Telko.id – Network sharing kian menjadi pembahasan yang hangat saja di industri telekomunikasi, tak terkecuali di Indonesia. Lalu, apa dampaknya jika sistem ini benar-benar diterapkan di tanah air? Akankah berimbas pada turunnya permintaan terhadap infrastruktur teknologi oleh para operator? Lalu bagaimana nasib penyedia infrastruktur?
Tentu saja, hal ini bukannya tidak mungkin akan mengancam kestabilan dari perusahaan yang bermain di sektor itu. Betapa tidak, pasalnya jika kesepakatan mengenai network sharing benar-benar tercapai, para operator kemungkinan besar tidak akan lagi membutuhkan BTS sendiri-sendiri, karena mereka akan berbagi BTS. Pun demikian terkait spektrum yang dimiliki. Hal ini secara tidak langsung akan mengurangi permintaan untuk infrastruktur kepada vendor.
Ditemui di gedung Kominfo, Kamis (14/1), Thomas Jull, selaku Presiden Direktur Ericsson Indonesia mengungkapkan, diberlakukannya network sharing tentu saja mempunyai efek besar terhadap perusahaannya. Pasalnya, mereka dalam hal ini adalah bertidak sebagai penyedia infrastruktur atau penjual perangkat. Hal ini diakui Jull akan mengurangi jumlah penjualan, namun tidak berarti bisnis akan mati. Menurutnya, ini bukan masalah utama, karena yang terpenting adalah pertumbuhan ekonomi.
“Dengan penetrasi mobile broadband sebanyak 10% di suatu negara, berdampak pada satu 1% pertumbuhan GDP dan peningkatan kecepatan broadband sampai 2 kali lipat, berdampak pada kenaikan 2 sampai 3 kali lipat GDP,” katanya.
“Tentu saja kami akan menjual lebih sedikit alat inrtastruktur, namun akan menyumbang lebih pada peningkatan dan utilisasi ekonomi,” ujar Thomas.
Dengan pengalaman Ericsson pada network sharing di luar negeri, seperti di India, Amerika, dan Inggris, mereka bisa dikatakan telah memiliki modal yang cukup untuk memaksimalkan peluang ini.
Apalagi, penerapan network sharing juga tidak tergantung pada kondisi geografis, yang artinya tidak akan ada banyak kendala selama regulasinya bisa mempertemukan beberapa pihak yang terkait.
Thomas pun menyebut, peningkatan ekonomi nantinya akan memberikan peluang baru bagi operator untuk menambah jumlah infrastruktur mereka. Hal ini tentunya akan menambah jumlah pemasukan dari setiap penyedia infrastruktur.
“Dengan pengalaman kami di luar negeri dan teknologi yang kami miliki, kami siap untuk berkompetisi,” ucap Thomas percaya diri.
Ia juga menambahkan, berbagai infrastruktur sharing sejatinya juga sudah diterapkan di Indonesia, seperti berbagi tower dan sebagainya, hanya saja belum se-aktif network sharing. [ak/if]