spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Ini Persiapan Telkomsel Sambut Era 5G

Telko.id – Era 5G memang secara dunia masih 3 tahun lagi yakni tahun 2020. Sampai saat ini, standarisasi 5G yang disepakati pun masih belum ditetapkan oleh ITU atau International Telecommunications Union. Namun, sudah banyak pihak yang bersiap untuk menghadapi era 5G itu yang diyakini akan memberikan peluang bisnis yang luar biasa.

Telkomsel sebagai operator terbesar di Indonesia pun tidak tinggal diam. Bersama partner nya Huawei melakukan uji coba pertama di Indonesia teknologi 3rd Generation Partnership Project (3GPP) Massive Internet of Things (IoT) dan teknologi Frequency Division Duplexing (FDD) Massive Multiple-Input and Multiple-Output (MIMO). Uji coba ini merupakan salah satu upaya Telkomsel untuk mengakselerasi terbentuknya ekosistem IoT, sekaligus menandai dimulainya persiapan menuju penerapan teknologi 5G di Indonesia.

Standarisasi teknologi 5G didesain untuk melayani tiga karakteristik ekstrem layanan seluler, yaitu Enhanced Mobile Broadband (eMBB), Massive Machine Type Communications (mMTC), dan Ultra-reliable and Low Latency Communications (uRLLC).

Uji coba Massive IoT kali ini menggunakan teknologi radio akses Narrowband IoT (NB-IoT) yang sepenuhnya memenuhi standar 3GPP dan dilakukan pada frekuensi 900 MHz dengan metode stand alone sehingga jangkauannya lebih dalam atau lebih luas. Teknologi radio akses NB-IoT, yang merupakan salah satu jenis teknologi jaringan Low Power Wide Area (LPWA), memungkinkan perangkat beroperasi hingga 10 tahun tanpa pengisian daya ulang baterai sehingga sangat menghemat biaya. Teknologi ini juga mampu menghasilkan kapasitas koneksi yang masif untuk solusi dan aplikasi berbasis IoT mMTC yang beragam, antara lain Smart Water Meter, Smart Parking, Bike Sharing, Smart Electricity Meter, Smart Agriculture, dan Fleet Management.

Sementara itu, FDD Massive MIMO merupakan teknologi antena yang telah dirancang untuk menghasilkan kapasitas sistem yang lima kali lebih besar dibandingkan teknologi Long Term Evolution (LTE) 2×2 MIMO pada umumnya. Teknologi ini merupakan salah satu kunci dalam implementasi teknologi 5G untuk meningkatkan kapasitas dan pengalaman pengguna dalam layanan eMBB.

“Kami terus meningkatkan kesiapan teknologi dan jaringan untuk menghadapi tren IoT yang sedang berkembang secara global. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk melakukan transformasi digital dan senantiasa menjadi yang terdepan dalam menerapkan perkembangan teknologi seluler terkini yang akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia di masa depan. Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia yang menerapkan NB-IoT dan FDD Massive MIMO sebagai tahapan menuju diimplementasikannya teknologi 5G,” kata Sukardi Silalahi Direktur Network Telkomsel.

Demo yang dilakukan Telkomsel dan Huawei dalam uji coba ini adalah solusi Smart Water Meter dan Smart Parking. Pada demo Smart Water Meter, meteran air mengirimkan data dan diterima oleh platform IoT yang kemudian meneruskannya ke aplikasi mobile secara real time, di mana aplikasi tersebut menampilkan hasil pengukurannya.

Sementara pada demo Smart Parking, ketika sensor mendeteksi keberadaan mobil di atas spot parkir, maka status spot parkirnya “terisi”, yang juga terlihat di aplikasi mobile. Solusi Smart Parking berbasis jaringan seluler dengan menggunakan teknologi LPWA sangat cocok diaplikasikan ke fasilitas parkir outdoor, di mana sensor parkir mampu beroperasi dengan menggunakan baterai dalam jangka waktu yang lama.

Dalam dunia IoT, jaringan seluler dengan cakupan yang luas dibutuhkan untuk mendukung miliaran mesin yang dioperasikan secara remote untuk merekam dan menerjemahkan data yang kemudian digunakan untuk berbagai industri. “Uji coba ini menunjukkan bagaimana teknologi seluler dapat mendukung akselerasi perkembangan ekosistem IoT di masa mendatang untuk mendukung produktivitas bisnis dan kualitas hidup, sekaligus mempercepat proses terwujudnya Smart City di berbagai kota di Indonesia yang penerapannya akan mentransformasi berbagai aspek kehidupan masyarakat,” jelas Sukardi.

Deputy CEO Huawei Indonesia Sun Xi Wei mengatakan, “Uji coba Massive IoT yang didukung teknologi LPWA NB-IoT termutakhir dari Huawei ini merupakan sebuah terobosan besar yang akan memberikan banyak manfaat untuk memberdayakan IoT yang lebih efisien pada konektivitas mobile di Indonesia. Kemitraan teknologi ini didasarkan pada hubungan strategis dan teknis dalam mengatasi kompleksitas juga mempersingkat waktu ke pasar-aplikasi IoT. Sebagai penyedia solusi ICT terkemuka, Huawei bangga untuk berpartisipasi dalam keberhasilan demo NB-IOT Smart Water Meter dan Smart Parking bersama Telkomsel untuk pertama kalinya di Indonesia.”

Xi Wei melanjutkan, “Kita hidup di era informasi yang sangat cepat dan terus berubah, di mana permintaan akan akses layanan data semakin meningkat dan menimbulkan kendala pada jaringan seluler dikarenakan keterbatasan kapasitas sistem. Teknologi Massive MIMO akan membantu operator seperti Telkomsel untuk meningkatkan efisiensi kapasitas sistem hingga lima kali lipat. Selama ini Huawei telah banyak berinvestasi dalam pengembangan teknologi Massive MIMO sebagai kunci penting dalam teknologi 4.5G maupun 5G dan akan terus memimpin perkembangan ini.”

Khusus untuk IoT, saat ini Telkomsel sedang mencari klien. “Kami sedang menjajaki dengan PDAM, PLN, Pertamina dan perusahaan lain untuk memanfaatkan IoT ini. Selain itu kami juga melakukan penjajakan ke pemerintah daerah dan juga partner existing lainnya,” kata Ivan C Permana, Vice President Next Generation Network Telkomsel.

Ivan juga menambahkan bahwa setidaknya komersialisasi dari IoT ini akan dimulai pada awal tahun depan. Tahun ini baru masuk dalam tahapan pilot project untuk show off ke existing M2M partner agar bisa upgrade ke IoT.

Itu sebabnya, Ivan masih memprediksikan pendapatan dari IoT belum besar di tahun ini. Masih berada di bawah 1% dari total revenue perusahaan. Baru 5 tahun ke depan akan ada kenaikan tetapi itupun tidak besar hanya sekitar 3 -5% saja.

Hal ini disebabkan karena IoT ini memang tidak menghasilkan trafik data yang besar untuk setiap device nya tetapi jumlah device yang akan banyak. Itu sebabnya, Telkomsel pun harus bersiap dengan serbuan device dengan berbagai sensor yang akan muncul saat era 5G. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU