Jakarta – Menurut data yang diberikan oleh Beecham Research, penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 9,6 miliar orang dan sebagian dari mereka akan tinggal di kota pada tahun 2050. Untuk mendukung populasi sebesar itu, produksi pangan pun harus ditingkatkan menjadi 70%.
Produksi pangan yang besar memerlukan sebuah teknologi pendukung yang canggih yang dapat membantu setiap petani dalam menghasilkan panen yang baik dan banyak.
Dilansir dari rcrwireles, Senin (26/10), teknologi yang disebutkan tadi adalah Internet of Things. Internet of Things akan memecahkan berbagai macam kasus di industri pertanian seperti, pemantauan ternak, pertanian dalam ruangan, budidaya ikan, kehutanan, dan monitoring penyimpanan.
Di Amerika Serikat, beberapa segmen industri nirkabel telah mengimpelemntasikan IoT yang terkait dengan pertanian. AT&T, melalui unit IoT industrinya telah bermitra dengan produsen mesin pertanian John Deere untuk menginstal modem nirkabel di setiap bagian mesin yang diproduksi. AT&T juga membantu mengurangi pembusukan gandum dan meningkatkan hasil melalui sistem sensor.
Sekedar informasi, Sensor merupakan salah satu dari enam komponen smart farming (pertanian cerdas) yang ada didalam laporan Beecham. Lima komponen lainnya meliputi analisis data, hardware dan software, telematika, posisi teknologi, seperti Sistem komunikasi seluler dan aplikasi.
Sensor IoT juga memungkinkan petani untuk melacak hasil panen, gizi dalam tanah dan juga curah hujan.
Namun, tantangan utama dari pengimpelemntasian teknologi ini adalah kurangnya infrastruktur nirkabel di daerah pedesaan. Meskipun pertumbuhan internet jaringan meningkat, perusahaan nirkabel masih mengukur konektivitas berdasarkan jumlah orang yang terhubung. Mereka meninggalkan beberapa daerah dengan kepadatan penduduk rendah dengan permintaan yang tinggi untuk konektivitas. [AK/IF]