spot_img
Latest Phone

Garmin Run Indonesia 2025 Sukses, 7.000 Peserta Dukung Keberlanjutan

Telko.id - Garmin Run Indonesia 2025 sukses digelar di...

Deretan Wearables Terbaru Apple, iPhone 17 Bukan Satu-Satunya

Telko.id – Selain iPhone 17 Series, pada perhelatan Apple...

Apple Rilis iPhone 17 Series, Ini Bocoran Harga dan Spesifikasinya

Telko.id – Apple akhirnya resmi meluncurkan iPhone 17 Series...

Garmin fēnix 8 Pro Resmi Hadirkan Teknologi MicroLED dan inReach

Telko.id - Garmin resmi meluncurkan seri fēnix 8 Pro,...

Garmin Dorong Gaya Hidup Aktif di Hari Olahraga Nasional 2025

Telko.id - Garmin mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya...
Beranda blog Halaman 1005

Paling Populer, Pengguna Gmail Capai 1,5 Miliar

Telko.id, Jakarta – Google telah mengumumkan jumlah pengguna aktif Gmail baru-baru ini. Via Twitter, raksasa pencarian tersebut menyatakan bahwa pengguna aktif layanan email-nya itu mencapai 1,5 miliar.

Dilansir Telko.id dari Ubergizmo, Senin (29/10/2018), mungkin jumlah pengguna Gmail yang sebenarnya kurang dari itu.

Sebab, dari jumlah tersebut, ada banyak pengguna yang memiliki beberapa alamat Gmail untuk sejumlah keperluan berbeda.

Gmail sendiri menjadi salah satu layanan email paling populer saat ini, menggantikan Hotmail dan Yahoo. Para pengguna dimanjakan dengan tawaran kapasitas penyimpanan yang besar, tampilan antarmuka yang rapi dan bersih, dan lainnya.

Seiring jumlah pengguna aktif yang semakin banyak, Gmail juga melakukan beragam inovasi dengan memperbarui layanan, serta menghadirkan peningkatan kemampuan aplikasi.

Salah satunya adalah fitur Schedule Send atau penjadwalan pengiriman email untuk aplikasi Gmail di perangkat Android. Fitur itu, ditemukan pada APK Gmail versi 8.17.15, yang memungkinkan pengguna untuk mengatur waktu pengiriman email, dan terdapat pada menu Compose.

Ketika pengiriman dijadwalkan pada jam maupun tanggal tertentu, email akan muncul di bagian atas kotak masuk penerima. Waktunya bisa disesuaikan, apakah setelah akhir pekan atau pada pertengahan pekan ketika aktivitas kerja sedang padat.

Pengguna harus memastikan penjadwalan pengiriman email dilakukan pada waktu yang tepat. Sebab, kalau salah perhitungan, email justru akan tertumpuk oleh email lainnya sehingga penerima tak bisa melihat, apalagi saat pekerjaan tengah menumpuk.

Cara untuk menjadwalkan pengiriman email cukup mudah. Pengguna hanya mengklik tautan, kemudian mengatur tanggal dan waktu penerimaan oleh si penerima email. (BA/FHP)

Berburu Pajak Youtuber dan Selebgram

Telko.id, Jakarta – Youtube dan Instagram saat ini bukan hanya menjadi platform media sosial untuk berbagi cerita dan juga konten foto atau video, tapi juga menjadi ladang uang bagi para konten kreator. Cukup tingginya pendapatan yang diraup para Youtuber dan Selebgram membuat pemerintah mulai melirik mereka sebagi sumber pajak potensial.

Di Youtube, orang bisa mendapatkan uang dari iklan yang ditawarkan Google atau yang lebih dikenal dengan Google Adsense. Melalui Google Adsense, konten video akan dipasang iklan dan ada imbalan berupa uang yang dibayarkan ke rekening pengguna.

Sedangkan di Instagram banyak pengguna akun yang mendapat penghasilan dari kegiatan mempromosikan sebuah produk di akun media sosialnya.  Hasilnya Youtube dan Instagram menjadi media baru untuk mendapatkan uang.

Tidak sedikit dari mereka yang mendedikasikan banyak waktunya demi membuat konten video dan foto demi iklan. Bahkan saat ini kita mengenal istilah Youtubers dan Selebgram atau Selebriti Instagram untuk mereka yang melakukan hal tersebut.

Terkait para Youtuber dan selebgram, baru-baru ini pemerintah menyatakan bahwa para Youtuber dan juga selebgram tidak lepas dari kewajiban untuk membayar pajak.

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, bahwa bagi Youtuber dan selebgram yang memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yakni Rp 54 juta setahun, maka mereka berkewajiban untuk membayar pajak. Seperti diketahui, pemerintah pada tahun lalu menetapkan batas PTKP sebesar Rp 4,5 juta per bulan atau Rp 54 juta setahun.

“Yang disebut selebgram dan YouTuber itu kan mereka melakukan inovasi kreatif, dan kalau mereka mendapatkan pendapatan di bawah Rp 54 juta itu tidak masuk dalam pendapatkan kena pajak. Tapi, kalau kalau pendapatannya sampai setengah miliar, ya itu baru kena pajak,” ungkap Sri Mulyani.

Profesi Baru

Apa yang dikatakan Sri Mulyani menggambarkan bahwa Youtuber dan Selebgram sudah dianggap sebagai profesi oleh pemerintah. Ditemui di tempat berbeda, Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Kemenkeu RI, Hestu Yoga Saksama mengatakan bahwa Youtuber dan Selebgram merupakan profesi baru sehingga seperti profesi lainnya, mereka harus membayar pajak penghasilan.

“Jadinya kalau ada profesi baru ya konsekuensinya harus bayar pajak. Sama aja kalau ada profesi baru muncul lagi, dan memang ada penghasilan yang sudah kena pajak ya dipajakin aja, ini berlaku untuk semua profesi,” ujar Yoga saat ditemui Tim Telko.id di Kantor Pusat Ditjen Pajak pada Rabu (06/02/2019).

{Baca juga: Jadi Youtuber, Ahok Ancam Atta Halilintar dkk}

Kemudian sama seperti yang diucapkan Sri Muyani,  Yoga juga mengatakan jika tidak semua  Youtuber dan Selebgram harus membayar pajak. Menurutnya jika penghasilan mereka telah diatas PTKP maka mulai ada kewajiban pajak.

“Jika penghasilannya sudah lebih dari PTKP nah ini mulai ada kewajiban untuk mendaftar Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), menghitung pajak penghasilannya berapa dan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sama persis dengan profesi lain,” ucap Yoga.

Yoga juga membantah jika ada kebijakan baru yang khusus terkait pajak Youtuber dan Selebgram seperti yang sempat dibicarakan orang terkait pernyataan Sri Mulyani tesebut. “Nah ngitung pajaknya itu sebenarnya gak ada aturan baru, jadi berlaku umum seperti yang lain,” tambah Yoga.

Menghitung Kewajiban Pajak Youtuber

Terkait perhituangan pajak, Yoga merujuk pada Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-17/PJ/2015 tentang norma penghitungan penghasilan neto, para Youtuber dan Selebgram bisa masuk ke dalam dua opsi perhitungan.

Opsi pertama adalah ketika mereka masuk sebagai kegiatan hiburan, seni, dan kreativitas lainnya maka mereka akan dikenakan norma 35% dan opsi kedua adalah kegiatan pekerja seni dengan norma 50% seperti yang tercantum dalam Lampiran I nomor urut 1341 sampai 1346.

Yoga menganalogikan jika ada seorang Youtuber A yang memiliki penghasilan sebesar Rp 4,8 miliar setahun. Jika menggunakan norma 50%, maka penghasilan tersebut dikali dengan 50% dan dikurangi oleh nominal PTKP, yakni Rp 54 juta setahun. Dari situ ditemukan angka penghasilan kena pajak yakni Rp 2,34 miliar.

Dari situ maka akan dihitung lagi terkait pajak penghasilan. Perhitungan pajak Youtuber dan Selebgram juga mengikuti  Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 tentang tarif pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Wajib Pajak Pribadi dan Wajib Pajak Badan atau perusahaan.

Merujuk pada pasal tersebut terdapat lapisan penghasilan kena pajak pribadi karyawan. Pertama untuk penghasilan kena pajak sampai Rp 50 juta tarif pajaknya adalah 5%. Kedua jika penghasilan pajak diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta maka tarif pajaknya adalah 15%.

Lapisan ketiga jika penghasilannya di atas Rp 250 juta sampai dengan Rp 500 juta maka tarif pajak penghasilannya adalah 25% dan keempat jika penghasilannya diatas Rp 500 juta maka tarif penghasilannya adalah 30%. Jika merujuk pada lapisan tersebut maka tarif yang digunakan oleh Youtuber A adalah 30% dan hasilnya adalah Rp 703,8 juta.

Yoga mengatakan bahwa hasil akhir tersebut adalah ilustrasi yang harus dibayarkan oleh Youtuber atau Selebgram setiap tahunnya. Menurut Yoga penghasilan yang dilaporkan merupakan akumulasi dari semua pendapatan yang selama ini didapatkan oleh mereka baik dari konten ataupun wirausaha yang mereka kembangkan.

“Penghasilan dalam bentuk apa saja asalnya dari mana saja apakah dari profesi tertentu atau yang lain nah nantikan semua penghasilan itu digabung. jadi untuk menghitung pajaknya,” ujarnya.

Sedangkan untuk jasa endorse dari perusahaan Yoga meminta kepada Youtuber dan Selebgram untuk menanyakan apakah penghasilan mereka sudah dipotong oleh pajak penghasilan atau belum. Nantinya ketiak dalam perhitungan di kantor pajak mereka tinggal memberitahukan kepada petugas pajak jika ada penghasilan mereka yang sudah dipotong.

Sosialisasi Masih Kurang Maksimal

Sosialisasi menjadi unsur yang penting khususnya terkait kewajiban pajak bagi para Youtuber dan Selebgram. Menurut Yoga pihaknya sudah melakukan sosialisasi baik melalui media sosial atau mengundang Youtuber dan Selebgram untuk mengedukasi mereka terkait kewajiban pajak bagi mereka.

Tetapi Yoga tak menampik jika sosialisasi ini belum mendapat respon yang bagus di kalangan Youtuber dan Selebgram itu sendiri. “Jadi bener (sosialisasi) udah jalan. Sudah banyak yang membayar tetapi ada juga yang belum,” tutur Yoga.

Untuk menanggapi masih adanya Youtuber dan Selebgram yang belum membayar pihaknya akan mengedepankan aspek pembinaan ketimbang tindakan hukum.

{Baca juga: Hebat! Bocah 7 Tahun Jadi YouTuber Paling Tajir Sejagat}

“Kami mengedepankan pembinaan kami itu cukup berhasil banyak yang akhirnya mau apakah diperiksa atau lebih lagi kita membina masyarakat. Sanksi  sendiri memang sesuai undang-undang tapi sejauh ini pebinaan terus yang kita lakukan,” ujar Yoga.

Harus Ada Keadilan  

Masalah sosialisasi juga menjadi perhatian Direktur Center of Indonesia Taxaction Analysis (CITA) Yustinus Prastowo. Menurut Yustinus sosialisasi yang kurang maksimal membuat para Youtuber dan Selebgram kurang memahami bagaimana perhitungan pajak bagi mereka.

