Telko.id – Operator Australia, Telstra, baru-baru ini mengungkap rencananya untuk menginvestasikan hingga A$2.3 miliar atau sekitar Rp 23 miliar selama beberapa tahun ke depan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan menyusul gelombang pemadaman jaringan belum lama ini.
Telstra mengungkap rencananya untuk meningkatkan belanja modal hingga rasio penjualan menjadi 18%, tertinggi sejak operator membangun jaringan 3G di tahun keuangan 2008-09.
CEO Telstra Andrew Penn mengatakan investasi termasuk rencana untuk pengguna konsumer, UKM, perusahaan domestik dan internasional, pemerintah dan pelanggan grosir, baik jaringan tetap maupun bergerak.
Tindakan jangka pendek untuk mengatasi keluhan pelanggan yang sering terjadi akan diikuti oleh investasi jangka panjang yang lebih signifikan yang ditujukan untuk digitalisasi guna meningkatkan pengalaman pelanggan dan mengurangi biaya.
“Ada sejumlah tindakan segera yang kami percaya akan meningkatkan pengalaman pelanggan. Kami akan menyederhanakan produk dan platform – kami perlu meninggalkan teknologi lama dan sistem yang memperlambat dan mempersulit pelayanan pelanggan,” kata Penn seperti diberitakan TelecomAsia, Kamis (11/8).
Dia menambahkan, investasi akan ditujukan untuk mengembangkan jaringan dengan teknologi baru termasuk virtualisasi dan peningkatan otomatisasi. Perusahaan bertujuan untuk mengembangkan arsitektur SDN (software-defined network) yang fleksibel.
Langkah itu diambil guna memenangkan kembali hati pelanggan setelah serangkaian kejadian yang melibatkan perangkat keras berujung padam putusnya jaringan.
Telstra telah menyiapkan A$ 50 juta atau setara Rp 500 juta untuk memasang peralatan pemantauan baru dan meningkatkan kapasitas jaringan seluler untuk menangani volume registrasi ulang simultan yang besar.