spot_img
Latest Phone

Oppo Campus Ambassador, Siapkan Talenta Muda di Bidang Teknologi dan Digital

Telko.id – Oppo Indonesia memperkenalkan program terbaru Oppo Campus...

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

ARTIKEL TERKAIT

Terdesak Jio, Vodafone-Idea di India Terpaksa Merger

Telko.id – Vodafone Group dan Idea Cellular di India memiliki wacana untuk melakukan merger. Hal ini membawa angina segar bagi industri telekomunikasi di India. Di mana, dengan langkah kedua perusahaan ini akan menciptakan pemimpin baru yang paling kompetitif di industri. Hikmahnya adalah bandwidth menjadi murah.

Berdasarkan hasil pembicaraan dengan Aditya Birla Group yang memiliki kontrol atas Idea menyatakan bahwa Vodafone akan memisahkan bisnis nya yang di India secara terpisah. Hal ini akan memberikan Aditya Birla dan Vodafone memiliki hal yang sama atas perusahaan yang baru. Langkah ini membuat nilai saham dari Idea meningkat 29% dibandingkan saat pertama kali saham nya diperdagangkan yakni pada 2007 silam. Tentu saja membuat nilai pasar dari perusahaan ini juga meningkat hingga berada di atas US$ 5 Miliar. Sedangkan Vodafone naik sebesar 4.1%.

Langkah Vodafone dan Idea itu akan berpengaruh pada spectrum dan pelanggan sehingga harus dipastikan juga sesuai dengan peraturan kompetisi yang ada di Negara tersebut.

Setidaknya, spectrum senilai lebih dari 60 miliar rupee atau sebesar US$ 890 juta akan dipertaruhkan dengan adanya merger ini, menurut analis Credit Suisse Group AG. Kedua operator mungkin akan menjual spektrum dengan harga lebih rendah daripada yang dibeli, Sunil Tirumalai dan Viral Shah menulis dalam sebuah catatan 1 Februari, seperti yang dilansir dari Bloomberg.

Jika terjadi pelepasan spectrum tentu akan menyulitkan bagi Idea dan Vodafone untuk mengambil keuntungan dari skala gabungannya. Pasalnya, India dibagi menjadi 22 lingkaran geografis, yang berarti membutuhkan kondisi yang sesuai dengan geografisnya agar dapat memaksimalkan kekuatan harga dalam setiap area. Ditambah lagi, penggabungan dua operator ini membuatnya memiliki

Kedua operator memiliki gelombang udara dalam lima lingkaran tersebut yang melebihi batas peraturan dari 50 persen per band dan 25 persen di semua band. Padahal, menurut Credit Suisse memperkirakan merger tersebut akan membuat kedua operator ini menguasai 60 persen bahkan lebih.

Sayang, kedua operator menolak memberikan komentar berkenaan dengan pertanyaan yang diajukan oleh Bloomberg tersebut.

Sebagai referensi, rata-rata, langkah konsolidasi akan mengakibatkan kehilangan 2 persen sampai 3 persen dari pangsa pasar dalam waktu dua tahun sejak penggabungan, menurut Sanford C. Bernstein & Co, yang menyebutkan contoh-contoh di Australia dan di Irlandia.Walaupun, secara bisnis telekomunikasi, para operator memang membutuhkan lebih banyak spektrum untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperluas cakupan.

Pada bulan Oktober lalu, pemerintah India melakukan lelang spectrum di mana harga yang diterapkan cukup tinggi. Vodafone untuk unit bisnis di India saja mengajukan angka 658 miliar rupee dari target pemerintah yang berada diangka 5.6 triliun rupee. Angka yang cukup besar.

Tentu dengan adanya kesempatan untuk memperoleh bandwidth yang di diskon bisa mendapatkan keuntungan operator seperti Bharti Airtel Ltd. Di mana, saat ini Bharti Airtel menjadi operator terbesar untuk unit India Telenor ASA, atau bisnis telekomunikasi dari konglomerat baja untuk mobil Tata Group Tata Teleservices. Saat ini, India memiliki 11 perusahaan telekomunikasi yang melayani lebih dari 1 miliar pelanggan.

Chief Executive Officer Vodafone, Vittorio Colao sudah lama mencari jalan untuk memisahkan unit bisnis yang di India karena menjadi hambatan untuk memperoleh laba. Selain mencadangkankan US$ 5 miliar pada November lalu, operator ini terpaksa menambah investasi pada bisnis nya ini pada tahun lalu sebesar US$& miliar. Hal ini dilakukan karena adanya perang harga yang akhir nya menekan pada perolehan laba. Seperti dilansir dari Bloomberg, unit bisnis Vodafone di India ini akan menurun antara 3 -6% pertumbuhannya.

Langkah merger ini dilakukan karena desakan dari hadirnya Reliance Jio Infocomm yang dikendalikan oleh orang terkaya India. Di mana, operator ini mempromosikan gratis layanan panggilan dan data pada bulan September lalu.

Sebelum merger, Vodafone unit India ini merupakan operator nomor dua dan Idea menjadi operator nomor 3. Dengan adanya rencana merger ini maka kedua operator akan menguasai pelanggan sebanyak 387 juta atau menguasai pasar sebesar 36%. Dari sisi jangkauan jaringan, kedua nya akan mampu melayani seluruh Negara India. Walau demikian, Vodafone menyakini bahwa kesepakatan merger ini hanya akan menguasai pasar saham sebesar 42% saja di Indus Tower.

Sebenarnya, sebelum Jio masuk, Bharti Airtel, Vodafone dan Idea mampu meningkatkan pendapatan dan keuntungan. Namun, ketika Jio menyerbu pasar telekomunikasi India dengan memberikan layanan panggilan suara gratis membuat persaingan di India menjadi kurang sehat. Terjadilah perang harga padahal di sisi lain, operator harus tetap memperluas jaringan mobile broadbandnya. Kondisi tersebut membuat operator kesulitan.

Terlebih, miliarder Mukesh Ambani berencana untuk menginvestasikan 300 miliar rupee di Jio, selain lebih dari US$ 25 miliar untuk membangun jaringan dalam rangka memperluas cakupan dan kapasitas jaringan, seperti yang dikatakan dalam sebuah pertemuan di bursa Januari lalu. Pada bulan Desember 2016, Jio mengumumkan bahwa mereka akan menawarkan data gratis hingga 31 Maret, memperpanjang masa percobaan sebesar tiga bulan. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU