Telko.id – Setelah beberapa tahun belakangan Indosat mencoba bermain dibisnis digital dengan membangun sendiri, kini operator ini seperti ‘alergi’ dengan bisnis digital. Konsep digitalisasi yang akan dilakukan akan berubah. Meski demikian, Indosat akan tetap berupaya mendukung pemerintah mewujudkan masyarakat ekonomi digital Indonesia.
Seperti apa cara yang akan dilakukan oleh indosat? Joya Wahyudi, sebagai Joy Wahyudi, President Director & CEO Indosat Ooredoo yang baru mengatakan bahwa perusahaan dibawah pimpinannya ini akan fokus pada bisnis intinya, yakni sebagai penyedia jaringan yang dapat dipercaya oleh masyarakat.
“Peningkatan kualitas jaringan dan infrastruktur digital serta pemerataan digital adalah kunci untuk mewujudkan visi digital nation yang dicanangkan pemerintah,” kata Joy
“Kami terus berupaya menjadi pelopor dalam membangkitkan visi digital melalui banyak kegiatan seperti Indonesia Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) hingga inkubasi bisnis start up untuk membentuk ekosistem digital yang berkelanjutan. Kami juga terus mendorong berbagai upaya pemerataan akses digital dan menjembatani literasi digital ke berbagai wilayah di Indonesia,” tambah Joy
“Hal ini kami lakukan karena semua yang berkenaan dengan digital, membutuhkan ‘jalan’ untuk bisa digunakan. ‘Jalan’nya ini yang kami sediakan. Dan, ini harus bagus,” ujar Joy menjelaskan disela acara Digital Economic Briefing dengan mengangkat tema “Menuju Visi 2020: Mendorong Pertumbuhan Eksponensial Ekonomi Digital di 2018.
Joy menambahkan bhawa “Tahun-tahun sebelumnya kita banyak bermain-main bikin bisnis ini-itu, sekarang semua kita setop. Kita back to basic“.
Joy pun menyebutkan bisnis e-commerce sebagai contoh bisnis yang akan mereka abaikan. Ia memastikan tak akan ada lagi mencoba peruntungan di bisnis e-commerce.
Dipertegas juga oleh Joy bahwa tidak perlu untuk bersaing dengan Traveloka, Gojek atau straup digital lainnya. Indosat akan menempatkan diri sebagai jembatan antara pelanggan dengan layanan digital yang ada di luar. Misalnya adalah dengan memperkuat jaringan dan paket data sebaik mungkin.
“80 persen dari belanja modal (capex) kita pasti lari ke bisnis dasar, tapi 20 persen kita kan juga ada B2B. Kita ada anak perusahaan B2B seperti Lintas Artha, Artha Jasa, dan lainnya yang kecil-kecil,” tutur Joy. (Icha)