Telko.id – Semua operator kini sedang ‘demam’ mengembangkan Internet of Things. Maklum saja, device berbasis IoT ini yang bakal mendominasi penggunaan data saat 5G sudah berjalan.
AT&T, salah satu operator di Amerika pun sudah bersiap menghadapi ‘serbuan’ device IoT ini. Bahkan, layanan 2G nya sudah dalam tahap dimatikan. Dengan demikian, biaya maintenace jaringan jauh lebih efektif.
AT&T berencana untuk menggunakan teknologi Cat-M1. Langkah ini sudah diimplementasikan pada pilot project nya yang akan dimulai pada November mendatang di San Francisco.
Keuntungan dari menggunakan teknologi Cat-M1 ini bagi operator adalah murah atau low cost dalam mengimplementasikan module. Kedua, baterai device IoT dengan daya tahan yang bisa mencapai 10 tahun bahkan lebih. Ketiga, memperluas coverage LTE dibawah tanah maupun di dalam gedung.
LTE Cat-1, sudah dimulai dengan Release 8, yang mampu melakukan download hingga 10 Mbps down dan upload hingga 5 Mbps up. LTE Cat-M1, saat ini sudah sampai Release 13, menggunakan bandwidth 1.4 megahertz of dengan rata-rata kecepatan 200-300 Kbps. Ke depan, Cat-M2 dapat menurunkan kebutuhan bandwidth sekitar 200 kHz, dan download throughput yang bisa mencapai 10 kbps to 30 kbps.
AT&T dalam pilot project ini bekerjasama dengan beberapa perusahaan. Target nya adalah mencoba aplikasi IoT yang berkaitan dengan alarm monitoring, smart meters, vending inventory dan remote monitoring pada tanki propane.
“Cat-M1 ini memberikan keuntungan bagi jutaan perangkat dan layanan IOT yang akan masuk ke pasar. Kami berharap uji coba ini akan membuktikan bahwa teknologi generasi ini akan membantu bisnis mengumpulkan informasi secara real-time pada aset di seluruh dunia. Hal ini akan membuat dunia terhubung lebih dekat dengan kenyataan, “kata Chris Penrose, wakil presiden senior, AT & T Internet of Things Solutions, seperti yang dilansir dari Industrial IoT 5G.
Penrose juga menambahkan bahwa setelah uji coba, AT&T merencanakan untuk menyediakan Cat,-M1 ini secara komersial pada 2017 mendatang.
Sebelumnya, AT & T pernah mengumumkan rencananya untuk menutup jaringan 2G pada akhir 2016. Langkah ini diambil untuk membebaskan aset spektrum di 850 MHz dan 1,9 GHz sehingga lebih fokus dalam mendukung layanan berbasis HSPA 3G dan LTE. (Icha)