spot_img
Latest Phone

Garmin quatix 8, Smartwatch Maritim dengan Fitur Canggih

Telko.id - Garmin Indonesia resmi meluncurkan quatix 8, smartwatch...

Moto g86 Power 5G: Spek Lengkap dengan Harga Terjangkau

Telko.id - Smartphone terbaru dari Motorola akan segera diluncurkan....

Apple Kembangkan Chatbot AI Sendiri, Saingan ChatGPT

Telko.id – Perusahaan teknologi besar Apple, mulai bergerak mengembangkan...

Pendapatan Apple Naik 10%, Penjualan iPhone Tembus 3 Miliar Unit

Telko.id - Apple mengumumkan hasil keuangan kuartal III 2025...

ASUS Zenbook S16 OLED, Tipis dengan Performa AI Terbaik

Telko.id - ASUS resmi meluncurkan Zenbook S16 OLED (UM5606WA)...
Beranda blog Halaman 1049

Diblokir Sana-sini, Huawei: Kami Korban “Bully” Amerika

Telko.id, Jakarta – Huawei akhirnya angkat bicara soal kasus embargo Huawei yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat (AS). Embargo ini membuat perusahaan asal China itu ditinggalkan oleh para mitra strategisnya, seperti Google, Qualcomm, Intel, sampai ARM.

Menurut Chief Representative to the EU Institutions, Abraham Liu, pihaknya merupakan korban “penindasan” AS.

DIkutip dari Reuters, pada Kamis (23/05/2019), ia mengatakan, kalau mereka sedang bekerja sama dengan Google untuk menanggapi embargo yang diberlakukan AS pekan lalu. Meski demikian, Google enggan memberikan komentarnya.

{Baca juga: Setelah Google, Giliran Intel dan Qualcomm Musuhi Huawei}

“Kami menjadi korban penindasan oleh pemerintah AS. Ini bukan hanya serangan terhadap Huawei. Ini adalah serangan terhadap tatanan liberal, berdasarkan aturan,” tegasnya.

Liu sendiri menegaskan bahwa mereka tidak menyalahkan raksasa pencarian tersebut atas keputusannya yang memilih untuk embargo mereka. Asal tahu saja, Alphabet sebagai induk perusahaan Google telah menghentikan kerja sama bisnisnya dengan Huawei.

{Baca juga: Huawei Ditinggal ARM, Nasib P30 Pro dkk Terancam?}

Ini membuat smartphone Huawei terancam tidak bisa memanfaatkan berbagai layanan, termasuk softwarehardware dan sistem operasi Android, kecuali yang tersedia secara publik melalui lisensi open source.

“Mereka (Google) tidak memiliki motivasi untuk memblokir kami. Kami bekerja sama dengan Google untuk mencari tahu bagaimana Huawei dapat menangani situasi dan dampak dari keputusan Departemen Perdagangan AS,” jelasnya. (FHP)

Caviar Rilis Samsung Galaxy Fold Edisi Game of Thrones, Harganya?

0

Telko.id, Jakarta – Apa jadinya jika smartphone lipat Samsung Galaxy Fold punya desain yang terinspirasi dari serial TV populer, Game of Thrones? Ya, Caviar baru-baru ini mengumumkan kehadiran Samsung Galaxy Fold Game of Thrones yang didedikasikan untuk serial TV populer tersebut dan novelnya yang belum dirilis, The Winds of Winter.

Sekadar informasi, Caviar adalah brand asal Rusia kerap merilis smartphone flagship dengan balutan premium dan mewah dengan menggunakan emas murni, berlian, dan lainnya.

Caviar merancang body dari smartphone lipat Samsung itu dengan balutan emas yang merujuk pada verita “A Song of Ice and Fire”.

{Baca juga: Versi Termurah iPhone XS Buatan Caviar “Cuma” Rp 90 Juta}

Emas ini diukir dengan desain yang rumit, namun tetap menampilkan kesan mewah dalam balutan cerita khas Game of Thrones.

Dikutip dari GSMArena, pada Kamis (23/05/2019), Caviar juga menawarkan dua desain Galaxy Fold lainnya yang terlihat “lebih sederhana” dibanding versi Game of Thrones. Kedua smartphone itu dibalur dengan bahan karbon, kulit asli, dan juga emas.