“Iya  menurut saya selama ini kurang sosialisasi. Artinya yang selama ini cukup jelas cukup pasti tapi mereka kabur hanya karena belum ditemukan suatu cara yang mudah yang membuat mereka paham,” ucap Yustinus saat ditemui Telko.id di Kantor Cita yang berada Wisma Korindo, Jakarta pada Senin (11/02/2019).

Selain itu, sosialisasi yang kurang maksimal juga berdampak pada industri kreatif yang dilakoni oleh para Youtuber dan Selebgram. Pasalnya jika pemerintah gagal meracik strategi yang tepat untuk mereka bisa saja kewajiban pajak sifatnya beban bukan kewajiban.

“Bisa berpengaruh kalau tidak tepat dan tidak soft penerapannya malah bisa membebani. Hal ini yang harus dihindari karena kewajiban pajak ini maksudnya baik,” tambah Yustinus.

Yustinus sendiri memberikan beberapa catatan terkait langkah pemerintah menarik pajak kepada Youtuber dan Selebgram. Yustinus mengatakan bahwa sosialisasi menjadi aspek yang penting untuk memperkenalkan mengenai hak dan kewajiban bagi para Youtuber dan Selebgram.

“Kita perlu sosialisasi. Pemerintah jangan mengedepankan Law Enforcement. Jangan menakutkan. Beri kesempatan Youtuber untuk paham hak dan kewajiban dan fasilitasi terkait perhitungan pajak mereka,” ujarnya.

Selain itu perlu adanya keadilan. Yustinus meminta kepada pemerintah tidak hanya berfokus dalam menarik kewajiban pajak bagi mereka. Perlu ada timbal balik berupa intensif supaya para Youtuber dan Selebgram dapat mengembangkan karir mereka.

“Ini pekerjaan rumah pemerintah untuk memberikan insentif berjenjang, sehingga para youtuber pemula yang mungkin sedang memulai usaha merintis usaha bisa diperlakukan berbeda, dan semoga insentif ini bisa untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan diri,“ tambah Yustinus.

Cara lain untuk memberikan keadilan adalah dengan merevisi norma pajak bagi mereka. Selama ini mereka dikategorikan sebagai pekerja seni dengan norma 50%. Untuk memberikan rasa keadilan kepada Youtuber dan Selebgram yang masih merintis karir aturan norma bisa dipebesar menjadi 75% supaya penghasilan netto mereka kecil secara hitungan.

“Misalnya yang mikro dapat pengurangan lebih gede sehingga penghasilan netto-nya kecil. Jadi yang tadi 50 persen mungkin bisa 75 persen, sehingga netto-nya tinggal 25 persen. Ke depan ketika ada revisi undang-undang pajak penghasilan, hal itu bisa diatur eksplisit pekerja seni seperti seniman diatur undang-undanya secara fair,” tutur Yustinus.

Terakhir dia berharap supaya kewajiban pajak bagi Youtuber dan Selebgram bisa tersosialisasikan dengan baik. Karena walaupun belum ada data pasti terkait potensi pajak di kalangan Youtuber dan Selebgram, tetapi di sektor ekonomi digital sendiri potensinya hingga ratusan triliun rupiah.

“Sejauh ini belum ada lembaga yang menyeluruh terkait potensi pajak bagi Youtuber dan Selebgram.  Tapi yang ada adalah potensi di sector digital ekonomi. Kalau yang digital ekonomi kan adanya 200 triliun rupiah setahun,” tutup Yustinus. [NM/HBS]

Meneropong Infrastruktur Internet Dunia Yang Ada Sekarang dan Nanti

Telko.id – Google punya mimpi besar untuk dapat mengendalikan infrastruktur internet dunia. Itu sebabnya sejak 2010, perusahaan ini membangun infrastruktur kabel bawah laut yang sangat besar. Bahkan sempat menyatakan sebagai  “perusahaan besar non-telekomunikasi pertama” untuk membangun kabel internasional swasta.

Memang tidak semua dibiayai semua oleh Google. Banyak juga yang merupakan ‘kongsi’ dari beberapa perusahaan. Seperti apa infrastruktur yang dibangun nya itu?

Unity (2010)

Ini proyek pertama yang dibangun. Poyek Unity ini membentang 9.620 km dari Chikura, Jepang hingga ke Pantai Redondo sampai California. Unity dimiliki bersama oleh sejumlah perusahaan terkenal, termasuk Google, Telstra, Singtel, KDDI, Airtel (Bharti), dan Time.com. Jaringan ini sudah mulai beroperasi pada 2010.

The Unity cable, which went into operation in 2010, is co-owned by Google, Telstra, Singtel, KDDI, Airtel (Bharti),and TIME.
Jaringan kabel Unity, yang mulai beroperasi pada 2010

South East Japan Japan Cable (SJC) (2013)

Selanjutnya, infrastruktur internet dunia ini memulai proyek baru lagi yakni South East Japan Japan Cable atau SJC yang dimulai pada tahun 2013. Proyek ini membentang sepanjang 8.900 km, dengan titik pendaratan yang meliputi Chikura, Jepang; Chung Hom Kok, Hong Kong; Nasugbu, Filipina; Shantou, Cina; Telisai, Brunei; dan Tuas, Singapura.

SJC dimiliki bersama oleh Google, Globe Telecom, KDDI, Telkom Indonesia, Singtel, China Telecom, TOT, China Mobile, Chunghwa Telecom, dan Brunei International Gateway.

Perpanjangan kabel ini, yang dijuluki SJC 2, saat ini sedang dalam pengembangan dan diharapkan siap untuk layanan pada tahun 2021. Google tidak berinvestasi di SJC 2, tetapi Facebook yang melakukan investasi.

Jaringan kabel SJC, yang mulai beroperasi pada 2013.

