Telko.id – Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, tarif interkoneksi ini sudah waktunya turun. Bukan sekedar turun saja, tetapi angka nya harus signifikan. Kenapa?
Dalam Seminar Nasional dengan tema besar mengenai penurunan biaya interkoneksi yang diselenggarakan oleh Indonesia Technology Forum hari ini di Jakarta, Rudiantara menyampaikan dalam sambutan melalui rekaman video menekankan kembali bahwa interkoneksi adalah hak pelanggan yang harus dilayani oleh masyarakat.
Menurut Chief RA- panggilan akrab Rudiantara- Ada lima dimensi terkait interkoneksi. Pertama, adalah pelanggan punya hak untuk mendapatkan layanan interkoneksi. Sebaliknya kewajiban operator untuk memberi layanan interkoneksi kepada masyarakat.
Kedua, interkoneksi adalah B2B (business to business). Artinya ada business arrangement. ”Perbedaan dalam cara bisnis operator ataupun capex tidak boleh menjadi penghalang interkoneksi,” ujarnya.
Saat ini, pendapatan operator dari Interkoneksi sudah sangat kecil. Paling besar hanya sekitar 4% saja dari total revenue operator.
Tren nya, menurut Rudiantara akan semakin turun dan akhirnya akan hilang. Setidaknya, dalam jangka waktu 4 – 5 tahun ke depan. Hal ini merupakan dimensi ketiga yang diungkapkan oleh Menkominfo, di mana dari sisi teknikal evolusi teknologi telekomunikasi ke depan akan mengarah ke IP (internet protocol) switched sehingga interkoneksi berbasis circuit switched kemungkinan akan hilang dalam beberapa tahun ke depan.
Dimensi keempat adalah pemerintah melihat interkoneksi adalah bagaimana industri seluler tetap sustainable ke depan serta semakin kompetitif sehingga bisa menawarkan layanan yang terjangkau (affordable) bagi masyarakat. Itu sebabnya, Rudiantara melihat bahwa penurunan tarif interkoneksi ini harus signifikan dan harus dikembalikan pada masyarakat.
Kelima, kewajiban operator ke depan adalah tidak hanya melulu persoalan coverage yang luas tetapi juga memantapkan QoS (Quality of Service) dalam melayani kebutuhan konsumen. (Icha)