Telko.id – Indonesia memasuki babak baru konektivitas digital dengan suksesnya peluncuran Satelit Nusantara Lima (N5) pada 10 September 2025 dari Cape Canaveral, Amerika Serikat.
Satelit komunikasi terbesar di Asia Tenggara ini diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, menandai tonggak sejarah penting dalam pengembangan infrastruktur satelit nasional.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, menegaskan bahwa satelit ini dirancang khusus untuk kepentingan rakyat.
“Satelit Nusantara 5 adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia tanpa batas. Internet cepat bukan hanya soal teknologi, tapi soal kesempatan yang sama,” ujar Meutya dalam pernyataan resminya.
Dengan kapasitas mencapai 160 Gbps, Satelit Nusantara 5 akan menempati slot orbit strategis di 113° Bujur Timur yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Posisi ini dikenal sebagai “golden spot” yang mampu memperkuat konektivitas terutama di kawasan timur Indonesia yang selama ini mengalami kesenjangan digital.
Peluncuran N5 sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian dan kedaulatan teknologi.
Transformasi digital menjadi program strategis pemerintah agar seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan manfaat pembangunan secara merata.
Baca Juga:
Kehadiran N5 diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi berbagai sektor, termasuk pendidikan jarak jauh, layanan kesehatan digital, dan pengembangan UMKM berbasis daring.
Masyarakat di daerah pelosok yang selama ini sulit terjangkau infrastruktur telekomunikasi konvensional kini dapat mengakses hiburan dan informasi dengan lebih mudah.
N5 dimiliki oleh PT. Satelit Nusantara Lima (SNL), anak usaha PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), melalui kerja sama global dengan Boeing Satellite Systems, Hughes Network Systems, dan SpaceX. Kolaborasi internasional ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengadopsi teknologi satelit terkini untuk kepentingan nasional.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan registrasi orbit satelit telah dilakukan dengan benar, sekaligus menjaga kedaulatan nasional dalam pengelolaan satelit ini.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya membangun infrastruktur “Tol Langit” yang menghubungkan seluruh wilayah Nusantara.
Peluncuran N5 menjadi tonggak sejarah baru setelah Palapa A1 pada 1976, Nusantara Satu pada 2019, dan SATRIA-1 pada 2023.
Dengan N5, Indonesia menegaskan diri bukan hanya sebagai konsumen teknologi, tetapi juga pengelola teknologi satelit yang mampu menghadirkan manfaat langsung bagi rakyat.
Keberhasilan peluncuran N5 juga memperkokoh posisi Indonesia sebagai pusat konektivitas digital di kawasan Asia Pasifik. Inisiatif ini sejalan dengan perkembangan ekosistem satelit Asia Pasifik yang terus menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Penguatan infrastruktur satelit nasional juga diharapkan dapat mendukung percepatan implementasi jaringan 5G di Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan.
Dengan adanya satelit berkapasitas besar seperti N5, distribusi bandwidth ke daerah-daerah terpencil dapat dilakukan lebih efisien.
Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur satelit nasional guna mendukung transformasi digital Indonesia. Peluncuran N5 bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang menuju kedaulatan digital yang seutuhnya. (Icha)