spot_img
Latest Phone

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...
Beranda blog Halaman 1136

Apple Hapus Aplikasi Pengawasan Orangtua, Kenapa?

Telko.id, Jakarta – Apple dikabarkan telah menghapus beberapa aplikasi pengawasan orangtua dari App Store. Alasan utama penghapusan tersebut karena aplikasi tersebut membahayakan privasi dan keamanan pengguna.

Dilansir Telko.id dari CNET pada Senin (20/04/2019), aplikasi ini secara umum memberikan kontrol pihak ketiga dan akses ke perangkat dan informasi paling sensitif termasuk lokasi pengguna, penggunaan aplikasi, akun email, izin kamera dan riwayat penjelajahan.

Kecanggihan aplikasi ini sebenarnya untuk memberikan wewenang pada orangtua untuk mengawasi anaknya ketika menggunakan perangkat Apple. Namun dalam realitasnya tidak demikian.

{Baca juga: Awas! Game di App Store Terhubung ke Server ‘Malware Golduck’}

Apple menyadari jika beberapa aplikasi tersebut digunakan oleh perusahaan untuk lebih mudah mengelola dan mengontrol perangkat karyawan, walaupun pada pertengahan tahun 2017 diperbarui pedoman tentang penggunaan perangkat mobile atau Mobile Device Management (MDM) untuk tujuan non-perusahaan.

“Ini sangat berisiko dan pelanggaran yang jelas terhadap kebijakan App Store bagi bisnis aplikasi swasta yang berfokus pada konsumen untuk menginstal kontrol MDM atas perangkat pelanggan,” kata Apple.

“Di luar kendali bahwa aplikasi itu sendiri dapat mengerahkan perangkat pengguna, penelitian telah menunjukkan bahwa profil MDM dapat digunakan oleh peretas untuk mendapatkan akses untuk tujuan jahat,” tambahnya.

Sebelumnya Apple telah memberi waktu bagi pengembang aplikasi selama 30 hari untuk memperbaiki pelanggaran pedoman. Beberapa melakukannya, tetapi yang lain tidak. Dalam pernyataannya Apple juga membantah jika kebijakan menghapus aplikasi pengawas orangtua terkait persaingan di industri teknologi.

{Baca juga: Awas! Game di App Store Terhubung ke Server ‘Malware Golduck’}

“Apple selalu mendukung aplikasi pihak ketiga di App Store yang membantu orang tua mengelola perangkat anak-anak mereka. Ini Bertentangan dengan apa yang dilaporkan The New York Times selama akhir pekan, ini bukan masalah persaingan. Ini masalah keamanan,” tutup Apple. [NM/HBS]

Sumber: CNET

Awas Spoiler! Detik-detik Pixel 3 jadi Bintang di Avengers: Endgame

0

Telko.id, Jakarta – Sudah nonton Avengers: Endgame? Jika sudah, apakah Anda sadar bahwa ada bintang lain selain Captain America, Iron Man, Thor, dan lainnya di film tersebut? Ya, bintang yang dimaksud bukanlah superhero baru, melainkan smartphone besutan Google, Google Pixel 3.

Menurut laporan di Reddit, seperti dikutip Telko.id dari 9to5Google pada Senin (29/04/2019), Google Pixel 3 memang muncul di Avengers: Endgame dan digunakan oleh dua karakter utama.

Salah satu Pixel 3 yang digunakan adalah Not Pink Google Pixel 3 yang muncul di awal film ketika tiga anak membawa smartphone Google untuk berfoto dengan Bruce Banner atau Hulk.

{Baca juga: Avengers Endgame Tayang, Fortnite Bikin Event Khusus}

Sementara kemunculan Pixel 3 lainnya adalah ketika Hawkeye menerima telepon dari istrinya. UI panggilan telepon khas Pixel 3 muncul di scene itu yang disebut sebagai Screen Call.

Kemunculan smartphone terbaru Google di film terbaru Avengers diduga sebagai salah satu cara Google untuk mempromosikan Pixel 3 serta duo seri terbaru yang rencananya akan segera dirilis pada 7 Mei mendatang, yaitu Pixel 3a dan Pixel 3a XL.

{Baca juga: Potongan Adegan Avengers: Endgame Bocor, Dijual Rp 50 ribu}

Sebelumnya, Google juga merilis Playmoji untuk menyambut kehadiran Avengers: Endgame. Raksasa pencarian itu meluncurkan stiker Augmented Reality (AR) dari Captain Marvel, Rocket, War Machine, Thor, Black Widow, Iron Man, Captain America, Hulk, Nebula, dan Okoye. (FHP)

Sumber: 9to5Google

Kominfo Temukan 1.645 Konten Hoaks Terkait Pemilu 2019

Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan bahwa tren penyebaran konten hoaks selama Pemilu 2019 meningkat tajam. Menurut catatan Kominfo, sejak bulan Agustus 2018 hingga 25 April 2019, telah terindentifikasi sebanyak 1.645 konten hoaks.

