spot_img
Latest Phone

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Operator Seluler Berjuang Melawan Pesan Online

Telko.id – Aplikasi pesan online menggerogoti pendapatan dari layanan pesan singkat (SMS), menyebabkan operator seluler harus mencari cara untuk bersaing dan tetap dapat menuai keuntungan. Tak cukup sampai di situ, aplikasi pesan online kini bahkan menantang bisnis suara operator seluler.

Perusahaan konsultan Telekomunikasi, Ovum, belum lama ini melaporkan penurunan tahunan 20-30 persen dalam penggunaan SMS. Sementara itu, WhatsApp, Facebook Messenger, Skype, Viber dan aplikasi lain atau jasa over-the-top (OTT) menunjukkan peningkatan besar dalam basis pengguna.

WhatsApp sendiri dilalui sekitar 30 miliar pesan setiap hari, sementara WeChat di China telah merangkul dua kali lipat basis pengguna dan mencapai 200 juta dalam enam bulan. KakaoTalk digunakan setiap hari oleh 90 persen dari basis pelanggan ponsel Korea Selatan.

Dilansir dari Telecomtechnews, Kamis (11/12), untuk SMS, India khususnya, telah menampakkan penurunan dalam penggunaan pada Juni 2014, menurut Telecom Regulatory Authority of India (TRAI). Hal ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan lalu lintas pesan OTT. WhatsApp, dan layanan populer lainnya, telah memberikan tekanan yang signifikan pada pendapatan SMS operator seluler – dengan lebih dari USD 1,5 miliar pendapatan yang hilang pada tahun 2014.

Dengan semakin populernya layanan suara pada Viber, WhatsApp, dan aplikasi OTT lainnya, operator seluler melihat tekanan bertambah di saluran pendapatan utama mereka – pendapatan suara. Sementara OTT belum mengambil alih pasar suara, namun mereka terus berkembang. Accenture memperkirakan bahwa pendapatan suara akan turun sebesar 2 persen per tahun di 2012-2017.

Lalu apa yang menyebabjab pelanggan bergeser ke aplikasi OTT? Well, salah satu penyebabnya adalah meningkatnya kualitas panggilan VoIP. Analisa Mason telah melaporkan bahwa 20 persen pengguna smartphone yang kini aktif menggunakan layanan VoIP mulai menggunakan aplikasi VoIP untuk layanan suara utama. Angkanya baru mulai timbul saat ini, tetapi mencerminkan potensi OTT untuk mengambil alih posisi operator selular sebagai penyedia layanan suara utama.

Pasar suara OTT masih relatif kecil di negara-negara kurang berkembang di mana kualitas jaringan dan penetrasi internet masih terbilang rendah. Operator seluler juga bersaing dengan tarif suara yang sangat rendah. Para ahli yang bergerak di industri mobile percaya bahwa pertumbuhan layanan OTT tidak akan menciptakan persaingan, tetapi akan membuka peluang baru bagi operator untuk membuat saluran pendapatan baru.

Operator harus mengubah cara mereka mengenakan biaya pada konsumen – dengan konsumen OTT saat ini membayar untuk bandwidth internet – tetapi tidak berdasarkan biaya per-pesan atau panggilan.

spot_img

ARTIKEL TERBARU