa juga muncul perangkat lunak dari tiga vendor lain di Asia, semuanya menggunakan metode dan teknik yang serupa. Kaspersky Lab juga telah melaporkan temuan ini kepada pihak Asus dan vendor lainnya.
“Belum jelas apa tujuan akhir para pelaku kejahatan siber itu dan kami masih meneliti siapa yang berada di balik serangan tersebut. Operasi penyerangan terbaru ini adalah contoh lain dari seberapa canggih dan berbahaya yang dapat dilakukan oleh serangan rantai pasokan pintar saat ini,” kata Direktur Tim Penelitian dan Analisis Global, APAC, di Kaspersky Lab Vitaly Kamluk. [NM/HBS]
Telko.id, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan beberapa ahli terkait game PlayerUnknow’s BattleGround (PUBG) dan game lainnya yang dinilai mengandung unsur kekerasan. Apakah akan ada fatwa PUBG haram?
FGD yang dilakukan di Kantor Pusat MUI di Jakarta pada Selasa kemarin (26/03/2019), dengan beberapa agenda, tak hanya berfokus pada PUBG saja.
Topik yang dibahas dalam FGD adalah game secara keseluruhan yang terindikasi ada unsur kekerasan, radikalisme, hingga terorisme di dalamnya.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh memaparkan bahwa pada pertemuan ini ada beberapa masukan dari Kementerian Kominfo, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asosiasi e-Sport Indonesia, ahli psikologi, hingga Kantor Staf Kepresidenan.
“Diskusi tadi diperoleh beberapa catatan pada pertemuan ini. Game sebagai produk budaya memiliki sisi negatif dan positif. Untuk itu peserta FGD mempunyai kesamaan pandangan mengoptimalkan sisi positif game, salah satu mengkanalisasi melalui eSport yang mengoptimasi kemanfaatan, meminimalisir dampak negatif,” kata Niam.
{Baca juga: Dianggap Bawa Mudarat, MUI Bakal Haramkan PUBG?}
Niam juga mengatakan, baik MUI dan peserta FGD satu suara bahwa harus ada pembatasan terhadap game yang memberi pengaruh terhadap penggunanya. Sayangnya Niam tidak menjelaskan apakah game yang dimaksud adalah PUBG atau tidak.
“Misalnya ada game yang tonjok guru, akhirnya anak menonjok guru betul. Ini sekedar gambar ada game yang memberi pengaruh terhadap penggunanya. Hal seperti ini kita punya kesamaan untuk dibatasi dan pelarangan,” kata Niam.
Pada kesempatan ini juga, Niam mengungkapkan ada kesepahaman untuk dilakukan pembatasan terhadap usia, konten, waktu, dan dampak yang ditimbulkan.
“Di samping pembatasan, ada juga pelarangan beberapa jenis games yang secara nyata berkonten pornografi, perjudian, perilaku seksual menyimpang, dan konten yang terlarang secara agama dan peraturan undang-undangan,” jelasnya.
{Baca juga: MUI Diminta Tak Gegabah Keluarkan Fatwa Haram PUBG}
“Pada FGD ini tidak merujuk kepada satu jenis games, tetapi lebih kepada game dengan konten negatif dan kemudian dinilai sejauh mana memiliki dampak dan pengaruh kepada user serta masyarakat. Kita merujuk kepada satu produk, tetapi keseluruhan,” tambah Niam.
Terkait tindak lanjut dari pertemuan ini apakah diterbitkan fatwa atau penerbitan peraturan perundang-undangan, Niam menjelaskan kalau itu akan dilakukan pendalaman Komisi Fatwa MUI. [NM/HBS]
Telko.id, Jakarta – McDonalds tak mau ketinggalan untuk memaksimalkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kabarnya mereka menggunakan teknologi AI untuk mengoptimalkan layanan Drive-Thru kepada pelanggan.
Dilansir Telko.id dari Ubergizmo pada Rabu (27/03/2019), McDonald mengakuisisi startup pengembang mesin pembelajaran Dynamic Yield senilai USD $ 300 juta atau Rp 4,2 triliun, untuk mengembangkankan layanannya.
Inovasi ini akan merubah layanan Drive-Thru yang sejak lama mengandalkan tenaga manusia. Diprediksi melalui AI layanan ini akan lebih optimal karena mempertimbangkan peristiwa lokal, waktu, cuaca, tingkat lalu lintas di restoran dan pesanan pelanggan.