Lantas berapa harganya? Samsung Galaxy Fold edisi Game of Thrones dibanderol dengan harga USD 7.700 atau setara Rp 111,8 jutaan khusus di Rusia. Sementara secara global, harganya naik menjadi USD 8.180 atau Rp 118,8 jutaan.

Selain harganya yang super mahal, Caviar pun hanya menjual 7 unit smartphone saja, dan mereka telah mengadakan program pre-order untuk siapapun yang ingin memilikinya. Akan tetapi, perusahaan ini menyatakan bahwa peluncuran resmi dari edisi spesial ini akan mengikuti dari peluncuran Galaxy Fold oleh Samsung secara global.

{Baca juga: Samsung Masih ‘Galau’ Soal Waktu Perilisan Galaxy Fold}

Asal tahu saja, Samsung masih menimbang-nimbang, kapan akan meluncurkan smartphone lipatnya secara resmi. Sebab mulanya, Samsung berencana meluncurkan ponselnya ini di Amerika Serikat pada 26 April 2019.

Akan tetapi, beberapa hari sebelum tanggal peluncuran, beberapa media yang berkesempatan mengujinya telah mengobral permasalahan di Galaxy Fold. Mau tak mau, Samsung menunda peluncuran smartphone tersebut. Samsung pun berkomitmen untuk memberitahu kepada pelanggan tentang status pemesanan smartphone-nya itu. (FHP)

Sumber: GSMArena

Terungkap, Ini Bocoran Desain dan Teknologi Baru Redmi K20

0

Telko.id, Jakarta – Tinggal beberapa hari lagi, sub-brand Xiaomi, Redmi akan merilis smartphone flagship-nya, Redmi K20. Menjelang peluncurannya, Redmi pun memperlihatkan desain dan teknologi baru dari smartphone flagship bertenaga Snapdragon 855 itu.

Desain ini dipamerkan oleh General Manager Redmi, Lu Weibing lewat poster yang diunggah via akun Weibo pribadinya.

Poster ini menunjukkan Redmi K20 dengan desain fullscreen tanpa notch ataupun lubang kamera. Smartphone ini pun didukung oleh teknologi sensor sidik jari versi terbaru di dalam layarnya.

Dilansir dari GSMArena, Kamis (23/05/2019), K20 menggunakan sensor sidik jari optik generasi terbaru di dalam layarnya. Sensor ini terdiri dari lensa 3P dengan ukuran piksel besar 7,2μm dan teknologi DSP.

Itu berarti, akurasi sensor sidik jari ini 30% lebih baik, kecepatan unlock yang meningkat 10%, dan punya area yang lebih besar 15% dibandingkan dengan sensor sidik jari yang ada sekarang.

Selain bagian depan yang berdesain fullscreen, Redmi juga memamerkan body belakang K20 yang dibalut warna gradasi, plus memiliki frame tiga kamera utama. Yang unik dari frame ini adalah, satu lensa yang dikelilingi oleh sebuah ring ditempatkan secara terpisah dengan dua lensa lainnya.

Redmi K20 sendiri akan diperkenalkan secara resmi pada 28 Mei mendatang. Smartphone ini bakal mengusung layar berjenis AMOLED berukuran 6,39 inci dengan resolusi Full HD+. Layarnya bakal dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 6 untuk melindunginya dari goresan benda-benda tajam.

Smartphone akan ditopang oleh prosesor Snapdragon 855, RAM 6GB/8GB, ROM 64GB/128GB/256GB, dan baterai berkapasitas 4,000 mAh yang didukung fast charging 27W. Sedangkan kameranya, punya konfigurasi 48MP sebagai lensa utama, 8MP sebagai lensa ultra-wide, dan 16MP sebagai lensa telephoto. (FHP)

Kominfo Temukan 5 Hoaks Soal Aksi 22 Mei dan KPU

Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan sejumlah konten hoaks yang tersebar di media sosial dan layanan pesan instan. Kominfo menemukan 5 konten hoaks soal aksi 22 Mei 2019 dan pengumuman hasil Pemilu 2019.