“Hoaks yang kami identifikasi, sudah kami klasifikasi dan validasi sebanyak 1.645 hoaks dari bulan Agustus tahun lalu,” ucap Rudiantara di Galeri Foto Antara, Jakarta Jumat (26/04/2019)

Rudiantara memaparkan jika jumlah hoaks setiap bulannya mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Pada bulan Agustus 2018, Kominfo telah mengindentifikasi 25 konten, lalu pada Desember 2018 meningkat menjadi 75 konten.

Kemudian pada bulan Januari 2019 naik hingga 175 konten hoaks, Februari 2019 sebanyak 353 konten hoaks, Maret 453 konten hoaks dan per tanggal 25 April 2019 ditemukan sebanyak 421 konten hoaks.

{Baca juga: Perangi Hoaks, Kominfo Bikin Chatbot Anti Hoaks di Telegram}

“Kalau hoaks bertambah banyak, berarti kan kita ini betul-betul hidup di era yang kurang etis, kurang beradab (hanya karena hoaks),” cetusnya. 

Dilansir Telko.id dari laman resmi Kominfo pada Senin (29/04/2019) Sepanjang masa kampanye Capres-Cawapres sejak Agustus 2018, Kominfo telah mengais konten hoaks yang ditujukan kepada Calon Presiden (Capres) Joko Widodo maupun Prabowo Subianto. 

Rudiantara menambahkan jika hoaks tentang kedua Capres, terhitung sejak masa kampanye awal di bulan Agustus 2018 sampai April 2019 terus meningkat.

“Terakhir bulan April meningkat, padahal udah lewat capresnya itu (hari pencoblosan), tapi hoaks masih saja terjadi lebih kepada capresnya,” kata  Rudiantara. 

Motif hoaks yang dilakukan kepada kedua capres berbeda-beda. Bahkan, momentumnya lebih dikaitkan dengan jiwa kepemimpinan. Sementara hoaks yang ditujukan kepada cawapres KH. Ma’ruf Amin maupun Sandiaga Uno, nyaris nihil. 

“Ya pokoknya dibikin hoaks lah, dibikin seolah-olah jelek bahwa tidak layak dipilih lah kurang lebih kayak begitu,” ujarnya.

{Baca juga: Kominfo: Konten Hoaks Semakin Banyak Jelang Pemilu}

Jelang waktu penghitungan suara dan pengumuman secara resmi dari KPU, pada tanggal 22 Mei nanti, Rudiantara berharap masyarakat tidak lagi menyebarkan hoaks. 

“Saya berharap sebetulnya setelah Pilpres, jumlah hoaks menurun, tapi perkiraan saya justru bulan April ini lebih tinggi. Udahlah bulan April ini terakhir kita perang hoaks, kepada semua, siapapun. Karena gak bagus,” tutup Rudiantara.

Hasil Potret Berkualitas Pakai Kamera Oppo Reno 10x Lossless Zoom

0

Telko.id, Jakarta – Oppo Reno 10x Lossless Zoom merupakan salah satu smartphone yang menarik perhatian publik di tahun ini. Smartphone tersebut membawa inovasi baru di sektor kameranya lewat teknologi 10x Lossless Zoom.

Sekadar informasi, Oppo Reno 10x Lossless Zoom memiliki tiga kamera utama dan satu kamera depan berteknologi Pivot Rising Camera 16MP.

Kamera belakang ini masing-masing punya konfigurasi sensor 48MP Sony IMX586 sebagai lensa utama, lensa wide-angle dengan sensor 8MP dan lensa telephoto dengan sensor 13MP.

{Baca juga: Catat! Ini Tanggal Peluncuran Duo Oppo Reno di Indonesia}

Khusus lensa telephoto, Oppo menyematkan teknologi Optical Image Stabilization (OIS) dan memanfaatkan struktur lensa periskop seperti yang terdapat pada kapal selam. Berkat teknologi itu, kamera dapat memperbesar gambar hingga 5x optical-zoom dan 10x hybrid-zoom.

“Lensa telephoto menggunakan konsep seperti periskop di kapal selam. Lensa ini menggunakan metode D-Cut yang dapat mengurangi 13% ruang pada kamera,” jelas PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto di acara Oppo Reno 10x Lossless Zoom Experience di Jakarta, Jumat (26/04/2019).

