Telko.id – Nokia mengharapkan banyak klien mereka dari operator di India yang menginginkan implementasi dari layanan VoLte. Pasalnya, operator telekomunikasi India menunjukkan banyak kepentingan untuk segera mengimplementasikan layanan voice HD ini.
VoLte juga memungkinkan para pelanggan dari operator tersebut untuk melakukan panggilan suara melalui jaringan data 4G. Bahkan, kata seorang pejabat Nokia menambahkan bahwa perusahaan pendukung industri Telekomunikasi ini berada pada posisi yang baik untuk menerima penawaran VoLte.
“India terlihat sangat positif ketika terlihat peluang di segmen VoLTE atau Voice over LTE, Kami juga berada pada posisi yang baik secara signifikan di India,” ucap Amit Marwah, Head of Technology Nokia India, seperti dilansir dari ETTelecom (16/2).
Sekedar informasi, peluncuran komersial pertama dari teknologi ini dijadwalkan secepatnya oleh Reliance Jio Infocomm. Seperti diketahui, teknologi VoLTE memungkinkan suara menjadi data yang naik pada jaringan data LTE, yang membutuhkan layanan mobile broadband berkecepatan tinggi.
Marwah mengatakan bahwa operator telekomunikasi di India tengah mempersiapkan diri untuk menawarkan layanan VoLTE, mereka juga berharap bahwa akan ada banyak permintaan yang lebih besar dari end user setelah peluncuran Jio. ETTelecom sebelumnya juga melaporkan bahwa Nokia telah mengantongi kontrak dari dua perusahaan telekomunikasi terkemuka India, yakni Bharti Airtel dan Vodafone India untuk penyebaran IMS berbasis teknologi VoLTE pada jaringan mereka.
Kedua kontrak tersebut diharapkan akan mulai beroperasi dengan layanan berbasis teknologi ini pada bulan April mendatang. Selain itu, Nokia juga sedang dalam pembicaraan aktif dengan Idea Cellular untuk kesepakatan IMS / VoLTE.
Namun, berbicara mengenai VoLte, Marwah masih menolak untuk mengomentari lebih detail tawaran dari Reliance Jio. “Kami terlibat dalam semua peluang IMS / VoLTE,” ucapnya
Reliance Jio, yang juga bagian dari perusahaan Mukesh Ambani, Reliance Industries, pada tahun lalu memiliki kontrak senilai $ 100 juta (sekitar Rs 670 crore) ke Nokia untuk penyebaran VoLTE di seluruh negeri. saat ini mereka tengah melakukan penggelaran teknologi VoLTE di tingkat nasional.
Menurut Marwah, operator telekomunikasi perlu agresif dan melihat investasi di VoLTE sebagai teknologi dan layanan untuk melawan VoIP (voice over internet protocol) dan ancaman aplikasi OTT (over-the-top). Dia juga menunjukkan bahwa adanya mekanisme yang memungkinkan perusahaan Telekomunikasi untuk mendapatkan tagihan dari pelanggan dengan basis per menit untuk panggilan VoLTE bahkan ketika menggunakan paket data sekalipun.
“VoLTE memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan VoIP,” kata Marwah. VoLTE juga akan menjadi layanan gratis untuk sebagian besar perusahaan telekomunikasi yang memberikan layanan circuit switch voice.
Mengantisipasi pengimplementasi yang lebih tinggi dari layanan VoLTE, Marwah mengatakan kerangka peraturan perlu dibuat dalam mekanisme interkoneksi VoLTE di negara ini. Sementara itu, pada hari Kamis pekan lalu waktu setempat, regulator telekomunikasi telah merekomendasikan amandemen yang cocok di lisensi telekomunikasi untuk membuka jalan bagi sistem interkoneksi yang terjadi pada IP atau tingkat protokol internet antar operator berlisensi.
Jika diterima oleh pemerintah, pengguna pada jaringan 4G berbasis VoLTE milik Jio dapat memanggil pelanggan dari operator lain serta untuk melakukan sharing VoLTE dan sebaliknya.
Marwah mengatakan tarif interkoneksi VoLTE saat ini tidak didefinisikan antara dua operator telekomunikasi di negara tersebut. Layanan roaming VoLTE Internasional dan nasional dalam tahap baru akan lahir secara global, dan dapat menimbulkan beberapa tantangan pada awalnya, tetapi akan berkembang setelah skala dari penyebarannya menjadi lebih luas.
Dia menambahkan bahwa perusahaan telekomunikasi akan mendorong sebuah pemikiran untuk roaming dan interkoneksi setelah VoLTE tersebar di negara ini.
Ia juga menambahkan, bahwa perangkat ekosistem merupakan tantangan bagi teknologi VoLTE, karena smartphone juga tidak tersedia dalam kategori terjangkau. “Ekosistem tergantung pada skala dan volume, namun ada beberapa smartphone yang dapat dikonversi menjadi perangkat VoLTE,” tutup Marwah.