Telko.id – BlackBerry mengambil sikap tegas atas sikap pemerintah Pakistan yang meminta akses ke data terenkripsi yang dikirim melalui server perusahaan. Alih-alih menyerahkan pesan pribadi milik pelanggan, perusahaan asal Kanada ini memilih ‘cabut’ dari Pakistan.
Pakistan memberi tenggat waktu pada BlackBerry sampai 31 Desember untuk mematuhi perintah ini, namun BlackBerry mengatakan akan segera menghentikan operasinya di negara itu.
“Sementara kami menyesal meninggalkan pasar yang penting ini dan pelanggan kami di sana, yang tersisa di Pakistan akan berarti mengorbankan komitmen kami untuk melindungi privasi pengguna,” kata chief operating officer Marty Beard dalam sebuah posting di blog “Kami tidak akan berkompromi untuk itu.”
Perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario ini memang bekerja sama dengan investigasi kriminal, tapi Beard mengatakan Pakistan ingin lewat “pintu belakang” untuk “membuka akses” ke semua komunikasi mobile BlackBerry termasuk email dan pesan teks “untuk alasan keamanan.”
Beard menambahkan, ini bukan pertanyaan tentang keselamatan publik. Melainkan pemerintah Pakistan ingin dapat memonitor semua lalu lintas BlackBerry Enterprise Service di negara ini. Demikian dilaporkan Economictimes, Rabu (2/12).
Langkah ini muncul di tengah meningkatnya upaya pemerintah untuk mendapatkan akses ke pesan terenkripsi untuk penyelidikan kriminal dan keamanan nasional. Raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple dan Google telah menerapkan enkripsi untuk smartphone sehingga hanya pengguna yang memiliki ‘kunci’, yang berarti perusahaan tidak bisa membagi data bahkan dengan surat perintah atau surat perintah pengadilan.