Telko.id – Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi milik negara ini mengumumkan akan meluncurkan sateliy Telkom-4 pada tahun 2018 melalui anak perusahaanya TelkomMetra. Satelit Telkom-4 ini rencananya akan menggantikan Telkom-1 yang dilengkapi dengan 49 transponder dan akan mampu memberikan layanan mobile boradband hingga 100 Gbps di seluruh Indonesia, India dan Asia Tenggara. Investasi sebesar USD $ 200 juta ini diharapkan memiliki rentang hidup 15 tahun.
Telkom juga saat ini sedang mempersiapkan untuk meluncurkan Telkom-3S yang akan menggantikan Telkom-3 yang sempat gagal mencapai orbit pada Agustus 2012 lalu.
Seperti yang dilansir dari detik.com, President Director TelkomMetra Teguh Wahyono menyatakan bahwa persiapan untuk peluncuran satelit ini tengah digodok agar nantinya bisa lepas landas dalam waktu dua tahun lagi dari sekarang. “Satelit Telkom-4 meluncur 2018. Tapi persiapannya dari sekarang karena untuk order satelit itu butuh waktu dua tahun,” ujar Teguh menjelaskan.
Dijelaskan olehnya, strategi Telkom terus berinvestasi di teknologi satelit dikarenakan ada ribuan pulau di Indonesia yang terpisah oleh lautan dan belum bisa seluruhnya dijangkau oleh infrastruktur kabel maupun seluler. Apalagi dari catatan Telkom, ada sekitar 30 juta rumah tangga yang belum tersentuh internet di Indonesia dan hanya bisa dilayani melalui satelit karena posisi mereka ada di wilayah terpencil, remote area.
Untuk saat ini, satelit Telkom yang ada baru mampu menyediakan akses internet maksimal 2 Mbps untuk download dan maksimal 0,5 Mbps untuk upload. Dengan perkembangan internet yang semakin kaya konten multimedia, tentu saja akses itu bisa dibilang lambat. Telkom pun menyadari sepenuhnya akan hal itu.
“Kalau sekarang kan masih pakai transponder. Tapi nanti di Satelit Telkom-4 kan kita pakai teknologi broadband satellite. Jadi langsung sekian giga bandwidth-nya. Bisa sampai 100 Gbps,” jelas Teguh.
Lembaga keuangan Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun sedang menunggu peluncuran BRISat yang rencananya akan dilakukan pada bulan Juni 2016 mendatang. Keputusan ini diambil pada tahun 2014 lalu yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, menghemat pengeluaran telekomunikasi sebesar 50 persen dan memperluas kegiatan dan layanan di seluruh negeri. Investasi yang ditanamkan untuk BriSat ini sebesar USD $ 230 juta. Saat ini BRI menggunakan 20 22 transponder dari 7 atau 8 penyedia termasuk Telkom, Indosat, dan Citra Sari Makmur.
Indonesia sendiri memang membutuhkan akses internet broadband yang mampu melayani seluruh pelosok. Berdasarkan data Asosiasi Satelit Indonesia, negara kita ini membutuhkan transponder satelit sekitar 250 unit. Namun, saat ini hanya ada 110 transponder untuk memenuhi permintaan di Indonesia, menyiratkan kekurangan. Untuk memenuhi remainding permintaan satelit regional digunakan. (Icha)