Telko.id – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meluncurkan inisiatif baru bernama Pandu Perempuan Daerah (PaPeDa) melalui gerakan SheHacks. Program ini dirancang untuk memberdayakan perempuan penggerak komunitas di daerah dengan membekali mereka keterampilan teknologi praktis.
Peluncuran PaPeDa menandai perluasan dampak SheHacks yang selama ini fokus mengurangi kesenjangan gender di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
Inisiatif PaPeDa dijalankan melalui kolaborasi dengan UN Women dan Kumpul.id. Tujuannya adalah menyeleksi dan membina perempuan daerah yang memiliki potensi besar namun sering kali terbatas aksesnya untuk mengembangkan solusi bagi komunitasnya.
Program ini mengikuti struktur bertahap, dimulai dari sesi online, bootcamp offline satu hari bagi 15 peserta terpilih, lalu pendampingan online selama beberapa bulan untuk implementasi pilot project lokal.
Irsyad Sahroni, Director and Chief Human Resource Officer Indosat Ooredoo Hutchison, menegaskan komitmen perusahaan dalam pemberdayaan masyarakat.
“Komitmen Indosat dalam memberdayakan masyarakat Indonesia tidak hanya berfokus di perkotaan, tetapi juga diperluas hingga ke daerah. Melalui inisiatif PaPeDa, kami ingin memastikan para perempuan di daerah mendapatkan akses yang setara untuk mengembangkan potensi mereka,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (26/9/2025).
Ia menambahkan, perusahaan meyakini perempuan memiliki peran penting sebagai penggerak perubahan. “Kami sangat mengapresiasi dukungan UN Women dan Kumpul.id yang memiliki kesamaan visi dalam menghadirkan dampak positif bagi perempuan dan komunitas di Indonesia,” tutur Irsyad.

Baca Juga:
Dwi Faiz, Head of Programme UN Women Indonesia, menyambut positif kolaborasi ini. “Kerja sama UN Women dengan Indosat telah terjalin selama lebih dari lima tahun untuk mendukung perempuan Indonesia menciptakan inovasi wirausaha berbasis teknologi. Kali ini, melalui program PaPeDa, kami melihat langkah signifikan untuk memperkuat ketangguhan komunitas,” ujarnya.
Menurut Dwi Faiz, program ini akan mendorong perempuan pemimpin komunitas menjadi penggerak perubahan yang lebih luas.
“UN Women yakin bahwa para perempuan pemimpin komunitas yang terlibat dalam PaPeDa akan menjadi penggerak perubahan yang lebih luas. Kami berharap program ini dapat terus menginspirasi perubahan positif,” tambahnya.
Seleksi Ketat untuk 8 Peserta Terbaik
Proses seleksi PaPeDa akan berlangsung selama dua bulan dengan sistem funnel yang ketat. Dari 86 pemimpin komunitas perempuan yang mendaftar, akan dipilih Top 30, kemudian Top 15, dan akhirnya Top 8 peserta terbaik.
Seleksi didasarkan pada kekuatan konsep dan proposal, pengukuran dampak, kesiapan pelaksanaan, serta penilaian mentor selama sesi 1:1.
Peserta terpilih akan mengikuti kelas lanjutan yang berfokus pada penguatan keterampilan pitching. Dalam sesi ini, mereka akan mempresentasikan hasil mini pilot project yang telah dijalankan.
Momen pitching menjadi kesempatan strategis untuk memperluas jaringan sekaligus membuka peluang pendanaan.
Format presentasi final terdiri dari presentasi 5 menit dan tanya jawab 5 menit. Delapan peserta terbaik akan menerima Sertifikasi PaPeDa (Basic Certification) dan berhak menyelenggarakan kegiatan mini SheHacks berdurasi satu hari secara mandiri di lingkup komunitasnya.
Dampak Berkelanjutan untuk Komunitas
Program PaPeDa dirancang untuk menciptakan dampak berkelanjutan. Peserta yang terpilih sebagai Top 8 akan dipertimbangkan untuk menjalankan program lanjutan pada 2026 bersama tim SheHacks dan mitra terkait. Hal ini sejalan dengan visi SheHacks dalam membuka jalan menuju ekosistem inklusif.
Irsyad Sahroni menegaskan bahwa PaPeDa hanyalah langkah awal. “PaPeDa hanyalah langkah awal bagi para peserta. Kami percaya, dengan pembekalan yang tepat, perempuan dapat semakin berdaya dan berkontribusi mendorong kemajuan,” tutupnya.
Program ini diharapkan dapat memperkuat peran perempuan daerah dalam menghadirkan solusi teknologi yang relevan dan berdampak bagi komunitasnya.
Melalui pendampingan intensif, peserta akan menguasai keterampilan praktis dari perencanaan, storytelling, hingga pengukuran dan pelaporan untuk mengeksekusi solusi lokal. (Icha)