Menurut Plt. Kabiro Humas Kominfo Ferdinandus Setu, Subdit Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo, berhasil mengindentifikasi konten-konten hoaks tersebut.

“Setidaknya terdapat lima postingan yang beredar luas semenjak aksi yang dimulai pada Selasa malam, ujar  Ferdinandus Setu di Jakarta, Rabu (22/05/2019) pagi.

Hoaks pertama mengenai Pengumuman KPU Senyap-senyap. Awalnya beredar postingan di Facebook tentang pengumuman yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang Pemilu 2019 yang bersifat sembunyi-sembunyi.

{Baca juga: Demo 22 Mei, Pemerintah Batasi Akses WhatsApp dkk}

Setelah ditelusuri, KPU membantah pernyataan Capres Prabowo Subianto yang menilai hasil rekapitulasi diumumkan secara senyap-senyap. KPU mengatakan, tidak ada yang janggal karena rekapitulasi sudah selesai dilakukan.

“Tidak ada yang janggal. Ketentuan undang-undang paling lambat 35 hari. Jatuhnya tanggal 22 Mei 2019 sudah rampung. Rekapitulasi provinsi dan luar negeri sudah selesai, maka kami tuntaskan malam tadi,” kata Ferdinandus

Dilansir Telko.id dari laman resmi situs Kominfo pada Rabu (22/05/2019) konten hoaks kedua tentang Personil Brimob yang menyamar dengan memakai baju TNI AL. Sebuah postingan berupa foto anggota TNI yang memakai kaos kaki Brimob dan pasukan Brimob yang menyamar pakai pakaian TNI AL.

Namun faktanya, foto yang diposting tersebut adalah anggota pasukan Marinir TNI AL dengan tanda menggunakan baret ungu sesuai dengan warna baret yang telah diperuntukan.

Hoaks ketika yaitu aksi polisi yang menembaki para demonstran di dalam Masjid. Sebuah video pendek tersebar luas yang berisi mengenai rekaman situasi di sebuah Masjid di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dalam video tersebut, dinarasikan bahwa Polisi menyerang para demonstran yang berada di dalam Masjid tersebut dengan cara menembakinya.   Faktanya, suara-suara tembakan yang terdengar dari video tersebut adalah suara dari luar Masjid, suara-suara itu berasal dari kerusuhan yang terjadi di sekitar daerah Masjid tersebut, yaitu di daerah Tanah Abang. 

“Dalam kericuhan itu, terdapat banyak bom molotov yang digunakan para demonstran untuk melempari Polisi dan suara tembakan gas air mata yang digunakan Polisi untuk menarik mundur para demonstran,” ungkap Ferdinandus. 

{Baca juga: Kominfo Himbau Masyarakat Tak Sebar Hoaks Aksi 22 Mei}

Keempat soal adanya penembakan peluru tajam di Jalan Sabang. Polri menegaskan anggotanya yang bertugas melakukan pengamanan di depan KPU pada 22 Mei 2019 hanya dibekali tameng dan gas air mata.

Jadi, isu yang beredar bahwa ditemukannya selongsong senjata api yang digunakan aparat keamanan tersebut adalah tidak benar. Kelima, Hoaks pemberitaan yang menarasikan, “Tanggal 22 Mei Pendukung 02 Kepung KPU, Wiranto: Biarkan Saja, Untuk Bahan Berburu Menembak TNI-POLRI”. Narasi tersebut dipadukan dengan sebuah foto korban aksi unjuk rasa 22 Mei 2019.

Faktanya tidak ditemukan pernyataan Wiranto seperti yang diunggah diakun Facebook. Dalam rapat tersebut, Wiranto mengatakan jelang tanggal 22 mei banyak isu people power yang akan membuat banyak masyarakat cemas. [NM/HBS]

 

China Kembangkan Aplikasi untuk Kenali Wajah Panda

Telko.id, Jakarta – China telah mengembangkan aplikasi yang memungkinkan para konservasionis untuk mengidentifikasi masing-masing panda raksasa menggunakan teknologi pengenalan wajah.

Dilansit dari Xinhua, para peneliti juga telah membangun database dengan lebih dari 120.000 foto dan 10.000 klip video panda yang memungkinkan mereka mengidentifikasi secara benar dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah.