Faster (2016)

Faster mulai beroperasi pada tahun 2016 dan membentang 11.629 km dari Bandon, Oregon (AS) ke Tanshui, Taiwan, dengan tambahan dua titik pendaratan di Chikura dan Shima, keduanya di Jepang.

Kabel Faster dimiliki bersama oleh Google, KDDI, Singtel, China Telecom, China Mobile, dan Time.com.

Jaringan kabel Faster, yang mulai beroperasi pada tahun 2016.

Monet (2017)

Proyek Monet ini membangun kabel bawah laut sepanjang 10.556 km. Dimulai dari AS ke Brasil. Infrastruktur ini pun sudah mulai beroperasi pada 2017 dengan tiga titik pendaratan: Boca Raton, Florida dan Fortaleza dan Santos di Brasil.

Poyek Monet ini dimiliki bersama oleh Google, Kabel Angola, Algar Telecom, dan Antel Uruguay.

Jaringan kabel Monet, yang mulai beroperasi pada 2017.

Junior (2018)

Proyek ini membangun kabel laut sepanjang 390 km dari Rio de Janeiro ke Santos. Proyek Junior ini,  secara teknis merupakan kabel bawah laut pertama yang dimiliki Google, tetapi mengingat kabel itu berjalan ke dan dari Brasil, itu bukan “internasional”.

Jaringan kabel Junior, yang mulai beroperasi pada 2018.

Tannat (2018)

Proyek Tannat ini membangun infrastruktur sepanjang 2.000 km dari Las Toninas, Argentina ke Santos, Brasil – dengan titik pendaratan tambahan di Maldonado, Uruguay.

Kabel Tannat dimiliki bersama oleh Google dan Antel Uruguay dan telah beroperasi sejak 2018.

 

Jaringan kabel Tannat, yang mulai beroperasi pada 2018.

Pacific Light Cable Network (2019)

Pacific Light Cable Network atau disebut juga dengan PLCN, membangun infrastruktur sepanjang 12.971 km dengan dengan titik pendaratan di Deep Water Bay, Hong Kong; Aurora, Filipina; Kota San Fernando, Filipina; Toucheng, Taiwan; dan El Segundo, California.

Kabel PLCN adalah proyek infrastruktur kabel tunggal terpanjang yang telah diinvestasikan oleh Google hingga saat ini.

Kabel PLCN dimiliki bersama oleh Google, Facebook, dan Pacific Light Data Communication Co. Ltd., yang merupakan anak perusahaan dari China Soft Power Technology Holdings. Kabel diharapkan selesai pada Q3, 2019.

Jaringan kabel PLCN, yang akan beroperasi pada 2019.

Indigo (2019)

Proyek kabel Indigo, diumumkan kembali pada tahun 2017. Proyek ini terdiri dari dua segmen yakni Indigo-Central, yang dibangun sepanjang 4.850 km dari Perth ke Sydney di Australia, dan Indigo-Barat yang dibangun sepanjang 4.600 km dan memiliki titik pendaratan di Jakarta, Indonesia; Tuas, Singapura; dan Perth, Australia.

Indigo-West dimiliki bersama oleh Google, Superloop Telstra, Singtel, Indosat Ooredoo, dan Jaringan Akademik dan Penelitian Australia (AARNET).

Kedua segmen jaringan kabel bawah laut Indigo selesai pada akhir 2018 dan diharapkan mulai beroperasi akhir tahun ini (2019).

Sedangkan Indigo-Central dimiliki bersama oleh perusahaan yang sama dengan Indigo-West, dikurangi partisipasi Telstra.

Jaringan kabel Indigo-Barat, yang selesai pada akhir 2018.

 

Jaringan kabel Indigo-Central, yang selesai pada akhir 2018.

Havfrue / AEC-2 (2019)

Kabel bawah laut Havfrue / AEC-2 ini membentang sepanjang 7.200 km dari Wall Township, New Jersey ke Eropa Barat – dengan titik pendaratan di Lecanvey, Irlandia; Blaabjerg, Denmark; dan Kristiansand, Norwegia.

Kabel Havfrue / AEC-2 adalah proyek bawah laut kedua yang dilakukan oleh Google dengan Facebook sebagai mitra, dan investor termasuk Aqua Comms dan Bulk Infrastructure. Kabel diharapkan selesai dan beroperasi pada akhir 2019.

Jaringan kabel Havfrue / AEC-2 diharapkan selesai dan beroperasi pada akhir 2019.

Jepang-Guam-Australia Selatan (2019)

Jepang-Guam-Australia Selatan atau disebut juga JGA-S ini baru diumumkan April lalu. Proyek ini akan membentangkan kabel sepanjang  6.200 km dari Piti, Guam ke Australia – dengan titik pendaratan di Maroochydore dan Sydney.

Ada segmen 3.100 km yang ditambahkan dan dijuluki nama Jepang-Guam-Australia Utara (JGA-N). proyek ini akan membangun kabel yang membentang dari Guam ke Jepang tetapi hanya dimiliki oleh RTI. Kedua segmen diharapkan akan selesai pada akhir 2019.

 

Jaringan kabel JGA-S diharapkan selesai dan beroperasi pada akhir 2019.

Curie (2019)

Proyek Curie ini membentang sepanjang 10.000 km dari Los Angeles, California sampai ke pantai Pasifik ke Valparaíso, sekitar 120 km barat laut ibukota Chili, Santiago.

Meskipun Curie mewakili kabel bawah laut internasional, tetapi secara kepemilikan, Curie dimiliki oleh  Google. Dan ini menjadi proyek pertama yang selesai.

Google-funded Curie cable runs fromLos Angeles, USA toValparaíso, Chile
Jaringan kabel Curie yang didanai Google.

Hong Kong-Guam (2020)

Proyek Hong Kong – Guam yang disebut dengan HK-G ini akan membentangkan kabel sepanjang Membentang 3.900 km melintasi Laut Filipina. Mulai dari Piti, Guam dan Tseung Kwan O, dan Hong Kong

Proyek ini dibiayai oleh Google dan RTI, kabel Hong Kong-Guam (HK-G) akan memiliki titik pendaratan di Piti, Guam dan Tseung Kwan O, dan Hong Kong.

Sayang, konstruksi ini sempat terhambat pembangunannya. Awal nya akan dibangun pada 2018 lalu. Tetapi diharapkan akan sepenuhnya diinstal dan beroperasi pada tahun 2020.

Jaringan kabel HK-G diharapkan akan beroperasi pada tahun 2020.

Dunant (2020)

Google mengumumkan kabel bawah laut internasional kedua miliknya sendiri tahun lalu. Proyek ini dinamankan Dunant. Rencananya akan membentang sepanjang 6.400 km dari Pantai Virginia di AS ke Saint-Hilaire-de-Riez, Prancis. Proyek kabel Dunant diharapkan akan beroperasi pada akhir 2020.

Jaringan kabel Dunant diharapkan selesai pada akhir 2020.

Apa artinya semua ini?

Apa yang dilakukan oleh Google ini bukan hanya peningkatan investasi dalam membangun kabel bawah laut saja yang memang sudah menjadi tren saat ini, tetapi lebih luas lagi. Dimana, dengan memiliki jaringan internet yang demikian luas juga akan memberikan jaminan dalam kehandalan dari layanan yang dimilikiinya.

Selain itu, ketika semua pusat data kelas dunia seperti Amazon, Microsoft dan Google berinvestasi sebagai bagian dari layanan cloud nya masing-masing, mereka juga memperoleh dana yang begitu besar dari proyek sampingannya. Seperti infrastruktur broadband di Afrika dan hotspor WiFi public di seluruh Asia.

Hal yang sama juga menjadi strategi Facebook. Walaupun tidak memiliki bisnis layanan cloud sendiri, tetapi perusahaan jejaring sosial ini membutuhkan konektivitas internet yang luas dan ada di mana-mana, untuk memastikan akses yang lancar dan nyaman bagi miliaran penggunanya.

Raksasa jejaringan sosial juga berinvestasi dalam berbagai proyek internet satelit dan telah bekerja pada proyek drone bertenaga surya otonom. Bahkan pada awal tahun ini, Facebook mengungkapkan pihaknya bekerja sama dengan Viasat untuk menggelar internet bertenaga satelit berkecepatan tinggi di daerah pedesaan Meksiko.

Sementara satelit kemungkinan akan memainkan peran penting dalam menyalakan internet di masa depan – khususnya di tempat-tempat yang sulit dijangkau – kabel fisik yang diletakkan di dasar lautan mampu memiliki kapasitas yang jauh lebih banyak dan latensi yang lebih rendah. Ini sangat penting bagi Facebook, karena terus merangkul video langsung dan realitas virtual.

Selain investasi bawah lautnya dengan Google, Facebook juga telah bermitra dengan Microsoft untuk kabel internet transatlantik 4.000 mil, dengan Amazon dan SoftBank untuk kabel transposif 14.000 km yang menghubungkan Asia dengan Amerika Utara, dan pada banyak investasi kabel lainnya di seluruh dunia.

Tak perlu dikatakan, layanan Google – mulai dari komputasi awan dan streaming video hingga email dan penawaran perusahaan yang tak terhitung jumlahnya – juga bergantung pada infrastruktur yang andal, yang menjadi kunci kabel bawah laut.

Penyelesaian Curie minggu ini tidak hanya mewakili momen penting bagi Google, tetapi juga untuk internet secara keseluruhan. Saat ini ada lebih dari 400 kabel bawah laut yang beroperasi di seluruh dunia, yang terdiri dari 1,1 juta kilometer (700.000 mil). Google sekarang secara langsung menginvestasikan sekitar 100.000 kilometer dari kabel ini (62.000 mil), yang setara dengan hampir 10% dari semua kabel bawah laut secara global.

Implikasi penuh dari “teknologi besar” yang memiliki tulang punggung internet belum direalisasikan, tetapi sebagaimana dibuktikan oleh investasi mereka selama beberapa tahun terakhir, genggaman perusahaan-perusahaan ini hanya akan memperketat ke depan. (Icha)

Iseng Saat Nonton Film Toy Story, Akun Instagram Gadis Ini Diblokir

Telko.id, Jakarta – Meski sudah tahu ada larangan mengambil foto atau merekam video saat nonton film di bioskop, namun masih saja banyak orang yang nekat melakukannya. Seperti seorang gadis di Malaysia yang merekam film Toy Story 4 dan mempostingnya di story Instagram. Akibatnya, akun Instagram gadis itupun diblokir.

Merekam video saat nonton film di bioskop adalah perbuatan ilegal. Apalagi memposting film hasil rekaman itu secara online di media sosial seperti Instagram atau Facebook, akan bisa mendatangkan masalah yang serius.

Namun, tetap saja, banyak orang yang nekat merekam gambar di layar bioskop hanya untuk membuat story di Instagram. Banyak yang berpikir bahwa dengan merekam klip sekitar lima detik tidak akan bermasalah. Padahal pendapat itu salah.

{Baca juga: 10 Situs Download Drama Korea Subtitle Indonesia Terlengkap 2019}

Contohnya seperti yang dialami seorang gadis asal Malaysia yang mengisahkan pengalamannya dalam story Instagram-nya. Pemilik akun yying822 yang memiliki pengikut sekitar 2.000 orang ini merekam beberapa detik film Toy Story 4 yang ia tonton di bioskop dan kemudian diposting di story Instagram miliknya.

Hari berikutnya, sehari setelah menonton film itu, Ying terkejut karena tidak bisa membuka akun Instagram-nya sendiri. Dia mendapat email yang isinya memberitahukan bahwa akunnya diblokir sementara, selama tiga hari karena memposting materi berhak cipta di Instagram-nya.

Dia kemudian membagikan kisahnya di akun Facebook-nya. Ia menceritakan kisah yang dia alami kepada teman-temannya dan memperingatkan mereka agar tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dia lakukan.

“Akun Instagram saya diblokir oleh Instagram. Saya ingin mengambil pengalaman ini untuk memperingatkan teman-teman lain agar tidak mengikuti apa yang saya lakukan, dengan penuh semangat merekam Insta Story sambil menonton film di bioskop,” tulisnya.

“Jika tidak, kamu akan diblokir. Saya cukup terpana karena saya hanya merekam Toy Story selama beberapa detik, tetapi saya mendapat email di pagi hari yang mengatakan bahwa saya melanggar hak cipta Disney. Saya ingin membenturkan kepala saya di dinding … ” tambahnya.

{Baca juga: Nonton Film Gratis dengan 4 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!}

Postingan Ying di Instagram kini telah dihapus karena Digital Millennium Copyright Act (DMCA) melindungi film dari “pelanggaran hak cipta”.

Kejadian ini bisa menjadi perhatian buat kita semua. Jangan pernah Anda coba-coba merekam film saat berada di dalam bioskop, karena DMCA menangani pelanggaran hak cipta dengan serius! Anda mungkin tidak ingin mendapat masalah seperti Ying. Lebih baik aman daripada menyesal! [BA/HBS]

Sumber: World of Buzz

Dell Rilis 4 Laptop Pebisnis seri Latitude 5000 dan 3000 Terbaru

0

Telko.id, Jakarta – Selain memperkenalkan Dell Latitude 7400 2-in-1, Dell juga memboyong empat laptop terbarunya dari keluarga seri Latitude 3000 dan Latitude 5000. Keempat laptop yang baru diluncurkan ini mengincar kalangan pebisnis serta karyawan kantoran yang mobile.

Keempat seri laptop Dell Latitude yang resmi diumumkan hadir pada hari ini di Tanah Air adalah seri Dell Latitude 3300 dan 3400, serta Dell Latitude 5300 dan 5400.

Menurut Commercial Client Solution Lead untuk Dell Technologies, Primawan Badri, bahwa selama ini Dell Latitude merupakan seri yang diperuntukan untuk pengguna dari kalangan pebisnis.

Ia menyebutkan bahwa seri laptop Dell Latitude memang terus berevolusi dan dikembangkan untuk mendukung kerja-kerja mereka yang selama ini mobile atau banyak beraktifitas di luar.

{Baca juga: Dell Latitude 7400, Laptop 2-in-1 dengan Sensor Pemindai Wajah}

“Selama ini laptop Dell Latitude hadir untuk mendukung produktivitas pekerja dan pebisnis. Latitude terus berinovasi dan revolusi dan berkembang sesuai tuntutan teknologi,” ujar Primawan di Jakarta, Selasa (02/07/2019)

Untuk spesifikasi, Dell Latitude 3400 memiliki layar ukuran 14 inci dengan intel core i3-8145U. Pada bagian dapur pacunya, laptop ini disokong RAM 4GB dan ROM 1 TB.

Sementara untuk seri Dell Latitude 3300, memiliki spesifikasi prosesor Intel Core i3-7020U dengan RAM 4GB dan ROM 256GB.

“Notebook ini merupakan notebook bisnis pemula dengan kemampuan kelas enterprise untuk mendukung produktivitas penting namun tetap terjangkau,” kata Primawan.

Selanjutnya adalah Dell Latitude 5300 dan Dell Latitude 5400. Kedua laptop ini memiliki daya tahan baterai yang kuat. Dengan sekali melakukan pengisian daya, laptop ini mampu bertahan hampir 1 hari penuh.

“Daya tahan baterai hingga 20 jam yang artinya pengguna dapat fokus menggunakan laptop ini tanpa terganggu,” tambah Primawan.

{Baca juga: Dell Indonesia Luncurkan Seri Latitude dan Vostro Terbaru}

Dell Latitude 5300 memiliki ukuran layar 13 inci dengan jeroan prosesor Intel Core i5-8265U, serta didukung RAM 4GB dan ROM 256GB. Laptop ini juga dibekali Windows 10 Pro yang memberikan performa maksimal bagi pengguna.

Tidak berbeda dengan Dell Latitude 5300, spesifikasi Dell Latitude 5400 memiliki ukuran 14 Inci dengan Intel Core i5-8365U. Laptop ini didukung oleh Windows 10 Pro, RAM 4GB dan ROM 1 TB.

Soal harga Dell Latitude 3300 dibandrol dengan harga Rp 7,9 juta dan Dell Latitude 3400 senilai Rp 8,2 juta. Sedangkan harga untuk Dell Latitude 5300 adalah Rp 15,1 juta dan Dell Latitude 5400 yaitu Rp 17,4 juta. [NM/HBS]

6 Seri Asus ROG akan Dirilis di Indonesia, Ini Daftarnya

0

Telko.id, Jakarta – Asus memastikan akan menghadirkan 6 seri laptop gaming terbaru di Indonesia. Menurut Head of PR Asus Indonesia, Muhammad Firman, keenam laptop gaming ini akan mengisi lini seri Asus ROG, Zephyrus, dan Strix.

“Yang akan kami hadirkan nanti adalah seluruh seri gaming kita, ROG Series, Zephyrus Series, dan Strix Series,” katanya di acara Asus Sneak Peek ROG Series, di Jakarta, Selasa (02/07/2019).

Masing-masing laptop gaming yang akan diluncurkan adalah Asus ROG G703 GXR, Mothership GZ700, Zephyrus S GX502, Strix Scarr III, Strix Hero III, dan Strix G.

