Telko.id – Demi keamanan siber INTERPOL berhasil menggagalkan lebih dari 20.000 alamat IP dan domain yang terkait dengan infostealer malware dalam operasi global bertajuk “Operation Secure”.
Operasi ini menegaskan pentingnya kolaborasi internasional untuk menghentikan infrastruktur kriminal siber yang menargetkan kredensial pengguna.
Takanori Nishiyama, Senior Vice President of APAC & Japan Country Manager di Keeper Security, menyatakan bahwa infostealer adalah ancaman serius karena mencuri data sensitif seperti informasi login dan keuangan.
“Malware ini menyebar melalui email phishing, lampiran terinfeksi, atau unduhan software palsu,” jelasnya dalam pernyataan resmi.
Bagaimana Infostealer Bekerja?
Infostealer mengumpulkan data dengan berbagai cara, termasuk merekam ketikan (keylogger), tangkapan layar, atau mengambil alih sesi browser. Nishiyama menekankan bahwa pengguna perlu meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan praktik keamanan siber yang ketat.
Baca Juga:
Langkah Perlindungan yang Direkomendasikan
Nishiyama menyarankan penggunaan password manager dan Multi-Factor Authentication (MFA) untuk mencegah pencurian kredensial.
Selain itu, pelatihan kesadaran keamanan berkelanjutan diperlukan agar pengguna dapat mengenali upaya phishing yang semakin canggih.
Jika perangkat diduga terinfeksi, langkah segera yang harus diambil adalah memindai dengan antivirus dan mengaktifkan pemantauan dark web seperti BreachWatch.
“Password manager membantu membuat dan menyimpan kata sandi kuat secara aman,” tambahnya.
Strategi manajemen identitas berlapis, termasuk perlindungan kredensial istimewa dan pembatasan akses (least privilege), juga penting untuk mengurangi risiko.
Solusi seperti privileged access management (PAM) dapat memantau sesi dan menyimpan kredensial secara aman.
Upaya seperti ini sejalan dengan inisiatif peningkatan keamanan siber nasional yang digalakkan berbagai pemain industri, termasuk penyedia layanan telekomunikasi dan teknologi. (Icha)