“Aplikasi dan basis data akan membantu kami mengumpulkan data yang lebih tepat dan menyeluruh tentang populasi, distribusi, usia, rasio gender, kelahiran dan kematian panda liar, yang tinggal di pegunungan yang dalam dan sulit dilacak,” kata Peneliti di Pusat Penelitian dan Konservasi Tiongkok untuk Panda Raksasa.

{Baca juga: Kepo, Pemerintah China Awasi Warganya Pakai Drone Burung}

Tahun lalu China juga mengumumkan rencana untuk membuat tempat penangkaran bagi panda raksasa dengan ukuran tiga kali lebih besar dibandingkan Taman Nasional Yellowstone. Tempat penangkaran ini bertujuan untuk mendorong pengembangbiakan hewan yang bereproduksi lambat ini.

Setidaknya 10 miliar yuan atau sekitar Rp 21 triliun telah dianggarkan untuk Taman Nasional Panda Raksasa di pegunungan barat daya China untuk hewan kebanggan negara China.

Untuk diketahui, panda raksasa memiliki tingkat reproduksi yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan hewan ini masuk dalam daftar merah, spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

{Baca juga: Cegah Siswa Bolos, Sekolah di China Pasangkan “Seragam Pintar”}

Lebih dari 80 persen panda liar dunia hidup di Sichuan, dan sisanya di Shaanxi dan Gansu. Sementara itu, hingga November 2018, sebanyak 548 panda raksasa berada di penangkaran secara global. Sedangkan jumlah panda yang hidup di alam liar berkurang menjadi 2.000 ekor. [BA/HBS]

Sumber: The Star

YouTube Hapus Video Iklan Obat Ajaib MMS

Telko.id, Jakarta – YouTube telah menindak video yang mempromosikan sejumlah “obat ajaib,” termasuk pemutih eliksir suci yang dijajakan oleh seorang uskup agung yang digambarkan berasal dari galaksi lain.

Jim Humble, seorang pria pencari emas asal Nevada, telah mempromosikan Miracle Mineral Solution atau MMS melalui video di YouTube. Dia mengklaim, MMS dapat membunuh segala jenis penyakit manusia.

Padahal, ramuan tersebut tidak lebih dari sekedar pemutih klorin, pemutih industri yang dilarang otoritas medis karena dapat menyebabkan muntah dan dehidrasi ketika dikonsumsi dalam jumlah tinggi.

Pada 2010, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menerima banyak laporan tentang orang yang mengalami tekanan darah rendah yang mengancam nyawa akibat dehidrasi setelah mengonsumsi MMS.

Bahkan, menurut laporan tersebut, ada dua orang meninggal, empat mengalami komaz dan seorang pasien diklasifikasikan mengalami cacat setelah mengonsumsi zat tersebut.

{Baca juga: Hebat! Bocah 7 Tahun Jadi YouTuber Paling Tajir Sejagat}

Meskipun dalam sebuah video diklaim bahwa MMS dapat menyembuhkan gigi yang abses. FDA mengatakan belum ada penelitian yang menunjukkan keefektifannya dalam mengobati penyakit.

Beberapa orangtua juga percaya MMS dapat menyembuhkan anak-anak autis. Bahkan mereka memberi mereka enema MMS, seperti dikutip Business Insider dari diskusi dalam Facebook grup tertutup yang mempromosikan zat tersebut.

Setelah dihubungi oleh Business Insider, YouTube bertindak cepat dengan menghapus dan menurunkan beberapa video, tetapi masih ada beberapa yang tidak berubah.

Sejumlah orang yang ikut mempromosikan MMS membantah bila zat tersebut berbahaya. Mereka mengklaim zat itu tidak berbahaya.

Di websitenya, Humble menulis bahwa dia menemukan MMS pada tahun 1996 ketika ia sedang mencari emas di Amerika Selatan, setelah keluar dari Gereja Scientology.

Dia mengatakan, substansinya MMS terdiri dari tiga bahan kimia, yakni natrium klorit, asam rumah tangga biasa, dan DMSO, zat pembawa yang membantu efek MMS.

