spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

ARTIKEL TERKAIT

Sisternet dan KemenPPPA Luncurkan Shelnspire untuk Warga Binaan Lapas Perempuan

Telko.id – Di balik tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Bali, sebuah transformasi sedang terjadi. Rabu (21/5) lalu, puluhan warga binaan dengan antusias mengikuti pelatihan pembuatan bolu kukus dan kerajinan tie dye.

Bukan sekadar aktivitas pengisi waktu, ini adalah bagian dari program Shelnspire Sinergi Berdaya yang digagas Sisternet (XL Axiata) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

Program ini muncul sebagai respons atas data KemenPPPA yang menunjukkan tingginya tingkat pengangguran di kalangan mantan narapidana perempuan—mencapai 67% dalam tiga tahun pertama pascabebas.

Stigma sosial dan minimnya keterampilan menjadi penghalang utama. “Mereka kerap terjebak dalam lingkaran kemiskinan karena sulit mendapat pekerjaan,” papar Maftuh Muhtadi, perwakilan KemenPPPA dalam peluncuran program.

Shelnspire hadir dengan pendekatan unik: menggabungkan pelatihan hard skill seperti kewirausahaan dengan pendampingan psikososial virtual.

Kolaborasi strategis ini menargetkan 10 Lapas perempuan di Indonesia, dengan Bali sebagai lokasi ke-9 yang disasar.

Digitalisasi sebagai Kunci Reintegrasi Sosial

Yang membedakan Shelnspire dari program sejenis adalah fokusnya pada literasi digital. Peserta tidak hanya diajarkan membuat bolu kukus atau kerajinan tangan, tetapi juga cara memasarkan produk melalui platform online.

“Di era siber ini, keterampilan digital sama pentingnya dengan modal usaha,” tegas Dodik Ariyanto, Regional Group Head XL Axiata East Region.

Content image for article: Sisternet dan KemenPPPA Luncurkan Shelnspire untuk Warga Binaan Lapas Perempuan

Modul pelatihan dirancang komprehensif:

  • Baking Class bersama Ribka Tinta (Roti Memori Bali)
  • Kreasi Tie Dye dengan pelatih dari Hobi Jadi Cuan
  • Manajemen Keuangan oleh Sherinne Budiman
  • Pemasaran Digital melalui platform e-commerce

Dampak Nyata: Dari Lapas ke Pasar Digital

Hasilnya? Sungguh menggembirakan. Di Lapas yang telah menjalani program, terjadi peningkatan 5% penjualan produk usaha warga binaan.

Lebih penting lagi, 98% peserta melaporkan kemampuan lebih baik dalam mengelola emosi, sementara 100% merasa percaya diri berkomunikasi—faktor kunci untuk reintegrasi sosial.

Ni Luh Putu Andiyani, Kepala Lapas Perempuan Kerobokan, menyatakan, “Ini bukan sekadar pelatihan, tapi ruang untuk menemukan kembali jati diri.”

Pernyataan ini diamini Eni Widiyanti dari KemenPPPA yang menekankan pentingnya pendekatan holistik: “Kami tidak hanya membekali keterampilan, tapi juga memulihkan harga diri.”

Program ini juga selaras dengan inisiatif serupa seperti pelatihan kewirausahaan untuk mantan napi terinisiasi Telkom, menunjukkan tren positif kolaborasi swasta-pemerintah dalam pemberdayaan kelompok marginal.

Roadmap Ke Depan: Ekspansi dan Keberlanjutan

Setelah Bali, Shelnspire akan menyambangi Lapas Perempuan NTB pada Juli 2025 sebagai lokasi terakhir fase ini. Namun, ini bukan akhir. XL Axiata telah menyiapkan strategi jangka panjang:

  • Pendampingan pascaprogram melalui inkubasi bisnis
  • Pelatihan literasi keuangan lanjutan
  • Ekspansi ke lebih banyak Lapas hingga 2026

Seperti akses digital produk Pegadaian via LinkAja, digitalisasi menjadi kunci. “Kami akan bangun ekosistem yang mendukung mereka terjun ke dunia usaha secara mandiri,” pungkas Dodik.

Di balik jeruji besi, program ini menyalakan api harapan. Bukan hanya tentang bolu kukus atau tie dye, tapi tentang membuka pintu kedua bagi perempuan-perempuan yang berhak mendapatkan kesempatan untuk bangkit. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU