Telko.id – Salah satu penyedia layanan broadband dan solusi teknologi enterprise ZTE bersama dengan MASTEL mengajak para pemangku kepentingan seperti Kemkominfo, Kemenperin, serta para operator untuk duduk bersama guna mempercepat pengimplementasian dari teknologi internet generasi kelima atau 5G.
Kegiatan ini juga disinyalir sebagai salah satu ajang dari ZTE untuk menjaring para klien mereka yakni beberapa operator besar agar menggunakan layanan infrastruktur dari perusahaan asal Tiongkok ini.
Sebagai informasi, topik mengenai 5G ini dirasa terlalu dini untuk dibahas. Sebab, Pemerintah maupun beberapa operator besar di Indonesia baru saja menyelesaikan proses refarming 4G di frekuensi 1800 Mhz dan baru memulai menyelenggarakan layanan generasi keempat ini.
“Menyadari manfaat perluasan pita lebar untuk perokonomian Indonesia, ZTE berinisiatif untuk memfasilitasi diskusi antara para pelaku bisnis telekomunikasi dan pemerintah untuk membahas teknologi terbaru, yaitu jaringan 5G,” jelas President Director PT ZTE Indonesia, Mei Zhonghua. Menurutnya, dengan diadakannya acara ini, ZTE berharap agar terciptanya sebuah pemahaman mengenai teknologi 5G serta berbagai solusi yang dapat dilakukan untuk mempercepat penerapan teknologi ini.
Hal senada juga diucapkan oleh Kristiono selaku Ketua Umum Mastel. “Kita harus terus mengikuti perkembangan teknologi untuk bisa memperoleh kemanfaatan yg lebih baik, namun yang menjadi persoalan adalah kita tidak boleh melihat teknologi sekedar teknologi, tapi harus bisa melihatnya dari perspektif yang lebih luas, ” ucapnya kepada tim Telko.id
Ia juga menambahkan apapun teknologinya harus memberikan banyak manfaat bagi masyarakat luas seperti memiliki akses untuk menjangkau teknologi tersebut serta menghadirkan layanan tersebut dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan.
Teknologi 5G ini sejatinya dapat memberikan beberapa keuntungan lebih, seperti jumlah koneksi yang lebih besar, kapasitas 1000 kali lebih besar, throughput 10 kali lebih cepat, dan latency yang lebih rendah bila dibandingkan dengan teknologi 4G.
ZTE juga sejatinya telah memiliki solusi untuk mendukung jaringan super cepat generasi kelima ini. Sebuah perangkat yang diberi nama Massive MIMO, perangkat ini sejatinya dapat meningkatkan level akses kapasitas jaringan secara menyeluruh dengan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada.
Massive MIMO milik ZTE dirancang dengan memperhatikan ukuran, berat, biaya, rancang-bangun, dan instalasi yang tepat untuk penggunaan komersial. Massive MIMO mentransmisikan data steam yang lebih independen antara sistem dan perangkat user untuk menaikkan efisiensi spektrum. Pada simulasi pra-komersial, Massive MIMO dapat mengintegrasikan 128 antena (64 saluran independen) yang dapat menghasilkan kecepatan troughput 6 sampai 8 kali lebih besar, perangkat ini juga menjadi salah satu bagian inti dari penerapan jaringan 5G.
Sementara itu Menteri Kominfo, Rudiantara mengatakan bahwa saat ini pemerintah baru saja menyelesaikan proses refarming 4G di frekuensi 1800 Mhz dan proses refarming belum sepenuhnya selesai. “Hal ini dikarenakan masih ada kemungkinan untuk melakukan refarming pada frekuensi 2100 Mhz dan kami masih berkonsentrasi untuk menyelesaikan hal tersebut,” jelas Rudiantara.
Pria yang akrb disapa Chief RA ini menambahkan, saat ini yang menjadi fokus Kominfo serta para operator adalah bagaimana menyelenggarakan Carier Agregation pada 4G yang tentunya akan lebih meningkatkan kecepatan dan kualitas internet 4G di indonesia.
Kominfo sejatinya tidak menutup pintu untuk setiap teknologi baru, hanya saja untuk saat ini pembahasan mengenai 5G dirasa belum saatnya, karena belum adanya bisnis model untuk jaringan internet generasi kelima ini.
Sekiranya, penerapan jaringan 5G di Indonesia baru akan dibicarakan pada lima tahun mendatang karena ekosistem dari 4G seperti device dan application belum sepenuhnya lengkap. (AK/HZ)