Telko.id, Jakarta – Indosat Ooredoo mencatat prestasi yang baik di tahun 2019. Berdasarkan laporan kinerja Triwulan Pertama (TW1) 2019, mereka mencatat pendapatan selular sebesar Rp 4,9 triliun atau naik sebesar 6,9% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Secara total, pendapatan Indosat Ooredoo meningkat 3,9% atau Rp 6 triliun dibanding TW1 2018. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan data sebesar 8,9% pada TW1 2019 dan pertumbuhan trafik data sebesar 69,2% dibanding TW1 2018.
EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) pada TW1 2019 juga meningkat sebesar 4,2% menjadi Rp 2,2 triliun dibanding TW1 2018 dengan marjin EBITDA yang solid sebesar 35,7%.
Selain itu, Indosat Ooredoo juga mencatat pengeluaran modal sepanjang TW1 2019 sebesar Rp 2,2 triliun dan tumbuh sebesar 66,4%.
Operator ini pun mengungkapkan bahwa layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap masing-masing memberikan kontribusi sebesar 80%, 17%, dan 3% terhadap pendapatan usaha terkonsolidasi yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2019.
Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular pada TW1 2019 adalah sebesar Rp26,5 ribu, atau naik sebesar Rp14,1 ribu dibanding TW1 2018.
{Baca juga: Indosat Ooredoo Ajak Siswa Sekolah #BijakBersosmed}
Hasil ini merupakan buah dari dibangunnya infrastruktur jaringan secara masif. Sepanjang TW1 2019, operator ini sudah menambah 12.996 4G BTS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat ini perusahaan mengoperasikan total sebanyak 22.015 BTS 4G di 422 kota dengan cakupan populasi lebih dari 81%.
Sayangny,a basis pelanggan pada TW1 2019 tercatat sebesar 53,3 juta atau menurun sebesar 44,6% dibandingkan TW1 2018, dengan rata-rata tingkat churn yang terus menurun ke 8,2%. Basis pelanggan menurun akibat implementasi aturan terkait registrasi kartu perdana yang diterapkan pada tahun 2018 lalu.
{Baca juga: Indosat Ooredoo Resmikan Gerai dengan Konsep Digital}
Tingkat churn yang rendah mencerminkan loyalitas pelanggan yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut. Pada TW1 2019, Indosat Ooredoo juga telah melunasi seluruh porsi utang bank dalam USD guna semakin mengurangi resiko perubahan mata uang asing (foreign exchange). (NM/FHP)