Telko.id – Industri aviasi dan pariwisata di Indonesia kini memanfaatkan platform Pasar Digital (PaDi) UMKM dari Telkom untuk meningkatkan efisiensi pengadaan.
Solusi ini memungkinkan integrasi sistem pengadaan perusahaan dengan platform digital, membuka peluang lebih luas bagi UMKM serta mempercepat proses bisnis.
Head Procurement InJourney, Robby Saputra, mengungkapkan bahwa integrasi sistem pengadaan mereka dengan PaDi UMKM telah membawa dampak signifikan.
“Penggunaan PaDi yang simpel memberikan kemudahan dalam akses dan bertransaksi. Proses pengadaan barang dan jasa menjadi lebih transparan, cepat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Sebelumnya, proses pengadaan di sektor aviasi dan pariwisata seringkali menghadapi kendala seperti birokrasi panjang dan ketidakefisienan.
Dengan PaDi UMKM, perusahaan seperti InJourney kini dapat melakukan transaksi hanya dengan beberapa klik, termasuk memanfaatkan fitur Tender Kilat untuk pengadaan yang lebih cepat.
Baca Juga:

Dampak Positif bagi UMKM dan Industri
Digitalisasi pengadaan melalui PaDi UMKM tidak hanya menguntungkan perusahaan besar, tetapi juga membuka akses bagi pelaku UMKM untuk masuk ke dalam rantai pasok industri aviasi dan pariwisata.
Platform ini menyediakan kemudahan dalam seleksi vendor dan menghasilkan laporan dokumentasi administrasi secara otomatis.
Pemulihan sektor pariwisata Indonesia yang diperkirakan akan menyumbang 4,6% terhadap PDB nasional pada 2025 menjadi momentum tepat untuk penerapan solusi digital ini.
Tren wisata seperti cultural immersion, health and wellness tourism, serta eco-tourism yang sedang berkembang membutuhkan dukungan sistem pengadaan yang efisien.
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya di Xooply Hadir Untuk Meningkatkan Kualitas SPBE di Indonesia, transformasi digital di sektor publik dan bisnis terus menjadi prioritas.
Keberhasilan implementasi PaDi UMKM di industri aviasi dan pariwisata menjadi bukti nyata manfaat digitalisasi pengadaan.
Mengatasi Tantangan Rantai Pasok
Industri aviasi seringkali menghadapi gangguan rantai pasok global, sementara pengelola destinasi wisata kesulitan menjamin kelancaran pasokan logistik, terutama di daerah terpencil.
PaDi UMKM hadir sebagai solusi dengan menghubungkan langsung perusahaan dengan pemasok lokal.
“Sekarang tinggal klik saja di PaDi UMKM. Proses transaksi yang kami lakukan jadi jauh lebih cepat,” tambah Robby Saputra dari InJourney.
Pengalaman ini sejalan dengan inisiatif digitalisasi di sektor lain, seperti yang dilakukan Indico dalam digitalisasi pertanian di Wonogiri.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengadopsi solusi digital seperti PaDi UMKM, efisiensi bisnis di sektor aviasi dan pariwisata diharapkan terus meningkat, sekaligus memperkuat ekosistem UMKM lokal. (Icha)