{Baca juga: Laptop Gaming Mainstream “Harga Miring” Hadir, Asus TUF Gaming FX505}

Seluruhnya, menurut Firman, akan ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi 9, dan telah dirancang agar sesuai dengan kebutuhan para gamers, khususnya di Indonesia.

“Kita kerjasama dengan developer game, kita banyak berbicara dengan mereka tentang bagaimana laptop gaming bisa memenuhi kebutuhan masing-masing para gamers,” jelasnya.

Salah satu seri laptop gaming yang menarik perhatian adalah Asus Zephyrus S GX502. Laptop ini dirancang dengan sistem pendingin terbaru bernama Active Aerodynamic System (AAS).

Asus ROG Zephyrus S GX502

Sistem ini memungkinkan laptop untuk sedikit terangkat, layaknya desain Ergolift di jajaran laptop mainstream Asus. AAS diklaim mampu memaksimalkan sistem sirkulasi udara dan menurunkan suhu panas laptop, yang akhirnya dapat meningkatkan performa laptop menjadi lebih baik.

“AAS adalah yang pertama di laptop gaming kita, bisa secara efektif menurunkan suhu panas,” ucap Firman.

Selain Zephyrus, ada juga seri Mothership GZ700 yang juga ditopang oleh prosesor Intel generasi 9. Dijelaskan Firman, laptop gaming ini memiliki performa tertinggi dan dikemas dengan desain yang berbeda.

{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Asus Terbaru}

Asus ROG Strix Series

“Ini adalah seri top off the line kami,” klaim Firman. 

Keenam laptop gaming ini diungkapkan Firman akan diluncurkan secara resmi pada 11 Juli mendatang. Acara peluncuran ini juga akan ditayangkan secara live streaming melalui media sosial dan channel resmi Asus Indonesia. (FHP)

Dell Latitude 7400, Laptop 2-in-1 dengan Sensor Pemindai Wajah

0

Telko.id, Jakarta – Setelah tampil di Consumer Electronic Show (CES) 2019, Dell akhirnya memboyong Dell Latitude 7400 ke Indonesia. Dengan mengusung teknologi sensor pemindai wajah, laptop 2-in-1 ini dapat login dengan Windows Hello.

Menurut Senior Client Technologist Dell Indonesia, Dwi Supliyanti Supardjo atau akrab dipanggil Yanti, laptop ini menggunakan sensor jarak dekat dari Intel yang bernama Context Sensing Technology.

Lewat teknologi sensor ini Latitude 7400 2-in-1 memiliki fitur ExpressSign-in yang akan mendeteksi keberadaan pengguna, menyalakan sistem dan langsung memindai wajah pengguna untuk login dengan Windows Hello.

Bahkan saat pengguna beranjak menjauh dari laptop, sistem 2-in1 ini akan langsung mendeteksinya dan laptop otomatis terkunci untuk menghemat daya baterai dan menjaga keamanan. “Jadi tidak perlu lagi pakai kata sandi atau pasworrd tidak perku menunggu lebih lama,” kata Yanti di Jakarta, Selasa (02/07/2019).

{Baca Juga: Canggih! Laptop Terbaru Dell Dukung Tampilan 8K}

Fitur lainnya adalah Expresscharge. Seperti namanya fitur ini membuat pengisian daya Dell Latitude 7400 2-in-1 lebih cepat. Yanti menambahkan jika laptop ini hanya mampu mengisi daya hingga 80% dari total daya hanya dalam waktu 1 jam.

Tidak hanya itu, baterai laptop ini juga memiliki daya tahan hingga 24 jam hanya dengan 1 kali pengisian. “Jadi bagi Anda yang memiliki Mobility Tinggi laptop ini cocok karena dilengkapi dengan Expresscharge,” tambah Yanti.

Secara spesifik laptop ini berukuran 14 inchi FHD Touch dengan Intel Core i5-8365U serta Windows 10 Pro. Laptop ini memiliki RAM 8 GB dan ROM 256GB.

Laptop ini diklaim sebagai PC Komersial 2-in-1 berukuran 14 inci terkecil di dunia. Pada kesempatan tersebut Dell juga menghadirkan Dell Latitude 7400 dan Dell Latitude 7300 dengan ukuran 14 inci dan 13,3 inci.

{Baca Juga: Dell OptiPlex, Desktop Rp 20 Jutaan untuk Pengguna Kantoran}

Kedua laptop tersebut memiliki fitur dan spesifikasi yang cukup sama dengan Dell Latitude 7400 2-in-1. Soal harga Dell Latitude 7400 2-in-1 dibandrol dengan harga Rp 27,5 juta, Dell Latitude 7400 seharga Rp 19,6 juta dan Dell Latitude 7300 seharga Rp 21,2 juta dengan warna Titan Gray. [NM/HBS]

Video Viral! Dikejar Harimau, Pengendara Motor Nyaris Tewas

Telko.id, Jakarta – Dapatkah Anda membayangkan, bagaimana rasanya ketika sedang mengendarai sepeda motor, tiba-tiba muncul seekor harimau dan mengejar anda. Sungguh menyeramkan bukan?

Nah, kejadian menyeramkan itu benar-benar terjadi dan dialami oleh dua orang pengendara sepeda motor di India. Kejadian itu sempat terekam oleh mereka, dan diposting di Instagram.

Dalam video yang viral di Instagram itu, nampak dua pengendara sepeda motor itu berhasil lolos dari maut, ketika seekor harimau tiba-tiba melompat keluar dari hutan dan mengejar mereka.

Kucing besar itu tampak sedang berusaha menyerang ke arah sepeda motor dan tampaknya berusaha meraih pengendara dari belakang. Untungnya rencana “perburuan” itu gagal.

