spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Menkominfo: Indonesia Masih Kekurangan Pasokan Satelit!

Telko.id – Sampai tiga tahun lalu, pembicaraan tentang Satelit di Indonesia tidak seramai dua tahun terakhir. Kenapa? Karena semua stake holder satelit di Indonesia pada saat itu kurang ‘pede’ atau kurang confidence. Pasalnya, bisnis satelit ini resikonya tinggi. Jika diluncurkan kemudian gagal harus menunggu lagi. Walaupun di cover oleh asuransi. Tapi return nya atau yield nya lebih rendah rata-rata bisnis selular. Jadi orang melihatnya resiko nya terlalu besar. Itu yang pertama.

Di sisi lain, Indonesia juga harus membalik pemikiran. Caranya, pemerintah harus mengubah cara pandang nya. Bukan melihat hanya dari ada demand atau tidak saja dari sisi financial fisiable. “Jadi bangun saja dulu, baru kita create demand,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika.

Dengan adanya penandatanganan antara Indosat Ooredoo yang melakukan join venture dengan PSN dan membeli satelit dari Cina untuk mengganti Palapa D di slot 113 derajat ini menjadi puncak dari mulai bangunnya bisnis satelit lagi. Jadi, paling tidak pada tiga tahun mendatang atau pada tahun 2020, kebutuhan broadband sudah secure.

Pemerintah memprediksikan pada dua tahun ke depan bisnis satelit ini akan semakin ramai. Pasalnya, Indonesia kekurangan pasok satelit. “Pasokan satelit ini harus dikejar oleh Indonesia dua tahun ke depan ini. Untuk memenuhi kebutuhan koneksi internet berkecepatan tinggi bagi masyakat Indonesia 15 tahun ke depan,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika usai penandatanganan pembelian satelit dengan produsen satelit terkemuka asal Tiongkok, China Great Wall Industry Corporation (CGWIC) oleh perusahaan join venture bentukan Indosat Ooredoo dan Pasifik Satelit Nusantara (17/5).

Indonesia sendiri belum secure untuk kebutuhan satelit. Sampai tahun lalu, dari kebutuhan transponder itu baru sekitar 10% saja yang sudah di secure. Itu sebabnya, Indonesia masih bhutuh tambahan kapasitas satelit. Itu sebabnya, pemerintah akan meluncurkan program High throughput satellites (HTS) yang akan diluncurkan pada 2021.

Saat ini, pemerintah juga sedang mencari lagi siapa yang akan meluncurkan satelit di Indonesia. Untuk pasar Indonesia. Dan Pemerintah akan membantu dalam bentuk slot. Selama ini memang sudah ada tetapi tidak dijalankan. Itu sebabnya, pemerintah akan gali lagi apa yang dibutuhkan karena waktunya hanya 2 tahun ke depan untuk kebutuhan 15 tahun ke depan.

Dukungan pemerintah terhadap pihak yang akan meluncurkan satelit itu akan dibentuk strukturnya seperti dukungan terdapat Palapa Ring. Dengan kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha.

Lelang nya akan dilakukan pada 2018. Pertengahan tahun ini proses nya baru akan dimulai. Sehingga pada 2021 sudah meluncur. Dan siapa saja boleh maju dalam lelang. “Kami tidak boleh membatasi. Selama security kita sebagai Negara terjaga. Baik dari sisi teknologi, sturktur finansial yang lebih kreatif kita akan terbuka,” kata Rudiantara.

Dan jangan lupa, kita harus menggunakan semua resources yang ada di international. Karena kita harus punya out world looking, jangan in world looking. Landasannya adalah kebutuhan Negara, kebutuhan masyarakat. (Icha)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU