Telko.id – Operator Australia, Telstra akan menginvestasikan dana sebesar AUS$50 juta atau setara Rp500 miliar (dengan asumsi Rp10.000 per dolar Asustralia) untuk jaringan dalam upaya memecahkan masalah pemadaman yang telah melanda tahun ini.
Setelah mengalami pemadaman signifikan di seluruh jaringan tetap dan nirkabelnya pada tiga kesempatan terpisah dalam beberapa bulan terakhir, operator meminta Cisco, Ericsson dan Juniper untuk melakukan review menyeluruh dan komprehensif terhadap infrastrukturnya bulan lalu.
Menurut COO Kate McKenzie, operator akan fokus pada penambahan kapasitas pada bisnis mobile, menilai kembali proses untuk elemen jaringan restart, meningkatkan ketahanan dan meningkatkan kemampuan pemantauan. Demikian dilaporkan Telecom, Rabu (4/5).
Untuk itu, McKenzie menyebutkan bahwa Telstra telah menyiapkan dana sebesar AUS$50 juga untuk infrastruktur jaringan di seluruh daerah-daerah tertentu.
“Ini adalah sebuah jaringan yang sangat besar dan canggih dan kami tidak pernah bisa memberikan jaminan bahwa gangguan tidak akan terjadi dari waktu ke waktu,” katanya.
Untuk itu, selain akan terus menerus fokus pada tingkat kehandalan tertinggi, perusahaan juga akan fokus untuk menjadi pemimpin dunia saat ini yang pulih saat sesuatu yang tak terduga terjadi.
“Dalam jaringan kelas dunia yang sangat canggih seperti yang kami miliki akan selalu ada gangguan, itulah sebabnya kami menggunakan alat-alat canggih untuk membantu kami lebih mendeteksi masalah dan memungkinkan pemantauan lebih baik. Kami akan melakukan investasi lebih jauh di area ini untuk mengambil keuntungan dari beberapa teknologi paling canggih yang ada,” pungkasnya.
Telstra berharap, saat terjadi pemutusan akan ada lebih banyak pelanggan yang dapat mendaftar ulang pada waktu yang sama tanpa memat jarinikan jaringan – seperti isu utama selama pemadaman jaringan seluler beberapa waktu lalu – sehingga lebih sedikit gangguan layanan akan terjadi dan durasi gangguan diharapkan akan lebih singkat.