Tim Telko.id sendiri telah mencoba kemampuan kamera yang pertama kali diperkenalkan konsepnya pada acara Mobile World Congress (MWC) 2019 di Barcelona, Spanyol beberapa waktu lalu. Untuk benar-benar menguji kemampuannya, kami mencobanya di kondisi malam dengan intensitas cahaya yang seadanya. Berikut beberapa fotonya:

Sebagian besar foto yang dihasilkan terlihat punya kualitas yang baik. Saat pengambilan dengan 1x zoom atau mode normal menggunakan lensa 48MP, foto punya detail yang baik dengan ketepatan warna yang berkualitas. Itu karena, foto dari lensa 48MP akan dimampatkan oleh sistem menjadi 12MP yang punya kualitas lebih baik.

Sementara saat foto diperbesar 5x hingga 10x, objek pada bar, audio mixer, hingga miniatur yang telah disediakan oleh pihak Oppo masih terlihat dengan sangat baik. Bar misalnya, botol-botol yang dipajang dapat terlihat dengan baik meski cahaya yang menyinarinya terbilang “apa adanya”.

{Baca juga: Bocoran Harga Oppo Reno, Lebih Murah dari Oppo R17 Pro?}

Begitu juga dengan ornamen tombol pada audio mixer, hingga objek mainan pada miniatur masih ditampilkan dengan detail dan warna yang bagus.

Oppo Reno 10x Lossless Zoom sendiri punya layar OLED 6,6 inci beresolusi Full HD+ dengan dukungan sensor sidik jari di dalam layarnya. Digunakan prosesor flagship Qualcomm Snapdragon 855, RAM 6GB/8GB, ROM 128GB/256GB, serta baterai berkapasitas 4,065 mAh dengan VOOC 3.0.

Smartphone ini diprediksi bakal diluncurkan pada akhir Mei atau Juni mendatang di Indonesia. Untuk harganya, kemungkinan smartphone tersebut dibanderol dengan harga antara Oppo R17 Pro yang dihargai Rp 9,9 jutaan dan Oppo Find X yang dibanderol Rp 13,4 jutaan. (FHP)

Persaingan Panas, Epic Games Store Ultimatum Steam

Telko.id, Jakarta – Persaingan antara Epic Games Store dan Steam semakin memanas. Gara-garanya, toko game milik Epic Games berhasil menarik minat beberapa publisher game AAA untuk merilis game terbaru mereka secara eksklusif di sana.

Hal tersebut membuat Steam meradang. Beberapa gamers juga protes karena beberapa game yang sudah pre-order di Steam malah pindah ke Epic Games.

Melihat itu, Epic Games Store pun mengirim ultimatum yang mungkin bisa mengakhiri perang asalkan Steam bersedia “tunduk” kepada mereka.

{Baca juga: Hore! Game Doraemon: Story of Seasons akan Hadir di Indonesia}

Dilansir dari Engadget, Minggu (28/04/2019), CEO Epic Games, Tim Sweeney memberikan prasayarat kepada Steam apabila ingin mengakhiri perang perebutan game eksklusif.

“Apabila Steam berkomitmen secara permanen memberikan pembagian hasil sebesar 88 persen kepada developer dan publisher tanpa syarat, Epic akan mundur dari lisensi eksklusif dengan tetap menghormati mitra sekaligus mempertimbangkan untuk menyediakan game di Steam,” tegas Sweeney lewat akun Twitter pribadinya.

Seperti diketahui, Sweeney menciptakan toko game sendiri di tahun lalu untuk memperbaiki bisnis developer dan publisher. Mereka menerapkan kebijakan pembagian hasil sebesar 88 persen untuk developer dan 12 persen.

{Baca juga: Epic Games “Didemo” Gamers China, Kenapa?}

Mereka memprotes Steam yang memberlakukan pembagian hasil 70 persen developer dan 30 persen untuk Steam. Sebelumnya, Epic juga memprotes kebijakan Google Play Store yang juga bersikap tidak pro developer seperti Steam.

Buntut dari perselisihan Epic dan Google Play Store adalah mereka tidak merilis Fortnite Mobile via Play Store, melainkan lewat toko aplikasi Epic Games sendiri.

