Telko.id – Seperti diketahui saat ini pemerintah sedang mempersiapkan proses alokasi dua blok yang tersisa pada frekuensi 2.1 Ghz yang rencananya akan digunakan untuk proses Carier Agregation.
Sebagai Informasi, dua blok yang tersisa kini diperebutkan oleh 4 operator yakni, Huchtison Tri, XL Axiata, Indosat Oreedo serta Telkomsel.
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa Telkomsel lah yang memiliki peluang paling besar untuk mendapatkan pengalokasian dari blok 11 dan 12 ini. Pada frekuensi 2.1 Ghz sendiri terdapat 12 Blok yang lebar spektrumnya masing-masing 5 Mhz dengan total 60 Mhz.
Namun, pihak XL yang berhasil diwawancarai oleh tim Telko.id mengungkapkan keinginan mereka untuk mendapatkan tambahan blok tersisa ini.
Dian Siswarini, CEO XL Axiata mengungkapkan, “Untuk operator spektrum itu merupakan modal yang paling besar, jadi kalau bisa mendapatkan ya sebanyak banyaknya dan kalau ditawarkan kami pasti ingin mendapatkannya,” tuturnya saat ditemui di salah satu Hotel mewah di Jakarta Pusat.
Dian menambahkan bahwasanya mereka lebih menginginkan untuk proses alokasi dilakukan secara lelang dikarenakan permasalahan kesiapan mereka.
Sebagai informasi, XL saat ini memiliki 3 Blok di frekuensi 2100 Mhz dikarenakan 2 blok milik Axis telah dikembalikan ke pemerintah.
Berbicara mengenai kemungkinan terjadinya proses refarming di frekuensi ini, Dian menyebutkan refarming sendiri sejatinya tergantung nanti siapa yang akan mendapatkan dua blok tersebut, namun Ia mengungkapkan bahwa XL sudah “Jago” untuk urusan refarming.
Sementara itu, untuk rencana kedepan terhadap frekuensi 2100 Mhz, saat ini ftekuensi tersebut masih digunakan untuk mengaliri jaringan 3G, namun akan sangat mungkin bila menggunakan layanan 4G LTE serta Carier Agregation.
Mengenai kapan akan dilelang, pihak XL menyerahkan semuanya kepada pemerintah dan mengaku belum tahu mengenai kapan waktu pastinya. Tergantung pemerintah, harus banyak melakukan penyusunan kembali.