Jakarta – Perusahaan TV Streaming raksasa asal Amerika Serikat, Netflix, belum lama ini merilis total pelangan global yang tumbuh hingga 69.170.000 dan bersiap untuk ekspansi lebih lanjut.
Namun, update empat bulanan Netflix yang menurun, jauh dari perkiraan, telah membuat saham mereka turun 6,9 persen menjadi USD 110,23 dalam perdagangan elektronik.
Dilansir dari Phys.org (15/10), Netflix mengatakan akan menambah 3,6 juta pelanggan lagi dalam tiga bulan terakhir. Hal ini didorong oleh rencana peluncuran yang akan dilakukan di Spanyol, Italia dan Portugal minggu depan, yang diprediksi akan menggenapi total pelanggan menjadi 74 juta di akhir tahun.
Sebagai informasi, Netflix kini tersedia di lebih dari 50 negara dan telah mengumumkan rencananya untuk meluncurkan layanan di Korea Selatan, Singapura, Hong Kong dan Taiwan. Target ambisius mereka adalah berada di 200 pasar di tahun-tahun mendatang. Netflix memulai debutnya di Asia awal tahun ini, denganmeluncurkan layanan di Jepang.
“Kami tetap di jalur yang benar untuk menjadi penguasa global pada akhir 2016, sementara pertumbuhan global sendiri sesuai yang kami harapkan,” ungkap David Wells, Chief Financial Officer Netflix.
Di kuartal terakhir, pengguna Netflix bertambah sebanyak 880.000 pengguna baru di AS dan 2,74 juta di pasar lain.
Ekspansi yang cepat ini akan berdampak pada neraca perusahaan, yang memimpin pasar untuk televisi berbasis Internet.
Untuk kuartal terakhir, Netflix membukukan laba bersih sebesar USD 29.400.000 dengan pendapatan total sebesar USD 1,7 miliar. Sedangkan revenue tumbuh sebanyak 23 persen dari tahun lalu.
Netflix menaikkan harga di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya dalam seminggu terakhir yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memperoleh dan menawarkan konten berkualitas tinggi.
Eksekutif Netflix percaya bahwa jaringan linear yang mengacu pada permintaan dan pengiriman internet seperti yang mereka miliki, akan menjadi lebih berharga dan akan mengalami pertumbuhan baru.
“Pergeseran sekuler ke konsumsi on-demand paling tepat digambarkan sebagai ‘perkembangan konsumen vs kebiasaan lama’ daripada ‘Netflix vs media tradisional.’ Kita semua berlomba untuk memenuhi keinginan konsumen,” pungkasnya. [AK/IF]