Sejauh ini pihak Steam belum memberikan komentar atas ultimatum Epic Games Store. Namun, Epic Games Store bukan satu-satunya platform distribusi yang pro developer game. Discord Store juga memberlakukan pembagian hasil 80 persen untuk developer atau publisher game. (SN/FHP)

Sumber: Engadget

Gamers Jangan Kecewa, PlayStation 5 Masih Lama Dirilisnya

0

Telko.id, Jakarta – Para gamers dunia mungkin bakal kecewa mendengar berita terbaru dari Sony ini. Bagaimana tidak, Sony memastikan bahwa PlayStation 5 tidak akan diluncurkan pada tahun ini dan kecil kemungkinan bakal diluncurkan pada tahun depan.

Kepastian itu dibagikan oleh jurnalis dari Wall Street Journal, Takashi Mochizuki lewat akun Twitter pribadinya. Dalam kicauannya, ia mengatakan bahwa Sony menegaskan konsol suksesor PlayStation 4 itu tidak akan diluncurkan dalam waktu 12 bulan ke depan.

Itu artinya, Sony kemungkinan akan meluncurkan konsol barunya pada musim panas tahun depan atau pada musim gugur 2020.

{Baca juga: PlayStation 5 Dukung Resolusi 8K, 3D Audio dan SSD}

Jika Sony meluncurkan konsol terbarunya pada musim gugur, maka mereka merilis PlayStation 5 bertepatan dengan musim liburan. Selain itu, mereka akan punya kesempatan untuk memberikan informasi terkait konsol baru mereka pada ajang E3.

Tahun ini, menurut laporan The Verge, seperti dikutip Telko.id pada Minggu (28/04/2019), Sony tidak mengadakan konferensi pers di E3. Akan tetapi, Sony telah membocorkan sedikit spesifikasi dari PlayStation 5.

Nantinya konsol tersebut memiliki kemampuan untuk menayangkan game di kualitas 8K, memiliki teknologi audio 3D, punya memori penyimpanan berjenis SSD, dan dimungkinkan untuk memainkan game dari PlayStation 4.

Konsol tersebut juga akan ditenagai oleh CPU delapan core berbasis Ryzen generasi tiga dari AMD, yang dibuat dengan proses 7nm Zen.

{Baca juga: Panasaran Harga PlayStation 5? Ini Bocorannya}

Sebelumnya, muncul rumor soal harga PlayStation 5 muncul dari sumber anonim di situs Pastebin. Sumber itu mengklaim sebagai seorang developer asal Eropa yang sedang mengerjakan sebuah game yang bakal rilis bersamaan dengan PlayStation 5.

Sehubungan dengan pernyataannya, ia juga menyebutkan bahwa konsol tersebut bakal meluncur pada 2020 dan akan memiliki harga USD 100 lebih mahal ketimbang PlayStation 4 saat awal diluncurkan ke pasaran. (FHP)

Sumber: The Verge

Google Blokir Developer asal China di Play Store, Kenapa?

Telko.id, Jakarta – Google blokir developer asal China yang populer di Play Store. Google juga secara sistematis menghapus puluhan aplikasi setelah developer itu melakukan penipuan lewat iklan palsu dan menyalahgunakan izin pengguna.

DO Global, yang sebagian dimiliki Baidu, diketahui telah memproduksi klik iklan palsu untuk mendapatkan penghasilan. Google menyebut, pemblokiran itu sebagai tanggung jawab untuk melindungi para pengguna serta pengiklan.

Menurut Buzzfedd, seperti dikutip Telko.id, Minggu (28/04/2019), Google sudah berinvestasi alat dan sumber daya untuk memerangi penipuan dan penyalahgunaan secara global. Google mengklaim, sejauh ini upaya mereka berjalan efektif.

{Baca juga: Facebook Bersih-bersih Iklan Palsu}

“Kami aktif menyelidiki perilaku jahat. Kala menemukan pelanggaran, kami mengambil tindakan, termasuk menghapus kemampuan pengembang dalam memonetisasi aplikasi dengan AdMob atau menerbitkan di Play Store,” kata Google.

Berdasarkan laporan perusahaan, setidaknya enam aplikasi di Play Store ditemukan oleh para peneliti raksasa pencarian tersebut. Isinya berupa kode untuk mengklik iklan palsu yang berjalan di latar belakang, bahkan ketika pengguna telah menutup aplikasi.

DO Global sebelumnya memiliki sekitar 100 aplikasi di Play Store. Mayoritas terdaftar di bawah nama pengembang lain, seperti Pic Tools Group. BuzzFeed melaporkan bahwa 46 aplikasi di antaranya sudah dihapus dari Play Store.

