JAKARTA – Menurut data penjualan smartphone global yang dirilis Gfk baru-baru ini, lebih dari 50% smartphone yang dijual di Q1 2015 adalah smartphone dengan kemampuan 4G. Dan dengan operator utama meluncurkan layanan 4G di Indonesia pada awal bulan lalu, serta India pada awal bulan ini, 4G kini bisa dikatakan telah tersedia di semua negara kunci.
GfK memperkirakan penetrasi smartphone 4G akan terus tumbuh pada tahun 2015, mencapai 59% pada kuartal keempat.
Di Indonesia sendiri, pertumbuhan smartphone diharapkan akan dibantu oleh perkembangan jaringan 4G. Di Q1 2015, penetrasi 4G di Indonesia berada jauh di bawah rata-rata global, yakni 7% (atau 3% lebih tinggi dari India yang berada di angka 4%). Menurut Gfk, pangsa 4G di tanah air akan meningkat menjadi 10% pada akhir 2015.
Guntur Sanjoyo, Managing Director GfK Indonesia mengungkapkan, “Secara umum pertumbuhan pasar smartphone 4G diawali dengan mulai dibangunnya jaringan 4G di Indonesia oleh Top 3 operator sejak akhir tahun lalu. Meskipun smartphone berbasis 4G sendiri sebenarnya telah ada di pasar Indonesia sebelum itu. Sejak saat itu, komunikasi yang cukup intens dilakukan oleh para operator melalui bermacam campaign di berbagai media untuk mensosialisasikan jaringan 4G di masyarakat.”
Dan kampanye sejumlah operator di berbagai media ini pun tampaknya tak menjadi satu-satunya pendorong. Semaraknya komunikasi 4G yang dilakukan operator juga diikuti dengan masuknya produk-produk smartphone berbasis 4G dari berbagai merek.
Saat ini, seperti diutarakan Guntur lagi, sudah tersedia lebih dari 100 model smartphone dari berbagai merek yang disertai dengan kemampuan 4G di Indonesia. “Walaupun demikian, saat ini lebih dari 90% penjualan smartphone 4G terfokus di kota besar saja,” katanya.
Pada akhir tahun 2015, Gfk memperkirakan smartphone dengan basis 4G akan memberikan kontribusi sebesar 15% – 20% dari total unit penjualan smartphone di Indonesia jika dapat disertai dengan penambahan variasi jumlah model smartphone 4G di segment menengah.
“Jelas ke depannya smartphone berbasis 4G akan mendominasi pasar seiring penurunan porsi teknologi yang ada dibawahnya, walaupun kami percaya bahwa hal ini tidak akan terjadi dengan instant,” ungkap Guntur.
Sebagai contoh, walaupun kita melihat percepatan pertumbuhan smartphone yang fenomenal di Indonesia, namun GfK memperkirakan bahwa ponsel non smartphone (Feature Phone) masih akan memberikan kontribusi yang cukup besar, yakni sekitar 35% dari total unit penjulan ponsel di tanah air.
Asia Tenggara Terus Tumbuh
Pertumbuhan penjualan smartphone boleh saja menyusut di seluruh dunia tapi tidak demikian dengan di Asia Tenggara. Menurut data GfK, wilayah ini unjuk gigi dengan penjualan regional tumbuh 9% menjadi hampir 40 juta unit untuk semester pertama tahun ini.
Angka yang disebutkan GfK ini menunjukkan bahwa telah terjadi lonjakan permintaan, sekitar 3,2 juta smartphone dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.
Secara total, pertumbuhan pasar smartphone di Asia Tenggara menghasilkan lebih dari USD 8 miliar dalam penjualan untuk periode enam bulan.
Penjualan smartphone meningkat dari tahun ke tahun di setiap pasar utama, kecuali Singapura dan Malaysia. Pasar smartphone terbesar di kawasan itu adalah Indonesia, di mana volume penjualan melonjak menjadi 14,9 juta, diikuti Thailand (6,6 juta) dan Vietnam (6 juta).
Vietnam juga merupakan pasar dengan pertumbuhan paling cepat, dengan permintaan naik 27%, disusul Thailand di tempat kedua dengan 13% dan Filipina di urutan ketiga dengan 10%. [IF]