Telko.id – Teknologi 5G saat ini masih dalam diskusi yang sangat dini. Apalagi, ITU (International Telecommunication Union) juga masih belum menentukan standarisasinya untuk 5G ini. Hanya saja, ketika mulai tahun 2020 setelah ITU menentukan standarisasinya maka akan terlambat. Itu sebabnya, banyak pihak yang sudah melakukan pendalaman bahkan pemerintah Korea pada tahun 2016 ini sudah mulai akan menggelar jaringan 5G, walaupun baru untuk keperluan uji coba, seperti yang dilansir oleh Business Korea.
Departemen Science, ICT dan Perencanaan Masa Depan Korea membangun jaringan telekomunikasi 5G pertama di dunia yang bertujuan untuk uji coba di Provinsi Gangwon dan Seoul pada semester kedua tahun ini. Investasi yang ditanamkan sebesar 34 miliar won. Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam band frekuensi tinggi, minimal 6 GHz dapat benar-benar memberikan kecepatan, setidaknya 1 Gbps melalui jaringan telekomunikasi yang sedang digunakan.
Untuk tujuan ini, pada tahap awal, frekuensi dan standar teknis akan disusun. Demikian juga untuk Chips terminal dan BTS akan dikembangkan. Proyek percontohan ini akan selesai pada tahun 2018 melalui investasi 15 miliar won dan masing-masing sekitar 8 miliar won pada tahun 2017 dan 2018.
Pemerintah berencana untuk memasok dua atau tiga dari enam band yakni dari 27 GHz sampai 29,5 GHz, 31,8 GHz sampai 33,4 GHz, 37 GHz sampai 42,5 GHz, 45,5 GHz sampai 50,2 GHz, dari 50,4 GHz sampai 52,6 GHz dan 66 GHz sampai 74 GHz sebagai frekuensi yang disiapkan untuk uji coba. Pada frekuensi Mhz akan digunakan untuk operator selular pada jangka waktu tertentu di semester kedua tahun ini.
Negara dan perusahaan di seluruh dunia memperhatikan langkah dari rencana pemerintah Korea ini. International Telecommunication Union (ITU) memutuskan untuk menyelesaikan point penting 5G di 2020. Jadi saat ini masih dalam tahap awal diskusi untuk 5G ini.
Di sisi lain, beberapa Negara juga masih menemui jalan buntuk untuk mencapai kesepakatan mengenai frekuensi. Amerika Serikat, Korea dan Jepang bersikeras pada standarisasi frekuensi, minimal di 6 GHz digunakan untuk kepentingan layanan mobile broadband. Sedangkan beberapa Negara di Eropa dan Cina mengklaim bahwa standarisasi 6 GHz atau kurang dari itu lebih baik digunakan untuk menjangkau wilayah yang lebih panjang.
Dalam sejarah telekomunikasi, frekuensi 6 GHz belum pernah dimanfaatkan sama sekali. Jadi, menurut pemerintah Korea, Layanan 5G yang dilakukan ini, setidaknya mampu mencapai kecepatan 1Gbps dapat berhasil dan memberikan efek ekonomi yang besar. (Icha)