{Baca juga: Google & Apple Didesak Hapus Aplikasi “Pengawas Wanita” Arab Saudi}

Sebelumnya, lebih dari 200 aplikasi di Play Store mengandung adware yang bisa membuat ponsel menampilkan iklan di luar aplikasi, mengarahkan pengguna ke situs dan tautan tertentu, bahkan mengunduh aplikasi yang sama sekali baru. (SN/FHP)

Sumber: Buzzfeed

Google Maps di Smartwatch Wear OS Tak Berfungsi, Kok Bisa?

0

Telko.id, Jakarta – Pelan tapi pasti, Google memperbaiki platform Wear OS dalam beberapa bulan terakhir. Namun, permasalahan justru muncul. Beberapa minggu terakhir, sebagian pengguna mengeluhkan fitur Google Maps yang tidak berfungsi di sistem operasi khusus perangkat wearable tersebut.

Dilansir GSMArena, sejumlah pengguna mengeluh tidak bisa memanfaatkan Maps di smartwatch Wear OS mereka. Pengguna hanya melihat layar polos berwarna putih dengan antarmuka Maps yang masih tampak.

Namun, Maps dilaporkan tidak mengalami permasalahan di Huawei Watch 2. Lain hal, smartwatch seperti TicWatch Pro, TicWatch S2, Fossil Q Explorist HR, Skagen Falster 2, Tag Heuer, serta Misfit mengalami problem itu.

{Baca juga: Smartwatch LV Tambour Horizon Gunakan Snapdragon Wear 3100}

Bahkan, sampai sekarang belum diketahui penyebab bug tersebut. Para pengguna mengaku mencoba memperbaikinya dengan cara membersihkan data aplikasi dampai mencopot serta memasangnya kembali di perangkat.

Akhir pekan lalu, A Mobovi Forums Admin menyebut bahwa permasalahan itu terjadi di versi terbaru aplikasi navigasi Google itu, yakni Google Maps v10.13.3. Sejumlah pengguna mengaku berhasil menggunakan aplikasi seperti biasa setelah kembali ke versi lama.

{Baca juga: Butuh 6 Tahun untuk Google “Tiru” Fitur Waze Ini}

Untuk melakukannya, pengguna perlu mencopot pembaruan aplikasi dan download versi 10.12.1 dari APK Mirror. Pada 13 April 2019, ahli produk Wear OS telah menyampaikan permasalahan tersebut kepada Google.

Sebelumnya, Google Maps telah menawarkan fitur berupa laporan lalu lintas. Gunanya untuk membantu pengguna menghindari kemacetan. Google juga menghadirkan fitur baru untuk kenyamanan pengguna kereta api. (SN/FHP)

Sumber: GSMArena

Asyik! Avatar Bitmoji Snapchat Bisa Dimainkan di Game SDK

Telko.id, Jakarta – Pengguna Snapchat, bersiap-siaplah karena sebentar lagi Anda bakal bisa bermain dengan avatar Bitmoji Snapchat di berbagai video game. Sebab belum lama ini, Snapchat meluncurkan Bitmoji untuk Game SDK.

Bitmoji untuk Game SDK memungkinkan para pengembang video game mengganti karakter permainan dengan avatar pengguna. Caranya, pemain hanya perlu memindai Snapcode mereka di layar untuk membuka kunci avatar di game.

“Kami ingin para pemain membuka game favorit secara mudah di perangkat apapun. Mereka bakal leluasa memindai untuk membawa Bitmoji langsung ke permainan,” kata juru bicara Snapchat.

{Baca juga: Snapchat Hadirkan Snap Games untuk Android dan iOS}

Di opsi untuk memilih avatar atau karakter, para pemain akan melihat Snapcode di layar. Mereka bisa langsung memindai kode melalui Snapchat untuk menautkan akun dan bermain Bitmoji.

Sayang, menurut Techcrunch, seperti dikutip Telko.id, Minggu (28/04/2019), tidak ada informasi di mana pengembang atau game yang akan mengintegrasikan avatar Bitmoji Snapchat untuk para pemain.

Yang jelas, saat ini terdapat dukungan untuk Unity, Unreal, dan startup game Virtual Reality Inggris PlayCanvas di dalam Snapchat. Hal itu tentu membuat pengalaman bermain lebih mengasyikkan.

{Baca juga: Akhirnya Jumlah Pengguna Snapchat Bertambah, Jadi Berapa?}

Di situs Bitmoji for Game, Snapchat memberitahu kepada para pemain untuk tetap mengikuti perkembangan terbaru. Snapchat melakukannya untuk mengintegrasikan komunitas game.

Snapchat memang tengah berjuang meningkatkan pertumbuhan pengguna. Snapchat pun berupaya memanfaatkan game guna merealisasikan target tersebut untuk mendapatkan momentum. (SN/FHP)

Sumber: Techcrunch