Misalnya, jika Anda memesan sandwich, menu drive-thru dapat secara proaktif merekomendasikan kentang goreng atau item sampingan lainnya meskipun Anda tidak secara aktif mencari sandwich.
{Baca juga: Samsung Terapkan Teknologi AI untuk Perangkat Medis}
Teknologi yang sama juga dapat mempromosikan kopi es atau McFlurry pada saat cuaca sedang panas dan minuman hangat ketika situasi diluar sedang hujan atau pun turun salju.
Jika ada banyak lalu lintas di restoran, mungkin menyarankan item sederhana yang lebih cepat untuk disiapkan oleh karyawan.McDonald telah menguji teknologi ini di beberapa lokasi pada tahun 2018.
Hasilnya sangat menjanjikan sehingga sekarang akan meluncurkan teknologi ini ke lebih dari 1.000 lokasi dalam tiga bulan ke depan. AI pada akhirnya akan diluncurkan ke semua 14.000 lokasi AS di samping lokasi di luar negeri.
Sebelumnya, sejumlah pengamat teknologi memprediksi bahwa teknologi AI sepertinya akan semakin banyak digunakan oleh perusahaan di tahun 2019.
Menurut Hendra Lesmana, selaku Country General Menager Dimension Data Indonesia, ada beberapa tren yang akan menentukan lanskap teknologi bisnis di tahun depan, salah satunya dalah penggunaan AI.
{Baca juga: Riset: Teknologi AI akan Semakin Banyak Digunakan di 2019}
Menurutnya, sejak tahun 2018 penggunaan teknologi ini sudah diperkenalkan sehingga tahun depan akan semakin banyak dirasakan.
“Highlight overall 2019 akan melihat lebih banyak lagi teknologi tersebut ke kehidupan sehari-hari. Jadi saya melihat ada penggunaan AI yang lumayan signifikan,” ujar Hendra di Jakarta Selasa (18/12).
Dia menyebutkan, bahwa AI akan memberi perusahaan kemampuan untuk menggabungkan skenario, meningkatkan pemahaman dan membuat keputusan prediktif secara real-time tentang kebutuhan dan perilaku pelanggan.
“Ini adalah perubahan pola pikir yang berfokus pada costumer,” tuturnya. [NM/HBS]
Telko.id, Jakarta – Xiaomi menemukan “celah sindiran” terhadap dua produk yang baru saja diperkenalkan kompetitornya, Huawei yaitu Huawei P30 dan Huawei P30 Pro. Xiaomi ledek Huawei lewat meme yang diunggah oleh salah satu akun Twitter resmi mereka.
Dalam meme tersebut, Xiaomi menggambarkan keheranan mereka terhadap Huawei P30 yang dinilai tidak punya peningkatan dalam segi performa, dan malah memberikan peningkatan pada casing tambahan untuk smartphone andalannya.
Ya, smartphone tersebut masih menggunakan prosesor Kirin 980 yang digunakan pada smartphone yang mereka rilis tahun lalu yaitu Huawei Mate 20, Mate 20 Pro, dan Mate 20 X.
{Baca juga: Diluncurkan, Huawei P30 Pro Jagokan “Leica Quad Camera System”}
Berbeda dengan Xiaomi yang memutuskan untuk menggunakan seri prosesor terbaru dari Qualcomm, yakni Snapdragon 855 pada smartphoneflagship terbarunya, seperti Xiaomi Mi 9 sampai Xiaomi Black Shark 2.
Huawei memang memperlakukan desain Huawei P30 dan P30 Pro secara berbeda jika dibanding pendahulunya, Huawei P20 Pro. Smartphone ini mengusung layar besar berjenis Super AMOLED berukuran 6,47 inci dengan resolusi Full HD+.
Layarnya melengkung di sisi kiri dan kanannya, dan telah didukung oleh teknologi sensor sidik jari di dalamnya seperti Mate 20 Pro. Di bagian belakangnya, P30 Pro punya empat pilihan warna gradasi dan satu warna standar, yang terdiri dari Breathing Crystal, Amber Sunrise, Aurora, Pearl White dan Black.
Khusus untuk P30 Pro, Huawei memberikan edisi khusus untuk P30 Pro yang didalam kemasannya terdapat Glamorous Case bertakhtakan kristal Swarovski. Nah, case itulah yang menjadi “celah sindiran” Xiaomi terhadap Huawei.
