Telko.id – Pemilik Indosat Ooredoo, Qatar Telecom, ternyata cukup puas dengan kinerja perusahaan milik nya di Indonesia ini. Hal ini disampaikan oleh Chris Kanter, President Director & CEO Indosat Ooredoo pada acara Kumpul Media dengan judul “100 Hari Pertama Kepemimpinan Chris Kanter”, di Jogjakarta hari ini.
“Qatar cukup puas dengan pertumbuhan Indosat. Walaupun saya tidak bisa membuka berapa nya, tetapi mereka cukup puas. Memang belum tajam pertumbuhannya. Jadi ‘janji’ untuk memberikan Rp.30 triliun masih terbuka. Terbuka nya seperti apa, saya juga tetap buka opsih-opsih yang memungkinkan,” ujarnya.
Ya, itulah optimisme Chris Kanter tentang perusahaan yang dipimpinnya ini akan terus maju pada tahun 2019 ini.
Menurut Chris, pertumbuhan dari bulan ke bulan sampai sekarang diatas industri telko. Dulu, dibawah industri selama beberapa tahun.
Dalam memimpinnya, Chris yang juga mantan komisaris di Indosat Ooredoo ini juga kerap ‘mencambuk’ para karyawan nya dengan target-target yang cukup tinggi. Karena dia yakin bahwa ‘people’ ini menjadi kunci untuk perusahaannya untuk maju dan memberikan performance ‘kinclong’ buat para stake holder nya.
Apalagi, Chris melihat tahun 2019 ini menjadi tahun yang penuh tantangan sekaligus tahun yang menjanjikan untuk Indosat Ooredoo.
“Kami meyakini bahwa perusahaan dan industri telekomunikasi secara umum akan bertumbuh sehat di tahun 2019. Kami menyadari bahwa situasi industri memang menurun akhir-akhir ini, namun pada saat yang sama kami memanfaatkannya untuk mengambil momentum ini melakukan transformasi secara menyeluruh, men-set up strategi bisnis, memperkuat pondasi perusahaan kembali serta mendapatkan komitmen baru dari pemegang saham untuk mendapatkan dukungan penuh untuk tahun bisnis 2019 ini”.
Dari sisi bisnis, Chris Kanter telah berhasil membuat tren revenue secara stabil menguat dalam beberapa kuartal terakhir, perbaikan pada sistem distribusi layanan serta peluncuran beberapa produk baru yang lebih mengutamakan “pull factor”. Sudah tidak lagi melakukan push factor pada distributor nya.
Pembangunan infrastruktur jaringan juga dipercepatan sejak awal kepemimpinannya, khususnya percepatan pembangunan 4G di seluruh Indonesia. Hanya dalam waktu 4 bulan, jangkauan layanan 4G telah mencapai ~80% terhadap populasi nasional. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan kualitas layanan Data untuk meningkatkan kualitas pelanggan dalam penggunaan video.
Dari Rp.2 triliun yang dihasilkan dari obligasi sukuk yang baru saja dilakukannya, adalah salah satu opsih pembiayaan yang dilakukan oleh Indosat Ooredoo untuk membangun jaringan. Setidaknya, 80% dari dana yang terkumpul itu akan digunakan untuk bangun jaringan. Baik untuk memperkuat kualitas dan kapasitas di jaringan yang sudah ada maupun membangun di wilayah-wilayah yang belum ada jaringan.
Intinya, adalah membangun jaringan untuk bisa memberikan layanan yang terbaik pada pelanggannya. Jaringan juga jadi kunci.
Saat ini, Chris mengaku bisa membangun 10 ribuan BTS sampai akhir 2018. Desember pada minggu III saja bisa membangun 900 BTS. Lalu, pada Minggu ke 4 bisa mencapai 1880. Dan itu sudah BTS 4G semua.
Optimisme di tahun 2019
Meyakini bahwa industri telekomunikasi di tahun 2019 akan menguat dan tumbuh dengan sehat sejalan dengan ekspektasi pasar, Indosat Ooredoo berkomitmen untuk terus meningkatkan penetrasi di pasar luar Jawa yang mana ini akan membantu pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.
Perusahaan memprediksi bahwa permintaan terhadap jaringan video-grade 4G akan tetap tinggi di tahun 2019, menggantikan penurunan layanan voice dan sms. Sementara kompetisi akan tetap agresif tetapi dengan adanya peraturan pemerintah yang membatasi kepemilikan SIM untuk setiap pelanggan akan merubah dinamika industry ke arah yang lebih baik.
Jadi, pada kuartal I 4G, Chris janji bahwa pada kuartal 1 2019 nanti jaringan Indosat Ooredoo sudah akan 4G overlay. Dan selama 2019 akan membangun 4300 site. Sedangkan pada tahun 2020 akan menambah 5000-6000 site. (Icha)