Telko.id – Banyak cara ditempuh operator kecil untuk menandingi kedigdayaan operator penguasa, salah satunya adalah dengan menjalin kerjasama dengan sesama operator kecil. China Unicom dan China Telecom misalnya, keduanya memutuskan untuk membentuk kerjasama strategis yang akan mencakup pembagian peralatan jaringan. Hal ini harusnya membantu mereka dalam bersaing dengan China Mobile, khususnya di sektor 4G yang saat ini tengah berkembang pesat.
Dua operator telah berjanji untuk bekerjasama dalam mempercepat penyebaran infrastruktur bersama dalam upaya untuk meningkatkan cakupan mobile dan kinerja yang lebih cepat. Mereka juga akan bekerjasama untuk mengembalikan satu layanan lain yang sempat dihentikan lantaran bencana alam dan keadaan darurat utama.
Dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Totaltele, Kamis (14/1), China Unicom dan China Telecom mengatakan bahwa mereka juga akan “mempromosikan reformasi struktural di sisi penawaran,” lebih spesifiknya handset dan peralatan jaringan, dalam rangka “menurunkan biaya sementara tetap meningkatkan efisiensi operasional.”
Dengan meningkatkan kualitas di sisi penawaran, kedua perusahaan telekomunikasi ini berharap untuk menyediakan jaringan dan jasa yang lebih baik kepada pelanggannya.
Selain itu, China Unicom dan China Telecom telah sepakat untuk meningkatkan interkoneksi antara jaringan masing-masing untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, dan juga akan bekerjasama dengan operator asing dalam rangka meningkatkan kualitas layanan roaming internasional.
Baik China Unicom maupun China Mobile telah berjuang untuk menutup kesenjangan 4G yang besar dengan China Mobile. Pada bulan November, China Mobile mengklaim telah melayani sekitar 287 juta pelanggan 4G dan memiliki lebih dari 825 juta pelanggan mobile.
Bandingkan dengan China Unicom yang memiliki 287 juta pelanggan seluler, dimana 180 juta di antaranya menggunakan layanan 3G atau 4G, dan China Telecom yang memiliki basis pelanggan ponsel sebanyak 197 juta termasuk 141 juta pengguna 3G atau 4G.
Terkait kerjasama kedua operator ini, analis Financial Times mencatat bahwa kesepakatan yang diumumkan hari ini bisa mengakibatkan penghematan belanja modal antara 30% dan 40% untuk mitra baru dan mengurangi pengeluaran operasional mereka hingga 50%.
Pengumuman ini juga menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan merger penuh antara China Unicom dan China Telecom berikut pergolakan industri baru-baru ini. Demikian dilaporkan Lightreading.