Otoritas kesehatan mengatakan bahwa ketika natrium klorit dicampur dengan asam, ia menghasilkan klorin dioksida, sejenis pemutih industri yang digunakan dalam industri tekstil.

Dalam sebuah pernyataan kepada Business Insider, Humble membantah telah mengatakan bahwa MMS sebenarnya menyembuhkan penyakit.

“Saya ingin mengklarifikasi poin yang sangat penting. Banyak orang mengatakan MMS dapat menyembuhkan ini atau itu.Tetapi sebagai catatan, saya ingin menjelaskan di sini, MMS tidak menyembuhkan penyakit. MMS membunuh patogen dan menghancurkan (mengoksidasi) racun. Ketika patogen dan racun dalam tubuh berkurang atau dihilangkan, maka tubuh dapat berfungsi dengan baik, dan dengan dapat menyembuhkan,” katanya.

Business Insider menemukan ratusan video yang mempromosikan MMS di YouTube hingga bulan lalu. Ketika  YouTube dikonfirmasi terkait video tersebut, mereka mengkklaim bahwa sebagian besar video telah dihapus dan telah mengubah algoritme pencariannya untuk menghindari konten MMS.

YouTube mengatakan, YouTube memang tidak secara proaktif mencari konten yang melanggar kebijakannya, tetapi akan bertindak ketika konten ditandai.

Sebelumnya, YouTube juga mendapat tekanan baru-baru ini lantaran dianggap memberikan ruang bagi para aktivis anti-vaksinasi untuk menyebarkan pesan pada platform mereka.

Padahal, menurut kebijakan YouTube, konten video yang bertujuan untuk mendorong kegiatan berbahaya atau ilegal yang berisiko membahayakan fisik atau kematian tidak diperbolehkan.

{Baca juga: YouTuber Ini Dihujat Netizen Usai Berciuman dengan Adiknya}

“Informasi yang salah adalah tantangan yang sulit dan informasi yang salah tentang topik medis sangat memprihatinkan. Kami telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasinya termasuk memunculkan lebih banyak konten yang otoritatif di situs kami untuk orang yang mencari topik terkait di YouTube,” kata YouTube dalam sebuah pernyataan kepada Business Insider.

Namun, sesuai aturan YouTube melarang konten yang dimaksudkan untuk mendorong kegiatan berbahaya yang beresiko pada kerusakan fisik. YouTube mengklaim, pihaknya terus berupaya untuk menghapus video yang ditandai dan yang melanggar kebijakan secepatnya. [BA/HBS]

Sumber: NY Post

Akses WhatsApp, Facebook dkk Dibatasi Sampai Kapan?

Telko.id, Jakarta – Pasca aksi kerusuhan demo 22 Mei, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengumumkan bahwa akses layanan media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dkk, di Indonesia akan dibatasi. Namun ia memastikan pembatasan ini tidak permanen. Lantas, sampai kapan?

Dalam konferensi pers yang dilakukan bersama Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dikatakan bahwa pembatasan akses ke media sosial dan layanan messaging tidak akan dilakukan permanen.

“Pembatasan akses media sosial dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kami ingin masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Jadi untuk sementara ini sekitar 2-3 hari tidak bisa lihat gambar (di medsos) tidak apa-apa, ini semua demi keamanan nasional,” kata Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Dalam kesempatan itu, Menkominfo Rudiantara menjelaskan soal keputusan pemerintah membatasi akses media sosial. Menurunya, kemungkinan maksimal selam 3 hari pengguna medsos akan mengalami masalah, terutama dalam pengiriman foto dan video.

“Jadi untuk sementara kita akan mengalami keterlambatan dalam mengunggah foto dan video. Tapi untuk sistem komunikasi SMS dan voice (panggilan telpon) tidak masalah,” jelas Rudiantara.

{Baca juga: Demo 22 Mei, Pemerintah Batasi Akses WhatsApp dkk}

“Untuk sementara (pembatasan akses medsos) ini harus kita lakukan. Saya mohon maaf, tapi ini hanya untuk sementara dan bertahap. Semoga masalah ini cepat selesai,” tambahnya.

