Telko.id – Ini kali ke dua XL menjual menaranya. Kali ini yang menjadi pemenang tender penjualan menara ini adalah Protelindo dengan angka Rp. 3,568 triliun. Yang dijual 2.500 menara. Sebelumnya, XL di akhir 2014 juga sudah menjual menaranya sebanyak 3.500 menara dan menghasilkan Rp. 5,6 triliun. Waktu itu, ‘aset’ XL itu dilepas ke Solusi Tunas Pratama (STP).
Angka yang diperoleh XL saat ini terlihat lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya. Padahal, pada 2014 lalu, dolar berada di angka Rp.10.000. Namun, Direktur Finance XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, puas dengan hasil penjualan saat ini. “Waktu itu, penjualan dengan STP tenancy rationya 1.5 kali, sedangkan penjualan pertama mencapai 1.67 kali,” ujar Adlan menjelaskan.
Nah, dengan penjualan menara ke dua ini, kini XL tinggal memiliki 4.000 menara saja dari yang asalnya 10.000 menara. Dengan jumlah menara sendiri yang tidak banyak itu, XL tetap yakin dapat memberikan layanan pada pelanggannya dengan baik. Apalagi, jika dilihat dari industri telekomunikasi saat ini yang persaingannya begitu ketat, memiliki menara sendiri tidak terlalu menguntungkan. Pasalnya, perlu banyak biaya Capex dan Opex yang tinggi. Sedangkan jika sewa, maka hanya biaya Opex saja yang berubah. Sedangkan Capex akan dipergunakan untuk peningkatan kapasitas layanan 4G LTE yang kini menjadi fokus bisnis XL.
Capex XL di tahun 2016 ini dipersiapkan hingga Rp.7 triliun. Angka tersebut semuanya akan dipergunakan untuk memaksimalkan layanan 4G LTE XL pada pelanggannya dan Information Technology (IT).
Dian Siswarini, Direktur Utama XL Axiata pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa porsi capex untuk LTE dianggarkan sebesar 60% dan sisanya 40% untuk pengembangan IT.
Dari Capex itu juga, jika XL memutuskan untuk ikut lelang frekuensi 2100 MHz akan dipergunakan. “Jika kita menghitung dengan harga lelang yang lalu, maka dengan Capex yang sudah kita tentukan itu masih cukup cash flow kita,” ujar Adlan menjelaskan.
Jadi tidak perlu jual menara lagi. Adlan juga menegaskan bahwa 4.000 menara yang tersisa tidak akan dijual. Lebih lanjut, Adlan menjelaskan bahwa tidak akan menjual lagi menara dengan beberapa alasan. Pertama, menara yang tersisa itu untuk core network, kalau dijual bisa mengganggu konfigurasi jaringan. Kedua, setelah penjualan 2.500 menara ini, fundamental keuangan XL makin membaik. (Icha)