Telko.id – Keinginan perusahaan telekomunikasi raksasa asal Inggris, British Telecom untuk mengakuisisi EE akhirnya kesampaian juga, setelah Regulator Persaingan dan Pasar atau Competition and Markets Authority (CMA) memberi lampu hijau atas niatannya. Prosos ini diperkirakan akan selesai pada 29 Januari mendatang.
CMA memberikan lampu hijau kepada BT – yang mengambil alih EE dengan £12.5 miliar – setelah penyelidikan panjang mengenai bagaimana perjanjian ini akan mempengaruhi lanskap kompetitif, yang berlangsung selama 10 bulan.
Niat BT untuk membeli EE sendiri dimulai pada awal tahun 2015 lalu, disusul penyelidikan CMA terkait apakah kesepakatan baru ini akan membahayakan persaingan di sektor ini atau tidak, yang berarti konsumen akan mendapatkan kesepakatan yang tidak adil.
Namun, disimpulkan bahwa sementara BT memang memiliki minat yang kecil sebagai penyedia mobile, dan memiliki peran yang kuat dalam transmisi sinyal untuk sejumlah jaringan, menjadi salah satu dari ‘empat besar’ jaringan selular di Inggris tidak akan memiliki dampak yang signifikan dalam peran ini.
Kesepakatan ini akan tuntas dalam beberapa minggu ke depan, dengan 29 Januari tercatat sebagai waktu penyelesaian kesepakatan, di mana CEO lama EE , Olaf Swantee akan mundur untuk digantikan oleh Marc Allera, COO saat ini.
Sebagai hasilnya, lanskap ponsel di Inggris juga akan berubah, dengan BT dalam posisi untuk menawarkan layanan digital yang lebih luas di seluruh broadband, TV dan mobile untuk lebih banyak paket ‘end-to-end’ kepada konsumen.
Singkat kata, segala sesuatunya akan berubah dalam ranah jaringan selular Inggris menyusul merger dan akuisisi ini, yang disinyalir dapat memberikan kekuatan lebih dalam menawarkan produk yang lebih baik kepada konsumen.
Di Inggris sendiri, saat ini yang akan menjadi pesaing BT/EE adalah tiga operator besar lainnya, yakni Tri, O2 dan Vodafone. Demikian diwartakan TechRadar, Senin (18/1).