{Baca juga: Viral! Wahana Bermain Ini Terlihat Mengerikan di Video}

Setelah mengejar beberapa detik, sang raja hutan itu melesat kembali masuk ke dalam hutan, dan menghilang di antara semak belukar.

Untungnya, dalam kejadian itu si pengendara sepeda motor ini tidak panik dan terjatuh, sehingga berhasil melarikan diri dan selamat. Padahal, faktanya harimau dapat berlari hingga 65 km / jam.

{Baca juga: Video Horor, Leher Gadis Ini Nyaris Putus saat Bermain Eskalator}

Menurut Daily Mail, video itu direkam di tepi Taman Nasional Nagarhole di India selatan. Dilaporkan bahwa ada sekitar 72 harimau yang hidup liar di hutan lindung itu. [BA/HBS]

Sumber: World of Buzz

Robot Kini Juga Bisa Merasakan Sesuatu

Telko.id, Jakarta – Ketika ilmu pengetahuan terus berkembang tanpa henti, teknologi robot juga tumbuh semakin kompleks. Mereka mampu meniru manusia dengan akurasi yang kian meningkat. Salah satu kemampuan yang sedang dikembangkan adalah nantinya robot dapat merasakan sesuatu.

Meski teknologi sudah semakin maju, namun hingga kini masih ada beberapa hal yang membedakan manusia dengan robot dari sisi kreasi mekanik. Tentu saja, robot bisa menyentuh, melihat dan mendengar, tetapi bagaimana dengan rasa?

Sebuah tim peneliti dari UC Davis kini sedang menangani hal itu. Dalam sebuah makalah penelitian yang baru diterbitkan di Science Robotics, para ilmuwan menjelaskan bagaimana mereka membangun sebuah robot yang memiliki kemampuan untuk merasakan sesuatu.

{Baca juga: Strono, Robot AI yang Jago Membuat Pizza}

Hal itu dapat dilakukan berkat beberapa bakteri yang membantu, meski belum sempurna. Robot, dalam hal ini berbentuk sebuah lengan robot yang dilengkapi dengan beberapa jari karet lembut.

Lampiran mekanis juga dilengkapi dengan “modul biosensing” bawaan yang menampung strain spesifik bakteri E. coli yang direkayasa. Selaput memisahkan bakteri dari dunia luar, mencegah bakteri keluar tetapi membiarkan cairan lewat.

Bakteri dirancang untuk bereaksi terhadap bahan kimia tertentu dan ketika mereka mendeteksi bahan kimia itu akan bercahaya. Sebuah sensor yang terpasang di jari mendeteksi cahaya dan menyampaikan informasi itu ke unit kontrol robot, tempat bot memutuskan apakah aman atau tidak untuk melanjutkan.

Dalam percobaan ini, tim menugaskan robot agar memutuskan apakah aman atau tidak menempatkan objek (bola plastik) ke dalam bak berisi cairan.

Pertama, robot “mencicipi” cairan dengan tangannya, kemudian menunggu untuk melihat apakah air terkontaminasi dengan bahan kimia atau tidak. Robot ini akan melanjutkan jika air bersih.

{Baca juga: Robot Ini Berikan Sensasi Bermain Game VR}

Para peneliti menyarankan bahwa sistem serupa bisa menjadi vital di masa depan. Penelitian ini memungkinkan robot menjadi lebih fleksibel dalam memberikan mereka kemampuan untuk lebih merasakan lingkungannya.

Lihat videonya di bawah ini :

Sumber : nypost.com

Kominfo Gandeng Shopee untuk Fasilitas UMKM Go Online

Telko.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meningkatkan jangkauan Program UMKM Go Online dengan menggandeng e-commerce Shopee. Lewat kerja sama ini, diharapkan bisa mempermudah jutaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendapatkan akses dan fasilitas dalam memanfaatkan teknologi digital.

Kominfo dan Shopee melakukan perjanjian kerja sama UMKM Go Online di kantor Shopee di Pacific Century Place Tower, Jakarta, Senin (01/07) kemarin.

Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa program UMKM Go Online merupakan soluti pemerataan akses pasar melalui digital untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan.

“Melalui program ini, UMKM kini memiliki dua kios, satu kios ada di pasar sebagai tempat berjualan sehari-hari, satu lagi kios yang berada di dunia maya,” kata Semuel.

Menurutnya, melalui dua jenis kios tersebut, peluang UMKM semakin besar dalam mengembangkan bisnisnya. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin lebih baik.

{Baca juga: Jelang Lebaran, Kominfo Tetap Pantau Konten Hoaks di Medsos}

Selain itu, lanjut Semuel, pengembangan bisnis berbasis online tentunya lebih mudah, cepat, efektif dan efisien. “Proses ini memerlukan kerjasama antar pemerintah, market place dan e-wallet seperti Shopee, tujuan kita untuk sama-sama membina dan membantu para UMKM Indonesia berbisnis online,” tuturnya.

Direktur Shopee Indonesia, Handika Jahja menilai, perkembangan internet dan pertumbuhan e-commerce membuat Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pusat ekonomi terbesar di dunia.

“Perkembangan internet dan perkembangan e-commerce ini masih banyak sekali potensi untuk berkembang. Jadi, dengan pertumbuhan yang sangat pesat ini, kami ikut berkomitmen untuk memajukan ekonomi digital ini,” katanya.

{Baca juga: Shopee Genjot Ekspor UMKM Lewat Kreasi Nusantara}

Shopee yang telah memiliki pengguna dan penjual di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia ini, senantiasa mendukung program-program pemerintah untuk memajukan ekonomi yang lebih baik. “Kami di Shopee akan terus mendukung perkembangan ini, dan dimulai dengan beberapa program kami, salah satunya adalah UMKM Go Online,” pungkasnya. (NM/FHP)