Selayaknya smartphone flagship, Huawei membanderol P30 Pro dengan harga yang cukup menguras kantong. Sebab, harga Huawei P30 Pro mencapai €999 atau setara Rp 15,9 jutaan untuk varian 8GB/128GB, €1.099 atau Rp 17,5 jutaan untuk model 8GB/256GB, dan €1.249 atau Rp 19,9 jutaan untuk versi 8GB/512GB.
Sedangkan Huawei O30, dihargai €799 atau setara dengan Rp 12,7 jutaan. Huawei P30 dan Huawei P30 Pro sendiri telah mengantongi sertifikat TKDN atau tingkat kandungan dalam negeri dari Kementerian Perindustrian Indonesia (Kemenperin), sehingga dipastikan keduanya akan masuk ke Indonesia. (FHP)
Telko.id, Jakarta – Sempat dibuat malu karena ketahuan memalsukan hasil foto dari Huawei P30 Pro, Huawei dipastikan akan tetap meluncurkan smartphone terbarunya itu Pro di Paris Prancis hari ini, Selasa 26 Maret 2019, waktu setempat.
Lewat akun media sosialnya, Huawei mengkonfirmasi bahwa P30 dan P30 Pro yang akan diluncurkan nanti sudah dilengkapi dengan Leica Quad Camera System, dan fitur wireless charging.
Pabrikan asal China itu menyebutkan memilih Paris sebagai lokasi peluncuran karena kota tersebut dikenal sebagai “The Fashion Capital of the World”, “The City of Love” serta “The City of Lights”.
Sebagai kota yang menjadi pusat keindahan, budaya, seni, dan sejarah sejak Renaissance Prancis, masuk akal untuk memilih tempat ini menjadi lokasi untuk memamerkan Huawei P30 Series kepada khalayak, smartphone terbaru dari Huawei yang menawarkan fitur unggulan pada kamera yang telah diakui kualitasnya selama beberapa tahun terakhir.
“Selain kota-kota lain seperti Barcelona dan London untuk memperkenalkan Huawei P Series sebelumnya, kini Huawei P30 akan menginjakan kaki di Paris,” kata Lo Khing Seng, Deputy Country Director, Huawei Device Indonesia dikutip dari Pocket-lint.
Huaweri sendiri sebelumnya harus menanggung malu, karena baru-baru ini iklan teaser untuk Huawei P30 Pro ketahuan menggunakan foto yang bukan hasil jepretan kamera smartphone flagship tersebut.
Setelah aksi tipu-tipu ini ketahuan, pihak Huawei buru-buru menambahkan catatan di sudut teaser tersebut, dengan dalih iklan ini sebatas karya kreatif mereka yang dimaksudkan untuk referensi saja.
Ini bukanlah aksi tipu-tipu pertama yang pernah dilakukan Huawei, dan ketahuan oleh publik. Sebelumnya, Huawei juga pernah ketahuan memanipulasi hasil foto Nova 3 sehingga tampak lebih bagus.
Dalam iklan berdurasi 30 detik, brand asal China ini memperlihatkan kemampuan kamera depan smartphone menengahnya yang dapat mengambil foto selfie di berbagai kondisi.
Tapi ternyata, hasil kamera yang ditampilkan bukan diambil menggunakan kamera depan Nova 3, melainkan kamera DSLR.
Kasus yang sama juga pernah terjadi ketika mereka memperlihatkan kemampuan fotografi dari Huawei P9 di Google+. Huawei ketahuan setelah hasil foto Huawei P9 ternyata diambil oleh kamera Canon EOS 5D Mark III.
{Baca juga: Upss Ketahuan! Hasil Foto di Iklan Nova 3 Pakai DSLR}
Melihat aksi tipu-tipu yang terus berulang dilakukan Huawei ini, banyak pengguna yang mulai mempertanyakan kredibilitas perusahaan asal Chima tersebut. Kenapa untuk pabrikan sekelas Huawei masih harus melakukan aksi memalukan seperti itu?
Rasa kurang percaya diri dengan hasil kamera produknya sendiri ini menimbulkan pertanyaan baru. Apakah kamera smartphone Huawei sudah terlalu buruk untuk ditampilkan, sehingga harus memakai foto palsu? (FHP/HBS)