Telko.id – LEN Telekomunikasi Indonesia sudah memenangkan tender untuk mengerjakan proyek Palapa Ring Paket Tengah. Proyek tersebut merupakan salah satu bagian dari Masterplan of National Broadband 2014 – 2019.
Untuk menjalankan proyek tersebut, LEN Telekomunikasi Indonesia baru saja menandatangani perjanjian pembiayaan dari sindikasi Indonesia Infrastructure Finance atau IIF, BNI dan SMI atau Sarana Multi Infrastruktur. Kredit yang diberikan sebesar Rp.975 Miliar dari total nilai proyek Rp.1.7 Triliun.
Dengan telah terpenuhi kebutuhan pendanaan ini maka LEN Telekomunikasi Indonesia sudah dapat melanjutkan proses pembangunan proyek Palapa Ring Paket Tengah ini. Targetnya, pada bulan Maret 2018 sudah mulai dapat beroperasi.
“Saat ini sudah mengerucut menjadi 2 vendor yang akan menyuplai peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini. Setidaknya, tiga bulan lagi baru mulai membangun,” ujar Raden Wahyu Pantja Gelora, Direktur Utama LEN Telekomunikasi Indonesia menjelaskan usai penandatanganan perjanjian pembiayaan (29/08), di Jakarta.
Sebagai informasi, LEN Telekomunikasi Indonesia akan membangun di lima provinsi, 17 kota atau kabupaten. Total panjang kabel serat optik yang akan dibangun sekitar 1.676 km.
“Kami harus minta ijin pada pemda-pemda sebagi pemilik lahan. Namun, kita tidak sendiri karena semua yang terlibat akan melakukan beragam-sama,” sahut Raden optimis.
Hal ini juga disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara bahwa “Kominfo juga akan ikut ke Pemda-pemda agar perijinan dapat cepat keluar”.
Khusus untuk submarine, Raden menyebutkan bahwa LEN Telekomunikasi Indonesia menginginkan agar kabel yang ditarik untuk proyek ini merupakan kabel yang tersambung terus. “Dengan spesifikasi kabel serat optik yang kami perlukan ada perusahaan dari Asia dan Eropa yang memiliki teknologi tersebut”, sahut Raden menambahkan. Hanya saja, belum diberikan siapa yang akan dipilih. “Bulan September ini baru akan diputuskan,” kata Raden menambahkan.
Sebagai tambahan informasi, berdirinya LEN Telekomunikasi Indonesia ini tidak lepas dari peran Konsorsium Pandawa Lima yang memenangkan tender Proyek Palapa Ring Paket Tengah yang kemudian sepakat mendirikan Badan Usaha Pelaksana atau BUP. Dengan komposisi kepemilikan LEN Telekomunikasi Indonesia atau LTI terdiri dari 51% LEN Industri, Teknologi Riset Global Investama 39%, Multi Kontrol Nusantara 5% dan Bina Nusantara Perkasa sebesar 5%. (Icha)