Seperti diketahui, keputusan pembatasan akses media social ini dikeluarkan setelah suasana yang semakin memanas akibat aksi demonstrasi di kantor depan Bawaslu di sejumlah wilayah di Indonesia sejak Selasa (21/5) kemarin.

Suasana yang memanas ini semakin terpicu oleh merebaknya berbagai pesan singkat berupa tulisan maupun gambar foto dan video palsu atau hoaks yang disebar di sejumlah platform media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, dan lainnya.

Keputusan pemerintah ini pun langsung direspon sejumlah platform medsos. Sejak siang tadi beberapa layanan medsos dan messaging, seperti Facebook dan WhatsApp diketahui down.

Dari pantauan tim Telko.id via Down Detector, layanan WhatsApp, Instagram, Facebook pada saat ini sudah terlihat menampilkan warna merah dan kuning yang merata di Indonesia. Hal ini semakin terlihat pasca pengumuman pembatasan akses yang disampaikan oleh pemerintah.

Seperti yang Anda lihat pada gambar, warna merah dan kuning pada live outage Down Detector menandakan layanan sedang mengalami gangguan atau tidak bisa diakses di negara tersebut.

Sebelumnya, sejumlah operator seluler di Indonesia menyatakan siap mematuhi keputusan yang diambil pemerintah terkait pembatasan layanan media social untuk sementara waktu untuk mencegah penyebaran hoaks.

{Baca juga: Akses Media Sosial Dibatasi, Apa Kata Operator Seluler?}

“Seiring perkembangan situasi saat ini, maka Telkomsel sepenuhnya mematuhi keputusan pemerintah seperti yang disampaikan dalam siaran pers Menkopolhukam dan Menkominfo, mengenai pembatasan akses secara bertahap dan sementara ke sejumlah media sosial,” kata GM External Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin saat dihubungi Tim Telko.id, Rabu (22/5/2019).

Hal senada juga disampaikan pihak XL Axiata, yang menegaskan sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah, terkait pembatasan akses layanan telekomunikasi khususnya layanan media sosial.

“Mengikuti perkembangan situasi saat ini, XL sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah seperti yang disampaikan Menkopolhukam dan Menkominfo soal pembatasan akses layanan telekomunikasi khususnya layanan media sosial,” ujar Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih.

Begitupun pihak Indosat Ooredoo juga memastikan siap mematuhi arahan dan keputusan pemerintah untuk membatasi layanan media social.

“Indosat Ooredoo akan sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah soal pembatasan akses layanan telekomunikasi khususnya layanan media sosial,” kata Turina Farouk, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo.

{Baca juga: Kominfo Himbau Masyarakat Tak Sebar Hoaks Aksi 22 Mei}

Sementara itu, pihak Smartfren Telecon juga menyatakan bahwa akan mematuhi pemerintah untuk melakukan pembatasan layanan telekomunikasi, khususnya secara bertahap khususnya ke sejumlah media sosial.

“Mencermati perkembangan situasi saat ini, Smartfren sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah, yakni dilakukannya pembatasan akses layanan telekomunikasi secara bertahap ke sejumlah media sosial,” jelas Head of Public Relations Smartfren Ciba Gangga. [HBS]

Demo 22 Mei, Pemerintah Batasi Akses WhatsApp dkk

Telko.id, Jakarta – Demi mencegah provokasi pasca aksi demo 22 Mei yang terjadi sejak Selasa kemarin (21/05), pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) batasi akses WhatsApp, Facebook, dan sejumlah media sosial lainnya.

Menurut Menkopolhukam, Wiranto, hal ini dilakukan untuk mencegah konten hoaks dan provokasi terkait aksi demonstrasi di depan Kantor Bawaslu serta beberapa tempat lain di Jakarta.

“Untuk sementara, untuk menghindari berita bohong kepada masyarakat luas akan kita adakan pembatasan akses di media sosial. Fitur tertentu untuk tidak diaktifkan,” ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta, Rabu (22/05/2019).

Kebijakan tersebut dibenarkan oleh Menkominfo Rudiantara. Menurutnya, pembatasan ini bersifat sementara, bertahap dan dilakukan untuk platform media sosial dan layanan aplikasi pesan.

{Baca juga: Terkait Blokir Hoaks, Menkominfo: Facebook Sulit Diajak Kerjasama}

Ia menjelaskan, pembatasan akses hanya berlaku untuk fitur berbagi foto dan video saja. Sedangkan untuk berbagi pesan teks masih bisa diakses oleh masyarakat. Sejalan dengan pernyataan Wiranto, pembatasan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran konten hoaks dalam bentuk foto dan video.

Biasanya, konten hoaks dan sejenisnya awalnya hadir di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Akan tetapi, konten tersebut justru menjadi viral di aplikasi layanan pesan seperti WhatsApp dan layanan aplikasi lainnya.

“Viralnya bukan di medsos tapi di Messaging System, WhatsApp. Jadi temen-temen akan mengalami perlambatan kalo kita download atau upload video. Kemudian foto juga. Mengapa? karena viralnya yang negatif ada disana,” kata Rudiantara.

Rudiantara menjelaskan jika konten video dan foto memberikan dampak yang psikologis lebih besar ketimbang teks. Dengan membagikannya saja, maka penerima konten tersebut bisa terpengaruh emosinya.

{Baca juga: Kominfo Himbau Masyarakat Tak Sebar Hoaks Aksi 22 Mei}

“Karena secara psikologis tanpa kita memberikan teks dan apapun kalau video itu bisa langsung emosi itu yang kita harapkan jadi untuk sementara itu kita lakukan. Itu sementara dan semoga itu cepet selesai,” tambah Rudiantara. (NM/FHP)

NASA Ungkap Bentuk Objek Misterius, Ultima Thule

Telko.id, Jakarta – Sejak kali pertama menemukan Ultima Thule yang misterius pada awal tahun ini, NASA berhasil menjaring penemuan lain tentang benda antariksa purba. Sekadar informasi, Ultima Thule adalah objek misterius yang berada di Tata Surya terjauh.

Laporan terbaru, para peneliti NASA telah membuat penemuan mengejutkan tentang “dunia terjauh yang pernah dieksplorasi”.

Di sana, ada air dan molekul organik. NASA menggambarkannya sebagai campuran metanol, air es, dan molekul organik.

{Baca juga: Ilmuwan Ungkap Kalau Ukuran Bulan Mulai Menyusut}

Temuan tersebut berada di permukaan objek Sabuk Kuiper dan sangat berbeda dari sebagian besar objek es yang dieksplorasi sebelumnya.

“Kami sedang mencari sisa-sisa masa lalu yang terpelihara dengan baik,” kata peneliti, Alan Stern.

Seperti dikutip Telko.id dari New York Post, Rabu (22/05/2019), biasa dikenal sebagai MU69 2014, Ultima Thule berjarak empat miliar mil dari Bumi dan telah memantik keingintahuan para ilmuwan. Penampilannya mirip manusia salju.

Penelitian ini otomatis memberi informasi baru terkait geologi dan komposisi Ultima Thule. Benda sepanjang 22 mil itu mungkin terbentuk setelah dua lobus saling mengorbit. Namun, belum diketahui apa yang menggabungkannya.

{Baca juga: Bos Amazon Ingin Pindahkan Orang Genius ke Antariksa}

Awal tahun ini, para peneliti telah menemukan fakta bahwa Ultima Thule memiliki warna kemerahan dan dianggap sebagai objek Tata Surya luar paling merah yang pernah dikunjungi oleh pesawat ruang angkasa milik badan antariksa.

Dengan kecepatan sekitar 33.000 mil per jam, wahana antariksa New Horizons akan terus mengirim data dari jalur terbang Ultima Thule hingga bagian akhir musim panas 2020. Padahal, Ultima Thule berada jauh di Twilight Zone, di luar orbit Neptunus. (SN/FHP)

Sumber: New York Post

Akses Media Sosial Dibatasi, Apa Kata Operator Seluler?

Telko.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sudah mengumumkan pembatasan layanan media sosial (medsos) untuk sementara. Hal itu langsung direspon oleh semua operator seluler.

Semua operator seluler menyatakan siap mematuhi keputusan yang diambil pemerintah terkait pembatasan layanan media social untuk sementara waktu untuk mencegah penyebaran hoaks.

“Seiring perkembangan situasi saat ini, maka Telkomsel sepenuhnya mematuhi keputusan pemerintah seperti yang disampaikan dalam siaran pers Menkopolhukam dan Menkominfo, mengenai pembatasan akses secara bertahap dan sementara ke sejumlah media sosial,” kata GM External Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin saat dihubungi Tim Telko.id, Rabu (22/5/2019).

Hal senada juga disampaikan pihak XL Axiata, yang menegaskan sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah, terkait pembatasan akses layanan telekomunikasi khususnya layanan media sosial.

{Baca juga: Kominfo Himbau Masyarakat Tak Sebar Hoaks Aksi 22 Mei}

“Mengikuti perkembangan situasi saat ini, XL sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah seperti yang disampaikan Menkopolhukam dan Menkominfo soal pembatasan akses layanan telekomunikasi khususnya layanan media sosial,” ujar Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih.

Begitupun pihak Indosat Ooredoo juga memastikan siap mematuhi arahan dan keputusan pemerintah untuk membatasi layanan media social.

“Indosat Ooredoo akan sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah soal pembatasan akses layanan telekomunikasi khususnya layanan media sosial,” kata Turina Farouk, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo.

Sementara itu, pihak Smartfren Telecon juga menyatakan bahwa akan mematuhi pemerintah untuk melakukan pembatasan layanan telekomunikasi, khususnya secara bertahap khususnya ke sejumlah media sosial.

“Mencermati perkembangan situasi saat ini, Smartfren sepenuhnya mematuhi arahan dan keputusan pemerintah seperti yang disampaikan Menkopolhukam dan Menkominfo, yakni dilakukannya pembatasan akses layanan telekomunikasi secara bertahap ke sejumlah media sosial,” jelas Head of Public Relations Smartfren Ciba Gangga.

Seperti diketahui sebelumnya, Menko Polhukam, Wiranto dan Menkominfo Rudiantara mengatakan adanya pembatasan layanan media sosial (medsos) untuk sementara, yang disampaikan dalam konferensi pers pada hari ini, Rabu (22/5).

“Untuk sementara, untuk menghindari penyebaran berita bohong kepada masyarakat luas, akses di media sosial tidak diaktifkan untuk mencegah penyebaran hoaks, konten negatif yang bisa berdampak ke masyarakat,” kata Wiranto dalam konferensi pers di kantor Menko Polhukan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Wiranto menjelaskan, bahwa pemerintah ingin agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Sebab, ia menyebut adanya upaya adu domba di dalam masyarakat melalui berita bohong di medsos.

“Jangan sampai kita diadu domba sehingga persaudaraan kita di bulan puasa ini berpengaruh,” kata Wiranto.

Sementara itu, Menkominfo Rudiantara mengatakan pemerintah membatasi akses media sosial, terutama pada layanan messaging seperti WhatsApp. Tapi yang dibatasi hanya pengiriman dalam bentuk gambar foto dan video.

“Teman teman akan mengalami pelambatan kalau download dan upload video. Karena viralnya yang negatif mudharotnya ada di sana (layanan messaging-red). Pembatasan ini bersifat sementara dan bertahap,” jelas Rudiantara.

{Baca juga: Kominfo Temukan 1.645 Konten Hoaks Terkait Pemilu 2019}

“Fitur-fitur media sosial tidak semuanya dan aplikasi messaging juga. Kita tahu modusnya adalah posting di medsos. Facebook, Instagram dalam bentuk video, meme, foto. Kemudian screen capture hoax itu disebarkan melalui WhatsApp. Dan karena viralnya makanya kita batasi,” paparnya.

Sedangkan layanan semacam SMS dan voice tidak bermasalah. Menkominfo menyatakan WhatsApp adalah muara dari berbagai foto atau video yang sebelumnya beredar di media sosial sehingga perlu dibatasi untk sementara.

“Di media sosial Facebook, Instagram, Twitter, kita kadang posting teks video, viralnya selalu di messaging system. Pintu yang kita prioritaskan tidak kita aktifkan adalah video dan foto-foto, gambar,” tuturnya. [HBS]